Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KODE ETIK PSIKOLOGI

“PELANGGARAN KODE ETIK PSIKOLOGI”

Dosen Pengampu : Zara Azalia, M.Psi., Psikolog

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kode Etik Psikologi

Disusun Oleh :

Nama : Aulia Nurussyifa


NIM : 2020901097
Kelas : PI.3

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
ANALISA KASUS PELANGGARAN KODE ETIK BERDASARKAN
PRINSIP UMUM, AL-QUR’AN, DAN HADIST

Contoh Kasus Pelanggaran Kode Etik Psikologi:

“Gene Morrison, Psikolog Forensik yang Memalsukan Ijazah dan


Melakukan Pemerkosaan”

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-2919366/pakai-ijazah-palsu-petugas-
forensik-ini-dipenjara-dan-700-kasusnya-diragukan.

A. PENJELASAN KASUS
Gene Morrison adalah seorang psikolog forensik berumur 48 tahun
asal Hyde, Manchester. Pada tahun 2007, ia divonis penjara selama 5 tahun
akibat terbukti memakai ijazah palsu. Semua laporan yang ia kerjakan
selama 26 tahun terakhir juga ditinjau ulang karena diduga dihasilkan
dengan cara yang tidak professional. Selama bertugas, Morrison sudah
menipu hakim, pengacara dan polisi yang menggunakan jasa forensiknya.
Akibatnya, 700 kasus yang pernah ia tangani ditinjau ulang kembali.
Sebelumnya, Dia memberikan kesaksian dalam kasus-kasus yang
melibatkan perampokan bersenjata, pemerkosaan, kematian dengan cara
mengemudi yang berbahaya, kematian yang tidak dapat dijelaskan, dan
pelanggaran narkoba. Morrison disebut sudah menggelontorkan 250 ribu
poundsterling untuk meminta saran ahli dan membeli ijazah untuk
kualifikasinya dari universitas abal-abal. Berbekal hal tersebut, lewat
perusahaannya Criminal and Forensic Investigations Bureau (CFIB),
Morrison diminta untuk memberikan sejumlah bukti di persidangan. Dan
ternyata, banyak laporannya berasal dari informasi copy paste dari internet.
Morrison berhasil meyakinkan para pengacara tentang keahliannya terlepas
dari cara-caranya yang tidak ortodoks. Dia pernah mengenakan jaket neon
dengan “penyelidik forensik” di atasnya untuk bertemu dengan klien. Pada
kesempatan lain ia diminta oleh seorang pengusaha untuk menyiangi
seorang pencuri di tempat kerjanya. Morrison menyewa alat pendeteksi
kebohongan dari sebuah firma bernama “Spies Are Us” dan kemudian,
ketika dia tidak dapat memahami cara menggunakannya, dia memberi tahu
klien bahwa dia dapat mengetahui siapa yang bersalah karena berbohong
hanya dengan menyentuhnya. Dalam kasus lain, dia mengenakan biaya
hampir £2.000 untuk melakukan pemeriksaan sidik jari pembungkus
kondom atas nama tersangka yang dituduh melakukan pemerkosaan.
Morrison, yang diyakini memiliki sembilan anak dari sejumlah wanita
berbeda, mengatakan kepada polisi bahwa dia mulai bekerja sebagai
penyelidik forensik pada tahun 1977 setelah melihat iklan di majalah
detektif yang menawarkan gelar korespondensi yang dapat dibeli pelanggan.

Terdakwa memegang sertifikat gelar kertas untuk gelar BSc dalam


Ilmu Forensik, Magister dengan keunggulan dalam Investigasi Forensik dan
Doktor dalam Kriminologi – semuanya dibeli dari situs web bernama
affordabledegrees.com. Pelanggan bahkan dapat memilih nilai mereka
sendiri. Kualifikasi diberikan oleh Universitas Rochville di AS – yang tidak
ada, kecuali di dunia maya. Dia mengaku telah mempelajari keahliannya
dari seorang pensiunan detektif West Yorkshire bernama John Pearson dan
Mr X yang misterius, seorang anggota kementerian pertahanan Republik
Ceko yang dia temui secara kebetulan saat berkunjung ke Praha. Morrison
mengatakan kepada petugas bahwa dia telah memulai gelar Universitas
Terbuka dalam psikologi forensik atau sosial. Namun di pengadilan ia
mengaku memang hanya menelepon OU untuk meminta brosur dan
rekaman program TV OU dari BBC2 pada 1970-an. Morrison mendirikan
sebuah firma bernama Biro Investigasi Kriminal & Forensik dan sebuah
situs web yang membual bahwa dia memiliki pengalaman lebih dari 20
tahun dalam penyelidikan forensik. Bekerja dari kantor di dekat rumahnya
di Hyde, Cheshire, dia memasang iklan di Solicitors Journal, dan mulai
dengan mempekerjakan ilmuwan forensik sungguhan untuk melakukan
analisis tulisan tangan dan sidik jari yang kemudian dia klaim sebagai
miliknya dan menagih klien dua kali lipat dari harga sebenarnya. .
Kemudian dia memotong-dan-menempelkan laporan lama bersama-sama
dan mengubah detail yang mengklaim bahwa analisisnya baru.

Morrison kelahiran Jamaika dihukum atas 20 pelanggaran termasuk


mendapatkan transfer uang dengan penipuan, memperoleh properti dengan
penipuan, memutarbalikkan jalannya keadilan dan sumpah palsu, setelah
persidangan selama empat minggu di pengadilan mahkota Minshull Street,
Manchester. Dia dibebaskan dari satu dakwaan mendapatkan transfer uang
dengan penipuan dan juri masih berunding dengan satu dakwaan berniat
untuk memutarbalikkan jalannya keadilan dan salah satu upaya untuk
mendapatkan properti dengan penipuan. Seorang ilmuwan forensik palsu
yang menipu jalannya ke ratusan percobaan telah dipenjara tanpa batas
waktu setelah dibuka kedoknya sebagai pemangsa seks anak. Gene
Morrison, 51, menggunakan ‘kefasihan dan pesonanya’ untuk merawat
gadis-gadis muda yang rentan untuk memuaskan fantasinya yang mesum,
memperkosa dua anak muda berusia 10 dan 11 tahun. Keempat korbannya,
berusia antara delapan dan 15 tahun, baru muncul setelah publisitas ketika
dia diadili karena menyamar sebagai saksi ahli dalam kasus pengadilan.
Pada 15 Oktober 2009, Morrison dihukum atas tiga belas pelanggaran seks
anak tiga dakwaan pemerkosaan, enam dakwaan penyerangan tidak
senonoh, empat dakwaan terlibat dalam aktivitas seksual dengan seorang
anak) dan satu dakwaan menyimpang dari proses peradilan yang dilakukan
antara tahun 1970- an dan 2007, dengan 19 dakwaan lain yang
dipertimbangkan. Tampil di pengadilan, dia bersikeras untuk disebut
sebagai Dokter selama seluruh persidangan, dan juri konon dibuat tertawa
pada banyak kesempatan selama persidangan. Morrison mengaku bersalah
atas dua dakwaan dan dinyatakan bersalah atas 20 dari 23 sisanya; dia
dijatuhi hukuman lima tahun penjara, dengan polisi menyarankan agar
Morrison dapat mencoba untuk menghidupkan kembali layanan forensiknya
setelah dibebaskan. Ia divonis dengan pidana penjara waktu tidak tentu
dengan pidana penjara paling singkat tujuh setengah tahun, dengan pidana
penjara lima tahun secara kumulatif. Morrison akan memenuhi syarat untuk
pembebasan bersyarat pada tahun 2017.
B. ANALISA BERDASARKAN PSINSIP UMUM KODE ETIK
PSIKOLOGI, AL-QUR'AN DAN HADIST

1. PRINSIP A: Penghormatan pada Harkat Martabat Manusia

a) Pelanggaran Pasal 2 prinsip A tentang Penghormatan pada Harkat Martabat


Manusia
b) Pelanggaran Pasal 4 Ayat 3 tentang Penyalahgunaan di bidang Psikologi :
Pelanggaran Kode Etik Psikologi, yang berbunyi:
“Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah
dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk dalam hal ini
adalah pelanggaran oleh Psikolog terhadap janji/sumpah profesi, praktik
psikologi yang dilakukan oleh mereka yang bukan Psikolog, atau Psikolog
yang tidak memiliki Ijin Praktik, serta layanan psikologi yang menyimpang
dari ketentuan yang berlaku dalam Kode Etik Psikologi Indonesia”

Analisis Berdasarkan Prinsip Umum:

Berdasarkan prinsip ini, psikolog atau ilmuwan psikologi harus


menghormati harkat dan martabat manusia sehingga dalam pelaksanaannya
psikolog atau ilmuawan psikologi harus berhati-hati dalam membuat keputusan.
Dalam kasus diatas, perilaku Morrison melakukan pelecehan terhadap orang lain
sudah melanggar harkat dan martabat manusia serta dengan memalsukan hasil
pemeriksaannya, Morriosn telah melanggar hak sesorang untuk mendapatkan
laporan yang sesuai kebenarannya.

Analisis Berdasarkan Al-Qur'an:

QS. Al-Isra’ ayat 70


Berdasarkan ayat diatas, manusia merupakan makhluk yang dimuliakan
Allah, karena Allah yang merupakan Maha Pencipta sehingga akan sangat naif
jika manusia tidak menghormati manusia lainnya,. Setiap manusia tidak
memandang ras, suku, bangsa ataupun bahasanya memiliki hak, harkat dan
martabat asasi yang sama dalam setiap aspek kehidupannya dan sesame manusia
harus saling menghormati satu sama lain.

Analisis Berdasarkan Hadist:

Rasulullah SAW bersabda:


Berdasarkan hadist diatas, dijelaskan bahwa semua manusia harus saling
menghormati, tidakmenganiaya satu sama lain, dan juga menghormati setiap hak
yang ada pada manusia, dan bila orang tersebut melakukan aniaya dan merampas
hak manusia maka perilakunya akan dimintai pertanggungjwaban pada hari
kiamat kelak.
2. PRINSIP B: Integritas dan Sikap Ilmiah

a) Pelanggaran Pasal 2 Prinsip B tentang Integritas dan Sikap Ilmiah


b) Pelanggaran Pasal 7Ayat 5 tentang kompetansi dalam peran forensik, yang
berbunyi :
“Dalam menjalankan peran forensik, selain memiliki kompetensi psikologi
sebagaimana tersebut di atas, Psikolog perlu memahami hukum yang
berlaku di Indonesia, khususnya hukum pidana, sehubungan dengan kasus
yang ditangani dan peran yang dijalankan.”
c) Pelanggaran Pasal 9 tentang Dasar-Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Sikap
Profesional, yang berbunyi:
“Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam pengambilan keputusan harus
berdasar pada pengetahuan ilmiah dan sikap profesional yang sudah teruji
dan diterima secara luas atau universal dalam disiplin Ilmu Psikologi.”
d) Pelanggaran pasal 28 ayat 3 tentang Pernyataan Palsu Psikolog atau
Ilmuwan Psikologi

Analisis Berdasarkan Prinsip Umum:

Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa suatu penjelaskan harus berdasarkan


pada pengetahuan yang sudah ia miliki serta selalu jujur dan tidak berbohong dan
memalsukan fakta yang ada. Dalam kasus diatas, dapat diketahui bahwa Morrson
tidak memiliki pengetahuan yang memumpuni dalam bidang psikologi, serta
dalam kasusnya juga Morrison melakukan pemalsuan data serta berbohong
tentang hasil yang ia temukan, hal dapat dikatakan bahwa Morrison tidak
berprilaku sesuai dengan prinsip umum karena ia telah berbohong serta data hasil
laporannya tidak bisa dipertanggungjwabkan kebenarannya hal ini dapat
berdampak buruk pada klien atau pengguna layanannya karena bisa menyebabkan
pengguna layanannya percaya pada data yang palsu.

Analisis Berdasarkan Al-Qur'an:

QS. Al-Ahzab ayat 70


Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa bagi orang-orang yang beriman
untuk bertakwa kepada Allah dengan cara melaksanakan syariatNya dan menjauhi
kemaksiatan sesuai dengan perintahNya dan juga dijelaskan untuk mengucapkan
segala sesuatu sesuai dengan kebenaran dan jauh dari kedustaan.

Analisis Berdasarkan Hadist:

Berdasarkan hadist diatas dikatakan bahwa untuk manusia menjauhi


kebohongan karena nantinya kebohongan akan menggiring seseorang kepada
neraka. Oleh Karena itu, manusia hendaknya untuk bersikap jujur karena
kejujuran yang akan menggiring manusia ke surga.
3. PRINSIP C: Profesional

a) Pelanggaran Pasal 2 prinsip C pasal 1, 2, dan 3 tentang Profesional, yang


berbunyi:
“(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memiliki kompetensi
dalam melaksanakan segala bentuk layanan psikologi, penelitian,
pengajaran, pelatihan, layanan psikologi dengan menekankan pada
tanggung jawab, kejujuran, batasan kompetensi, obyektif dan integritas.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membangun hubungan yang
didasarkan pada adanya saling percaya, menyadari tanggungjawab
profesional dan ilmiah terhadap pengguna layanan psikologi serta
komunitas khusus lainnya.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjunjung tinggi kode etik,
peran dan kewajiban profesional, mengambil tanggung jawab secara tepat
atas tindakan mereka, berupaya untuk mengelola berbagai konflik
kepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi dan dampak buruk.”

b) Pelanggaran Pasal 7 Ayat 1 tentang ruang lingkup kompetensi, yang
berbunyi:
“Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar,
melakukan penelitian dan/ atau intervensi sosial dalam area sebatas
kompetensinya, berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.”
c) Pelanggaran Pasal 13 tentang sikap profesional seorang psikolog atau
ilmuwan psikologi
d) Pelanggaran Pasal 14 ayat 1 tentang pelecehan seksual
e) Pelanggaran Pasal 57Ayat 1 tentang kompetensi psikolog forensic, yang
berbunyi:
“Praktik psikologi forensik adalah penanganan kasus psikologi forensik
terutama yang membutuhkan keahlian dalam pemeriksaan psikologis
seseorang yang terlibat kasus peradilan pidana, yang bertujuan membantu
proses peradilan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi yang melakukan praktik psikologi forensik
harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar psikologi forensik,
memahami sistem hukum di Indonesia dan mendasarkan pekerjaannya pada
kode etik psikologi.”

Analisis Berdasarkan Prinsip Umum:

Berdasarkan prinsip umum, psikolog atau ilmuwan psikologi harus memiliki


kompetensi atau kemampuan yang memumpuni, bertanggung jawab atas seluruh
tindakannya, menjunjung tinggi kode etik serta membangun hubungan atas dasar
percaya. Dalam kasus diatas, Morrison telah melanggar prinsip umum psikologi
karena Morrison tidak memiliki kompetensi sebagai psikolog forensik dibuktikan
dengan dirinya beberapa kali memalsukan laporannya dan juga dirinya yang
sebenarnya tidak pernah mempelajari profesi keilmuwan psikologi forensik
karena dirinya memalsukan ijazah kelulusannya. Morrison juga melanggar kode
etik dengan melakukan pemerkorsaan terhadap banyak anak-anak dibawah umur
karena dirinya melakukan grooming terhadap anak-anak tersebut.

Analisis Berdasarkan Al-Qur'an:

QS. Al-Muddassir ayat 38

Berdasarkat ayat tersebut, setiap manusia bertanggung jawab atas segala


perbuatan yang telah Iakukan karena bisa jadi amal perbuatan itu
menjerumuskannya menuju kehancuran atau sebaliknya, amal perbuatan itu
menyelamatkannya dari kehancuran. Setiap manusia juga bertanggung jawab atas
ilmu yang ia miliki oleh karena itu manusia sebaiknya melakukan segala sesuatu
dengan benar dan sesuai dengan kemampuannya.

Analisis Berdasarkan Hadist:

Hadits lengkap tentang tanggung jawab yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
adalah sebagai berikut:
Dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung
jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang pasti akan diminta
pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggung jawaban atas istri dan keluarganya. Seorang isteri adalah
pemimpin di dalam urusan rumah tangga, dan akan dimintai pertanggung jawaban
atas urusan rumah tangga itu. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan
harta tuannya, dan pasti akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung
jawabnya tersebut”. (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadist diatas dikatakan bahwa setiap perbuatan manusia akan


dimintai pertanggungjawaban nantinya. Setiap pekerjaan juga dimintai
pertanggungjwaban atas pekerjaannya maka dari itu kita harus melakukan suatu
pekerjaan sebaik baiknya sesuai dengan kebenaran dan sesuai dengan kemampuan
diri.
4. PRINSIP D: Keadilan

a. Pelanggaran Pasal 2 Prinsip D ayat 2 tentang keadilan, yang berbunyi:


“Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menggunakan penilaian yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional, waspada dalam memastikan
kemungkinan bias-bias yang muncul, mempertimbangkan batas dari
kompetensi, dan keterbatasan keahlian sehingga tidak meng abaikan atau
mengarah kepada praktik-praktik yang menjamin ketidakberpihakan.”

b. Pelanggaran Pasal 17 tentang konflik kepentingan, yang berbunyi:


“Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghindar dari melakukan peran
profesional apabila kepentingan pribadi, ilmiah, profesional, hukum,
finansial, kepentingan atau hubungan lain diperkirakan akan merusak
objektivitas, kompetensi, atau efektivitas mereka dalam menjalankan fungsi
sebagai Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi atau berdampak buruk bagi
pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak yang terkait dengan
pengguna layanan psikologi tersebut.”

Analisis Berdasarkan Prinsip Umum:


Berdasarkan prinsip umum ini, bahwa psikolog atau ilmuwan psikologi
harus memperhatikan keadilan dalam memberikan layanan yang dilakukannya
sedangkan dalam kasus Morrioson, ia tidak adil karena ia telah melakukan
pemalsuan dan penipuan laporan pemeriksaannya. Hal ini tidak adil bagi
pengguna pelayanannya karena mereka telah membayar Morrioson untuk
mendapatkan pelayanan yang sesuai namun ia memalsukan laporannya.

Analisis Berdasarkan Al-Qur'an:

Q.S. Al-Ma’idah ayat 8


Berdasarkan ayat diatas, bahwa orang yang beriman selalu menegakkan
kebenaran, terus berlaku adil serta menghindari untuk melakukan kecurangan
karena mereka tau bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang diperbuat oleh
manusia dan setiap perbuatan manusia memiliki balasan

Analisis Berdasarkan Hadist:

Rasulullah SAW bersabda:

Berdasarkan hadist diatas orang yang berbuat adil sesuai dengan kebenaran
dibawah kekuasaann maka mereka akan berada di mimbar dari cahaya sebagai
penghormatan bagi mereka di sisi Allah SWT
5. PRINSIP E: Manfaat

a) Pelanggaran Pasal 2 Prinsip E Pasal (1), (2), (3) tentang manfaat psikolog
atau ilmuwan psikologi, yang berbunyi:
“(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha maksimal memberikan
manfaat pada kesejahteraan umat manusia, perlindungan hak dan
meminimalkan resiko dampak buruk pengguna layanan psikologi serta
pihak-pihak lain yang terkait.
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi apabila terjadi konflik perlu
menghindari serta meminimalkan akibat dampak buruk; karena keputusan
dan tindakan-tindakan ilmiah dari Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi
dapat mempengaruhi kehidupan pihak-pihak lain.
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu waspada terhadap
kemungkinan adanya faktor-faktor pribadi, keuangan, sosial, organisasi
maupun politik yang mengarah pada penyalahgunaan atas pengaruh
mereka.”
b) Pelanggaran Pasal 33 Ayat 1 tentang Penjelasan Biaya dan Batasan, yang
berbunyi:
“Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi pada saat awal sebelum kontrak
layanan dilakukan, perlu menjelaskan kepada pengguna layanan psikologi
secara rinci hak dan kewajiban masingmasing pihak termasuk biaya
layanan psikologi yang disediakannya, sesuai kompetensi keilmuan dan
profesional yang dimiliki, dalam 66 Kode Etik Psikologi Indonesia Juni
2010 cakupan standar yang pantas untuk masyarakat/ kelompok pengguna
layanan psikologi khusus.”

Analisis Berdasarkan Prinsip Umum:

Berdasarkan prinsip umum, psikolog atau ilmuwan psikologi memberikan


manfaat bagi kesejahteraan umat manusia dengan cara memberika layanan
psikologi yang benar dan menghindari dampak buruk karena tindakan ilmiah yng
ia lakukan serta penyalahgunaan pengaruh mereka. Dalam kasus diatas, Morrison
telah melanggar prinsip ini karena ia mementingkan faktor pribadi seperti
menuntut pembayaran yang mahal namun laporan yang ia berikan merupakan
hasil pemalsuan sehingga ia tidak mengamalkan prinsip ini

Analisis Berdasarkan Al-Qur'an:

Q.S. An-Nahl ayat 90

Dari ayat diatas, dikatakan bahwa Allah menyuruh kita untuk berlaku adil,
berbuat kebaikan, dan juga memberi bantuan kepada kerabat. Diayat ini juga
terdapat larangan untuk melakukan perbuatan yang keji, kemungkaran dan
permusuhan. Pada ayat ini Allah memerintahkan untuk memberikan bantuan
kepada kerabat dengan sukarela. Allah mengingatkan untuk manusia mengambil
pelajaran dan mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang
dilarang.

Analisis Berdasarkan Hadist:

Rasulullah SAW bersabda:


Berdasarkan hadist diatas, manusia terbaik adalah manusia yang menjadikan
hidupnya bermanfaat bagi orang lain.menjadikan hidup bermanfaat bagi orang
lain akan mengembalikan kebaikan untuk diri sendiri

Anda mungkin juga menyukai