Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berbicara mengenai rangkaian elektronika, tidak lepas kaitannya dengan


berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian elektronika yang
sederhana hingga rangkaian yang kompleks. Namun hal tersebut sudah tidak
lagi menjadi masalah sebab kita bisa melakukan penyederhanaan rangkaian
yang serumit apapun untuk melakukan pengukuran dengan rangkaian setara
yang dikenal adalah rangkaian setara Thevenin-Norton. Dalam kehidupan
sehari-hari tanpa kita sadari kita telah menggunakan hasil dari rangkaian ini,
baik itu rangkaian setara Thevenin maupun rangkaian setara Norton. Teorema
thevenin menyebutkan bahwa kita dapat mengganti semua komponen
rangkaian, kecuali rangkaian beban, dengan sebuah sumber tegangan bebas
yang terhubung seri dengan sebuah resistor dengan tegangan yang terukur
pada resistor beban tidak akan berubah. Dengan menggunakan teorema
norton, kita dapat peroleh sebuah ekuivalen yang terbentuk dari sebuah
sumber arus bebas paralel. Rangkaian setara Thevenin merupakan rangkaian
setara dengan hambatan yang disusun seri dengan sumber tegangan.
Sedangkan rangkaian setara Norton merupakan rangkaian setara dengan
hambatan yang disusun paralel dengan sumber arus. Oleh karena itu pada
praktikum ini akan dilakukan percobaan mengenai rangkaian setara Thevenin
dan rangkaian setara Norton.

1.2 Tujuan

1. Untuk Menganalisa perilaku suatu untaian rangkaian setara.


2. Untuk Membandingkan nilai Rth dan Vth secara teori dan praktik.
3. Untuk Mengetahui aplikasi Teorema Thevenin dan Norton.
LABORATORIUM
BAB II

DASAR TEORI

Boleh jadi dalil-dalil yang paling sering digunakan untuk penyederhanaan


rangkaian-rangkaian merupakan jasa Thevenin dan Norton. Dalam bagian ini kita
akan menurunkan hasil- hasil utama dan mendiskusikan penggunaanya.
Perhatikan dua rangkaian N dengan dua termal yang menghubungkan sebuah alat
eksternal N* artinya, sebuah rangkaian lain. Jika kita menganalisis sistem ini, kita
akanmemperoleh hasil suatu set persamaan. Lebih lanjut jika rangkaian itu hanya
mengandung unsur- unsur linear, sumber- sumber dependen dan sumber- sumber
indipenden linear, suatu set persamaan linear akan dihasilkan. Jika kita
melanjutkan kegiatan dengan mengeliminasi semua variabel kecuali V dan l, kita
akan memperoleh hasil persamaan linear dalam bentuk berikut;
aV + bL – c = 0.......................................................................................(2.1)
dimana a, b, dan c adalah indipenden terhadap V dan l. Ada dua kasus untuk
dipertimbangkan. Kasus 1 : jika a tidak nol, kita dapat menyatakan tegangan B
dan l dengan membagi persamaan linear diatas dengan a, artinya,
𝑐
V =−𝑏 𝑙 + = −𝑅 l+ VT.........................................................................(2.2)
𝑎 𝑎 𝑇

Dimana bla dan cla masing- masing disebut RT dan VT dalam persamaan terakhir.
Kasus 2 : jika b tidak nol, kita dapat menyatakan arus dengan tegangan l dan V
dengan membagi persamaan linear diatas dengan b artinya,
𝑐 𝑉
l = −𝑏 𝑉 + = − + 𝑙 …................................................................. (2.3)
𝑎 𝑏 𝑅𝑁 𝑁

dimana bla dan clb masing masing disebut R N dan lN dalam suku persamaan
terakhir.
Untuk kasus 1, kita sebenarnya dapat menemukan sebuah rangkaian yang
memberikan persamaan linear V = -R Tl + VT jelas bahwa rangkaian demikian
semata- mata merupakan hubungan seri antara resistor RT dan sumber tegangan
VT sebagaimana direpresentasikan karena rangkaian ini memiliki sifat yang sama
dengan sifat rangkaian asli N dari sudut pandang N*, ini biasanya disebut
LABORATORIUM
“rangkaian setara” untuk rangkaian N. Hasil ini dikenal sebagai dalil Thevenin
yang menyatakan bahwa setiap rangkaian berterminal dua yang meliputi resistor-
resistor linear, sumber- sumber dependen linear, dan sumber – sumber indipenden
linear dapat dipersentasikan dengan kombinasi seri antara sebuah resistansi dan
sebuah sumber tegangan independen.
Demikian pula, untuk kasus 2, kita dapat menemukan sebuah rangkaian
−𝑉
yang memenuhi persamaan 𝐼 = +
𝐼 . Disini perwujudan nyata untuk persamaan
𝑅𝑁 𝑁

ini adalah sebuah hubungan paralel antara 𝑅𝑁 dan sumber arus independen I𝑁 .
Rangkaian demikian adalah juga sebuah rangkaian setara untuk N. Hasil ini
dikenal sebagai dalil Norton yang menyatakan bahwa setiap rangkaian berterminal
dua yang meliputi resistor-resistor linear, sumber-sumber dependen linear dan
sumber- sumber independen linear dapat dipresentasikan dengan kombinasi
paralel antara sebuah resistansi dan sebuah sumber arus independen.
Kita akan melihat nanti bahwa baik dalil Thevenin maupun dalil Norton
berlaku juga bagi rangkaianberlaku juga bagi rangkaian rangkaian dengan
kapasitor-kapasitor dan induktor-induktor selama hubungan-hubungan unsur
adalah linear, artinya rangkaian-rangkaian yang untuknya dapat dituliskan suatu
set persamaan linear. Selanjutnya tidak akan ada kesetaraan Thevenin a=0 yang
sama dengan kasus yang padanya N adalah sumber arus independen. Demikian
pula, tidak akan ada kesetaraan Norton jika b=0 yang sama dengan kasus yang
padanya N adalah sumber tegangan independen.
Misalkan kita ingin menentukan rangkaian – rangkaian setara Thevenin
dan Norton untuk rangkaian N tertentu. Masalahnya adalah mencari nilai- nilai
VT, RT, dan RN. Jelaslah bahwa karena V = -R Tl + VT, kita dapat menentukan VT
dengan sangat mudah dengan mengukur tegangan terminal V dan l disamakan
dengan nol. Ini sama dengan pengukuran tegangan V rangkaian terbuka. demikian
juga karena l = -V/RN + lN., kita dapat menentukan lN dengan mengukur l dengan V
disamakan dengan nol. Ini sama dengan pengukuran arus l hubungan singkat, kini
anggaplah Vo/c dan is/c masing –masing sebgai tegangan rangkaian terbuka dan
arus hubungan isngkat. Kita dapat menuliskan
VT = Vo/c................................................................................................. (2.4)
LABORATORIUM
VT = is/c.................................................................................................... (2.5)
Kita juga dapat menuliskan kembali persamaan – persamaan linear yang
menghubungkan untuk kasus pengukuran rangkaian terbuka dan pengukuran
hubungan singkat diatas, masing -masing sebagai
𝑉𝑜/𝑐
+ 𝑙 � = 0 𝑑𝑎𝑛 − 𝑖𝑠/𝑐 + 𝑉𝑇 = 0.............................................. (2.6)
𝑅𝑁
𝑅𝑇
Tetapi karena VT = vo/c dan lN = is/c , persamaan – persamaan diatas memberikan

R𝑜/𝑐
𝑉 N =R T = ….................................................................................... (2.7)
𝑖𝑠/𝑐

Secara ringkas prosedur umum untuk penentuan representasi – representasi setara


Thevenin dan Norton untuk rangkaian tertentu adalah sebgagai berikut:
1. Cari tegangan rangkaian terbuka Vo/c.
2. Cari arus hubungan singkat Vo/c.
3. Nilai- nilai RT dan VT diberiak oleh
𝑉𝑜/𝑐
RT = dan VT = Vo/c...........................................................................(2.8)
𝑖𝑠/𝑐

4. Nilai – nilai RN dan IN diberikan oleh


𝑉𝑜/𝑐
RN = dan lN = i s/c.............................................................................(2.9)
𝑖𝑠/𝑐

Jelas bahwa rangkaian setara Thevenin telah ditemukan kita dapat dengan mudah
menyelesaikan rangkaian serta Norton, dan sebaliknya dengan menggunakan lN =

VT/RT, VT = IN RN, dan RN = RT.


Salah satu yang paling penting dari dalil–dalil penerapan Thevenin dan
Norton adalah penyederhanaan rangkaian–rangkaian. Secara mendasar, bila
sebuah rangkaian yang secara cocok diganti dengan sebuah rangkaian Thevenin,
sebuah simpul yang dihilangkan, dan demikian pula, bila sebuah bagian dari
rangkaian yang secara cocok diisolasi diganti dengan sebuah rangkaian setara
Norton, sebuah simpul dapat dihilangkan. Jadi, rangkaian yang mengandung
sebuah resistor, sumber-sumber arus, dan sumber-sumber tegangan dapat secara
sistematis dipecahkan dengan penerapan dalil- dalil Thevenin dan Norton secara
tepat guna dan kontinu.
Rangkaian yang diperlihatkan akan disederhanakan menjadi rangkaian
rangkaian setara Thevenin. Kita akan mendemostrasikan dengan setara teknik
sederhana berdasarkan pertukaran suksesif representasi-representasi Thevenin
LABORATORIUM
Norton. Pertama-tama kita isolasi bagian kiri rangkaian dan menggantikannya
dengan rangkaian setara Thevenin. Kemudian kita kombinasikan rangkaian setara
Thevenin dengan resistor untuk membentuk rangkaian setara Thevenin lain yang
mempresentasikan bagian yang lebih besar dari rangkaian asal. Berikutnya kita
konversikan rangkaian setara Thevenin ini ke dalam sebuah representasi Norton
dan mengkombinasikannya dengan sumber arus 1A. Hasilnya adalah rangkaian
setara Norton lain mempresentasikan bagian yang lebih besar dari rangkaian asal,
akhirnya dengan mengkonversikannya kembali ke sebuah rangkaian Thevenin dan
mengkombinasikannya dengan 3V pada ujung kanan diperoleh rangkaian setara
Thevenin yang terakhir. (Tse, 2002)
Bila perhatian dipusatkan pada satu bagian dari rangkaian yang dianalisis, maka
sisa rangkaian dengan menguntungkan bisa digantikan oleh suatu rangkaian
ekivalen sederhana ynag ditentukan dengan teorema Thevenin atau dualnya
teorema Norton. Teorema ini pertama kali diusulkan di tahun 1883 oleh insinyur
telegraf Prancis.
Leon Thevenin (1857 – 1926) dalam jurnal ilmiah anales Telegrapbiques,
suatu riwayat menarik mengenai pengembangan teorema ini diberikan oleh
Charles Suchet dalam Electrical Engineering, vol. 68 ( oktober, 1949), 843-844.
Satu pernyataan yang lebih dini dalam bentuk teorema ini berasal dari Helmholtz,
dan teorema kadang-kadang disebut teorema Helmholts Thevenin, mengenai
karya- karya terdahulu Helmholtz, lihat surat oleh H.F. Mayer dan E.T Gross
dalam “ Leon Charles Thevenin,” Electrical Enggineering, vol. 68 ( Febuari,
1950), 186- 187, dual teorema ini, berasal dari E.L Norton(1998) dari bell
Telephone Laboratories. Data memaparkan rangkaian ekivalen Thevenin dan
Norton, akan kita perlukan jaringan yang diberi tanda rangkaian C. Rangkaian C
dijabar dari jaringan A sebagai berikut:
1. Semua kondisi awal dibuat sama dengan nol untuk semua kapasitor, vc = 0
untuk semua induksi iL = 0.
2. Semua sumber bebas dimatikan; yaitu v=0 ( hubungan pendek) untuk
tegangan dan i = 0 ( rangkaian terbuka) untuk sumber arus.
3. Sumber terkendali terus beroprasi, berbeda dengan sumber bebas pada
kenyataan.
LABORATORIUM
4. Dengan kondisi ini terkadang kita ukur admintasi atau inpendansi titik
penggerak pada terminal – terminal dan menamainya Zo dan Y0.
Marilah kita tinjau keadaan berbeda untuk melukiskan penentuan
rangkaian ekivalen Thevenin. Kasus 1. Tinjau kasus dimana kedua jaringan A dan
B berisi hanya tahanan dan sumber, bebas dan terkendali. Dalam kasus ini, kita
akan berurusan dengan persamaan aljabar bukan persamaan diferensial.
Rangkaian yang terlihat adalah Rangkaian demikian yang berisi hanya satu
sumber bebas. Pertama kita pindahkan R4 dengan sasaran mendapatkan ekivalen
Thevenin untuk jaringan. Tegangan rangkaian terbuka adalah V2 dan ini bisa
didapat dengan memecahkan pasangan persamaan berikut:
(G1 + G2)v1 – G2v2 = ix......................................................................... (2.10)
-G2V1+ (G2+ G3) v2 = 0........................................................................(2.11)
Dengan mensubtitusikan harga numerik yang diberikan pada persamaan–
persamaan ini dan memecahkanya, kita dapat bahwa V 2= 3ig. Tahanan ekivalen
Thevenin didapat dengan membuka rangkaian sumber arus; jadi
(𝑅1+ 𝑅 )𝑅
2 3 = [ 𝑜ℎ𝑚]....................................................................(2.12)
1
R 0= 𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3 3

Dengan demikian rangkaian ekivalen Thevenin telah ditentukan dan diperlihatkan.


Dari rangkaian ini kita bisa menentukan tegangan melintasi rangkaian selanjutnya
tinjau rangkaian lain yang memenuhi pengandaian bagi kasus 1 ini tetapi berisi
sumber tegangan terkendali tegangan dengan beban RL di pindah, tegangan
rangkaian terbuka V0 bisa ditentukan. Karena tidak ada arus pada R1 dan R3
tegangan rangkaian terbuka adalah
Vo = V0 = 𝛽( v0 – vx )............................................................................(2.13)
Dipecahkan untuk v0 yang kemudian disamakan dengan V0 didapat

V0 = 1+𝛽𝛽𝑣1 …........................................................................................ (2.14)

Yang mana adalah tegangan yang diperlukan. Untuk mendapat bentuk rangkaian
C atau sesungguhnya bentuk yang disederhanakan, pertama kita buat v 1= 0 . untuk
menyederhanakan lebih lanjut , kita telah hubungkan sebuah sumber tegangan v=
0 terminal keluaran dan akan dicari arus i yang dihasilkan oleh sumber ini. Bagi
jaringan satu – lingkar untuk menghilangkan persamaan v0 dari persamaan ini,
kita perhatikan bahwa
LABORATORIUM

v0 = iR1 – 𝛽v0...................................................................................... (2.15)


jadi,
𝛽
v = i (R1+ R2 -
1+ 𝛽R )...........................................................................(2.16)
1

𝛽
= i [(R2+ R1 (1 -
1+ 𝛽 ) ] …................................................................... (2.17)
Rasio v/i adalah tahanan dari jaringan, Ro yang bisa mewakili jaringan C, jadi
𝛽
R0 = R2 +(
1+ 𝛽
) R1................................................................................(2.18)
Adalah tahanan ekivalen jaringan c .
𝑅
Vo(t) = v ( e-R/L – e-1).......................................................................(2.19)
0
𝐿−𝑅

Untuk 1 > 0 untuk menemukan jaringan C,kita hubungkan sumber tegangan agar
didapat jaringan dimana C seri dengan kombinasi pararel L dan R. Hasil ini
ditunjukan pada gambar hasilnya kelihatan tak lebih sederhana dari jaringan yang
orisinal tetapi ekivalen terhadap tegangan dan arus RL Kasus 3 untuk kasus ini
akan kita uji jaringan yang dipakai untuk kasus 2.
Tetapi kini kita pakai besran Transfrom untuk tegangan, arus dan
impedensi. Untuk jaringan transfrom, impedensi Z 0 = 1/Y0 bisa dipakai untuk
mewakili jaringan C. Penggunaan ini serupa dengan kasus 1, dimana sebuah
jaringan diwakili oleh ekivalenya yang disederhanakan, sebuah tahanan tunggal.
Disini kita wakili jaringan dengan impedensi transformnya. Untuk menghitung
tegangan V0 kita lihat bahwa vR bisa didapat dengan mengamati L dan R sebagai
sebuah jaringan RLC Pembagi tegangan, jadi;
V0 (s) = 𝑅 𝑣0 𝑅/𝐿
𝐿𝑠+ 𝑅 𝑣1 = 𝑅 ….........................................................(2.20)
( 𝑠+( )( 𝑠+1)
𝐿

Adalah tegangan transform dari jaringan untuk menemukan 𝑧𝜃kita hitung


inpedansi transform dengan sumber v1 digantikan oleh sebuah hubungan
pendek.dan dengan demikian jaringan ekivalen Thevenin transofort telah
ditentukan. Selanjutnya kita tunjukan bahwa jaringan pada bagian c adalah
ekivalen dengan yang diperlihatkan pada bagian (a) ini kita lakukan dengan
mengamati bahwa dua perubahan telah dibuat dalam peralihan dari bagian (c) dan
(d), pertama semua sumber bebas pada jaringan A direduksi menjadi mol dengan
membuka sumber arus dan menghubungpendekan sumber tegangan. Sumber
sumber tak bebas tidak diubah.
LABORATORIUM
setelah ini terserenggarakan, jaringan A di tranformasi jaringan C, selanjutnya
polaritas sumber tegangan 𝑣𝜃(s) dibalik dari yang diberikan pada bagian (c)
sehingga kini t(s) = + Is(s).
Bila jaringan B dihubungkan arus adalah t(s) seperti halnya dalam jaringan
pada bagian (a). Jadi, sejauh mengenai operasi pada bagian Bjaringan pada (d)
adalah ekivalen dengan (a) jaringan disusun kembali dengan sumber tegangan
berada pada posisi tradisionalnya, dengan impedansi jaringan C diberi nama 𝑧𝜃(s).
Bila jaringan A hanya berisi sumber – sumber bebas, maka 𝑧𝜃(s) adalah impedansi
jaringan pasif, jaringan C, yang dihitung pada terminal terbuka, namun pada
kasusu dimana jaringan A berisi sumber- sumber tak bebas seperti yang terdapat
pada model alat semi konduktor, maka sumber–sumber tak bebas tidak di reduksi
menjadi nol, dan 𝑧𝜃(s) harus ditentukan bagi jaringan aktif. Ini tidak menimbulkan
masalah perhitungan.
Misalkan A dan B adalah dua jaringan yang dihubungkan oleh dua
penghantar,tetapi tidak terkopel secara magnetis atau bukan sumber terkendali.
Jaringan bisa digantikan oleh dua jaringan ekivalen bagi perhitungan terhadap
jaringan B . Bila jaringan A hanya berisi sumber sumber bebas, maka 𝑧𝜃(s) adalah
impedansi jaringan pasif, jaringan C ekivalen Thevenin terdiri dari sebuah sumber
tegangan seri dengan jaringan berimperdansi 𝑧𝜃 (s),sumber.
Teorema Thevenin dan Norton merupakan Teori Analisis Rangkaian yang
dapat menghitung arus dan tegangan pada setiap titik pada rangkaian. Teori
Thevenin mengatakan bahwa sebuah rangkaian yang mengandung beberapa
sumber tegangan dan hambatan dapat diganti dengan sebuah sumber tegangan
yang dipasang seri dengan sebuah hambatan (resistor). Dengan kata lain
rangkaian elektronika yang rumit dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian
hambatan linier yang terdiri dari 1 sumber arusdengan 1 resistor. Penyederhanaan
rangkaian kompleks menjadi sederhana dengan mengikuti teori Thevenin, Dari
hasil simulasi Penerapan Hukum Ohm dan Kirchoff Arus dan Tegangan pada
Rangkaian Paralel di Simulink dan hasil validasi hasil simulasi, didapatkan hasil
yang sama, serta dapat disimpulkan pada percobaan ini. Pada rangkaian ini
kombinasi seri paralel diterapkan, sehingga hasilnya untuk hubungan paralel,
tegangan yang pada tiap
LABORATORIUM
tahanan adalah sama, sedangkan arus adalah berbeda untuk masing-masing
tahanan, sedangkan pada hubungan seri sebaliknya. (Valkenburg, 1994)
Unsur-unsur pasif penting yang ditinjau ini meliputi resistor, potensiometer,
baterai, kapasitor, induktor, dan transformator. Namun, kami membahas
karakteristik penting dari komponen nyata yang digunakan dalam elektronik, dan
ini mungkin bukan materi ulasan. Abo, penekanan sehubungan dengan sirkuit ac
adalah pada sirkuit filter frekuensi. Akhirnya, properti luar biasa dari rangkaian
listrik yang disebut Teorema Thevenin dibahas.
Teorema ini adalah dasar dari pendekatan elektronika yang ditekankan
dalam buku ini - yaitu, model kotak hitam dari amplifier dan komponen sistem.
Meskipun isi kotak dapat berubah selama bertahun-tahun, pendekatan ini
menjanjikan kegunaan yang umum dan tidak lekang oleh waktu. Ada teorema luar
biasa tentang rangkaian yang mengandung elemen listrik linier - yaitu, elemen
yang arusnya berbanding lurus dengan tegangan - yang digunakan berulang kali
dalam melakukan pekerjaan elektronik. Teorema ini disebut Teorema Thevenin
dan hanya ini. Jika dua koneksi menjauhkan dari koneksi sewenang-wenang
baterai dan resistor (kita mungkin menganggap baterai dan resistor berada di
dalam kotak, baik nyata atau imajiner), maka efek listrik dari rangkaian di dalam
kotak pada apa pun yang terhubung ke Kotak ini sama seperti jika di dalam kotak
hanya ada satu baterai yang dihubungkan secara seri ke satu resistansi dan
dihubungkan ke kabel leadout). Kita berbicara tentang menemukan rangkaian
ekuivalen Thevenin untuk rangkaian yang diberikan, yang terdiri dari tegangan
ekivalen Thevenin, Fis, dan resistansi ekivalen Thevenin, R.. Meskipun de
baterai digambar pada gambar, teorema ini juga berlaku untuk kumpulan
sumber tegangan ac dan resistor. (Jika ada kapasitor, teorema hanya berlaku pada
frekuensi yang cukup rendah). Diagram ini harus memberi kesan pada kita fakta
bahwa meskipun sebuah kotak mungkin berisi rangkaian resistor tegangan yang
rumit. perilaku kelistrikan dari dua terminal dari kotaknya sama seperti jika
rangkaiannya sangat sederhana: hanya sumber tegangan yang di seri dengan
resistor. Bab A5 memanfaatkan fakta yang luar biasa ini; itu pada dasarnya apa
yang memungkinkan kita untuk mengkarakterisasi dan bekerja lebih mudah
dengan amplifier sirkuit terintegrasi (memang amplifier apapun) yang mungkin
sebenarnya berisi rangkaian resistor tegangan yang rumit
LABORATORIUM
baterai di seri dengan resistor, pendekatan ini jelas memberikan jawaban yang
benar, yaitu rangkaian itu sendiri. Perlu dicatat juga bahwa untuk rangkaian
serumit mungkin tidak mudah untuk menemukan solusi. Hukum Kirchhoff
mungkin perlu diterapkan pada sirkuit multiloop. Hubungkan voltmeter impedansi
sangat tinggi (mendekati ideal) ke terminal keluaran. Bacaannya adalah tegangan
setara Laboratorium Elektronika Dasar Thevenin Vrs. Hubungkan amperemeter
impedansi yang sangat rendah (mendekati ideal) ke output dan ukur kan arus
hubung singkat arah alternatif.
Hubungkan resistansi variabel di seluruh output, dan pantau tegangan di
seluruh resistansi ini dengan voltmeter berkualitas. Sesuaikan resistansi sampai
pembacaan voltmeter setengah dari pembacaan rangkaian terbuka pada langkah
(1). Nilai resistansi terpasang sekarang sama dengan resistansi ekuivalen
Thevenin. Metode ini adalah teknik yang paling umum digunakan. Voltmeter yang
sangat baik memang akan mengukur tegangan baterai karena tidak ada penurunan
tegangan yang terjadi pada Rn (tidak ada arus yang mengalir melaluinya).
Selanjutnya, ketika beban dihubungkan ke rangkaian ekivalen, harus jelas bahwa
aksi pembagi tegangan terjadi. Tegangan keluaran dikurangi menjadi hanya
setengah dari tegangan baterai Vs ketika tahanan beban sama dengan R.
Dengan asumsi Teorema Thevenin benar. Kemudian kotak berperilaku
seperti sirkuit Jaringan Membutuhkan Hukum Kirchhoff atau Teorema Thevenin
untuk Solusi Pertimbangkan sirkuit. Kami ingin menemukan arus yang mengalir
dari baterai 4 volt. Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan teknik dasar.
Artinya, tidak mungkin mengganti resistor tertentu dengan ekuivalen paralel atau
ekivalen seri sehingga diperoleh rangkaian sederhana. Rangkaian dapat
diselesaikan dengan menerapkan hukum Kirchhoff, yaitu dengan mendapatkan
beberapa persamaan simultan dari penerapan hukum Kirchoff. Untuk
menyelesaikan tiga arus yang tidak diketahui (bahkan jika hanya arus ia yang
diinginkan resistor 3 ohm i) kita harus mencari dua persamaan simultan tambahan.
Ini diperoleh dengan menerapkan Hukum Tegangan Kirchhoff untuk
tegangan di sekitar dua loop berbeda di rangkaian. Loop ini ditampilkan sebagai
garis putus-putus. Pertama pertimbangkan loop kiri yang berlawanan arah jarum
jam di sekitar sirkuit. Contoh: (Solusi dengan penerapan Teorema Thevenin)
LABORATORIUM
Masalah ini dapat diselesaikan dengan agak cepat dengan penerapan Teorema
Thevenin dan berfungsi untuk menggambarkan metode dan kegunaan pendekatan
ini. Pertama kita mengerjakan resistansi setara Thevenin. Battery di dalam kotak
diganti dengan short, dan resistansi antara titik A dan B harus dihitung, Kita
melihat I ohm secara paralel dengan 4 ohm (setara dengan 0,8 ohm), yang secara
berurutan dengan 3 ohm menghasilkan resistansi setara Thevenin sebesar 3,8
ohm. Selanjutnya tegangan ekuivalen Thevenin diperoleh dengan menghitung
tegangan yang muncul antara titik A dan B. (Dennis Barnasi,
1982) Teorema rangkaian tertentu sangat membantu dalam analisis rangkaian dan
memberikan cara sederhana untuk memvisualisasikan respons rangkaian yang
kompleks ketika terhubung ke rangkaian lain (biasanya lebih sederhana dari
keduanya).
Teorema Superposisi yaitu respons jaringan (tegangan melintasi atau arus
melalui elemen) dengan beberapa sumber independen dapat diperoleh sebagai
jumlah respons terhadap sumber, diambil satu per satu sebagai konsekuensi dari
linearitas rangkaian. Dalam menghilangkan sumber selain satu, sumber tegangan
dihubung pendek dan sumber arus dihubung terbuka. Ini akan diilustrasikan
dengan bantuan sebuah contoh. Dapat juga dicatat bahwa sumber sering disebut
fungsi pemaksaan (eksitasi atau generator) dan tegangan dan/atau arus yang
diinginkan dikenal sebagai tanggapan. Dalam rangkaian Gambar 2.34(a) temukan
tegangan simpul v, dan v₂ menggunakan teorema superposisi.

i. Hanya sumber arus yang diterapkan dan sumber tegangan dihubung


singkat. Rangkaian yang dihasilkan.
ii. Sumber tegangan hanya diterapkan dengan sumber arus dihubung
terbuka. Rangkaian yang dihasilkan.
LABORATORIUM
Menggunakan kombinasi seri-paralel, resistansi ekivalen secara seri
dengan sumbernya adalah teorema-teorema ini mereduksi rangkaian kompleks
seperti yang terlihat dari dua terminal menjadi rangkaian sederhana sehingga
ketika rangkaian (beban) lain terhubung pada terminal ini, responsnya dapat
dengan mudah ditentukan. Setara Thevenin dan Norton dari N, seperti yang
terlihat dari terminal ab diberikan masing-masing daya beban, Tegangan
rangkaian terbuka Voc pada ab (ketika rangkaian N, terputus); tegangan a
terhadap b. Resistansi ekivalen R (dari N), dilihat dari ab dengan semua sumber
tegangan dihubung pendek dan semua sumber arus dihubung terbuka. Isc = arus
hubung singkat yang mengalir dari a ke b ketika terminal ab dihubung singkat
setelah memutuskan N₂. Amati bahwa arah arus dalam ekivalen Norton
sedemikian rupa untuk menghasilkan polaritas rangkaian terbuka yang sama
seperti pada persamaan Thevenin. Mudah dilihat bahwa persamaan Norton
mengikuti dari persamaan Thevenin dengan konversi sumber dan juga sebaliknya.
Dalam persamaan Thevenin kita akan menulis V 0C = Vth tegangan Thevenin,
R0’=Rth’ resistensi Thevenin. Dalam persamaan Norton kita akan menulis R0 =
Rn’, hambatan Norton, jelas sekali Rn = Rth. Dari hasil konversi sumber langsung
mengikuti bahwa,
𝑉𝑡ℎ
Ic=𝑉𝑜𝑐 = ₁....................................................................................(2.21)
𝑅𝑜 𝑅𝑡ℎ

Ketika N, dihubungkan pada terminal ab dari ekuivalen Thevenin/Norton, ia akan


menghasilkan respons yang identik. Namun, informasi tentang arus dan tegangan
dalam elemen N, sebelum menghubungkan N, hilang. Ketika sumber dependen
hadir, ekuivalen di atas mengasumsikan bahwa sumber dependen dan
arus/tegangan terkait keduanya terletak di N₁. Teorema Thevenin sangat berguna
ketika beban mengambil serangkaian nilai. Ketika sumber dependen hadir di N,
akan lebih mudah untuk mendapatkan R dari Persamaan (2.21) sebagai
.............................................................................................
Rth=𝑉𝑜𝑐 (2.21)
𝐼𝑠𝑐

Dengan demikian secara praktis R dapat diperoleh dari dua pengukuran, tegangan
rangkaian terbuka dan arus hubung singkat. Namun, harus berhati-hati dalam
hubungan pendek terminal output. Resistensi Thevenin ditemukan secara
eksperimental pada garis yang sama. Di mana output tidak dapat dihubung
pendek, beberapa resistansi eksternal dapat digunakan. Resistansi Thevenin
adalah
LABORATORIUM
resistansi keluaran dari beberapa rangkaian seperti amplifier. Ketika sebuah
rangkaian dibebani oleh sebuah hambatan pada dua terminalnya, situasinya dapat
direpresentasikan oleh ekuivalen Thevenin. Kami ingin menyelidiki daya yang
dikirim ke resistansi beban R karena bervariasi,
...............................................................................................
I= 𝑉𝑜𝑐 (2.22)
R0+RL

daya beban,
PL = 𝐼2RL
𝑉𝑜𝑐
=( )2RL.................................................................................................................................(2.23)
R0+RL
𝑑𝑃𝑙
Daya maksimum yang dikirim ke beban ditemukan dari kondisi, =0 maka
𝑑𝑅𝑙

diberikan hasil,
RL = R0...................................................................................................................................................(2.24)
Kondisi Persamaan. (2.24) yang menyatakan bahwa daya yang dikirim
(ditransfer) ke beban adalah maksimum ketika resistansi beban sama dengan
resistansi Thevenin dari sumber dikenal sebagai teorema transfer daya maksimum.
Dengan mengacu pada rangkaian di bawah kondisi transfer daya maksimum.
Output daya oleh sumber,
𝑉𝑜𝑐
Ps =𝑉𝑜𝑐 𝑥
2RL
𝑉𝑜𝑐
= 2RL
𝑉𝑜𝑐
PL = ( ) 2
2RL
𝑉2𝑜𝑐
= ..............................................................................................(2.25)
4RL
PL
Jadi, efisiensi transfer daya, η= = 1 = 50%. Ini adalah efisiensi yang
Ps 2
terlalu rendah untuk perangkat konversi energi; perangkat tersebut harus memiliki
ketahanan beban yang jauh lebih besar dari yang sesuai dengan kondisi transfer
daya maksimum. Namun, dalam perangkat elektronik tujuannya adalah untuk
mendapatkan output daya maksimum terlepas dari efisiensi perangkat dan
karenanya kondisi ini selalu digunakan pada tahap daya sistem elektronik.
Tentu saja 50% daya yang hilang dalam sistem (perangkat dan komponen)
harus dihamburkan dengan tepat untuk membatasi kenaikan suhu pada persamaan
LABORATORIUM
Norton. Perhatikan bahwa arah arus dalam arus. sumber dalam sehingga
menyebabkan arus hubung singkat di ab dalam arah yang sama. (Aatre, 1980)
Teori Thevenin-Norton dipertimbangkan hubungan linier N dan biarkan ZL
menjadi elemen sembarang yang terhubung antara terminal 1 dan 1' Mari kita
asumsikan bahwa ZL, tidak digabungkan ke elemen rangkaian mana pun, yaitu
satu- satunya interaksi antara N dan ZL berasal dari arus yang melalui terminal 1
dan 1'.
Teorema Thevenin-Norton menyatakan bahwa arus dan tegangan, I(t) dan
v(t), tidak akan terpengaruh jika N digantikan oleh salah satu " Teori ekivalen
Thevenin" atau "Teori ekivalen Norton". Rangkaian setara ini terdiri dari
rangkaian N, seri dengan sumber tegangan V0C’ V0C adalah tegangan rangkaian
terbuka di 11', yaitu tegangan melintasi terminal 11" ketika ZL terputus. N,
diperoleh dari N dengan menghapus semua independen sumber, yaitu korslet
semua sumber tegangan independen dan membuka semua sumber arus
independen, dan menyetel semua kondisi awal ke nol. Ini menyiratkan bahwa Z,
tidak digabungkan secara magnetis ke N atau bagian dari sumber yang
dikendalikan.
Rangkaian ekivalen Norton, , terdiri dari rangkaian N 0 yang paralel dengan
sumber arus. Isc’ Isc adalah arus yang melalui hubung singkat yang ditempatkan
melintasi terminal 11'. Teorema 5.3: Biarkan rangkaian linier N dihubungkan oleh
dua terminalnya 1 dan 1' ke beban sewenang-wenang dan biarkan N memiliki
solusi unik. Misalkan N, adalah rangkaian yang diperoleh dari N dengan menyetel
semua sumber independen dan kondisi awal ke nol. Biarkan Voc dan Isc menjadi
tegangan rangkaian terbuka dan arus hubung singkat pada 11'. Kemudian
tegangan dan arus pada terminal tetap tidak berubah ketika N digantikan oleh
rangkaian setara Thevenin atau Norton. Di rangkaian N, mari kita ganti semua
kondisi awal dengan sumber independen.
Tegangan awal kapasitor diganti dengan sumber tegangan yang seri
dengan kapasitor dan arus induktor awal diganti dengan sumber arus yang paralel
dengan induktor. Mari kita ganti beban dengan sumber arus i(t). Dari teorema
substitusi kami yakin (asumsi bahwa rangkaian memiliki solusi unik sangat
penting untuk ini) bahwa distribusi arus dan tegangan di N tidak berubah. Secara
khusus, tegangan v(t) pada 11' tidak berubah. Sekarang rangkaian N digerakkan
oleh sumber arus beban I(t) dan semua sumber independen N. Jadi v(t) adalah
respon keadaan nol.
LABORATORIUM
Biarkan v1 (t) menjadi ZSR dari N karena I(1) bertindak sendiri, yaitu kita
menetapkan semua sumber independen N ke nol. Ini menghasilkan jaringan N 0
Oleh karena itu kita dapat menulis,
𝑡
𝑣1(𝑡) = ∫ ℎ(𝑡, 𝑇)𝑖(𝑇)𝑑𝑇....................................................................(2.26)
0
di mana h(t, T) mewakili respons impuls N 0. (Jika kita menganggap rangkaian
sebagai invarian waktu, persamaan direduksi menjadi integral konvolusi keluarga.
Asumsi ini tidak diperlukan untuk teorema Thevenin-Norton). Biarkan V0C
menjadi ZSR karena sumber independen N saja, yaitu respons yang diperoleh
dengan menyetel i(t) ke nol. Dari teorema superposisi (rangkaian diasumsikan
linier) kita memiliki
𝑡
𝑣(𝑡) = V0C(t) + V1(t) = V0C(t) + ∫ ℎ(𝑡, 𝑇)𝑖(𝑇)𝑑𝑇............................(2.27)
0
Sekarang perhatikan rangkaian ekivalen Thevenin yang ditunjukkan pada Gambar
5.11. Menulis KVL untuk mesh yang kita miliki
𝑣(𝑡) = V1(t) + V0C(t) = V0C(t) + 𝑡
∫ ℎ(𝑡, 𝑇)𝑖(𝑇)𝑑𝑇............................(2.28)
0
Oleh karena itu teorema. Bukti untuk teorema ekuivalen Norton dapat dengan
mudah dikembangkan. Teorema Thevenin-Norton sangat umum. Teorema
Rangkaian. Teorema rangkaian merupakan pernyataan dari sifat-sifat dasar
rangkaian linier. Teorema rangkaian yang penting akan kita pelajari sesuai
keperluan kita, mencakup prinsip proporsionalitas, prinsip superposisi, teorema
Thevenin, teorema Norton, teorema substitusi, dan teorema Tellegen. Kita ambil
contoh prinsip proporsionalitas.
Prinsip ini berlaku untuk rangkaian linier. Teorema Thevenin menyatakan
bahwa jika seksi sumber suatu rangkaian (yaitu bagian rangkaian yang mungkin
saja mengandung lebih dari satu sumber) bersifat linier, maka seksi sumber ini
bisa digantikan oleh satu sumber yang terhubung seri dengan satu resistor ataupun
impedansi satu-satunya batasan pada rangkaian adalah bahwa itu harus linier dan
satu-satunya batasan pada beban adalah bahwa itu tidak boleh digabungkan ke
rangkaian.
Dari teorema ini kami menyimpulkan bahwa sejauh menyangkut salah satu
pasangan terminalnya, rangkaian dapat diganti dengan sumber tegangan seri
dengan jaringan santai atau sumber arus paralel dengan jaringan santai. Jika
LABORATORIUM
rangkaian N adalah time-invariant, maka rangkaian ekivalen, dapat diganti dengan
impedansi atau masuk. sementara itu beban boleh linier ataupun tidak linier.
Teorema-teorema ini sangat memudahkan perhitungan-perhitungan rangkaian,
dan kita akan mempelajarinya. Ekivalen Thevenin ketika N adalah invarian waktu
di mana zg adalah impedansi yang melihat ke N0. pada terminal 11'. Tentu saja,
dalam jaringan ekivalen semua besaran dinyatakan dalam domain Laplace.
Ekuivalen Norton di mana Y adalah masuknya N, pada terminal 11. Jelas
Zeq=1/Yeq.
V0C = Zeq Isc............................................................................................................(2.28)
dan,

ISC= Yeq V0C....................................................................................................................... (2.29)


Thevenin ekuivalen kadang-kadang disebut sebagai ekuivalen sumber
tegangan dan ekuivalen Norton sebagai ekuivalen sumber arus. Kami telah
menggunakan konsep ini dalam Bab 3 dalam merumuskan persamaan rangkaian.
Kita sekarang mendemonstrasikan aplikasi teorema Thevenin. Ditunjukkan
jaringan linier waktu-invarian, dan kita ingin menentukan perubahan arus pada
elemen ke- kth karena perubahan kecil pada impedansi elemen ke- kth.
Studi sensitivitas dan memainkan peran penting dalam desain sirkuit
praktis. Biarkan rangkaian N di sebelah kiri terminal kk' digantikan oleh ekuivalen
Thevenin. Mari kita juga mengasumsikan bahwa rangkaian dalam keadaan tunak
sinusoidal. Fasor arus dalam elemen Z, diberikan oleh
I(Zeq+ Zk) = V0C...........................................................................................................................(2.30)
Biarkan impedansi elemen ke- kth berubah sedikit menjadi Z+AZ dan arus
berubah menjadi I' = I + ∆I. Maka kita memiliki
(I+ ∆I) (Zeq + Zk + ∆Zk) = V0c...........................................................(2.31)
Dari persamaan. (2.30 dan (2.31) mengabaikan suku orde kedua ∆I. ∆Zk. Maka,
kita mendapatkan I ∆Zk + ∆I(Zeq + Z)⋍0 dan menjadi
I ...........................................................................................(2.32)
∆Ik =
∆Z -
Zeq + Z

Ini mengarah pada interpretasi ΔI yang sederhana. ΔI adalah arus yang akan
mengalir dalam rangkaian dengan impedansi (Zeq+Zk) yang digerakkan oleh
sumber tegangan I ∆Zk. Rangkaian I, Vab adalah tegangan rangkaian terbuka di
ab dan Zeq adalah impedansi ekuivalen Thevenin. (Kothari, 2009)
LABORATORIUM
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Komponen dan Peralatan

3.1.1 Komponen
1. Protoboard
Fungsi : Papan yang berfungsi sebagai percobaan rangkain sirkuit
sementara.
2. Resistor
Fungsi : Sebagai penghambat atau pembatas aliran listrik yang
mengalir dalam suatu rangkaian eletronika.
3. Jumper
Fungsi : Sebagai penghubung sirkuit elektronika yang digunakan
untuk menghubungkan atau memutuskan hubungan pada
suatu sirkuit.
3.1.2 Peralatan
1. Multimeter
Fungsi : Mengukur arus dan/atau tegangan dan/atau daya dan/atau
hambatan dalam satu pengukur.
2. Sumber Tenaga (Power Supply)
Fungsi : Sebagai sumber tenaga untuk menjalankan rangkaian
sirkuit elektronika.

3.2. Prosedur Percobaan

3.2.1 Percobaan Thevenin


1. Rangkailah dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang
dibutuhkan
2. Di rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar :
LABORATORIUM

R1

R3

PSA
Vth
R4
R2

3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai.


4. Di ukur tegangan pada R3.
5. Di ukur tegangan pada Vth.
6. Di Ulangi percobaan dengan menvariasikan R1, R2, R3 dan R4.
3.2.2 Percobaan Norton
1. Rangkailah dipersiapkan seluruh komponen dan peralatan yang
dibutuhkan.
2. Di rangkai rangkaian pada protoboard seperti pada gambar :

R1

R3

PSA
In
R4
R2

3. Dihidupkan PSA ke rangkaian yang telah dirangkai.


4. Di ukur tegangan pada R3.
5. Di ukur tegangan pada In.
6. Di Ulangi percobaan dengan menvariasikan R1, R2, R3 dan R4.
LABORATORIUM
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

A. Rangkaian Thevenin

𝑉𝑇𝐻 V(Volt)
12 10,47
10 8,85
8 6,78
6 5,05
4 3,30

B. Rangkaian Norton
I I (mA)
12 10,55

10 8,53
8 6,73
6 5,02
4 3,23

Medan, 27 Oktober 2021


Asisten Praktikan

(Iqbal Suhada Matondang) (Mhd. Zaky Daniyal)


LABORATORIUM
4.2 Analisa Data

1. Mencari nilai tegangan secara teori dan praktek serta ralat.


𝑉𝑇𝐻 Teori:

 = =

 = =

 = =

 = =

 = =

Ralat :

 Ralat 1 = x 100% = x 100%


= 93,50 %

 Ralat 2 = x 100% = x 100%


= 38,04 %

 Ralat 3 = x 100% = x 100%


= 58,33 %

 Ralat 4 = x 100% = x 100%


= 17,88 %

 Ralat 5 = x 100% = x 100%


= 21,42 %

2. Menentukan arus secara teori dan praktik serta


ralat. I secara teori:

 = 11,70 mA

 = 10 mA
LABORATORIUM

 = 8 mA

 = 6 mA

 = 4 mA

Ralat:

 Ralat 1 = x 100% = x 100% = 98,29 %

 Ralat 2= x 100% = x 100% = 14.7%


(8−6.73)𝑚𝐴
 Ralat 3 = x 100% =│ │x 100% = 15,87%
8𝑣𝑜𝑙𝑡
(6−5.02)𝑚𝐴
 Ralat 4 = x 100% =│ │x 100% = 16,33
6𝑣𝑜𝑙𝑡

 Ralat 5 = x 100% = x 100% = 19,25%


LABORATORIUM
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Rangkaian Thevenin

2. Rangkaian Norton

3. Cara menyederhanakan suatu rangkaian dengan teori Thevenin dan Norton


yaitu :
Rangkaian ekivalen seri dan paralel untuk hambatan, sumber arus, dan
sumber tegangan akan dikombinasikan menjadi suatu rangkaian ekivalen
yang disebut sebagai bentuk Thevenin dan Norton. Metode ini sering
digunakan untuk menyederhanakan rangkaian sehingga mempermudah
dalam menganalisis rangkaian listrik.Secara prinsip metode ini merupakan
kombinasi dari hukum Ohm (𝐼 𝑉 dan hukum Kirchoff (KVL dan KCL).
𝑅)
=
LABORATORIUM
5.2 Saran

1. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan harus memahami materi


percobaan.
2. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan lebih aktif dan kondusif
dalam praktikum.
3. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya praktikan selanjutnya belajar
terlebih dahulu sebelum praktikum.
LABORATORIUM
DAFTAR PUSTAKA

Aatre, Vasudev K. 1980 . Network Theory and Filter design. New delhi: New Age
International (P) Limited Publishers.
Page: 146-152
Barnaal, Dennis. 1982. ANALOG ELECTRONICS FOR SCIENTIFIC
APPLICATION. America: Printed In The United States.
Page: 1, 37-39
Chi, Kong Tse. 2002. Analisis Rangkaian Linear. Jakarta: Erlangga
Halaman: 26 – 30
Kothari, D P, Nagrath I J. 2009. Basic Electrical Engineering third edition. New
Delhi: Tata Mcgraw Hill education private limited.
Page: 68-70, 74-75, 77
Valkenburg, M.E Van. 1974. Analisis Jaringan Listrik. Jakarta : Erlangga
Halaman : 197- 202

Medan, 27 Oktober 2021


Asisten Praktikan

(Iqbal Suhada Matondang) (Mhd. Zaky Daniyal)

Anda mungkin juga menyukai