Anda di halaman 1dari 7

Berlatar belakang dari kisah Arman yang berada di sebuah rumah Gubuk.

Belum diketahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun seperti ada yang
mengendalikan dirinya. Dimana Arman menikam kakinya sendiri dengan Pisau.

Dari arah berlawanan, terlihat Tantri anak arman yang menyaksikan kejadian
itu, Dimana Tantri mencoba untuk menghentikan ayahnya yang sedang mencabik-
cabik tubuhnya sendiri. Tantri hanya seorang anak kecil yang tak kuasa dan tidak
mampu untuk menghentikannya. Arman sudah tidak bisa lagi mengendalikan dirinya
sendiri. Lalu terdengar Arman mulai membacakan mantra-mantra dengan
menggunakan bahasa Sunda.

Tantri pun ikut membacakan mantra-mantra untuk melawan mantra yang


dibacakan oleh ayahnya. Dan terlihat muncul sesosok yang tidak diketahui, entah itu
gendruwo, pocong, atau sebangsa dedemit lainnya, yang mungkin saja itu yang
dimaksud dengan iblis surugana. Iblis tersebut menyambut untuk kematian Arman.

Lalu cerita beralih kepada Tantri yang sudah beranjak dewasa. Mimpi itu
menceritakan kisah yang terjadi kepada ayahnya Tantri di masa lalu. Dan tiba lah
dia ke tempat tujuannya yaitu di sebuah asrama mahasiswa.

Baru saja dia memasuki asrama, sudah merasakan akan hal aneh, terlihat di
mading ada informasi soal ada dua mahasiswa yang hilang secara tiba-tiba.
Mahasiswa yang hilang itu adalah Arum dan Luki. Ada sesuatu yang aneh ketika
Tantri melihat kalung yang digunakan oleh Arum. Kalungnya sama persis dengan
kalung yang dipakai oleh Tantri.

Tak lama kemudian datang dua mahasiswa lain menghampiri Tantri. Mereka
pun saling berkenalan, dia adalah Pei dan Asta. Pei terlihat anak yang cukup ramah,
sedangkan Asta terlihat jutek kepada orang baru. Pei dan Asta hanya ingin melihat
kamar yang ditempati oleh Tantri. Sebelum mereka pergi, Pei sempat berkata Tantri
bisa betah disini. Di kamar itu Tantri melihat ada sebuah foto yang tergeletak di
meja. Ternyata itu adalah foto Pei bersama Asta dan ketiga teman-temannya.
Fotonya sempat terjatuh dan masuk ke bawah ranjang. Dan tiba-tiba, dia melihat
sesesok wanita di sana yang muncul secara tiba-tiba. Baru satu malam Tantri
menginap di sini, keanehan sudah mulai terjadi.

Di keesokan paginya, Tantri sempat memberitahukan kepada Pei dan juga


Asta soal kejadian semalam. Asta mulai bercerita soal kasus dua mahasiswa yang
hilang yaitu Luki dan Arum. Kejadian itu terjadi pada satu tahun yang lalu.

Ada beberapa rumor yang mengatakan mereka berdua telah meninggal


dunia. Namun sampai pada saat ini, keberadaan mereka masih belum ditemukan.
Terjadi persilisihan antara Mahesa dengan Reza. Mereka berlima ini, Pei, Asta,
Reza, Mahesa dan juga Arum adalah satu anak tongkrongan. Reza sangat
terganggu dengan Mahesa yang terus mencoba mengulik soal hilangnya Arum.

Tantri ingat ketika ayahnya dulu memberikan kalung kepada dirinya. Ayahnya
berkata kalau kalung itu adalah kalung titipan dari ibunya. Dalam tidurnya tiba-tiba
Tantri dibawa ke masa lalu. Dia diperlihatkan saat kejadian yang menimpa kepada
Luki. Pada saat itu, Luki seperti orang kerasukan. Dia tidak bisa mengendalikan
dirinya sendiri. Ada sesuatu goib yang mengarahkan Luki untuk melakukan itu.
Setelah itu, Luki berlari dan akhirnya dia terjatuh masuk ke dalam sumur. Mimpi
tersebut seperti sebuah petunjuk bagi Tantri. Dan ternyata memang benar jasa Luki
berada di dalam sumur itu.

Tantri sendiri tidak tahu kenapa mimpi itu datang kepada dirinya dan
memberitahukan keberadaan jasat Luki. Asta merasa kalau Tantri punya
kemampuan bisa melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa melihatnya. Jika Luki
bisa Tantri temukan, bukan tidak mungkin dia juga bisa menemukan di mana
keberadaan Arum.

Pei, Asta, Tantri dan juga Reza pergi yang akan menuju ke suatu tempat.
Pencarian tersebut dimulai di rumah bekas kediaman Arun. Rumahnya sudah
kosong, bahkan sudah tidak terurus. Ketika yang lain sibuk di ruangan tengah, ada
naluri kuat untuk Tantri menuju ke salah satu ruangan lain. Dan di sana tiba-tiba
Tantri seperti Drasuki oleh sesesok makhluk. Tantri lalu melihat ada sesesok
arwanya Arum dan menunjukkan jalan kepada Tantri. Di salah satu kamar Tantri
dipelihatkan ada sebuah simbol aneh. Di luar kendalinya Tantri seperti sedang
melakukan sebuah ritual. Lalu tak lama muncul sebuah buku di tengah-tengah
simbol itu. Tantri baru tersadar kembali setelah kedatangan Asta. Di dalam lingkaran
itu terdapati ada nama Pei, Asta, Luki, Reja.

Dari sini Asta akhirnya tahu kalau Arum memantra-mantrai mereka. Pei mulai
ketakutan, takut kalau nasibnya akan sama seperti Luki. Saling menyalahkan terjadi
antara Pei dan juga Reja. Pei berkata semua ini gara-gara Reza. Tapi bukan
saatnya mereka saling menyalahkan satu sama lain. Yang terpenting sekarang
adalah bagaimana caranya mereka menghentikan semuanya ini.

Tantri sepertinya memang masih ada keterkaitan dengan Arum yang belum
diketahui. Asta merasa kedatangan Tantri adalah sebuah jalan. Mungkin hanya
Tantri yang bisa menghentikan kutukan dari mantra-mantra ini.

Ritual pun dilakukan. Terlihat Tantri kembali seperti orang yang kerasukan.
Tantri mulai membacakan mantra-mantranya dan diikuti oleh mereka bertiga. Tak
lama kemudian terdengar suara dari Surugana. Si Iblis berbicara kepada Tantri
dengan menggunakan bahasa Sunda. Surugana akan menunaikan janjinya Arum
untuk membalaskan dendam kepada mereka semuanya. Cepat atau lambat,
Surugana akan mengambil jiwa-jiwa mereka untuk dijadikan budak iblis.

Mereka kembali pulang dengan hati yang tidak tenang. Kalau Arum mengutuk
mereka dengan mantra-mantra itu, kenapa kutukannya berhenti sampai kepada Luki
saja? Di rumah itu, Asta hanya tinggal berdua bersama opanya sebut saja Sugiono.
Sugiono adalah seorang pemabuk berat. Pada saat itu, Asta diam-diam mengambil
beberapa potongan dari kumisnya. Dia dikejutkan, tiba-tiba Opanya malah
terbangun. Dan tak pernah kita duga, ternyata Opanya merenggut jemblem Asta
dengan Bringas.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah, ternyata perlakuan itu sudah
terjadi sejak Asta masih duduk di bangku SMA. Bahkan Si Iblis juga menyerang
kepada Opanya Asta. Tantri sendiri diperlihatkan ketika Si Iblis membunuh. Tantri
tahu kenapa Sirugana menyerang kepada opa Asta. Karena ternyata Asta sendiri
yang mengutuk Opanya dengan memakai serangan. Dan mantra-mantra melalui
buku itu. Bukan tanpa alasan Asta melakukannya, karena Omnya pantas
mendapatkan itu semuanya. Tantri sudah tidak lagi bergabung dengan mereka. Di
sini Mahesa mulai mengajak Tantri untuk berbicara. Dia mengatakan kalau
sebenarnya Luki, Reja, Fei dan Asta adalah orang jahat. Merekalah penyebab atas
hilangnya Arum. Mahesa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Arum.
Arum menjadi korban taruhan yang dilakukan oleh Reza dan Luki. Siapa di antara
mereka berdua yang terlebih dulu bisa mendapatkan Arum. Arum terjebak oleh
bujuk Krayu Reza, hingga dia menyerahkan kucur beserta jemblemnya kepada
Reza. Dan setelah itu, akhirnya Arum baru tahu kalau dirinya hanya dijadikan bahan
taruhan. Poto itu disebarkan oleh Luki dan tersebar ke seluruh kampus. Diketahui
juga dulunya Mahesa adalah kekasihnya Asta. Namun, semenjak kejadian itu,
Mahesa memilih untuk menghindar dari mereka.

Lebih dari itu, tujuan dia mengajak Tantri berbicara karena Mahesa
menemukan ada beberapa keanehan ketika dia mempoto Tantri pada saat itu. Di
dalam foto tersebut selalu ada sosok yang mengikuti Tantri. Dan sisasok itu adalah
arwahnya Arum.

Di lain sisi, diam-diam Asta bersama Pei memasuki ke kamarnya Tantri. Asta
mengambil rambut Tantri di bekas sisirnya dan beberapa foto Tantri. Pei sudah tahu
maksud Asta mengambil rambut dan foto Tantri. Di sini Pei mencoba untuk
melarang Asta agar tidak melakukan kutukan itu kepada Tantri.

Asta dibakar api cemburu karena Mahesa mendekati Tantri. Kembali kepada
Tantri bersama Mahesa. Dari foto-foto itu, ada beberapa fotonya Arum sebelum dia
menghilang. Yang membuat Tantri terkejut, dia melihat ternyata ada Surugana di
belakang foto Arum.

Asta benar-benar jahat. kini dia memasukkan Tantri sebagai list orang-orang
yang akan menjadi targetnya Surugana. Tak lama setelah Asta mulai derasuki, Pei
yang masih berada di luar kamar masih meminta agar Asta berhenti.
Pintunya terbuka dan tiba-tiba Asta menarik Pei. Pei yang mencoba berotak
justru malah Asta mendapatkan rambutnya Pei. Di sini Asta pun memasukkan Pei
untuk menjadi korbannya Surugana. Pei berlari karena dia tahu Asta sudah
mendapatkan rambutnya.

Namun semuanya sudah terlambat. Ke manapun Pei berusaha berlari, dia


sudah ditandai oleh Surugana.

Tapi di sini Surugana tidak membunuh Pei. Dia hanya mengambil kedua
matanya saja. Pada malam itu, kutukan dari mantra-mantranya telah dimulai
kembali. Tantri sempat menyinggung soal buku yang sekarang berada bersama
Asta. Mahesa langsung teringat kalau buku itu dulunya selalu dibawa oleh Arum
sebelum keanehan ini terjadi.

Hingga akhirnya Asta yang menginginkan buku tersebut. Di sini Tantri baru
sadar kalau sebenarnya Asta sengaja mengajak Tantri ke rumahnya Arum. Asta
tahu kalau Arum mempunyai kemampuan bisa mengambil buku tersebut. Yang
gimana kita tahu buku itu keluar dari dalam simbol si Iblis.

Di tengah-tengah pembicaraan, tiba-tiba keanehan terjadi kepada Tantri.


Tantri seperti Dirasuki. Dan dia diperlihatkan kepada kejadian di masa lalu. Tantri
mendengar ada suara seorang wanita meminta tolong. Dia mencari sumber dari
suara tersebut. Di sana Tantri melihat segerombolan pria sedang beramai-ramai.
Merenggut kucur seorang Wanita. Dan yang membuat Tantri terkejut adalah si
wanita itu menoleh sambil tersenyum ke arah Tantri. Entah dari mana dia
mendapatkan buku tersebut. Namun di buku itu dia menuliskan orang-orang yang
telah menodai dirinya. Lalu membacakan mantra surugana. Dengan penuh dendam
dan amara yang sangat mendalam, dia mengutuk orang-orang tersebut. Dan tidak
sampai di situ saja, dia juga mengutuk hingga kepada semua anak cucu keturunan
mereka.

Tantri pun tersadar kembali. Setelah melihat apa yang terjadi di masa lalu, Tantri
menjadi ketakutan. Sebelum wanita itu membakar dirinya, dia menuliskan orang-
orang yang telah menodainya. Dan di antara orang-orang itu, salah satunya adalah
kakenya Tantri sendiri. Kakenya terlibat dalam kejadian itu. Itulah kenapa di awal
film ayahnya Tantri seperti orang kerasukan, hingga akhirnya ayahnya pun tewas.
Dan itu juga terjadi kepada ibunya Tantri yang telah meninggal terlebih dulu. Di sini
kuncinya ada pada Arum. Kutukan itu sebenarnya sempat terhenti, hingga aktif
kembali setelah Arum mempunyai dendam kepada orang-orang yang telah
menyakiti dirinya.

Dalam keputus asaan Arum, Iblis Surugana mencoba menghasut pikiran


Arum dengan membisikkan mantra-mantranya. Untuk menghentikan kutukan
tersebut, mereka harus mencari keberadaan Arum. Di lain sisi, setelah Surugana
berhasil memperdaya Arum, kini dia menghasut pikirannya Asta. Tantri bersama
Mahesa kembali ke rumah kediaman Arum. Tak lama kemudian, Surugana mencoba
yang akan menyerang Tantri.

Tapi di sini Tantri sendiri mempunyai perisai mantra-mantra yang mampu


melindungi dirinya dari serangan para mahluk halus. Mantra-mantra yang diberikan
oleh ayahnya terdahulu.

Sekuat apapun Surugana menyerang, dia tidak akan mampu menembusnya.


Tantri terkoneksi dengan keberadaan Arum melalui kalung yang dia gunakan. Lalu
tiba-tiba serangan dari Surugana datang kembali. Mahesa yang melindungi Tantri
justru malah terkena pecahan kacanya. Tantri harus melanjutkan mencari
keberadaan Arum, walaupun kini dia harus berjuang seorang diri.

Di salah satu kamar, Tantri kembali diperlihatkan ke masa lalu. Ketika Arum
mulai melakukan ritualnya dengan buku tersebut, saat itu ayahnya mencoba
menghentikan Arum. Namun dengan kondisi Arum sudah kerasukan. Ayahnya
terpaksa harus mengikat Arum dengan rantai. Dan diketahui kalau ternyata
kakeknya Arum berteman dengan kakeknya Tantri, yang di mana mereka berdua
adalah komplotan yang menodai si wanita pada waktu itu.

Tantri akhirnya menemukan Arum yang masih dalam keadaan terikat.


Mengetahui Arum masih hidup, Tantri berusaha untuk melepaskan ikatan rantainya.
Namun saat itu datang Asta membawa Mahesa yang sudah tidak berdaya. Asta
sudah dalam kendali si Iblis. Di sini Tantri melihat kalungnya Arum yang digunakan
oleh Asta. Berarti selama ini Asta sendiri sebenarnya sudah tahu kebenaran Arum.
Tantri mencoba untuk menyadarkan Asta dengan mengingatkan kenangan indah
Asta bersama Mahesa.
Namun semua itu sia-sia saja Asta yang sudah dikuasai Iblis menikam
Mahesa. Tak lama Asta tersadar kembali dan melihat Mahesa sudah tewas. Asta
antara sadar dan masih dikenalikan Surugana, dia pun yang akhirnya tewas setelah
dia tidak bisa mengendalikan tangannya sendiri.

Ketika si Iblis dengan lantangnya berkotbah, tidak membuang kesempatan,


Tantri langsung menikam Arum. Tapi justru dengan Arum meninggal, serangan dari
Surugana akhirnya bisa dihentikan. Terdengar sebelum kematian Arum, dia sempat
berkata mengucapkan terima kasih kepada Tantri.

Dari sebuah telepisi diberitakan penangkapan seorang mahasiswa yaitu Reza


atas kasus yang menimpa kepada Arum terdahulu. Di akhir cerita kembali ke masa
kecil Tantri bersama ayahnya. Sejak dari kecil ayahnya selalu mengajarkan Tantri
mantra-mantra. Mantra itulah yang menjadi perisai bagi Tantri untuk menghindari
dari marabahaya. Dan setelah semuanya berakhir, Tantri membakar buku itu. Di
lantai sisi Pei yang ternyata masih hidup namun keadanya sudah sangat
menghawatirkan. Dia mengalami kebutaan dan gangguan jiwa. Sementara Reza
yang berada di dalam penjara terhukum oleh karma nya sendiri. Dia menjiduk-
jidukkan kepala nya hingga akhirnya dia pun tewas.

Dan di dalam bis dalam perjalanan kembali, Tantri terbangun dari tidurnya.
Namun dia dikejutkan, tiba-tiba buku itu kembali ada pada dirinya.

Anda mungkin juga menyukai