Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRO GLOBALISASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN)

kelas XII-US

Disusun Oleh:

Daffa Al Khairi
Alifa Safira
Bagas Fahnoor Siagian
Chelsia Annisa Sari Lubis
Fathimah Az Zahra
Raffi Rahmat Ramadhan
Dzaki Aqilah Syah Sebayang
Keisya Azzahra
Lusiana Zhafira B
Rhislin
Novayu Tiara Safitri
M Badillah Rizki Ananda
Naila Lutfiyah Zahra

YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH KELAS XII-US

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “PRO
GLOBALISASI”. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu tugas pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarga Negaraan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada
guru mata pelajaran Pendidikan Kewarga Negaraan (PKN) yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian makalah ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam memahami adanya fenomena globalisasi yang tidak dapat
dihindari dalam perkembangan dunia saat ini.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca. Selain itu, penulis berharap makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam upaya
memajukan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan
dunia yang semakin kompleks ini.

Kota, 21 Januari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses integrasi dan interkoneksi antara berbagai aspek
kehidupan di seluruh dunia, yang melibatkan pertukaran informasi, ide, budaya, dan ekonomi
(Wahida et al. 2023). Proses ini telah memungkinkan dunia menjadi lebih terhubung dan
saling bergantung satu sama lain dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, teknologi, politik,
dan budaya. Dalam konteks ekonomi, globalisasi mencakup perdagangan internasional,
investasi asing, dan mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja (Djadjuli 2018). Di bidang
teknologi, globalisasi menciptakan konektivitas yang memungkinkan pertukaran informasi
secara cepat dan mudah di seluruh dunia. Sementara itu, aspek politik globalisasi mencakup
kerjasama antar negara dalam menanggulangi masalah bersama seperti perubahan iklim,
keamanan internasional, dan isu-isu kemanusiaan.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi telah mempercepat
percepatan proses globalisasi. Fenomena ini mencakup seluruh aspek penting kehidupan dan
menghadirkan tantangan serta permasalahan baru yang memerlukan solusi untuk
memanfaatkan globalisasi demi kepentingan kehidupan. Istilah "globalisasi" muncul sekitar
dua puluh tahun yang lalu dan baru-baru ini menjadi populer sebagai ideologi baru.
Globalisasi, sebagai sebuah konsep, diterima dengan mudah di seluruh dunia.
Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menjadi ciri khas dari
wacana globalisasi sebagai suatu proses yang mampu mengubah dunia secara fundamental.
Banyak pihak membahas globalisasi, mulai dari para pakar ekonomi hingga penjual iklan.
Dalam konteks globalisasi, terdapat pemahaman tentang kehilangan situasi di mana
pergerakan barang dan jasa antar negara dapat berlangsung secara bebas dan terbuka dalam
perdagangan. Keterbukaan antar negara tidak hanya melibatkan barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya, dan aspek lainnya.
Konsep globalisasi merujuk pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan
kesadaran akan hubungan global. Pandangan ini dapat dimengerti sebagai suatu proses
penyempitan dunia dalam kerangka institusi modernitas dan peningkatan kesadaran dunia
yang dapat dirasakan secara refleksif dari segi budaya. Banyak interpretasi tentang
globalisasi, termasuk pandangan bahwa globalisasi menciptakan dunia seperti perkampungan
kecil atau upaya penyatuan masyarakat dunia dari berbagai aspek.
Globalisasi adalah koneksi global ekonomi, sosial, budaya, dan politik yang
berkembang dalam berbagai arah di seluruh dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
Proses globalisasi memiliki dampak signifikan pada individu dan masyarakat di berbagai
belahan dunia, yang dapat disebabkan oleh peristiwa, keputusan, dan kegiatan dari belahan
dunia yang lain. Globalisasi, menurut Pasaribu (2014), diawali oleh kemajuan dalam
teknologi informasi dan komunikasi, yang kemudian memengaruhi sektor-sektor lainnya
seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Contohnya, teknologi internet, parabola, dan TV
memungkinkan orang di seluruh dunia mengakses berita dari tempat lain dengan cepat,
menghasilkan interaksi luas antarmasyarakat dunia yang saling mempengaruhi. Pemuda juga
terpengaruh oleh globalisasi dalam aspek kehidupan sehari-hari, termasuk budaya
berpakaian, gaya rambut, dan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana dampak positif dari globalisasi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
mendorong perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat di tengah respons negatif beberapa individu terhadap fenomena ini?
2. Bagaimana pola pikir yang mendukung dan memanfaatkan globalisasi dapat diupayakan
sebagai solusi untuk mengatasi pandangan negatif dan menciptakan pemahaman yang
lebih luas tentang manfaat globalisasi?
3. Apa tantangan utama yang dihadapi dalam implementasi pro globalisasi ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dampak positif dari globalisasi, khususnya dalam perkembangan ekonomi,


kemajuan teknologi, dan peningkatan kesehateraan masyarakat.
2. Menganalisis pola pikir yang dapat mendukung serta memanfaatkan fenomena
globalisasi.
3. Mengetahui solusi dalam mengubah pola pikir yang negatif terhadap globalisas

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Globalisasi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadi pendorong utama bagi
upaya pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Teknologi, yang secara
etimologis berasal dari kata global yang berarti dunia, memiliki dampak signifikan terhadap
fenomena globalisasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang membuka ruang
lingkup ke seluruh dunia. Sementara itu definisi globalisasi juga di kemukakan oleh beberapa
ahli. Menurut Macom Water, globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma
didalam kesadaran orang. Sementara itu, Emanuel Ritcher juga mendefininisikan globalisasi
sebagai jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan. Meskipun banyak
yang menyadari manfaat positif globalisasi, seperti kemajuan dalam komunikasi dan peningkatan
kecepatan transportasi, namun perlu diakui bahwa dampak negatif juga tidak dapat diabaikan.
Dalam menyentuh seluruh aspek kehidupan, globalisasi menciptakan tantangan dan
permasalahan baru yang memerlukan pemecahan untuk memanfaatkannya demi kepentingan
kehidupan. Istilah globalisasi sendiri muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu dan baru-baru ini
menjadi ideologi populer dalam lima atau sepuluh tahun terakhir. Meskipun mudah diterima oleh
masyarakat global, wacana mengenai globalisasi sebagai suatu proses ditandai oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengubah dunia secara mendasar.
Perkembangan globalisasi awalnya ditandai oleh kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, yang menjadi pendorong utama dalam pergerakan globalisasi (Wulandari et al.
2022). Dampak kemajuan ini kemudian merambat ke sektor-sektor lain dalam kehidupan,
termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sebagai contoh, teknologi internet, parabola, dan
TV memungkinkan akses cepat terhadap berita dari berbagai belahan dunia, menciptakan
interaksi antarmasyarakat dunia yang melibatkan pengaruh saling menyebar, terutama dalam
konteks kebudayaan lokal seperti kebiasaan gotong royong dan solidaritas seperti menjenguk
tetangga yang sakit.
Dampak globalisasi juga terasa dalam kehidupan sehari-hari pemuda, mencakup aspek
budaya berpakaian, gaya rambut, dan lainnya (Muslimin et al. 2022). Meskipun demikian,
penting untuk diakui bahwa sementara globalisasi membawa manfaat signifikan, pemahaman
yang lebih mendalam terhadap dampak positif dan negatifnya diperlukan untuk merancang
pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan terhadap fenomena ini.

2.2 Proses Globalisasi


Proses globalisasi merupakan fenomena kompleks yang melibatkan integrasi dan
interkoneksi antara berbagai aspek kehidupan di seluruh dunia. Salah satu pendorong utama
perkembangan globalisasi adalah kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang teknologi informasi dan komunikasi (Indrayanti 2012). Perkembangan ini telah
mengubah dunia secara fundamental, memungkinkan pertukaran informasi, ide, dan budaya
secara cepat dan efisien. Selain itu, proses globalisasi juga terkait erat dengan pergerakan barang
dan jasa antar negara, yang semakin terbuka dan bebas dalam perdagangan internasional.
Dalam konteks globalisasi, terdapat pengaruh yang signifikan pada sektor-sektor kehidupan,
termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Misalnya, kemajuan teknologi seperti internet
memungkinkan individu di berbagai belahan dunia untuk mengakses informasi secara instan,
menciptakan interaksi antarmasyarakat yang melintasi batas-batas geografis. Hal ini juga
memberikan dampak dalam bidang ekonomi, di mana perdagangan internasional dapat
berlangsung dengan lebih efisien, dan investasi asing menjadi lebih mudah diakses.
Namun, proses globalisasi juga menciptakan tantangan dan permasalahan baru. Dalam upaya
memanfaatkannya untuk kepentingan kehidupan, masyarakat dihadapkan pada kompleksitas
hubungan antarnegara dan ketidaksetaraan ekonomi yang dapat muncul. Selain itu, dampak
globalisasi terhadap keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal juga menjadi perhatian, dengan
kemungkinan hilangnya identitas budaya di tengah arus informasi dan pengaruh luar yang begitu
besar.
Ciri-ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia dapat
diamati dari beberapa aspek. Pertama, terdapat peningkatan dalam konektivitas dan aksesibilitas
global. Kemajuan teknologi, khususnya dalam telekomunikasi dan transportasi, menjadikan
dunia semakin terhubung (Widianti 2022). Akses instan terhadap informasi, berita, dan data dari
berbagai belahan dunia menjadi lebih mudah, mendukung pertukaran pengetahuan yang luas.
Selanjutnya, peran perdagangan internasional semakin memperkuat ciri globalisasi. Pergerakan
barang dan jasa antarnegara meningkat, didorong oleh kesepakatan perdagangan bebas dan
integrasi pasar. Hal ini menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih terbuka dan kompetitif,
memungkinkan aliran modal dan investasi di tingkat global.
Pengaruh budaya yang meresap juga menjadi ciri signifikan. Globalisasi memfasilitasi
pertukaran nilai-nilai budaya, gaya hidup, dan tren mode di seluruh dunia (Lumba dan Amin
2023). Film, musik, dan media sosial menjadi saluran utama dalam menyebarkan budaya dari
satu negara ke negara lain, menciptakan kesamaan atau homogenitas dalam gaya hidup di
berbagai belahan dunia.
Peningkatan kolaborasi dan interaksi antarbangsa dalam ranah politik dan diplomasi juga
menandakan perkembangan globalisasi. Kerjasama antarnegara untuk menanggulangi isu-isu
global seperti perubahan iklim, kesehatan global, dan perdamaian dunia menjadi semakin
penting, menunjukkan kesadaran akan keterkaitan dan ketergantungan antarnegara. Namun, di
sisi lain, ketidaksetaraan ekonomi dan perbedaan dalam tingkat perkembangan teknologi antara
negara-negara juga menjadi ciri globalisasi. Beberapa negara mungkin lebih cepat mengadopsi
teknologi canggih sementara yang lain masih berjuang mengatasi kesenjangan teknologi.

2.3 Pro Globalisasi


Para pendukung globalisasi, yang sering disebut sebagai pro-globalisasi, percaya bahwa
fenomena ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia.
Dasar pijakan mereka terletak pada teori keunggulan komparatif yang dirumuskan oleh David
Ricardo. Konsep ini menyatakan bahwa negara-negara dapat saling bergantung dan saling
menguntungkan satu sama lain melalui bentuk ketergantungan ekonomi. Dalam konteks ini,
transaksi pertukaran dapat terjadi sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh
masing-masing negara.
Contohnya, Jepang mungkin memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kamera
digital, mampu mencetak lebih efisien dan menghasilkan produk berkualitas tinggi. Di sisi lain,
Indonesia mungkin memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kain. Menurut teori ini,
disarankan agar Jepang fokus pada produksi kamera digitalnya, sementara Indonesia dapat
memaksimalkan produksi kainnya. Keduanya kemudian dapat saling bertransaksi, dengan
Jepang membeli kain dari Indonesia untuk menutupi kekurangan penawaran kainnya, dan
sebaliknya.
Proses ini, menurut pendukung globalisasi, membuka pintu untuk pertumbuhan ekonomi
yang lebih efisien dan memanfaatkan keunggulan unik yang dimiliki oleh masing-masing negara.
Namun, terlepas dari manfaatnya, penting untuk diingat bahwa pandangan ini juga dapat
menimbulkan beberapa pertanyaan dan perhatian. Misalnya, dampak terhadap ketidaksetaraan
ekonomi, hak pekerja, dan kerentanan terhadap fluktuasi pasar global dapat menjadi tantangan
yang perlu diatasi dalam proses implementasi globalisasi. Oleh karena itu, perdebatan seputar
pro dan kontra globalisasi terus berkembang, dan pemahaman yang komprehensif tentang
dinamika ini penting untuk merumuskan pendekatan yang seimbang dan berkelanjutan.

2.4 Pola Pikir Pro Globalisasi


Pola pikir pro-globalisasi mendasarkan dukungannya pada keyakinan bahwa fenomena
ini membawa sejumlah manfaat signifikan bagi masyarakat global. Pertama-tama, para
pendukung globalisasi mengakui potensi peningkatan ekonomi melalui pembukaan pasar
internasional dan investasi asing. Dengan mengintegrasikan ekonomi secara lebih luas, mereka
percaya bahwa negara-negara dapat memanfaatkan keunggulan komparatif masing-masing untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat.
Pola pikir pro-globalisasi juga mencerminkan keyakinan pada peningkatan kesejahteraan
melalui akses yang lebih luas terhadap berbagai barang dan jasa. Globalisasi memungkinkan
masyarakat untuk merasakan manfaat dari kemajuan teknologi dan inovasi yang berasal dari
berbagai belahan dunia (Gultom 2011). Sebagai contoh, teknologi medis canggih atau produk
inovatif dapat lebih mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.
Selain itu, para pendukung globalisasi memandang fenomena ini sebagai peluang untuk
meningkatkan saling pengertian dan toleransi antarbudaya. Dengan pertukaran informasi, seni,
dan budaya, mereka meyakini bahwa globalisasi dapat menjadi penghubung antara masyarakat
dengan mengurangi ketidaktahuan dan meningkatkan pemahaman lintas batas. Pola pikir pro-
globalisasi menciptakan pandangan positif terhadap interaksi antarnegara, memandangnya
sebagai langkah menuju kerjasama global yang lebih erat. Pola pikir pro-globalisasi
mencerminkan keyakinan akan potensi positif fenomena ini dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mempromosikan keragaman serta
pemahaman antarbudaya. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pemikiran ini juga
harus ditempatkan dalam konteks keberlanjutan dan keadilan untuk mengatasi dampak negatif
dan ketidaksetaraan yang mungkin timbul dalam perjalanan globalisasi ini.

2.5 Faktor Penghambat Globalisasi


Globalisasi, meskipun membawa sejumlah manfaat, juga dihadapkan pada sejumlah
faktor penghambat yang dapat menghambat laju integrasi global. Salah satu faktor utama yang
menjadi penghambat adalah ketidaksetaraan ekonomi antarnegara (Winanrno 2008). Perbedaan
signifikan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya antara negara-negara maju dan
berkembang dapat menciptakan kesenjangan ekonomi yang sulit diatasi. Ketidaksetaraan ini
membatasi akses sebagian besar negara terhadap peluang ekonomi global, menghambat
pertumbuhan, dan memperdalam ketidaksetaraan global.
Selain itu, perbedaan budaya dan nilai-nilai sosial antarnegara juga menjadi faktor
penghambat yang signifikan. Beberapa negara mungkin menolak untuk merangkul aspek-aspek
globalisasi karena khawatir akan kehilangan identitas budaya mereka (Suneki 2012). Hal ini
dapat mengakibatkan resistensi terhadap pengaruh asing, baik dalam bentuk budaya populer
maupun nilai-nilai yang diakui secara global. Konflik nilai dan perbedaan ideologis seringkali
menjadi kendala serius dalam mencapai pemahaman bersama dan kerjasama internasional.
Pertumbuhan nasionalisme dan isolasionisme juga dapat dianggap sebagai faktor
penghambat globalisasi. Beberapa negara cenderung menutup diri dan memprioritaskan
kepentingan nasional mereka sendiri, mengabaikan kerjasama internasional. Kebijakan
proteksionisme ekonomi dan penutupan perbatasan dapat menghambat aliran perdagangan dan
pertukaran budaya, merugikan upaya integrasi global.
Dalam beberapa kasus, resistensi terhadap globalisasi juga berasal dari ketidakpuasan
terhadap organisasi internasional dan lembaga-lembaga global yang dianggap tidak adil. Kritik
terhadap peran institusi-institusi seperti Dana Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia
seringkali mencerminkan ketidakpercayaan terhadap mekanisme global yang ada.
2.6 Dampak Positif Globalisasi
Globalisasi, sebagai fenomena tak terhindarkan dalam perkembangan dunia, membawa
dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun beberapa individu meresponsnya dengan
skeptisisme atau bahkan ketidaksetujuan, negara-negara yang dapat memanfaatkan globalisasi
secara optimal mampu mencapai kemajuan yang luar biasa.
Dalam konteks ekonomi, globalisasi membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi melalui
akses lebih luas terhadap pasar internasional. Negara-negara yang terlibat dalam perdagangan
global dapat meningkatkan volume ekspor dan impor, menciptakan peluang investasi, dan
merangsang pertumbuhan sektor industri. Indonesia, sebagai salah satu contoh, telah merasakan
manfaatnya dengan meningkatnya ekspor produk lokal dan peningkatan investasi asing, yang
secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, globalisasi juga menjadi pendorong utama bagi kemajuan teknologi (Prabowo
et al. 2023). Pertukaran pengetahuan dan inovasi antarnegara menjadi lebih mudah, membuka
jalan bagi kolaborasi ilmiah dan teknologi lintas batas. Negara-negara yang terbuka terhadap
sains dan teknologi global dapat mempercepat kemajuan riset, memperkenalkan teknologi
canggih, dan meningkatkan daya saing mereka dalam skenario global. Sebagai contoh, program
kerjasama riset antarnegara dan partisipasi dalam proyek-proyek inovatif dapat memajukan
industri teknologi Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat juga merupakan dampak positif globalisasi yang
dapat dirasakan secara langsung. Melalui akses yang lebih besar terhadap pasar global,
masyarakat memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan, menciptakan lapangan pekerjaan
baru, dan meningkatkan pendapatan. Investasi asing yang masuk membuka peluang bisnis lokal,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sementara beberapa individu
mungkin merespons globalisasi dengan kekhawatiran terhadap ketidaksetaraan sosial,
pemahaman yang baik dan kebijakan inklusif dapat membantu mengurangi disparitas ekonomi
dan meningkatkan distribusi keuntungan.
Meskipun beberapa individu mungkin menanggapi globalisasi dengan ketidaksetujuan
atau resistensi, penting untuk diakui bahwa dengan mengelola dampak positif globalisasi secara
bijaksana, sebuah negara dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendekatan yang inklusif dan kebijakan yang
tepat, negara-negara dapat membangun fondasi kuat untuk meraih manfaat dari fenomena global
ini tanpa meninggalkan sebagian besar masyarakat di belakang.

2.7 Solusi Mengubah Pola Pikir Negatif terhadap Globalisasi


Untuk mengubah pola pikir yang negatif terhadap globalisasi, diperlukan langkah-langkah
solutif yang dapat diambil. Pertama-tama, edukasi dan peningkatan kesadaran akan manfaat dan
dampak positif globalisasi dapat menjadi solusi yang efektif. Pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana globalisasi dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi,
peningkatan kesejahteraan, dan berbagai peluang untuk pertukaran budaya dapat mengurangi
ketidakpastian dan kekhawatiran.
Selanjutnya, diperlukan upaya untuk merumuskan kebijakan yang mendukung distribusi
manfaat globalisasi secara adil. Penanganan ketidaksetaraan ekonomi dan perlindungan hak
pekerja melalui regulasi yang tepat dapat membantu mengatasi beberapa kekhawatiran terkait
dengan dampak negatif globalisasi. Adopsi praktik bisnis yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan juga dapat memperkuat argumen pro-globalisasi.
Penting juga untuk mempromosikan partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan
keputusan terkait kebijakan globalisasi. Dengan melibatkan masyarakat dalam diskusi dan
pengambilan keputusan, diharapkan akan tercipta pemahaman yang lebih luas dan penerimaan
terhadap perubahan yang dibawa oleh globalisasi. Selain itu, perlu ditekankan bahwa globalisasi
bukanlah suatu kekuatan yang tidak dapat diubah, melainkan suatu proses yang dapat diarahkan
sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, advokasi untuk regulasi yang
bijaksana dan keterlibatan masyarakat sipil dalam menentukan arah globalisasi dapat membentuk
pandangan positif terhadap fenomena ini.
Dengan mengambil pendekatan ini, diharapkan bahwa perubahan pola pikir yang negatif
dapat diatasi secara proaktif, dan masyarakat dapat melihat globalisasi sebagai suatu peluang
untuk pertumbuhan dan perubahan positif, bukan sebagai ancaman terhadap identitas dan
kesejahteraan mereka.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Djadjuli, D. (2018). Peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi daerah. Dinamika: Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 5(2), 8-21.
Gultom, A. F. (2011). Guru Bukan Buruh. Malang: Servaminora.
Indrayani, H. (2012). Penerapan teknologi informasi dalam peningkatan efektivitas, efisiensi dan
produktivitas perusahaan. Jurnal El-Riyasah, 3(1), 48-56.
Lumbaa, Y., & Amin, S. (2023). Pengaruh Budaya Westernisasi pada Generasi Z di Era
Globalisasi. JESD: Journal of Education Social and Development, 2(2), 423-430.
Muslimin, E., Heri, D., & Erihardiana, M. (2022). Kesiapan Merespon terhadap Aspek Negatif
dan Positif Dampak Globalisasi Dalam Pendidikan Islam. As-Syar'i: Jurnal Bimbingan &
Konseling Keluarga, 4(1), 28-36.
Pasaribu, R. B. F. (2014). Manusia Dan Kehidupan Sosial. Rowland_Pasaribu. Staff.
Gunadarma.
Prabowo, O. H., Merthayasa, A., & Saebah, N. (2023). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Manajemen Perubahan pada Kegiatan Bisnis di Era Globalisasi. Syntax Idea, 5(7), 883-
892.
Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. CIVIS: Jurnal Ilmiah
Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 2(1).
Wahida, K., Uyun, H., & Wintoko, D. K. (2023). Efek Globalisasi Yang Dihadapi Masyarakat
Kontemporer Terhadap Perekonomian. Harmoni: Jurnal Ilmu Komunikasi dan
Sosial, 1(1), 01-12.
Widianti, F. D. (2022). Dampak Globalisasi Di Negara Indonesia. JISP (Jurnal Inovasi Sektor
Publik), 2(1), 73-95.
Winarno, B. (2008). Globalisasi: Peluang atau ancaman bagi Indonesia. Erlangga.
Wulandari, L., Umar, D. D., Septiani, D., Iskandar, H. H., Safina, M., & Haq, V. A. (2022).
Analisis Pengaruh Globalisasi Dan Perkembangan Teknologi Nuklir Terhadap
Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan (Sustainable Environment). Jurnal Bisnis Dan
Manajemen West Science, 1(01), 36-50.

Anda mungkin juga menyukai