KOMUNITAS
DI DUSUN BABAKAN RT 02 RW 01 DESA PUSEURJAYA KECAMATAN
TELUKJAMBE TIMUR KABUPATEN KARAWANG PERIODE 13-22 JANUARI
2023
Disusun Oleh:
VICKA FITRI ENJELINA
NIM : L0450462205622
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penullis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan PKL Kebidanan Berbasis
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir dari Praktik Kerja Lapangan
Kebidanan Berbasis Komunitas. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, penulis
1. Dr. Hj. Maimunah, S.ST., SKM., M.K.M selaku Wadir Bidang Akademik Politeknik
2. Lia Yulianti, S.SiT., M.K.M selaku Wadir Bidang Non Akademik Politeknik Bhakti
10. Teman-teman yang telah bersemangat untuk keberhasilan acara praktik kerja
penyusunan laporan ini, tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan, laporan ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………..1
B. ANALISIS MASALAH
……………………………………………………………26
C. DOKUMENTASI …………………………………………………………..42
POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Jl. Veteran No. 254 Ciseureuh Purwakarta 41118
Telp. (0264) 8220033 Fax. (0264) 8221297
B. Anggota Keluarga
4. Pembuangan Tinja
[√ ] Septik Tank [ ] Cubluk [ ] Cemplung
[ ] Sungai/Selokan [ ] Sembarang Tempat
5. Kandang disekitar rumah (baik milik sendiri maupun orang lain) : [ √ ] Ada [ ] Tidak
Jika ada, Jenis Binatang apa yang ada di kandang, sebutkan : Burung
Jika tidak Apakah mempunyai hewan peliharaan : [ ] Ada [√ ] Tidak
Jika ada, Jenis Binatang apa yang dipelihara, sebutkan ...........................................................................
G. FASILITAS/SARANA KESEHATAN
1. Apakah seluruh Keluarga Memiliki Jaminan Kesehatan : [ √ ] Ya semuanya [ ] Ya sebagian [ ] Tidak
4. Apakah keluarga pernah memamfaatkan sarana kesehatan yang ada dikelurahan : ya √ Tidak
3. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Yang paling sering dimamfaatkan yang ada di desa: (pilihan salah satu)
[ ] Polindes [ ] Puskesmas [ √ ] Bidan Praktek [ ] Dokter Praktek [ ] Dokter Praktek
[ ]Lainnuya, sebutkan…………………..
5. Fasilitas Yankes yang paling Terdekat (pilih salah satu)
[ ] Polindes [ √ ] Posyandu [ ] Puskesmas [√ ] Bidan Praktek
[ ] Dokter Praktek [ ] Klinik Swasta [ ] Rumah Sakit
7. Jenis Transportasi yang paling sering digunakan ke Tempat Pelayanan Kesehatan (pilih salah satu)
[ ] Angkutan Kota/Roda 4 [√ ] Ojeg/Roda 2
[ ] Jalan Kaki [ ] Lain-lain, sebutkan ......................
Pengumpul data
B. Anggota Keluarga
C. Ibu Hamil
7. Rencana Persalinan
[ √ ]Tenaga kesehatan [ ]Non Tenaga kesehatan
Alasan non tenaga Kesehatan : .......................................................................................................
8. Golongan Darah Ibu Hamil : A[ ] B[ ] AB[√ ] O[ ] Tidak tahu [ ]
(jika tidak tahu lanjut ke pertanyaan Nomor 9)
Calon donor darah : [ √ ] Ada [ ] Tidak ada
10. Rencana Alat Transportasi Untuk Mencapai Fasilitas Kesehatan Jika Akan Bersalin (pilih salah satu)
[ √ ] Roda dua [ ] Roda empat [ ] Jalan kaki [ ] Lain-lain
11. Siapa Rencana Yang Akan Mendampingi Ibu Jika Bersalin Nanti (pilih salah satu)
[ √ ] Suami [ ] Orang tua [ ] Anak [ ] Saudara
[ ] Tetangga [ ] Tidak ada
Bila tidak pernah alasannya (sebutkan) tidak tahu cara senam hamil
Pengumpul Data
NEONATUS
A. IDENTITAS
Nomor Kuisioner :
Nama Kepala Keluarga : Tn. Andika Maylestiana
Jenis Kelamin : Laki-Laki 03
√
2. Apakah mempunyai KMS Ya Tidak
3. Status Pemeriksaan Neonatus
[ ] Lengkap [ ] Tidak lengkap [√ ] Belum lengkap [ ] Tidak sama sekali
Bila tidak lengkap atau tidak sama sekali, alasannya :
[ ] Tidak tahu [ ] Jarak pelayanan kesehatan jauh [ ] Tahu tapi tidak mau
Pengumpul Data
C. Ibu Nifas,
Pengumpul Data
Umur : 27 tahun
Surveyor:
Agama : Islam Vicka Fitri Enjelina
081285332xxz
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Dusun Babakan rt 02 01 ds puseurjaya Telukjambe Timur Karawang Jawa Barat
B. Anggota Keluarga
Pengumpul Data
(Vicka Fitri Enjelina)
B. Anggota Keluarga
Hubungan
NO Nama Umur JK Keluarga Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Apakah dalam Keluarga terdapat bayi (>28 hari < 1 tahun): Ya √ Tidak
HB DPT POLIO
HB BCG
UMUR BAYI CAMPAK
O I II III I II III I II II I
I V
Umur 1 Bulan
Umur 2 Bulan
Umur 3 bulan
Umur 4 Bulan
Umur 5 Bulan -
Umur 6 Bulan -
Status Imunisasi :
[ ] Lengkap [ ] Belum lengkap [ ] Tidak lengkap [ ]Tidak Imunisasi
Bila tidak lengkap atau tidak imunisasi, alasannya :
[ ] Tidak tahu [ ] Jarak Pelayanan Kesehatan Jauh [ ] Tahu, tapi ibu sibuk
[ ] Tahu, tapi tidak mau [ ] Lain-lain, sebutkan ............................
Pengumpul Data
A. Kesehatan Remaja
1. Apakah dalam KK terdapat Remaja (11-24 Tahun menurut WHO) dan belum Menikah
√ Ya Tidak
2. Berapa usia Remaja: 17 Tahun
3. Jenis Kelamin
√ Laki-laki Perempuan
4. Bila Perempuan, apakah sudah mengalami Menstruasi?
Ya Tidak
Pengumpul Data
B. Anggota Keluarga
D. Pengambilan Keputusan
1. Mayoritas Pengambilan Keputusan masalah kehamilan dalam Keluarga (tempat pemeriksaan kehamilan)
Pengumpul Data
(Vicka Fitri Enjelina)
B. Anggota Keluarga
1. Apakah dalam KK terdapat perempuan yang sudah Menopouse (tidak haid selama 1 tahun penuh):
√ Ya Tidak
Jika ada keluhan dari salah satu diatas, apakah sudah berobat : Ya Tidak
Jika tidak berobat, alasannya (sebutkan) ................................................................
Jika sudah berobat, berobat kemana : Puskesmas
Pengumpul Data
Pada saat pendataan surveyor menemukan keluhan ibu hamil dengan nyeri
yang dapat dilakukan yaitu distraksi, relaksasi, kompres hangat dan dingin, serta
dengan permasalahan pada otot dan dampak dari fungsi otot yang tidak optimal.
petrisage atau pijatan, tapotage atau pukulan, friction atau gerusan, vibration atau
getaran. Teknik massage yang dapat diberikan pada ibu hamil untuk menurunkan
bagian-bagian tubuh yang digosok. Bentuk telapak tangan dan jari-jari selalu
Surveyor mengajarkan 5 Tenik Pijat Dasar. Terapi ini diajarkan juga kepada
pendamping persalinan yaitu suami agar bisa dilakukan dirumah Ketika ibu hamil
dilakukan teknik massage effleurage dan teknik relaksasi terhadap nyeri punggung
pada ibu hamil trimester III di Socah Kabupaten Bangkalan 10. Berdasarkan hasil
punggung pada kedua subyek. Hal ini terjadi karena massage effleurage
memberi rangsangan taktil dan perasaan positif yang apabila dilakukan dengan
sentuhan yang penuh perhatian dan empatik akan memperkuat efek massage
Pada saat pendataan pada ibu bersalin, surveyor menemani ibu bersalin
dengan mengeluh nyeri pada saat kontraksi, ibu menangis kesakitan dan berteriak
diajarkan pada ibu tentunya dengan media bola karet ini. Menganjurkan ibu
Saat proses persalinan rasa nyeri akan semakin meningkat ketika ibu
mengalami stress dan kelelahan akibat persalinan lama (Christin Hiyana, 2019).
dalam mencegah persalinan lama salah satunya dengan bimbingan gym ball yang
menunjang persalinan agar berjalan secara fisiologis. Gym Ball adalah bola
Bimbingan Gym Ball Terhadap Kemajuan Persalinan Ibu Primigravida dan dapat
pelepasan endorfin, gerakan duduk di atas bola dan batu memberikan perasaan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Dianita Primihastuti, 2021) yang
terhadap penurunan bagian bawah janin dan intensitas nyeri pada ibu inpartu Kala
1 Fase Aktif. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri saat
persalinan kala I, upaya non farmakologi seperti penggunaan gym ball atau peanut
dan khawatir tidak bisa merawat luka jahitannya dengan baik karena luka
yang bagus dan konsumsi makanan yang banyak mengandung protein tinggi,
agar jaringan yang rusak/luka jahitannya bisa segera kering dan sembuh.
konsumsi telur rebus selama 5 hari dengan penjelasan bahwa telur mampu
Salah satu penyebab terjadinya penyulit masa nifas sampai dengan pada
infeksi yang bersifat lokal maupun general. Dampak yang ditimbulkan dari
luka jahitan perienum dapat menyebabkan infeksi serta terganggunya gerak dan
diharapkan, salah satunya dengan konsumsi tinggi protein yaitu berupa telur
(Maya Saputri,2021).
dengan intervensi yang diberikan surveyor kepada klien, bahwa Analisa data
dengan membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang ada.
Asuhan kebidanan non farmakologi yang diberikan pada ibu nifas ini yaitu
penyembuhan luka perineum ini dilakukan selama 5 hari. Hasil akhir terdapat
efektifitas konsumsi putih telur rebus terhadap proses penyembuhan luka
tidur tidak nyenyak, sering terbangun bahkan menangis Ketika tidur malam.
Hal tersebut disebabkan sang anak sangat aktif beraktifitas pada siang hari
pijat pijat bayi pada anaknya. Memberikan informasi kepada ibu tentang
manfaat pijat bayi, salah satunya yaitu untuk meningkatkan kualitas tidur dan
Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi semua orang dalam meningkatkan
kesehatan fisik dan mental. Karena tidur yang nyenyak sangat penting bagi
pertumbuhan terutama bagi bayi. Saat tidur pertumbuhan otak bayi mencapai
puncaknya. (Motors & Europe, 2016). Tidur dengan kualitas yang baik sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang efektif pada bayi. (Koinis-
Mitchell et al., 2012). Kualitas tidur yang buruk pada bayi dapat menyebabkan
fisik dan gangguan perkembangan otak bayi. (Geometry & Analysis, 2011). terapi
Non farmakologi untuk memgatasi kualitas tidur pada bayi adalah Pijat bayi
(Riksani, 2012). Pijat bayi akan membuat bayi 2 tidur lelap, meningkatkan
beta serta tetha.(Suprihatin et al., 2014). Pijat Bayi adalah gerakan usapan lambat
dan lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah,
tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai terapi sentuh.
Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi komunikasi
yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. (Riksani, 2012)
penelitian pada jurnal yaitu terdapat pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur
bayi yang signifikan dengan rata-rata dari ke 7 jurnal yang di review didapatkan
hasil p-value < 0,05 yang berarti pijat bayi dapat berpengaruh dalam membuat
kualitas tidur bayi semakin membaik. (Vol 5, No. 1 Februari 2023 Hal. 1 – 8
Didapati pada saat pendataan, PUS ini tidak menggunakan alat kontrasepsi
dikarenakan PUS ingin memiliki keturunan, karena sudah 12 tahun belum pernah
tahun. Risiko akan meningkat pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Wanita hamil pada usia muda akan memiliki beberapa resiko diantaranya
Sukma, Ratna Dewi Puspita Sari | Pengaruh Faktor Usia Ibu Hamil Terhadap
saat menstruasi remaja bisa mengalami anemia. Remaja ini masih bersekolah.
Pada usia remaja, yang merupakan transisi dari masa anak ke masa
emosional. Asupan zat gizi yang optimal dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
tahun, dikatakan WHO bahwa anemia merupakan masalah gizi terbesar. Anemia
pada remaja dan dewasa muda dapat berdampak negatif pada kinerja dan
makan cepat saji sehingga dapat memicu untuk timbulnya gejala anemia.
Sebaiknya tidak terlalu sering untuk mengkonsumsi makan cepat saji dan
minuman seperti kopi. Zat besi adalah salah satu nutrisi yang sangat
fungsi enzim. Tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi ketika tumbuh
dengan cepat dan ketika sering terjadi kehilangan darah, misalnya melalui
menstruasi. Oleh karena itu, remaja putri berisiko tinggi mengalami defisiensi
zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis
tidak cukup ditandai dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom
mikrositik, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferrin, faktor makanan
remaja putri.
yaitu berupa sulit tidur, sering kegerahan pada malam hari sehingga klien tidak
mempunyai kualitas tidur yang baik dan sering pusing didapat tekanan darah
merupakan suatu kondisi fisiologis pada ibu yang telah memasuki proses
pada masa premenopause sangat bervariasi dan dapat berlangsung lama atau
lansia ini untuk rajin mengikuti senam lansia di puskesmas terdekat atau di
posyandu terdekat.
menopause.
2. Analisis Posyandu
wilayah Karang mengupayakan bidang kesehatan untuk ibu dan bayi serta
di minta kader dari peserta untuk dipindahkan ke dalam buku KMS. Kader
juga memberikan KMS bagi peserta Posyandu yang belum memiliki buku
KMS.
imunisasi, KB, pemeriksaan ibu hamil, nifas, menyusui, bayi dan balita,
imunisasi tetanus (TT) serta susu ibu hamil serta penyuluhan diet pada
ASI eksklusif serta pertolongan pertama pada bayi yang sakit misalnya
diare dengan pemberian oralit. Oleh karena itu, segala upaya untuk dapat
masyarakat.
beberapa warga yang belum bisa menyediakan 2 tempat sampah yang berbeda jenis,
seperti jenis sampah Organik dan Anorganik. Semua pembuangan masih ada dalam 1
wadah atau 1 tempat sampah. Sampah organik merupakan sampah yang dapat membusuk
seperti sisa dapur dan sampah makanan. Sedangkan sampah anorganik merupakan
sampah yang dihasilkan dari proses teknologi seperti logam, plastik, kaleng dan
sebagainya. Dua sampah ini sebenarnya bisa didaur ulang dan menjadi barang yang
berguna. Ketercampuran dengan bahan organik bisa mengurangi nilai dan mengurangi
kualitas. Itu akhirnya membuat material (sampah) yang harusnya bisa didaur ulang
jadinya tidak bisa. Sampah anorganik yang sudah dipilah ini nantinya bisa diolah kembali
sesuai jenisnya untuk didaur ulang. Dilingkungan ini masih ada warga yang membakar
sampah didepan lingkungan rumah. Hal ini sangat membahayakan semua warga
khususnya dari paparan asap yang bisa mengganggu pernafasan ibu hamil yang tinggal
dilingkungan sekitar dan anak anak bayi dan balita terlebih anak bayi yang baru
beberapa hari lahir. Disini pemerintah berupaya Secara holistic dalam mensukseskan
program progreen, haruslah dimulai dengan program bersih lingkungan dengan mengelola
sampah dengan bijaksana. Sesungguhnya inilah inti dari program progreen. Bukan hanya
menanam pohon saja, seperti selama ini yang dilakukan pemerintah (akan terjadi
pemubadziran anggaran saja) tapi dengan mengelola kebersihan untuk dijadikan sarana
dan prasarana pupuk dan pemupukan agar tanaman menjadi hijau, tentu didalanmnya
akan tercipta sebuah proses kreatifitas dan aktivitas di tingkat masyarakat komunal
(tercipta kemandirian). Diharapkan dengan pola komunal ini, masyarakat tentu akan peduli
menanam pohon dan tidak terlalu susah memeliharanya, karena pupuknya yang
Pada perayaan Pekan Menyusui Dunia yang jatuh pada tanggal 1 -7 Agustus,
UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan pemerintah dan semua
bertahan hidup dan membangun antibodi yang mereka butuhkan agar terlindung dari
berbagai penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak, seperti diare dan
memperlihatkan hasil yang lebih baik pada tes inteligensi, kemungkinan mengalami
obesitas dan kelebihan berat badan lebih kecil, dan kerentanan mengalami diabetes
mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sedikit lebih dari 5 persen anak yang masih
mendapatkan ASI pada usia 23 bulan. Artinya, hampir setengah dari seluruh anak
Indonesia tidak menerima gizi yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama
kehidupan. Lebih dari 40 persen bayi diperkenalkan terlalu dini kepada makanan
pendamping ASI, yaitu sebelum mereka mencapai usia 6 bulan, dan makanan yang
banyak ibu bekerja yang harus meninggalkan bayinya dengan pengasuh atau orantuanya,
dan mengganti cara pemberian ASInya kepada bayinya dengan cara di perah tidak
diberikan secara eksklusif dan bayi diberikan selain Asi yaitu susu formula. Hal ini
menunjukan bahwa bayi telah kehilangan haknya untuk menyusu pada ibunya secara
eksklusif.
UNICEF dan WHO mengimbau pemerintah dan para pemangku kepentingan agar
ASI, termasuk:
mendukung pemberian ASI sebagai komponen kesehatan dan gizi yang amat
penting.
berkualitas dan penyediaan informasi yang akurat tentang gizi ibu, bayi, dan
3) Mengakhiri promosi produk pengganti ASI agar ibu dan pengasuh bisa membuat
Lebih jauh, WHO, UNICEF, dan para mitra baru-baru ini mengimbau produsen
produk pengganti ASI agar berkomitmen untuk patuh secara penuh kepada Kode
Pemasaran Internasional untuk Produk Pengganti ASI dan resolusi terkait yang telah
diadopsi oleh Sidang Majelis Kesehatan Dunia (Kode) untuk memastikan semua bayi
dan anak di seluruh dunia mendapatkan ASI secara optimal dan mengonsumsi makanan
sehat.
5. Analisis Peningkatan Peran Serta Masyarakat
bertanggung jawab dalam suatu kegiatan dari suatu kelompok individu yang merupakan
pemberdayaan, karena dinilai lebih bersifat proaktif dan mandiri, tidak sekedar terlibat atau
oleh Departemen Kesehatan dapat diartikan sebagai segala upaya fasilitasi yang bersifat
terlibat dan bertanggung jawab dalam suatu kegiatan yang dimulai dari proses
kemampuan masyarakat.
B. DOKUMENTASI
1. Pengambilan Data
2. Intervensi
Kegiatan :