Anda di halaman 1dari 29

TINJAUAN KASUS

SURVEY KEBIDANAN KOMUNITAS


Identitas Respoden Identitas Responden
Nama Kepala Keluarga : Tn. W Nama Responden : Ny. I
Nomor rumah (sensus) :- Status Responden : Ibu Hamil
RT / RW : 05/02 Tanggal Survey : 01 Desember 2020
Dusun : Gareh Nama Pelaksana : Nita Mareta Ningrum
Desa : Ngabenrejo Supervisor : ...................................
Kecamatan : Grobogan Tanda tangan pelaksana ...
:

I. KEPENDUDUKAN
Daftar nama anggota keluarga yang tinggal, berdasarkan lamanya tinggal (selama
satu tahun)

Nama KK & anggota Hubungan Agama Pendidi


No L/P Umur Pekerjaan
keluarga terhadap KK kan
1. Tn. W L 25 th Kepala keluarga Islam SMA Karyawan
Swasta
2. Ny. I P 23 th Istri Islam SMP IRT

a. Apakah ada anggota keluarga yang pindah dalam satu tahun ini ?
 Ya  Tidak
Bila Ya, sebutkan : .....-...... orang
b. Apakah ada anggota keluarga baru dalam satu tahun ini ?
 Ya  Tidak
Bila Ya, sebutkan : ........... orang
c. Buat Genogram Dua keturunan:

25 23

Keterangan hubungan :

Menikah : Tinggal satu rumah :

Pria :

Wanita : Anak yang masih dalam kandungan :

Meninggal :
Anak kandung :
II. STATUS KESEHATAN
A. Kesakitan

Pengobatan
Keluhan/
No N a m a Tidak Kelg / Dukun / Praktik Puskesmas /
penyakit
berobat Kader sinche medis RS

1. Daftar nama anggota keluarga yang sakit selama satu bulan yang lalu.
(Keterangan : Jenis penyakit termasuk jiwa, kurang gizi dan kecacatan.)
Tidak ada anggota keluarga yang sakit dalam satu bulan yang lalu.

2. Memiliki Kartu Sehat / JPS-BK (jaminan kesehatan) :


. Ya . Tidak

B. Kematian
Daftar anggota keluarga yang meninggal dalam periode satu tahun yang lalu.
No N a m a Umur Pengobatan Sebab kematian
- - - - -

Keterangan : Apabila yang meninggal bayi, maka ukuran waktu meninggal adalah
hari.

III.UPAYA PELAYANAN KESEHATAN


A. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Kehamilan (Kalau ada)
a. Nama Ibu : Ny. I
b. G: 1P:0 A:0
c. Umur ibu : 23 tahun
d. Umur kehamilan : HPHT : 1 – 5 – 2020 UK : 32 minggu
e. Umur kehamilan pada kunjungan pertama : 9 minggu
f. Periksa kehamilan :  Ya . Tidak
Bila Ya, di : BPM Puji Astuti
Frekuensi : Sebulan Sekali, sudah 5 x periksa kehamilan
Bila Tidak, sebut alasannya : -

g. Faktor Risiko
 Umur < 20 tahun
Umur > 35 tahun
 Paritas > 4
 BB < 45 kg,
 Lila < 23.5 cm
 TB< 145 cm
 Jarak kehamilan sekarang dengan kehamilan sebelumnya; < 2 tahun
h. Resiko Tinggi
 Perdarahan
 Infeksi
 Oedem
Tekanan Darah > 140/90 TD= 110/70 mmHg
 Hb < 11 gr % Hb = 9,8 gr%
 Urine reduksi dan protein urin protein = -
i. Status imunisasi
 TT1 : Sudah
TT 2 : Sudah
TT 3 : Sudah
TT 4 : Sudah, Bulan Agustus 2020
TT 5 : Belum
Kembangkan informasi lain :
1. Pemberian tablet Fe : . 30 tablet  60 tablet  90 tablet
2. Jumlah Tablet Fe yang diminum : 30 tablet
3. Cara minum tablet Fe : Malam hari sebelum tidur
4. Memperoleh PMT Bumil :  Ya Tidak
5. Memiliki Buku KIA/KMS Bumil :  Ya  Tidak
6. Ikut Tabulin :  Ya  Tidak
7. Memiliki Stiker P4K :  Ya  Tidak,Ditempel
di kaca jendela depan rumah.

B. KELUARGA BERENCANA ( PUS – UMUR WANITA 15 S/D 49 TAHUN)


(Ibu saat ini sedang hamil)
1. Apakah PUS sudah ikut KB :  Ya Tidak
2. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan
Kondom  MOP Suntikan IUD
Susuk Pil MOW  Lain-lain : ................

3. Lama menggunakan alat kontrasepsi :


< 1 tahun  1 – 3 tahun  3 – 5 Tahun > 5 tahun

4. Dimanakah mendapatkan pelayanan KB/alat kontrasepsi tersebut :


Posyandu Bidan Praktik Puskesmas RB/RS

Polindes Apotik Dokter Praktik

5. Kembangkan informasi lain :


a. Alasan tidak ber KB :
……………………………...................................
b. Keluhan setelah ikut KB :
…………………………………………………………..
c. Pengetahuan tentang manfaat KB :
Baik  Kurang
d. Peran Keluarga terhadap KB :
Mendukung  Tidak mendukung
e. Pengetahuan tentang Pemeriksaan Kanker Rahim :
 Baik  Kurang
f. Pemeriksaan Kanker Rahim ( Pap Smear ) :
Sudah  Belum

C. INDUSTRI RUMAH TANGGA


1. Apakah keluarga mempunyai usaha dibidang makanan/minuman ?
Ya , Sebutkan : -
Tidak
2. Apakah usaha tersebut pernah diperiksa petugas kesehatan/Puskesmas ?
Ya, Berapa kali dalam satu tahun: ....................kali
Tidak.
D. P 2 M
1. Apakah anggota keluarga yang menderita demam (diduga malaria) ?
Ya Tidak
2. Apabila ADA, sudahkah diambil darahnya oleh petugas kesehatan/bidan
desa untuk diperiksakan ke laboratorium di Puskesmas?
Sudah  Belum

IV. PERILAKU TERHADAP KESEHATAN.


A. KEBIASAN MANDI DAN GOSOK GIGI.
1. Berapa kali anggota keluarga mandi dalam sehari ?
1x 2x  3 x atau lebih.
2. Dimanakah anggota keluarga mandi ?
Kamar mandi Umum / MCK Kamar mandi sendiri
Pancuran/belik/PMA Sungai
Kolam
3. Apakah waktu mandi menggunakan sabun ?
Ya  Tidak
4. Apakah anggota keluarga menggosok gigi ?
 Ya, Sebutkan : 2 kali/hari.
 Tidak
 Jumlah sikat gigi : 2buah, Jumlah Anggota Keluarga : 2 orang

B. KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB)


Anggota keluarga BAB di :
 Angsatrin  Jumbleng/cemplung  Kolam ikan Sembarang
tempat

C. KEBIASAAN MENGAMBIL AIR MINUM


1. Dimanakah anggota keluarga mengambil air minum ?
 Mata air  Perpiaan / PAM Sumur umum
 PMA Sumur keluarga
2. Apakah air dimasak sebelum diminum ?
Ya Tidak

D. KEBIASAAN GANTI PAKAIAN


1. Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian kerja atau sekolah ?
Tiap hari Tiap tiga hari sekali
 Tiap dua hari sekali  Lebih dari tiga hari
2. Berapa kali anggota keluarga mengganti pakaian harian ?
 1 kali . dua kali  lebih dari 2 kali

E. KEBERSIHAN RUMAH
1. Dalam sehari berapa kali membersihkan rumah ?
 1 kali  2 kali  3 kali atau lebih  Tidak teratur
2. Dalam membersihkan sarang laba-laba :
Kurang dari sebulan sekali Sebulan sekali
Lebih dari sebulan sekali Tidak tentu
3. Dalam membersihkan tempat penampungan air :
Tiap hari Seminggu sekali
Sebulan sekali Tidak tentu

F. PANTANGAN MAKAN DAN MINUM


1. Apakah ada pantangan makan dan minum bagi ibu hamil/ibu melahirkan ?
Ya, sebutkan : .........................
Tidak
2. Apakah ada pantangan makan bagi bayi/anak balita ?
Ya, sebutkan :
Tidak

G. KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)


Berilah tanda () pada kolom yang sesuai Keadaan
No Indikator Kadarzi Ya Tidak
1. Apakah keluarga makan aneka ragam makanan ? *) V
2. Apakah keluarga (bumil/balita) memantau kesehatan V
dan pertumbuhan dengan cara menimbang berat badan
? **)
3. Apakah keluarga biasa menggunakan garam V
beryodium dalam makanan sehari-hari ?
4. Apakah ibu hanya memberi ASI sampai bayi berumur 
4 bulan ? ***)
5. Apakah keluarga biasa makan pagi ? V
Keterangan :
*). Kunci penilaian (observasi) perilaku 1 adalah kebiasaan
keluargamengkonsumsi buah 2 kali seminggu
**) Kunci penilaian (observasi) perilaku 2 adalah balita sama atau lebih 3 kali
ditimbang pada 6 bulan terakhir (positif, ya) dan ibu hamil minimal 4 kali
pemeriksaan. Apabila keluarga tidak terdapat balita atau ibu hamil
tanyakan pengetahuannya.
***) Bila dalam keluarga tidak ada ibu menyusui tanyakan pengetahuannya
atau sikap terhadap ASI ekslusif.
(Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif : ibu belum paham
mengenai ASI Eksklusif).

H. KEMBANGKAN INFORMASI LAIN :


1. Ibu hamil dengan Anemia Ringan (Hb : 9,8 gr%)
2. Keluarga tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan.
3. ANC tanggal 1 Desember 2020
a) TD : 110/70 mmHg
b) BB : 72 Kg
c) TB : 155 cm

V. LINGKUNGAN (Dilakukan dengan pengamatan langsung)


A. PERUMAHAN (LINGKUNGAN FISIK)
1. Sarana Sanitasi :
No Keterangan Kondisi Skor
a. Pembuangan Kotoran
Ada sarana, mudah disiram, bersih, Ada (memenuhi syarat) 2
menggunakan leher angsa atau bentuk Ada (tidak memenuhi 1
cemplung dengan tutup, sehingga kecoa syarat)
dan lalat tidak dapat masuk. Tidak ada, 0
b. Penyediaan Air Bersih
Ada sumber air yang terlindung dari Ada (memenuhi syarat) 2
pencemaran, bersih, cukup untuk Ada (tidak memenuhi 1
memenuhi kebutuhan minum, masak, syarat)
mandi dan cuci. Tidak ada 0

c. Pembuangan sampah
Ada tempat/ lubang sampah yang cukup Ada (memenuhi syarat) 2
menampung sampah rumah tangga Ada (tidak memenuhi 1
keluarga yang bersangkutan, syarat)
Tidak ada 0

dibakar/ditimbun secara teratur sehingga


tidak menjadi sarang nyamuk, lalat dan
d. Pembuangan Air Limbah
Ada tempat penampungan air limbah dan Ada (memenuhi syarat) 2
tertutup sehingga tidak ada genangan air Ada (tidak memenuhi 1
limbah di halaman. syarat)
Tidak ada 0
e. Jendela
Ada jendela diruang tamu dan ruang tidur. Ada (memenuhi syarat) 2
Jendela dapat dibuka & ditutup, luasnya Ada (tidak memenuhi 1
1/10 (10 %) luas lantai bangunan syarat)
Tidak ada 0
f. Lubang / Cerobong Asap Dapur
Ada konstruksi untuk pengeluaran asap Ada (memenuhi syarat) 2
dapur, asap dapur dapat keluar dari ruang Ada (tidak memenuhi 1
dapur bila sedang dipakai memasak dan syarat)
tidak mengganggu penglihatan. Tidak ada 0
g. Ruang Tidur
Ada ruang tidur, terang pada siang hari, Ada (memenuhi syarat) 2
tidak lembab baik lantai meupun
dindingnya.
Ada (tidak memenuhi 1
syarat)
Tidak ada 0

2. Kualitas Lingkungan.
No. Keterangan Kondisi Skor
a. Bebas Jentik
Tidak ditemukan jentik nyamuk pada Ya 2
tempat penampungan air baik didalam Tidak (Tidak memenuhi 0
rumah (gentong, bak mandi, dsb) maupun ketentuan seperti tersebut)
diluar rumah (kaleng bekas, pot, dsb).
b. Bebas Tikus
Tidak ditemukan tikus dan jejaknya baik Ya 2
didalam maupun diluar rumah Tidak (Tidak memenuhi 0
ketentuan seperti tersebut)
c. Bebas Lalat
Ditemukan sedikit (satu/dua) lalat didapur Ya 2
dan sekitarnya Tidak (Tidak memenuhi 0
ketentuan seperti tersebut)
d. Pekarangan Bersih
Keadaan pekarangan bersih baik dari Ya 2
sampah maupun kotoran hewan ternak dan Tidak (Tidak memenuhi 0
tertata dengan rapi. ketentuan seperti tersebut)

e. Pekarangan Dimanfaatkan
Pekarangan dimanfaatkan untuk tumbuhan Ya 2
pelindung. Toga, sayuran dan sejenisnya. Tidak (Tidak memenuhi 0
ketentuan seperti tersebut)
f. Kandang Terpisah dan Bersih
Bangunan kandang hewan ternak Ya 2
tersendiri, tidak menjadi satu dengan Tidak (Tidak memenuhi 0
rumah induk, keadaannya bersih, terawat ketentuan seperti tersebut)
dan tertata dengan rapi.

Keterangan (Sarana Sanitasi + Kualitas lingkungan) :


Penilaian Kelaikan :
 Jumlah skor lebih atau sama dengan 18 = LAIK SEHAT.
 Jumlah skor kurang dari 18 = TIDAK LAIK SEHAT.
Penilaian Program
Jumlah rumah sehat

16
X 100 % = 61,53 %
26

B. Sosial Ekonomi
Pendapatan/ perbulan : Rp. 1.500.000,00

C. Sosial Budaya
1. Sebutkan kegiatan organisasi sosial keagamaan yang diikuti :
Mengikuti Pengajian setiap hari Jum’at di rumah warga secara bergiliran
2. Peran Serta Masyarakat
a. Apakah tersedia pelayanan kesehatan di desa (polindes/PKD)?
(Tersedia)
b. Apakah ada posyandu ?
(Ada)
c. Berapa kali posyandu buka setiap bulan ?
( 1 x dalam sebulan )
d. Berapa jumlah kader saat posyandu buka ?
(5 kader)
e. Apakah ada ambulan desa ?
(tidak ada)
f. Bagaimana cara mendapatkan ambulan desa ?
(tidak ada)
g. Apa peran keluarga dalam ambulan desa ?
(tidak ada)
h. Apakah tersedia bank darah berjalan ?
( tidak tersedia)
i. Apakah keluarga menjadi pendonor ?
( tidak )

VI. ANALISA MASALAH


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. W di Dusun Gareh
Ds.Ngabenrejo Kecamatan Grobogan di dapatkan beberapa masalah, yaitu :
A. Ibu hamil dengan Anemia
B. Kurangnya pengetahuan mengenai ASI Eksklusif.
C. Keluarga tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan.

VII. PRIORITAS MASALAH


Dengan memprioritaskan masalah yang ada di keluarga Tn. W di Jorong
Cahaya Koto, Nagari Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbai,
menggunakan metode Hanlon Kualitatif dengan membandingkan masalah satu
dengan masalah lain menggunakan kriteria USG (Urgent, Seriousness,
Growth).
URGENT
Masalah A B C Total Horizontal
A + + 2
B - 0
C 0
Total Vertikal 0 0 1
Total Horizontal 2 0 0
TOTAL 2 0 1

SERIOUSNESS
Masalah A B C Total Horizontal
A + + 2
B + 1
C 0
Total Vertikal 0 0 0
Total Horizontal 2 1 0
TOTAL 2 1 0

GROWTH
Masalah A B C Total Horizontal
A + + 2
B + 1
C 0
Total Vertikal 0 0 0
Total Horizontal 2 1 0
TOTAL 2 1 0

REKAPITULASI HASIL PRIORITAS MASALAH


Masalah U S G Total Priorotas
A 2 2 2 6 I
B 0 1 1 2 II
C 1 0 0 1 III

Bardasarkan perhitungan USG, prioritas masalahkeluarga Tn. Wdi Jorong


Cahaya Koto, Nagari Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbaiadalah :
I. Ibu hamil dengan Anemia
II. Kurangnya pengetahuan mengenai ASI Eksklusif.
III. Keluarga tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan Nasional.IMPLEMENTASISesuai Prioritas Masalah
V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. Evaluasi

XIII. XIV. a. Memberikan a. Dapat XV. XVI. XVII. XVIII.  Tgl 01 Desember 2020
edukasi meningkatkan a. Ny. Imengerti tentang anemia
(pendkes) pengetahuan ibu ibu hamil dengan mampu
mengenai anemia hamil. menjawab pertanyaan meliputi
pada ibu hamil. b. Dapat pengertian anemia, penyebab
b. Memberikan meningkatkan dan akibat jika tidak segera
edukasi dukungan diatasi, serta bagaimana cara
mengenai nutrisi keluarga terutama mengatasinya.
yang dibutuhkan suami kepada ibu b. Ibu dapat menyebutkan
pada ibu hamil. hamil. kembali ketidaknyamanan
(penatalaksanaan
anemia pada ibu c. Dapat mencegah kehamilan.
hamil). anemia yang c. Keluarga terutama suami
c. Memberikan lebih berat. bersedia memberikan dukungan
edukasi mengenai kepada Ny. I.
ketidaknyamanan XIX.
kehamilan.  Tgl 05 Desember 2020 Pukul 15.50
WIB.
XX. Ny. Isudah mengonsumsi
makanan sesuai dengan anjuran
yang diberikan, seperti
mengonsumsi daging, telur, ikan,
sayuran hijau (kangkung&bayam),
kacang – kacangan (tahu, kacang
hijau), buah yang mengandung
vitamin C (jeruk & buah naga),
mengonsumsi tablet tambah darah,
serta mengonsumsi infused water
(Irisan jeruk lemon).
XXI. XXII. a. Memberikan a. Dapat XXIV. XXV. XXVI. XXVII.  04 Desember 2020
Pendkes meningkatkan a. Ny. Idan Tn. W mengerti
mengenai ASI pengetahuan ibu tentang materi ASI eksklusif
eksklusif hamil. dengan mampu menjawab
meliputi d. Dapat memotivasi pertanyaan yang diberikan
pengertian ASI ibu untuk meliputimaksud dari ASI
eksklusif, memberikan ASI eksklusif, komposisi ASI, dan
komposisi ASI, secara eksklusif manfaat ASI ekslusif.
dan manfaat ASI setelah persalinan b. Ny. Imerasa bahwa pemberian
eksklusif. nanti. ASI secara ekslusif sangatlah
XXIII. penting dan setelah persalinan
nanti ia ingin memberikan ASI
secara eksklusif kepada
bayinya.
XXVIII. XXIX. a. Memberikan b. Mengubah XXXII. XXXIII. XXXIV. XXXV.  Tgl 01 Desember 2020
promosi perilaku keluarga a. Keluarga Tn. W paham dan
kesehatan Tn W yang mengerti mengenai manfaat
tentang JKN dan belum sadar JKN serta keluarga bersedia
memotivasi pentingnya JKN mengikuti JKN dan Kepala
keluarga untuk menjadi sadar jorong membantu anggota
menjadi anggota pentingnya JKN, keluarga mengurus
JKN terutama saat ini
XXXI. untuk persiapan kepesertaan JKN.
XXX. persalinan Ny. b. Keluarga Tn. W merasa
W. bahwa JKN sangat penting
untuk dimiliki.
XXXVI. BAB IV
XXXVII. PEMBAHASAN
XXXVIII.
XXXIX. Setel
ah melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga Tn. W dan memahami
penatalaksanaan yang dilakukan pada keluarga Tn. W maka pada bab inidilakukan
pembahasan secara sistematis, ditemukan masalah pada keluarga Tn. W yaitu ibu
hamil dengan Anemia, kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif, serta
keluarga tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan Nasional.
XL. Dala
m menentukan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon
Kualitatif dengan membandingkan masalah satu dengan masalah lain menggunakan
kriteria USG (Urgent, Seriousness, Growth).
1. Urgency
XLI. Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
XLII. Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu
tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah
yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan
suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
XLIII. Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk
kalau dibiarkan.

XLIV. Setelah membandingkan masalah satu dengan


masalah lain menggunakan kriteria USG (Urgent,
Seriousness, Growth), berikut merupakan rekapitulasi
hasil prioritas masalah pada keluarga Tn. Wdi Gareh
Ngabenrejo, Kecamatan Grobogan :
XLV.
XLVII. P XLVIII.
XLIX.
RI USG
O
RI
T
A
S L.
XLVI.
M
A
S
A
L
A
H

LIX. Ib LXIII.
u
ha
mi
l
de
LVIII. LXIV.
ng
an
A
ne
mi
a

LXV. LXVI. K LXVII.LXVIII. LXIX. LXX. LXXI.


ur
an
gn
ya
pe
ng
eta
hu
an
ke
lu
ar
ga
te
nt
an
g
A
SI
ek
slu
sif
.

LXXIII. Ke LXXIV. LXXV. LXXVI. LXXVII.


lu
ar
ga
tid
ak
LXXII. m LXXVIII.
e
mi
lik
i
JK
N

LXXIX.
LXXX. Bardasarkan perhitungan USG, prioritas
masalahkeluarga Tn. Wdi Gareh Ngabenrejo,
Kecamatan Groboganadalah :
I. Ibu hamil dengan Anemia.
II. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI ekslusif.
III. Keluarga tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan Nasional.
LXXXI.
LXXXII. Dari matriks di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah
kesehatan yang akan diselesaikan dari peringkat pertama yaitu ibu hamil dengan
anemia, peringkat kedua yaitu kurangnya pengetahuan keluarga tentang ASI ekslusif,
peringkat ketiga keluarga tidak memiliki JKN.
1. Ibu Hamil Dengan Anemia
LXXXIII. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 1Desember
2020, Hb Ny. Iyaitu 9,8 gr%, maka Ny. Imenderita anemia. Anemia adalah
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III
atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada trimester II (Pratami, 2016). Pada
kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 %
sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 % (Manuaba, 2010).
LXXXIV. Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20 % sampai
dengan 89 % dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9 – 10 gr %
disebut anemia ringan. Hb 7 – 8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr %
disebut anemia berat (Manuaba, 2010), maka dapat dikatakan Ny. Imenderita
anemia ringan.
LXXXV. Anemia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai
macam kegawatdaruratan pada ibu hamil. Ibu yang mengalami anemia
akanmenyebabkan asupan makanan dan oksigen ke rahim menjadi berkurang,
sehingga menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan optimal. Jika hal ini
terus berlanjut maka dapat menyebabkan berbagai masalah seperti berat badan
ibu kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa
intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal,
shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi
yang dapat terjadi pada neonatus: premature, apgar scor rendah, gawat janin
(Manuaba, 2010).
LXXXVI. Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat
menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis
(penyakit yang hanya terjadi pada kehamilan) dan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu. Tanda dan gejala ibu hamil dengan
anemia adalah nyeri kepala, pusing, kelelahan, pucat pada muka, pucat pada
telapak tangan serta kuku, pucat pada mukosa mulut, pucat pada konjungtiva dan
sesak napas (Ratih, 2017).
LXXXVII. Berdasarkan analisis kasus yang dialami oleh Ny. I , maka
penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan
memberikan pendidikan kesehatan yaitu:
1. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi daging merah, telur, sayuran hijau
seperti bayam, kangkung dan brokoli, tahu, kacang polong, biji-bijian.
LXXXVIII. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik untuk dirinya dan tumbuh
kembang janin. Daging merah, telur, dan sayuran hijau banyak mengandung
senyawa yang mendukung kesehatan ibu dan janin.
LXXXIX. Upaya yang mudahdan sangat efisiendilakukan dalam menurunkan
kejadian anemia pada ibu hamil yakni dengan memakantelur rebus. Yang
mana telur rebus sangat mudah diperoleh disamping itu di dalam telur
rebus terdapat kandunganvitdan mineral, salah satunya vit A, riboflavin,
asam folat, vit B6, B12, choline, zat besi, kalsium dan fosfor.Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Sugita (2016) DalamPurba dkk bahwatelur
ayamrebusdapat menaikkan kadar hemoglobin. Salah satu kandungan gizi
yang terkaya di dalam telur adalah protein yang bernilaitinggi. Kadar protein
di dalam 1 buah telur adalah sekitar 12 – 17% sama dengan 7-8 gram,
selain itu juga mengandung zat besi, Sedan selenium, yang dapat
meningkatkankadar HB ibu yang sedang hamil.
XC. Konsumsi sayuran hijau dapat mencegah ibu hamil mengalami
anemia. Oleh karena itu, ibu hamil perlu memperhatikan pola makannya,
terutama dalam mengkonsumsi sayuran hijau. Sayuran hijau merupakan unsur
kunci dalam susunan menu yang mementingkan kesehatan. Sayuran hijau
memiliki beberapa kelebihan yaitu mengandung kalori yang kurang dari 25
per porsi (setengah cup sayuran matang) jika dimakan tanpa diberi tambahan
lainnya, ratarata, setengah cup sayuran hijau menambahkan 2 gram serat yang
mengenyangkan pada makanansama dengan sepotong roti whole wheat
gandum penuh, beberapa sayuran hijau seperti bayam mengandung banyak
magnesium dan potassium, dan satu porsi sayuran hijau memberikan 10
sampai 30% intake harian yang dianjurkan (Farah, 2013; Rahayu, & Suryani,
2018).
XCI. Menurut Midelton dalam Rohmatika (2016) bahwa bayam hijau
memiliki manfaat baik bagi tubuh karena merupakan sumber kalsium,
vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan juga betakaroten. Selain itu,
bayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah
anemia. Kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi, terutama Fe yang
dapat digunakan untuk mencegah kelelahan akibat anemia. Zat besi yang
terkandung didalam bayam sangat tinggi sebesar 3,9 mg / 100 gram (Merlina
dalam Kundaryati, dkk, 2018). Bayam yang telah dimasak mengandung zat
besi sebanyak 8,3 mg/100 gram. Daun bayam hijau (Amaranthus hybridus L)
memiliki kandungan zat besi (Fe) sebesar 6,43% mg per 180 gram. Fungsi zat
besi adalah membentuk sel darah merah, sehingga apabila produksi sel darah
merah dalam tubuh cukup maka kadar hemoglobin akan normal (Arisman,
2010). Menambahkan zat besi dengan mengonsumsi bayam berperan untuk
pembentukan hemoglobin dalam darah.
XCII.
2. Menganjurkan ibu untuk menonsumsi buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C, seperti jeruk dan buah naga.
XCIII. Vitamin C yang tinggi berfungsi sebagai antioksidan dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, anemia dapat dicegah dengan
mengonsumsi vitamin C,karena vitamin C dapat membantu meningkatkan
absorpsi zat besi. Apabila konsumsi zat besi sedikit atau kurang maka vitamin
C yang berfungsi sebagai zat yang memperlancar absorpsi zat besi
sehinggadapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah (Almatsier et al.,
2011).
XCIV. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C seperti sayur
dan buah-buahanakan mempermudah proses reduksi zat besi dari bentuk ferri
menjadi ferro. Zat besi dalam bentuk ferro lebih mudah diserap diusus halus,
sehingga absorpsi zat besi non-heme dapat meningkat hingga 4 kali lipat
(Adriani dan Wirjadmadi, 2012).Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan
Linder (2010), bahwa absorbsi besi yang efisien dan efektif adalah dalam
bentuk Fero karena mudah larut. Untuk itu diperlukan suasana asam didalam
lambung dan senyawa yang dapat mengubah Feri menjadi Fero di dalam
usus, senyawa yang dimaksud adalah asam askorbat (vitamin C). Penelitian
terdahulu mengindikasikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
peningkatan kadar hemoglobin dengan konsumsi vitamin C, zat besi non
heme akan meningkat 2 - 20% bila mengkonsumsi vitamin C (Hidayat, 2012).
3. Menganjurkan ibu membuat infused water agar ibu tidak bosan/ada inovasi
baru.
XCV. Infused Water atau dikenal pula dengan spa water adalah air putih
yang diberi tambahan potongan buah-buahan kemudian didiamkan beberapa
jam sampai sari buahnya keluar, dapat didiamkan dalam lemari es selama 4–
12 jam, lalu siap dikonsumsi, sehingga memberikan cita rasa dan manfaat
untuk kesehatan. Dengan cara ini, air putih yang dikonsumsi menjadi lebih
beraroma dan terasa segar. Namun demikian, bukan berarti infused water
akan terasa manis seperti jus atau sari buah, sebab pembuatan infused water
tanpa gula maupun zat aditif lainnya. Dan inilah yang menjadi keunggulan
infused water yang berbeda dengan air minum biasa, karena infused water
merupakan air putih beraroma secara alami.
XCVI. Infused water bisa juga digunakan untuk mereka yang tidak sempat
mengonsumsi buah atau kurang suka buah. Dengan memasukkan irisan buah
yang berwarna-warni dapat memancing selera seseorang untuk menyukai
buah. Infused water bisa menjadi alternatif untuk mendorong orang minum
air putih lebih banyak (Soraya, 2014).
XCVII. Kandungan vitamin pada infused water lebih banyak dari pada jus
biasanya. Hal itu dikarenakan pada infused water lebih pekat dan sari buah
yang dipaksa keluar dengan cara diperas, sedangkan pada infused water, buah
diolah dengan cara memotong buahnya saja dimasukkan ke dalam gelas kaca
yang bertutup ditambah air lalu didiamkan selama 4 jam dalam lemari es.
Vitamin C bersifat mudah larut dalam air. Pada infused water vitamin C
keluar secara perlahan-lahan sehingga vitamin C masih dapat tersimpan
didalam daging buahnya (Haitami, 2017).
XCVIII. Berdasarkan hal tersebut, mengonsumsi infused water dapat
membantu penyerapan zat besi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
4. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe secara rutin.
XCIX. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai
alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh.
C. Suplemen Fe pada ibu hamil dapat menurunkan sebesar 73% insiden
anemia dalam kehamilan aterm dan 67% insiden anemia defisiensi besi pada
kehamilan aterm. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan suplemen Fe dapat
meningkatkanantara jumlah retikolosit (RetHe), sel darah merah (RBC) dan
hemoglobin (Ahmadi, F. 2012).
CI. Program pemerintah saat ini, setiap ibu hamil mendapatkan tablet besi
90 tablet selama kehamilannya. Tablet besi yang diberikan mengandung
FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg. Program tersebut
bertujuan mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil dengan
pemberian tablet besi pada ibu hamil secara rutin sebanyak 90 tablet untuk
meningkatkan kadar hemoglobin.Pada ibu hamil dengan anemia ringan dapat
diberikan tablet besi 2 x 1 tablet / oral (Anggraeni, 2015).
CII.
2. Kurangnya Pengetahuan Tentang ASI Ekslusif
CIII. Pemberian makanan terbaik bagi bayi dan anak menurut para ilmuwan
dunia dan telah menjadi rekomendasi WHO adalah memberikan hanya Air Susu
Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan; meneruskan
pemberian ASI sampai anak berumur 24 bulan. Hal ini didukung dengan
keberadaan Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128
mengamanatkan setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan (Pusat Komunikasi Publik, 2011).
CIV. Roseli dalam Merdhika (2014) mengatakan ASI mengandung zat anti
infeksi, bersih dan bebas kontaminasi yang disebut Immunoglobulin A (Ig.A).
ASI berperan untuk memperkuat sistem imun lokal usus. Kondisi ini
dikarenakan faktor dalam kolostrum merangsang perkembangan sistem imun
lokal bayi. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan
kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinyapenyakit otitis media,
pneumonia, bakteriemia, meningitis, dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang
memperoleh ASI ketimbang bayi yang mendapatkan PASI. Fakta tersebut lebih
nyata pada enam bulan pertama, namun bisa tampak hingga tahun kedua. Angka
kematian bayi yang memperoleh ASI lebih rendah dari pada bayi yang
mendapatkan PASI. Selain itu ASI dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.
CV. Rendahnya angka pencapaian ASI eksklusif yang terus menerus tentu
saja berpengaruh terhadap rendahnya semua fungsi intelektual, kemampuan
verbal, dan kemampuan visual motorik bayi. Bayi yang tidak pernah mendapat
ASI berisiko meninggal 25,00% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran
daripada bayi yang mendapat ASI. Pemberian ASI yang lebih lama akan
menurunkan resiko mortalitas bayi (Merdhika, 2014).
CVI. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
kurangnya pengetahuan tentang ASI eksklusif pada Ny. Idan suami yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusifyang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada Ny. Idan suami dengan harapan dapat
meningkatkan pengetahuantentang ASI eksklusif dan nantinya dapat
mempengaruhi sikap Ny. Iuntuk memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya.Penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih dan Rohmah (2019)
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dengan intervensi
pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan oleh
Merdhika, dkk (2014) juga menyatakan terdapat pengaruh penyuluhan
(memberikan pendidikan kesehatan) terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.
CVII.
3. Tidak memiliki kartu sehat / Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
CVIII. Menurut UU No. 36 tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Negara dalam
hal ini sebagai penyelenggara pemerintahan, wajib memperhatikan
kesejahteraan masyarakatnya, karena kesejahteraan masyarakat juga dilihat
dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah.Berdasarkan Perpres
No. 12 tahun 2013, jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Mengacu pada pengertian tersebut, jaminan kesehatan ini
menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penyedia layanan public
atau pelayanan sosial kepada masyarakatnya. Semua masyarakat yang telah
membayar iuran tersebut berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang telah
dirancang oleh pemerintah (Basuki dkk, 2016).
CIX. Program jaminan kesehatan nasional(JKN) adalah suatu program
pemerintah yangbertujuan memberikan kepastian jaminankesehatan yang
menyeluruh bagi setiapmasyarakat Indonesia agar dapat hidup sehat,produktif,
dan sejahtera (UU SJSN). Programini merupakan bagian dari sistem
jaminansosial nasional (SJSN) yang bersifat wajib bagiseluruh penduduk melalui
badan penyelenggarajaminan sosial (BPJS) kesehatan. Implementasiprogram
JKN oleh BPJS kesehatan dimulaisejak 1 Januari 2014 (UU SJSN, 2012).
CX. Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional ini bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan mutu kesehatan dan mampu dijangkau oleh semua
golongan, terutama kalangan masyarakat menengah ke bawah. Pelayanan
kesehatan menjadi aspek penting yang diperhatikan oleh pemerintah selain
pendidikan dan ekonomi.
CXI. Masyarakat yang sudah terdaftar sebelumnya sebagai peserta
ASKES, ASKESKIN, JAMKESMAS, JAMKESDA secara otomatis tersebut
tidaklagi membayar iuran setiap bulannya karena sudah mendapatkan
Penerima Bantuan Iuran (PBI). Dana yang diperoleh BPJS Kesehatan untuk
peserta PBI diambil dari APBD. berbeda lagi dengan peserta yang
melakukan pendaftaran secara mandiri. Mereka dikenakan premi pembayaran
setiap bulannya tergantung kelas yang dipilihnya. Manfaat yang didapat dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta JKN terdapat dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
PelaksanaanProgram Jaminan Kesehatan Nasional(Basuki dkk, 2016).
CXII. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
dalam kasus ini yaitu dengan memberikan promosi kesehatan tentang JKN,
diharapkan dengan promosi kesehatan dapat mengerti tentang JKN dan dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya JKN, serta termotivasi untuk
menggunakan jaminan kesehatan.

CXIII.
CXIV. DAFTAR PUSTAKA
CXV.
CXVI. Adriani, M., & Wirjadmadi, B. (2012). Peranan gizi dalam siklus kehidupan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
CXVII. Almatsier, S., Soekarti, M. & Soetardjo, S. (2011). Gizi seimbang dalam daur
kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
CXVIII. Arisman. 2010. Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
CXIX. Basuki, Eko Wahyu, dkk. 2016. Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan
Nasional oleh BPJS Kesehatan di Kota Semarang. Diponegoro Journal Of
Social And Political Of Science. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020
tersedia dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/
CXX. Farah, R. S. G. (2013). The miracle of vegetables. AgroMedia.
CXXI. Haitami, Annisa U., dan Akhmad M. 2017. Kadar Vitamin C Jeruk Sunkish
Peras dan Infused Water. Medical Laboratory Technologi Journal 3 (1), 98 –
102. Poltekkes Kemeskes Banjarmasin.
CXXII. Hidayat. 2012. Hubungan asupan protein, Fe, dan vitamin C dengan kadar Hb
dan daya tahan jantung para atlet pada pemusatan pelatihan daerah Pra PON
XVII Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Poltekkes Yogyakarta.
2012; 8(1): 2-5.
CXXIII. Ira, Nur Rofika Anggraeni. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn.
“A” Dengan Ny. “L” G1 P0 A0 Usia Kehamilan 22 Minggu 5 Hari Dengan
Anemia Ringan Di Desa Banjar Agung Kecamatan Puri Kabupaten
Mojokerto. Diakses pada tanggal 14 Desember 2020 tersedia dari
http://103.38.103.27/repository/index.php/PUB-KEB/article/view/401/315
CXXIV. Purba, Tetty Junita dkk. Konsumsi Telur Ayam Rebus Terhadap Peningkatan
Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Simarmata
Kabupaten Samosir. 2020. Jurnal Penelitian Kebidanan & Kespro. Vol 3 No.
1, hlm : 59 -62.
CXXV. Merdhika, Widha Ayu Rima. 2014. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif
Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui
Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Teknologi Dan Kejuruan, Vol. 37,
No. 1, hlm : 6572.
CXXVI. Pusat Komunikasi Publik, S. J. (2011, September 27). Diakses pada tanggal
14 Desember 2020tersedia darihttp://www.depkes.go.id/index.php/
berita/press-release/1662-ibubekerja-bukan-alasanmenghentikan-pemberian-
asieksklusif.html
CXXVII. Rahayu, L. D. P., & Suryani, E. S. 2018. Hubungan Konsumsi Sayuran Hijau
Dengan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Rembang Kabupaten
Purbalingga. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP
Purwokerto, 9(1).
CXXVIII. Rahayuningsih, Faizah Betty dan Rohmah Ninda Arofah. Pendidikan
Kesehatan Dengan Metode Numbered Head Together Dan Metode Ceramah
Tentang Asi Eksklusif Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil
Di Kecamatan Kartasura. 2019. Prosiding Seminar Nasional Mewujudkan
Masyarakat Madani dan Lestari seri 9. ISBN: 978-602-6215-79-6.
CXXIX. Rohmatika D, Supriyana, Djamaluddin R. 2016. Perbandingan pengaruh
pemberian Ekstrak bayam hijau dengan preparat fe terhadap perubahan kadar
hemoglobin Ibu hamil pasien puskesmas. Jurnal KesMaDasKa Vol 7, No 1
(2016).
CXXX. Ratih, Rini Hariani. Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) terhadap Peningkatan
Hemoglobin Ibu Hamil Anemia. Pekanbaru: Jomis( journal of Midwifery
Science), Vol 1. No.2, Juli 2017.
CXXXI. Soraya, N. 2014. Infused Water.Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai