Anda di halaman 1dari 4

KASUS

Bu Syafrida adalah guru SMPN 2 Air Asuk. Beliau selain menjadi wali kelas IX juga mengajar
Matematika di sekolah tersebut. Bu Syafrida mendapat laporan dari guru mata Pelajaran, salah
satu dari muridnya yang bernama Satria. Satria dilaporakan karena tidak hadir beberapa kali di
sekolah tanpa keterangan. Sementara, Ibu Syafrida sudah menangani masalah Satria sampai ke
guru BK. Ibu Syafrida mencoba untuk mendiamkan masalah ini, akan tetapi secara diam-diam
Ibu Syafrida menghubungi orang tua Satria dan bahkan mendapat respon yang sama dengan
sebelumnya yaitu menyerahkan Satria kepada pihak sekolah. Ibu Syafrida bingung menghadapi
masalah ini. Sementara Satria sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir sekolah untuk
menentukan kelulusannya. Berdasarkan kriteria kelulusan Satria tentunya Satria tidak bisa
diluluskan karena memiliki tingkat kehadiran yang rendah. Sementara kepala sekolah
menegaskan kelulusan tahun ini harus 100%.

Dilema Etika Bu Syafrida: Antara Keadilan dan Kepedulian


Paradigma Dilema Etika:

Dilema etika yang dihadapi Bu Syafrida dapat dianalisis menggunakan paradigma


Keadilan vs. Kepedulian.

Keadilan:

Berdasarkan paradigma ini, Bu Syafrida harus mempertimbangkan keadilan bagi


semua siswa. Satria tidak memenuhi kriteria kelulusan karena tingkat kehadirannya
yang rendah. Meluluskan Satria akan dianggap tidak adil bagi siswa lain yang telah
berusaha keras untuk mencapai standar kelulusan.

Kepedulian:

Di sisi lain, Bu Syafrida juga harus mempertimbangkan kepedulian terhadap Satria.


Satria mungkin memiliki alasan yang sah atas ketidakhadirannya. Memaafkan Satria
dan memberikannya kesempatan kedua dapat membantunya untuk menyelesaikan
pendidikannya.

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema etika, yaitu:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)


2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Prinsip yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus Bu Syafrida adalah kombinasi
dari Berpikir Berbasis Hasil Akhir dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli.

Alasan:

 Berpikir Berbasis Hasil Akhir: Bu Syafrida harus mempertimbangkan hasil akhir


dari keputusannya. Meluluskan Satria tanpa memenuhi kriteria kelulusan dapat
merusak kredibilitas sekolah dan menurunkan standar pendidikan. Di sisi
lain, tidak meluluskan Satria dapat berdampak negatif pada masa depannya.
 Berpikir Berbasis Rasa Peduli: Bu Syafrida harus menunjukkan rasa peduli
kepada Satria dan berusaha memahami alasan di balik ketidakhadirannya. Dia
harus bekerja sama dengan orang tua Satria untuk mencari solusi yang terbaik
bagi Satria.

Analisis Studi Kasus Bu Syafrida dan Satria


Nilai-nilai yang saling bertentangan:

 Keadilan vs. Kepedulian: Meluluskan Satria yang tidak memenuhi kriteria


kelulusan dianggap tidak adil bagi siswa lain. Di sisi lain, tidak meluluskan Satria
dapat berdampak negatif pada masa depannya.

Pihak yang terlibat:

 Bu Syafrida (guru dan wali kelas Satria)


 Satria (murid)
 Orang tua Satria
 Guru mata pelajaran
 Guru BK
 Kepala sekolah

Fakta-fakta relevan:

 Satria sering bolos sekolah tanpa keterangan.


 Bu Syafrida sudah menangani masalah Satria sampai ke guru BK.
 Orang tua Satria menyerahkan Satria kepada pihak sekolah.
 Satria tidak memenuhi kriteria kelulusan.
 Kepala sekolah menegaskan kelulusan tahun ini harus 100%.

Pengujian Benar atau Salah:

Situasi ini tidak sesederhana benar atau salah. Ada nilai-nilai yang saling bertentangan
dan semua pihak memiliki kepentingan yang berbeda.

Uji Legal:

Tidak ada pelanggaran hukum yang jelas dalam situasi ini.

Uji Regulasi:

Mungkin ada pelanggaran peraturan sekolah tentang tingkat kehadiran siswa.

Uji Intuisi:

Banyak orang mungkin merasa ada yang tidak salah dengan membantu Satria untuk
lulus. Di sisi lain, beberapa orang mungkin merasa bahwa Satria harus bertanggung
jawab atas konsekuensi dari tindakannya.

Uji Publikasi:

Bu Syafrida mungkin merasa tidak nyaman jika keputusan dipublikasikan dan dia dikritik
karena tidak adil kepada siswa lain.

Keputusan Panutan/Idola:

Keputusan panutan/idola mungkin berbeda-beda tergantung pada nilai-nilai mereka.

Paradigma Dilema Etika:

Paradigma yang terjadi dalam situasi ini adalah Keadilan vs. Kepedulian.

Prinsip Penyelesaian Dilema:

Dua prinsip yang dapat digunakan adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir dan Berpikir
Berbasis Rasa Peduli.

Investigasi Opsi Trilemma:


Salah satu opsi trilemma adalah memberikan Satria kesempatan untuk mengikuti ujian
susulan atau program pembelajaran khusus.

Keputusan:

Keputusan yang diambil harus didasarkan pada pertimbangan yang matang dan harus
mempertimbangkan semua pihak yang terlibat.

Refleksi:

Penting untuk merefleksikan keputusan yang diambil dan memastikan bahwa


keputusan tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.

Kesimpulan:

Kasus Bu Syafrida dan Satria adalah contoh dilema etika yang kompleks. Tidak ada
solusi yang mudah dan semua pihak harus bekerja sama untuk menemukan solusi
yang terbaik bagi semua pihak.

Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan:

 Alasan Satria bolos sekolah: Apakah ada alasan yang sah di balik
ketidakhadirannya?
 Upaya yang telah dilakukan untuk membantu Satria: Apakah sudah ada upaya
yang dilakukan untuk membantu Satria mengatasi masalahnya?
 Dampak dari keputusan yang diambil: Bagaimana keputusan yang diambil akan
memengaruhi semua pihak yang terlibat?

Anda mungkin juga menyukai