Anda di halaman 1dari 3

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.

1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

21 Oktober 2022 21:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022 21:22 12517 2 1

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi
Kompas.

Lihat foto

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan pada sesi ini Calon Guru Penggerak diminta untuk melakukan wawancara kepada pimpinan sekolah
tempatnya bertugas dan pimpinan yang ada di sekitar lingkungannya.

Dalam kegiatan ini, Saya mewawancarai dua orang nara sumber yaitu kepala sekolah saya yakni Ibu Hj. Liana Sari,
S.Pd.,M.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Gunung Terang dan kepala sekolah saya sebelumnya yakni Bapak
Andri Sattriawan, S.Pd.Gr.,M.Pd. selaku kepala sekolah SDIT Muhammadiyah Gunung Terang.

Dalam sesi wawancara terhadap kedua narasumber tersebut, saya mengajukan beberapa pertanyaan, yakni;

Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di
sekolah? Seperti kasus dilema etika atau bujukan moral?

Selama Bapak/Ibu memimpin, bagaimana cara Bapak/Ibu dalam menjalankan pengambilan keputusan di sekolah,
terutama pada kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama
mengandung nilai kebajikan?

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang selama ini Bapak/Ibu lakukan dalam pengambilan keputusan?

Hal-hal seperti apa yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema
etika?

Hasil Wawancara

Pada sesi wawancara pertama dengan Ibu Hj. Liana Sari, S.Pd.,M.Pd.

Selama Ibu Liana sari mempimpin cara beliau dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi di sekolah, biasanya
ibu beliau akan mencari tahu melalui kabar atau desas desus yang tersebar.

Selanjutnya, apabila terjadi kasus-kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar cara yang
diambil Bu Liana Sari dalam menjalankan keputusannya adalah beliau akan mengambil keputusan yang tidak
merugikan pihak sekolah dan tidak merugikan nama baik sekolah.
Biasanya Ibu Liana Sari mengambil langkah-langkah dalam memutuskan suatu masalah adalah dengan menganalisis
kebermanfaatan dan keuntungan bagi sekolah untuk setiap keputusan yang diambil.

Tak Perlu Laser jika Mata Mulai Kabur! Ternyata Cukup Lakukan Ini

Recommended by

Adapun hal-hal yang ibu Liana anggap efektif dalam pengambilan keputusan adalah dengan memutuskan sendiri apa
yang baik untuk sekolah dengan tidak melibatkan siapapun karena kepala sekolahlah yang paling bertanggung jawab
untuk segala kasus di sekolah. Menurut Bu Liana, hal yang menjadi tantangan untuk mengambil keputusan dalam
dilema etika adalah jika harus memutuskan kasus yang berkaitan dengan diri pirbadi dan sekolah.

Pada sesi wawancara kedua dengan Bapak Andri Sattriawan, S.Pd. Gr.,M.Pd.

Selama Pak Andri menjabat sebagai kepala sekolah, hal yang beliau lakukan untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang
terjadi dengan melakukan pengmatan terlebih dahulu terhadap kasus yang terjadi. Kemudian Pak Andri akan mencari
tahu kebenarannya.

Biasanya Pak Andri pun akan bertanya dan berdiskusi dengan beberapa guru terutama wakil-wakil kepala sekolah
yang ada dilingkungan sekolahnya. Jika terjadi kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar
biasanya Pak Andri akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan orang-orang yang beliau anggap cakap dan
memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, seperti jika yang terjadi adalah kasus dalam pembelajaran agama
(Tahffidz) disini Pak Andri akan mendiskusikan keputusan yang terjadi bersama Pak Rohmat atau PJ kurikulum
keagamaan sekolah.

Atau jika kasusnya lebih besar Pak Andri akan berdiskusi dengan pihak yayasan. Hal ini dilakukannya supaya dalam
pengambilan keputusan dapat baik dan tidak ada yang menyalahkan kepala sekolah. Adapun langkah-langkah yang
diambil oleh beliau untuk memutuskan adalah beliau akan mencari tahu terlebih dahulu, kemudian mendiskusikan
mana yang terbaik dan kurang baik baru memutuskan.

Menurut Pak Andri, hal-hal yang dianggap efektif oleh Pak Andri untuk memutuskan suatu keputusan adalah dengan
berdiskusi dari hati-kehati dalam memutuskan sesuatu. Adapun hal yang menjadi tantangan bagi beliau adalah ketika
Pak Andri harus memutuskan keputusan yang berkaitan dengan perasaan.

Analisis hasil wawancara:

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bu Liana dengan Pak Andri sangatlah berbeda, hal ini saya soroti dari arah
pembicaraan keduanya ketika merespon suatu kasus atau permasalahan. Bu Liana Sari lebih cenderung menerapkan
paradigma individu lawan masyarakat.

Saya menyimpulkan demikian karena dalam pengambilan suatu keputusan Bu Liana akan melihat kedalam terlebih
dahulu, apakah merugikan atau tidak. Artinya disini, Bu Liana cenderung fokus pada kondisi internalnya dibandingkan
dengan masyarakat. Sementara Pak Andri, menurut saya cenderung berparadigma kebenaran lawan kesetiaan.
Dimana Pak Andri akan tetap memegang teguh kebenarannyaa tanpa berpikir hal lainnya.

Adapun terkait prinsip yang masing-masing mereka terapkan, dalam hal ini Bu Liana sari adalah orang yang
berprinsip sesuai aturan (think based rulle) dimana beliau idak mau mengambil resiko apapun terlebih jika berkaitan
dengan tempat kerjanya. Selalu pada track atau jalan lurus adalah visi utamanya. Pak Andripun demikian. Sehingga
terkait prinsip mereka memiliki kesamaan. Sangat kaku dan menaati peraturan.
Terkait langkah-kangkah pengambilan keputusan yang mereka lakukan secara umum mereka telah menerapkan
langkah-langkah yang menurut saya kurang lebih hampir sama seperti isi teori pada modul 3.1 ini, hanya saja
dikarenakan mereka tidak memiliki konsep pengetahuan dari modul ini, sehingga apa yang mereka lakukan tidak
berurutan sesuai dengan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Namun, menurut saya secara kasat mata, sebetulnya mereka telah melakukannya namun mereka sendiri tidak
menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan ada teorinya dalam modul 3.1 ini.

Demikian analisis hasil wawancara yang saya lakukan. Terimakasih.

Oleh; Wiwin Alwiningsih

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan
Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/wiwin59244/6352a73a5e09f574616a2112/demonstrasi-kontekstual-modul-3-1-
pengambilan-keputusan-berbasis-nilai-nilai-kebajikan-sebagai-pemimpin?page=all

Kreator: Wiwin Alwiningsih

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi
Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai