Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.

1
1. Fact (Peristiwa)

Saya memulai mempelajari modul 3.1. dengan topik Pengambilan Keputusan Berbasis
Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin di LMS dengan alur MERDEKA, yakni:

a. Mulai dari Diri

Pada tanggal 1 Februari 2024, saya mulai mempelajari modul 3.1 dengan topik
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin dengan
mengerjakan pre-test paket modul 3. Alhamdulillah, pre-test berjalan lancar. Setelah itu,
saya mulai membuka tautan mulai dari diri. Di tahap ini saya menganalisis studi kasus
dan menjawab pertanyaan pemantik dan 5 pertanyaan dalam rangka untuk
mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) dan mengamati keterampilan
seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan dengan berada di antara berbagai
pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan, dan pihak
komunitas sekolah.

b. Eksplorasi Konsep

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar di LMS 4 subtopik utama, yakni sekolah
sebagai institusi moral, bujukan moral dan dilema etika, prinsip pengambilan keputusan,
dan pengambilan dan pengujian keputusan. Berikut rangkuman materi yang terdapat di
eksplorasi konsep:

1) Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus
memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi
bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi
ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

2) Empat paradigma pengambilan keputusan

a) Individu lawan kelompok (individual vs community)

b) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3) Tiga prinsip pengambilan keputusan

a) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

b) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)


c) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

4) Sembilan langkah pengambilan keputusan

a) Mengenali nilai yang bertentangan.

b) Menentukan pihak yang terlibat

c) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

d) Pengujian benar atau salah

e) Pengujian paradigma benar lawan benar

f) Melakukan prinsip resolusi

g) Investigasi opsi trilema

h) Buat keputusan

i) Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Setelah itu saya, melakukan diskusi asinkron. Saya memilih menganalisi kasus 2, yakni
kasus antara Ibu Dani dan Ibu Azizah.

Berikut kasusnya:

Ibu Azizah adalah kepala sekolah SMP Tunas Bangsa. Ia adalah seorang kepala sekolah
yang memiliki integritas dan komitmen yang tinggi. Ia memiliki hubungan profesional
yang baik dengan Ibu Dani, Kepala SMA Nusantara. Mereka seringkali berkomunikasi
dan bekerjasama sehubungan dengan program-program pendidikan baik di sekolah Ibu
Azizah sendiri maupun sekolah Ibu Dani.

Baru-baru ini Ibu Azizah terpilih menjadi ketua MKKS-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah.
Ibu Dani pun terpilih menjadi bendahara MKKS. Awalnya semua program MKKS
dibawah kepemimpinan Ibu Azizah berjalan dengan baik sampai pada saatnya diadakan
rapat evaluasi semester 1, dimana Ibu Azizah harus memberikan laporan pada Dewan
Pembina MKKS, termasuk laporan keuangan. Ibu Azizah pun meminta laporan keuangan
pada bendahara yaitu Ibu Dani.

Dua minggu sebelum rapat evaluasi, Ibu Azizah pun sibuk mempersiapkan dokumen-
dokumen laporan yang dibutuhkan, termasuk dokumen yang berhubungan dengan
keuangan. Ia pun menghubungi Ibu Dani, saat itulah Ibu Azizah mengetahui bahwa
selama ini Ibu Dani menggunakan sebagian uang MKKS untuk pengobatan putrinya
yang sedang sakit dan memerlukan pengobatan yang mahal. Ibu Dani berjanji bahwa
uang tersebut akan segera digantikan sebelum rapat evaluasi tiba. Ibu Azizah sebetulnya
ragu akan hal tersebut mengingat jumlah uang yang cukup besar. Namun Ibu Dani
meminta Ibu Azizah untuk berjanji untuk tidak memberitahu siapapun tentang
tindakannya. Apa yang akan dilakukan Anda bila berada di posisi Ibu Azizah, dan
mengapa?

Berikut pertanyaan-pertanyaan untuk menganalisis kasus:

a. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada
situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

b. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).

c. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji
regulasi).

d. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
(Uji intuisi).

e. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media


cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?

f. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam
situasi ini?

g. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya
untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

h. Apa keputusan yang Anda ambil?

i. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

Berikut hasil analisis kasus:

a. Jika situasi dalam kasus Bu Azizah dan Bu Dani adalah situasi dilema etika,
paradigma yang terjadi pada situasi tersebut adalah paradigma Rasa Keadilan dan Rasa
Kasihan. Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah nilai
integritas untuk transparan dalam penggunaan anggaran dan tidak berintegritas karena
menyetujui penggunaan anggaran organisasi yang tidak sesuai dengan aturan.

b. Uji legal: tidak ada pelanggaran hukum dalam situasi tersebut. Ibu Dani yang
menggunakan uang MKKS untuk keperluan pengobatan anaknya yang sakit berjanji
untuk mengembalikan uang tersebut sebelum rapat evaluasi. Namun, situasi ini bisa
terjadi pelanggaran hukum apabila Ibu Dani tidak dapat mengembalikan uang tersebut.

c. Uji regulasi: ada pelanggaran peraturan atau kode etik profesi dalam situasi yang
dialami Ibu Azizah dan Bu Dani, yakni saat Bu Dani menggunakan uang MKKS yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, Bu Dani juga mencoba memengaruhi Bu Azizah
untuk memberitahukan hal yang dilakukannya kepada para anggota.

d. Uji intuisi: ada yang salah dalam situasi ini. Bu Dani memang berjanji untuk
mengembalikan uang MKKS, tetapi uang itu digunakan tidak semestinya, yakni untuk
keperluan pribadi dan tidak sepengetahuan dan persetujuan dari para anggota.

e. Jika keputusan yang saya ambil dipublikasikan di media dan viral, saya akan
merasa kurang nyaman karena kasus ini menyangkut urusan pribadi seseorang.

f. Keputusan yang bisa diambil berdasarkan idola/panutan adalah tetap memberi


waktu dan komitmen yang tegas kepada Bu Dani untuk mengembalikan uang yang
sudah dipakai dan memberikan nasihat agar perilaku tersebut tidak diulangi di kemudian
hari.

g. Investigasi Opsi Trilemma: penyelesaikan kreatif untuk menyelesaikan masalah ini


adalah dengan mengadakan pertemuan terbatas dengan para pengurus inti MKKS dan
menyampaikan hal yang sebenarnya terjadi, lalu mengajak para pengurus untuk
membuat solusi yang tepat, seperti memberi kesempatan kepada Bu Dani untuk
mengembalikan uang MKKS dan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
perbuatan lagi. Di sisi lain, pengurus MKKS bisa mengadakan penggalangan dana untuk
pengobatan anak Bu Dani kepada seluruh anggota MKKS sebagai bentuk empati.

h. Keputusan yang saya ambil adalah memberi jangka waktu tertentu untuk Bu Dani
agar segera mengembalikan uang MKKS. Jika sampai mendekati rapat evaluasi, Bu Dani
tidak bisa mengembalikan, maka saya akan menggunakan Investigasi Opsi Trilemma.

i. Prinsip yang saya gunakan dalam mengambil keputusan adalah Care-Based


Thinking atau berpikir berbasis rasa peduli karena dengan prinsip ini membuat saya
memikirkan kepentingan orang lain dan menimbulkan rasa empati.

c. Ruang Kolaborasi

Ruang kolaborasi di modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan


sebagai Pemimpin ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan
anggota kelompok dan yang kedua adalah presentasi hasil diskusi tersebut. Semua itu
dilakukan secara daring melalui Gmeet. Diskusi kelompok di ruang kolaborasi pertama
dilakukan pada tanggal 8 Februari 2024. Sementara itu, presentasi hasil diskusi
dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2024.

d. Demonstrasi Kontekstual

Di bagian ini saya mendapatkan tugas untuk mewawancarai minimal dua kepala sekolah
terkait cara atau proses pengambilan keputusan. Saya mewawancarai kepala sekolah di
tempat saya mengajar, yakni Ibu Nuraeni,S.Pd dan kepala SD N 09 Kinali, yakni Ibu
Asmi,S.Pd.
e. Elaborasi Pemahaman

Di bagian ini, saya ditugasi untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan
pemahaman saya tentang isi modul 3.1.

Berikut beberapa pertanyaan yang akan menguatkan pemahaman saya akan materi
konsep di Modul 3.1. ini adalah:

1. Apakah bujukan moral bisa menyebabkan dilema etika?

2. Bagaimana jika kasus dilema etika yang kita alami tidak bisa dimasukkan ke 4
paradigma pengambilan keputusan? Apakah bisa membuat paradigma pengambilan
keputusan diluar 4 paradigma tersebut?

3. Apakah pengambilan keputusan hanya berdasar pada ketiga prinsip ini? bolehkah
kalo membuat prinsip pengambilan keputusan yang baru?

4. Apakah ke 9 langkah harus dilaksanakan secara urut?

5. Pertanyaan Umum

Apakah pengambilan keputusan harus melalui semua tahap yang dipelajari di modul
3.1 ? dan bagaimana bisa hafal dengan banyak sekali tahapan yang harus dilewati
supaya bisa mengambil keputusan yang sesuai sebagai pemimpin pembelajaran?

Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada
tanggal 15 Februari 2024. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Ibu Desi
Idiawati.

f. Koneksi Antar-Materi

Di bagian koneksi antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai


Kebajikan sebagai Pemimpin, saya membuat simpulan, keterkaitan dengan modul
lainnya, dan refleksi.

g. Aksi Nyata

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 3.1 yang diterapkan secara nyata. Di
aksi nyata ini saya akan mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma,
prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah.

2. Feeling (Perasaan)

Selama saya mempelajari Modul 3.1., saya merasakan perasaan yang semangat dan
senang. Saya bersemangat karena di modul 3.1. saya belajar mengenai dilema etika,
prinsip pengambilan keputusan, sampai langkah dan pengujian pengambilan keputusan.
Saya senang karena saya cukup banyak memahami materi dalam modul ini,

3. Findings (Pembelajaran):

Di Modul 3.1. saya mendapatkan materi tentang materi-materi berikut:

1) Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus
memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi
bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi
ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

2) Empat paradigma pengambilan keputusan

a) Individu lawan kelompok (individual vs community)

b) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3) Tiga prinsip pengambilan keputusan

a) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

b) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

4) Sembilan langkah pengambilan keputusan

a) Mengenali nilai yang bertentangan.

b) Menentukan pihak yang terlibat

c) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

d) Pengujian benar atau salah

e) Pengujian paradigma benar lawan benar

f) Melakukan prinsip resolusi

g) Investigasi opsi trilema

h) Buat keputusan
i) Lihat lagi keputusan dan refleksikan

4. Future (Penerapan)

Setelah memahami materi modul 3.1., saya akan menerapkannya dalam pengambilan
keputusan yang harus saya laksanakan.

Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.2


1. Facts (Peristiwa)

Modul 3.2 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Perjalanan
mempelajari modul 3.2 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 3.1.
Pada modul sebelumnya Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri
sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi
pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).

Dimulai pada tanggal 15 Februari 2024 kegiatan pertama adalah "mulai dari diri". Pada
kegiatan ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk
mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang ekosistem sekolah dan peran
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah.

Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep pada tanggal 16 Februari 2024,
pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-
materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk
mendalami materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Disini kami mempelajari
sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis
kekuatan/aset, pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), karakteristik
komunitas yang sehat dan komunitas, pengalaman rapat dan mendiskusikan murid.
Disini juga kami mempelajari kasus 1 dan kasus 2 tentang kegiatan rapat guru
membahas perpisahan siswa yang lulus sekolah di sebuah sekolah dasar. Kami diajak
untuk melakukan analisa mengenai suasana rapat tersebut.

Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi. Fasilitator kami yaitu Ibu
Muliati membagi beberapa kelompok dan saya bersama 2 rekan saya yaitu Ibu Ulfa Sari
dan bapak Azwir nando yang tergabung dalam kelompok 4

Selanjutnya kami melakukan kegiatan Vicon di aplikasi Gmeet dengan melakukan diskusi
kelompok. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama dilakukan pada
tanggal 19 Februari 2024, Ruang Kolaborasi pertama kami melakukan diskusi untuk
membahas kekuatan/aset sumber daya yang dimiliki di sekolah daerah kami. Pada
Ruang kolaborasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2024 kami
melakukan diskusi kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami.
Selanjutnya hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.

Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual kami ditugaskan untuk menganalisis
video di LMS tentang visi dan prakarsa perubahan, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA, mengidentifikasi peran
pemimpin pembelajaran, dan menganalisis modal utama yang dapat dimanfaatkan.
Tugas ini harus kami unggah di LMS dan berakhir pada tanggal 27 Februari 2024 dalam
bentuk tulisan ataupun video.

Alur yang kelima adalah Eloborasi pemahaman yang diawali dengan membuat
pertanyaan. Selanjutnya pada tanggal 26 Februari 2024 kami mengiktui Vicon Elaborasi
Pemahaman bersama instruktur kami yaitu Ibu LENI MURNI HAYATI yang memberikan
materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya / Aset.

Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan
materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan materi yang telah didapatkan
pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata.

Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta untuk melakukan aksi nyata dengan
mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah.
Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga sekolah
dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas
pendidikan.

2. Feelings (Perasaan)

Perasaan sebelum mempelajari modul 3.1 ini saya berpikir kekurangan dan masalah yang
ada di kelas dan di sekolah dan saya berpikir bahwa aset yang ada di sekolah hanya
berupa sarana dan prasana terutama potensi murid yang kurang pengelolaan sebagai
sumber daya sekolah.

Setelah mempelajari Modul 3.2 ini ternyata terdapat 7 aset sebagai kekuatan utama
dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan pembelajaran di kelas dengan
melakukan pendekatan berbasis aset sebagai sumber daya untuk mencapai visi dan misi
sekolah dan nasional. Saya sangat senang dan bersyukur dapat mempelajari sumber
daya di sekolah sebagai aset/kekuatan sehingga menambah pemahaman saya dalam
mengelolanya sehingga bermanfaat dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu kami diajak untuk mengingat dan
menulis tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya sekolah. Sekolah sebagai sebuah ekosistem terdiri dari faktor biotik yaitu kepala
sekolah, pengawas, guru, tenaga kependidikan, murid, orang tua, komite, masyarakat,
dan dinas terkait. Sedangkan faktor abioti terdiri atas keuangan, gedung/sarana dan
lingkungan alam. Dalam pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan (Defisit Based Approach) dan
pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset Based Approach).

Selain itu pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya juga dapat menggunakan
pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community
Development/ABCD). Karakter komunitas yang sehat yaitu: memperaktikkan dialog,
menumbuhkan komitmen, membangun koneksi, mengenal dirinya sendiri, membentuk
masa depan, bertindak dengan obsesi ide dan peluang, merangkul perubahan dan
bertanggung jawab, dan menghasilkan kepemimpinan. Aset aset dalam
sekolah/komunitas, terdiri dari 7 macam, yaitu : modal manusia, modal sosial, modal
politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal
finansial.

4. Future (Penerapan)

Rencana kedepannya dalam penerapan di kelas dan di sekolah bahwa sebagai


pemimpin saya harus mengelola 7 aset utama sebagai kekuatan dalam meningkatan
mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan/aset dan
pendekatan berbasis kekurangan. Saya memandang guru sebagai aset manusia yang
utama dalam melaksanakan pembelajaran harus berinovasi dan memperkaya diri dalam
mengelola sumber daya di kelas dan di sekolah agar tercipta pendidikan yang berpihak
pada murid.

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, memberdayakan nilai dan peran guru,
membuat visi perubahan, menciptakan budaya positif, menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan sosial emosional agar pengambilan keputusan tepat, melakukan
coach dan supervise akademik, pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan
dapat dilakukan jika pengelolaan sumber daya dapat dijalankan dengan sungguh-
sungguh

Jurnal Dwi Mingguan Modul 3.3


1. Facts (Peristiwa)

Modul 3.3 dengan materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid. Pada
modul ini Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi
konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi
antar materi, dan Aksi nyata).

Dimulai pada tanggal 28 Februari 2024 kegiatan pertama adalah "mulai dari diri". Pada
kegiatan ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk
mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang Pengelolaan Program yang
Berdampak Pada Murid
Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep pada tanggal 28-29 Februari
2024, pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui
materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta
untuk mendalami materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.

Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi. Fasilitator kami yaitu Ibu
Muliati membagi beberapa kelompok dan saya bersama 3 rekan saya yaitu Ibu Suminah,
Ibu Nira Regina dan Ibu Roza Novita yang tergabung dalam kelompok 3 berdiskusi
dalam forum diskusi – Eksplorasi Konsep

Selanjutnya kami melakukan kegiatan Vicon di aplikasi Gmeet dengan melakukan diskusi
kelompok. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama dilakukan pada
tanggal 5 maret 2024, Ruang Kolaborasi pertama kami melakukan diskusi untuk
membahas Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid di sekolah daerah kami.
Pada Ruang kolaborasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2024 kami
melakukan diskusi kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami.
Selanjutnya hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.

Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual kami ditugaskan untuk Tugas ini harus
kami unggah di LMS dan berakhir pada tanggal 13 Maret 2024 dalam bentuk tulisan
ataupun video.

Alur yang kelima adalah Eloborasi pemahaman yang diawali dengan membuat
pertanyaan. Selanjutnya pada tanggal 14 Maret 2024 kami mengiktui Vicon Elaborasi
Pemahaman bersama instruktur kami yaitu Bapak Sakirman,S.Pd,M.Pd yang memberikan
materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.

Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan
materi Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid dengan materi yang telah
didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata.

2. Feelings (Perasaan)

Setelah mempelajari modul 3.3 perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin
antusias untuk bisa menerapkan materi modul 3.3 ini. Pada materi ini saya benar-benar
merasakan bahwa jika program itu dirancang dengan berpihak pada murid, maka apa
yang kita kerjakan semuanya akan berguna dan tidak ada yang sia-sia. Ilmu yang banyak
saya dapatkan ketika saya harus mengimplementasikan modul terakhir yaitu modul 3.3
pada Pendidikan Guru Penggerak ini.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari modul 3.3 dari modul ini
saya mendapatkan pengalaman belajar bahwa sebuah program yang dirancang dan
dibuat perlu termuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan
murid. Tahap yang dilakukan dalam membuat program yang berdampak pada murid
adalah dengan maping asset/ strengthness / potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan
tepat. Maping asset yang tepat akan memudahkan optimalisasi program berjalan
dengan lancar tentunya membantu meminimalisir kendala. Optimalisasi asset yang benar
tentunya memudahkan dalam mewujudkan visi dan misi sekolah. Modul ini juga
menambah wawasan kami CGP untuk mengelola sebuah program yang berdampak pada
murid dengan strategi MELR (monitoring, evaluation, learning and reporting). Selain dari
itu kami juga diajarkan pentingnya mengkaji SWOT
(strengths,weakness,opportunities,threats) pada rencana program yang dibuat.

Pentingnya melibatkan murid sebagai mitra dalam menyusun program, melaksanakan


dan membuat evaluasi program sehingga murid memiliki kesempatan untuk
berpendapat (suara/voice), menentukan pilihan (choice) sehingga merasa memiliki
(ownership) program yang akan dibuat untuk murid itu sendiri.

4. Future (Penerapan)

Saya berencana untuk menerapkan mendiseminasikan penyusunan program yang


berdampak pada murid ini kepada bapak/ibu sehingga dapat menumbuhkan
kepemimpinan murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Sebagai penerapan kedepan saya adalah sebagai berikut:

- mengimbaskan kepada rekan sejawat apa yang sudah saya pelajari dan praktekkan

- Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program yang berdampak pada murid


dengan melibatkan murid sebagai subjek program tersebut.

Anda mungkin juga menyukai