Anda di halaman 1dari 8

Panduan Pertanyaan Wawancara 

(Guiding Questions for the Interview)

1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang


merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Jawab:
Selama ini saya mengidentifikasi terlebih dahulu kasusnya. Apabila kasus tersebut
terkait masalah hukum menurut pendapat saya itu bisa masuk ke bujukan moral

karena ada hubungannya kebenaran lawan kesalahan. Akan tetapi apabila kasus
yang saya hadapi adalah memiliki pilihan yang saya anggap sama-sama benar maka

termasuk ke dalam dilema etika.

2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah


Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-
sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Jawab:
Sebelum mengambil suatu keputusan saya akan mengidentifikasi kasus yang terjadi

terlebih dahulu. Kemudian saya akan menentukan siapa saja yang terlibat dalam
kasus tersebut. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dan fakta yang ada

sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Keputusan ini diambil


berdasarkan nilai kebajikan yang harus selalu diutamakan. Dengan mengutamakan

nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, kejujuran, kemanusiaan, maka kebenaran akan


mengikutinya.

3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama
ini?
Jawab:
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini
a. Mempertimbangkan regulasi aturan yang ada. apakah langkah yang akan
kita jalankan sesuai dengan perundang- undangan atau regulasi aturan,
sehingga keputusan yang nantinya diambil tidak melanggar hukum.
b. Menjalin komunikasi dengan pihak yang terkait. Pihak-pihak yang terkait saya

ajak untuk bersama-sama menelaah secara mendalam informasi terkait kasus


yang dihadapi. Setelah menemukan ada sesuatu yang tidak sesuai saya akan

langsung menanyakan apakah hal ini dapat dipertanggungjawabkan dan bisa


dijadikan alat bukti. Selanjutnya saya akan melakukan konfirmasi kepada rekan

sejawat apakah kasus itu benar-benar ada. Langkah ini saya lakukan melalui
musyawarah guru. Sesudah itu pihak-pihak yang terkait akan saya pertemukan

secara langsung untuk mendapatkan solusi terbaik atas permasalahan yang


dihadapi.

4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawab:
Menurut saya hal yang paling efektif adalah adanya dialog/komunikasi yang baik
antara semua pihak yang terlibat dalam kasus tersebut dan dimusyawarahkan di

depan semua guru melalui rapat sekolah. Ketika komunikasi bisa terjalin akan
mendorong semua pihak lebih terbuka dalam menyampaikan permasalahan secara

terbuka. Melalui musyawarah diharapkan bisa menemukan solusi terbaik dan yang
benar-benar tidak merugikan pihak manapun.

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan
keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Jawab:
Tantangannya adalah memberikan pemahaman kepada beberapa guru yang
memang dia belum memiliki kepentingan-kepentingan di mana sebenarnya
kepentingan itu menurutnya tidak bisa ditinggalkan dan dia harus melanggar
etika atau aturan di sekolah semisal dia sering terlambat ke sekolah atau bahkan
tidak masuk ke sekolah karena ada
kepentingan keluarga dan itu tidak bisa ditinggalkan maka tantangan-tantangan
iharus diselesaikan secara kekeluargaan artinya dari hati ke hati itu yang
pertama Seperti yang saya tetap kita harus menunjukkan bahwa aturan yang
benar itu adalah seperti ini jika penyetelan melanggar ini maka akan ada
konsekuensinya maka itu merupakan suatu ada dilema juga di dalam hati kita
bagaimana untuk menegakkan atau membawa beliaunya ini tidak melanggar
Etika itu melanggar aturan tersebut itu merupakan tantangannya dalam kasus-
kasus tertentu dan orang- orang dan kasus dalam kasus-kasus tertentu

6. Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di
tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau
prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Jawab:
kita memiliki Tata khalaya Karena tidak semua kasus itu setelah kita
menyampaikan atau menegurnya itu sudah terselesaikan kadang kala satu kali
kita memberikan pengertian kepada seseorang yang melanggar aturan itu dia
tidak langsung begitu saja mengindahkannya. Aturan-aturan selanjutnya adalah
memberikan teguran awal kalau dalam diberi teguran tidak bisa berarti ada
waktu berikutnya untuk memberikan peringatan. Berarti ada tatakala di mana
untuk menyelesaikan kasus-kasus tertentu dengan tata cara yang pertama
seperti yang saya sampaikan tadi yang pertama adalah memberikan teguran
kemudian peringatan dan sebagainya sehingga tentunya dengan pengertian-
pengertian apa yang merupakan aturan-aturan di sekolah yang harus kita patuhi.
Aturan itu adalah tetap acuan pertama yang digunakan untuk mengambil
keputusan.
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau
membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema
etika?
Jawab:
Ada yang mempermudah atau membantu saya.

dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika Kalau dibilang


untuk ada yang membantu semua membantu semua orang membantu untuk
memberikan hal yang terbaik di mana seseorang yang melanggar aturan tentu
saja akan mempengaruhi kinerja orang pertama kita kita mengajak orang yang
melakukan pelanggaran itu dengan berbicara dari hati ke hati untuk kita
mengambil keputusannya panduan acuannya adalah dengan rekrutmen taati
regulasi yang ada atau aturan yang ada itu tidak bisa kita melanggar regulasi
yang ada kemudian Bagaimana kita bisa memberikan pemahaman regulasi
kepada orang yang melanggar aturan itu itu merupakan langkah-langkah dari
pendekatan kita dan memberikan pemahaman tersebut

8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda
petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Yang kita petik dari semua percakapan ini bahwa semua permasalahan-
permasalahan itu dapat diselesaikan dengan saling memberikan dukungan
bahwa dan memberikan pemahaman bahwa
apa yang kita lakukan semua akan ada konsekuensinya sehingga aturan yang
sudah dibuat itu untuk ditaati dan bukan untuk dicari celahnya Dengan
pemahaman tersebut maka Dilema etika ini tidak akan muncul ketika seseorang
sudah sama-sama memahami adanya aturan-aturan atau regulasi yang sudah
dibuat untuk ditaati itu itu yang bisa saya petik.
Wawancara 2:
hal yang beliau lakukan untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang terjadi dengan
melakukan pengmatan terlebih dahulu terhadap kasus yang terjadi. Kemudian
Pak Andri akan mencari tahu kebenarannya. 

Biasanya Pak Andri pun akan bertanya dan berdiskusi dengan beberapa guru
terutama wakil-wakil kepala sekolah yang ada dilingkungan sekolahnya. Jika
terjadi kasus yang mengandung dua kepentingan yang sama-sama benar
biasanya Pak Andri akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan orang-orang
yang beliau anggap cakap dan memiliki kompetensi dalam bidang tersebut,
seperti jika yang terjadi adalah kasus dalam pembelajaran agama (Tahffidz)
disini Pak Andri akan mendiskusikan keputusan yang terjadi bersama Pak
Rohmat atau PJ kurikulum keagamaan sekolah. 

Atau jika kasusnya lebih besar Pak Andri akan berdiskusi dengan pihak yayasan.
Hal ini dilakukannya supaya dalam pengambilan keputusan dapat baik dan tidak
ada yang menyalahkan kepala sekolah. Adapun langkah-langkah yang diambil
oleh beliau untuk memutuskan adalah beliau akan mencari tahu terlebih dahulu,
kemudian mendiskusikan mana yang terbaik dan kurang baik baru memutuskan. 

Menurut Pak Andri, hal-hal yang dianggap efektif oleh Pak Andri untuk
memutuskan suatu keputusan adalah dengan berdiskusi dari hati-kehati dalam
memutuskan sesuatu. Adapun hal yang menjadi tantangan bagi beliau adalah
ketika Pak Andri harus memutuskan keputusan yang berkaitan dengan
perasaan.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Bu Liana dengan Pak Andri sangatlah


berbeda, hal ini saya soroti dari arah pembicaraan keduanya ketika merespon
suatu kasus atau permasalahan. Bu Liana Sari lebih cenderung menerapkan
paradigma individu lawan masyarakat. 

Saya menyimpulkan demikian karena dalam pengambilan suatu keputusan Bu


Liana akan melihat kedalam terlebih dahulu, apakah merugikan atau tidak.
Artinya disini, Bu Liana cenderung fokus pada kondisi internalnya dibandingkan
dengan masyarakat. Sementara Pak Andri, menurut saya cenderung
berparadigma kebenaran lawan kesetiaan. Dimana Pak Andri akan tetap
memegang teguh kebenarannyaa tanpa berpikir hal lainnya.

Adapun terkait prinsip yang masing-masing mereka terapkan, dalam hal ini Bu
Liana sari adalah orang yang berprinsip sesuai aturan (think based rulle) dimana
beliau idak mau mengambil resiko apapun terlebih jika berkaitan dengan tempat
kerjanya. Selalu pada track atau jalan lurus adalah visi utamanya. Pak Andripun
demikian. Sehingga terkait prinsip mereka memiliki kesamaan. Sangat kaku dan
menaati peraturan.

Terkait langkah-kangkah pengambilan keputusan yang mereka lakukan secara


umum mereka telah menerapkan langkah-langkah yang menurut saya kurang
lebih hampir sama seperti isi teori pada modul 3.1 ini, hanya saja dikarenakan
mereka tidak memiliki konsep pengetahuan dari modul ini, sehingga apa yang
mereka lakukan tidak berurutan sesuai dengan sembilan langkah pengambilan
dan pengujian keputusan. 

Daftar Tugas/Checklist Refleksi Wawancara: 

Ada (A)/
No. Tugas
Tidak Ada (TA)

1. Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara


tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang
masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan
hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip,
dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

2. Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang


Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau
perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu
pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

3. Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani


pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema
etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas
pengambilan keputusan mereka?

4. Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan


pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan
Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru
Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

5. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda,


format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda
mengujinya/membacanya dan melihat
hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan
Anda?

6. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji


untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah
sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan
kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

Anda mungkin juga menyukai