Anda di halaman 1dari 6

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya melakukan wawancara dengan dua kepala sekolah yaitu Sarmiyati, S.Pd.SD dari UPT
SDN 2 Kresnomulyo yang merupakan kepala sekolah di unit kerja dan Jumaroh, S.Pd. dari
PKBM El hasan Kresnomulyo Kecamatan Ambarawa.

Hasil wawancara saya dengan ibu Sarmiyati, S.Pd.SD .

Bagaimana selama ini beliau mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika
atau bujukan moral?". Beliau memaparkan bahwa ketika menghadapi masalah yang
bermacam-macam di sekolah, ibu selalu berusaha untuk memahami dulu akar permasalahannya.
Supaya tidak salah dalam membuat keputusan. Ibu harus bisa mengidentifikasi apakah ini
masalah bisa diselesaikan secara musyawarah secara kekeluargaan atau harus melibatkan
hukum".

"Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Anda,


terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai kebajikan?" "jika kepentingan sama-sama benar, maka ibu
akan melihat apakah nilai kebenaran itu untuk pribadi saja atau personal individu atau untuk
orang banyak. Misalnya di sekolah, apakah untuk kepentingan individu atau semua warga
sekolah. Kemudian memiliki dampak bagaimana, baik jangka panjang ataupun untuk masa
depan sekolah.".

"Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa anda lakukan selama ini?".
sebelum mengambil keputusan, saya akan konfirmasi dulu kepada yang terlibat dalam sebuah
permasalahan, saya harus mendengarkan tidak hanya dari satu orang saja, tetapi juga dari orang
lain. Misalnya ketika saya mendengarkan kasus murid di sekolah, saya tentu akan bertanya
dengan siswa yang melihat ketika terjadi masalah, bertanya kepada guru yang bersangkutan.
Supaya saya mendengar kejelasan permasalahan. Baru saya membuat keputusan.

"Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika?". "setiap permasalahan pasti ibu akan melihat dulu akar
permasalahannya, kemudian bertanya kepada pihak-pihak yang terkait, kemudian ibu juga
berdiskusi dengan orang lain, untuk selanjutnya berfikir objektif untuk membuat keputusan."

"Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika?". "semua keputusan yang menyangkut banyak pihak, pasti
tidak akan membuat semua merasa puas. Pasti ada saja yang tidak suka. Tapi kita jangan sampai
kalah, selama keputusan yang kita buat sudah mementingkan banyak pihak, benar dan dapat
dipertanggung jawabkan, Jadi tantangannya justru ada pihak-pihak yang tidak suka. Tapi
namanya manusia, pasti ada saja yang tidak suka."
"Apakah anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah
penyelesaian kasus dilema etika, apakah anda langsung menyelesaikan di tempat, atau
memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang
dijalankan?". "Tidak ada jadwal khusus untuk penyelesaian kasus. Kalau masalahnya kecil dan
harus saat itu juga diputuskan, maka dibuatlah keputusan pada saat itu juga. Kalau masalahnya
berat, melibatkan banyak pihak, tentu tidak bisa diselesaikan hari ini juga, tetapi bisa besoknya.
Yang penting tidak membuat masalah berlarut-larut."

"Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu
anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?". berdiskusi dengan
pengawas sekolah jika kaitannya kedinasan, kemudian pak Amin selaku komite sekolah, ibu juga
sering berdiskusi dengan suami ibu yang sama-sama kepala sekolah. Juga dengan teman-teman
guru disini."

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari
pengalaman anda mengambil keputusan dilema etika?" " Dalam mengambil sebuah
keputusan, tidak perlu terburu-buru, harus hati-hati, harus bisa berfikir ini masalahnya apa,
kemudian baru mengambil keputusan. Tentu kita bisa berkolaborasi dengan pihak lain yang bisa
mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi."
Hasil wawancara saya dengan ibu Jumaroh, S.Pd.

"Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema
etika atau bujukan moral?"Tentunya saya melihat dari sisi moral dan hukum, bahwa kasus
dilema etika (benar melawan benar) merupakan situasi yang sulit, harus dengan pertimbangan
matang dalam menentukan putusan untuk hal tersebut, sebab keduanya adalah benar secara
moral akan tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar melawan salah) merupakan
suatu keadaan dimana harus mengambil keputusan antara benar dan salah".

"Selama ini, bagaimana Anda menjalankan keputusan pengambilan di sekolah Anda,


terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai kebajikan?" "Sebelum keputusan diambil dalam kasus dilema
saya harus menimbang dan melakukan tahapan seperti mencari fakta, melihat siapa saja yang
terlibat, menganalisis benar salah, membuat berbagai alternatif solusi, membuat sebuah
keputusan, merefleksikannya dan keputusan yang menguntungkan banyak pihak."

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini "Langkah-
langkah yang dilakukan pertama mengumpulkan berbagai fakta yang terjadi, saya meminta
informasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, menganalisis benar dan salahnya,
membuat alternatif solusi, meminta pertimbangan rekan sejawat, membuat keputusan dan
terakhir merefleksikanya.'

"Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan
pada kasus- kasus dilema etika?" "Hal-hal yang baik dalam mengambil keputusan kasus
dilema etika adalah dengan mengkaji siapa saja yang terlibat dalam kasusnya, seberapa penting
kasus dilema etika tersebut dan tak kalah penting dalam penentuan pengambilan solusi dengan
tetap mempertimbangkan norma dan aturan yang berlaku dengan mengedepankan kepentingan
umum."

"Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan
pada kasus-kasus dilema etika?" "Tantangan dalam pengambilan keputusan dilemma etika
ialah masalah dalam kasus ini memiliki nilai kebenaran atau kepentingan yang sama, akan tetapi
harus ada yang diprioritaskan, selain itu dampaknya terhadap orang banyak dan harus mampu
menghilangkan rasa ketidak berpihakan pada salah satunya karena keduanya benar."

"Apakah Anda memiliki tatakala atau jadwal tertentu dalam penyelesaian kasus eika
dilema, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki jadwal untuk
menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?" "Dalam
pengambilan keputusan dilema etika harus berdasarkan tahapan seperti analisis masalah,
pertimbangan yang matang dan tergantung masalahnya, kalau masalahnya berat maka harus
segera diputuskan dengan tetap memperhatikan aturan dan prosedur dalam pengambilan
keputusan."

"Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu
Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?" "Hal-hal yang
mendukung dalam pengambilan keputusan dilemma etika adalah sikap peduli, terbuka dan
melibatkan teman sejawat dan warga sekolah agar tidak keliru dalam pengambilan keputusan."

"Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari
pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?" Pelajaran yang diambil dari kasus
dilemma etika adalah saya menjadi lebih bijaksana dalam menganalisa permasalahan untuk
mengambil keputusan, karena perlu telaah terhadap sebuah kasus, mempertimbangkan secara
matang, memahami tidak ada yang kalah maupun menang tapi demi kepentingan bersama, kedua
belah pihak harus siap menerima, menghargai, menghormati dan melaksanakan keputusan."

Analisis dan Refleksi Hasil Wawancara

Hal yang menurut saya menarik adalah dilema etika dan bujukan moral, dimana dari ketika
kepala sekolah tersebut, menurut saya sudah mengetahui perbedaan istilah dilema etika dan
bujukan moral dengan baik. Membuat sebuah keputusan tidak bisa dilakukan dengan cepat tanpa
melakukan pemikiran dengan seksama. Misalnya harus mengidentifikasi permasalahan yang
terjadi, kemudian meminta saran dari orang lain, serta membuat keputusan yang memiliki
dampak baik untuk semua pihak, tentunya yang bisa dipertanggung jawabkan.

Yang menonjol menurut saya, mereka sama-sama menjadikan nilai-nilai kebajikan sebagai
pondasi dalam membuat keputusan. Ingin membuat keputusan yang bisa menguntungkan semua
pihak. Sehingga, saya merasa tidak memiliki pertanyaan yang masih mengganjal terkait kegiatan
wawancara yang saya lakukan kepada ketiganya, karena menurut saya, ketiga kepala sekolah
tersebut telah sesuai dengan teori yang telah saya pelajari terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9
langkah pengujian. Meskipun dari penjelasan Kepala Sekolah tersebut ada yang tidak melakukan
langkah secara runtut dan dilakukan semuanya.

Kemudian tugas kedua dari daftar chekclist yaiitu "Bagaimana hasil wawancara antara 2-3
pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang
menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?"

Persamaan dari kepala sekolah tersebut yang lihat dari hasil wawancara adalah mereka sama-
sama melihat akar permasalahan lebih dulu sebelum membuat keputusan, melakukan konfirmasi
atau pencarian data terhadap orang-orang yang terlibat, kemudian melakukan diskusi atau
bertanya kepada pihak lain untuk meminta saran atau pandangan terkait permasalahan yang
dihadapi, tidak buru-buru dalam membuat keputusan.
Perbedaan terlihat dari kepala sekolah yang pertama, meskipun tidak mengenaliikonsep dilema
etika dan bujukan moral seperti yang dijelaskan pada pertanyaan pertama pada saat wawancara,
tetapi karena pengalaman sebagai kepala sekolah selama kurang lebih 6 tahunan, lebih bisa bijak
salam mengambil keputusan, sesuai dengan langkah-langkahpengambilan keputusan yang ada
pada modul 3.1

Kemudian tugas ketiga dari daftar chekclist yaiitu, "Apa rencana ke depan para pimpinan dalam
menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka
bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?"

Terkait rencana kedepan para pemimpin dalam menjalani keputusan yang mengandung unsur
dilema etika mereka sama-sama mengambil langkah strategis seperti yang ada pada modul 3.1.
Mengukur efektivitas pengambilan keputusan dengan cara mengidentifikasi permasalahan,
konfirmasi dengan pelaku, berdiskusi atau bermusyawarah dengan stake holder untuk meminta
pandangan, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Kemudian tugas ke empat dari daftar checklist yaitu, "Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan
pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada
kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?"

Kalau saya sendiri, karena saya bukan kepala sekolah, maka saya akan mengambil keputusan
terhadapi murid-murid saya di kelas serta dengan rekan sejawat dengan sebaik-baiknya, sesuai
dengan modul 3.1, yaitu terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah panduan membuat
keputusan. Tentu saya berharap tidak ada masalah yang serius, namun saya akan mencoba
mengimplementasikan pengetahuan yang saya sudah dapatkan. Terkait jika pimpinan atau kepala
sekolah berbicara dengan saya tentang sebuah permasalahan serta meminta saran, tentu saya juga
akan memberikan saran terbaik saya, sesuai dengan pengetahuan yang saya dapat di modul 3.1
ini. Misalnya dengan mengambil keputusan dengan berpanduan pada 9 langkah pengambilan
keputusan yang telah saya pelajari. Saya sendiri akan mulai menerapkan langkah tersebut, tentu
saja ketika saya menghadapi permasalahan dilema etika dalam kehidupan saya.

Kemudian tugas kelima dari daftar chekclist yaitu, "Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif
Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat
hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?"

Saya membuat narasi dari hasil wawancara yang telah saya lakukan terhadap 3 pimpinan atau
kepala sekolah tersebut, tentu saya menyadai masih banyak tata tulis yang kurang baik. Namun,
saya mencoba membuat sebuah narasi dari hasil wawancara dengan sebaik-baiknya. Harapannya
adalah hasil tulisan saya ini, bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Saya selalu berharap, agar
sedikit yang bisa saya lakukan, bisa bermanfaat untuk orang lain, bisa menginspirasi.
Kemudian tugas keenam dari daftar chekclist yaitu, "Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah
diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang
tulisan Anda, dan kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?"

Kalau diuji publik saya mengupload narasi ini pada sebuah blog, tentu saya sangat senang dan
berharap bisa mendapatkan umpan balik dari pembaca. Supaya saya bisa mendapatkan saran,
kritikan dan bahkan masukan yang bersifat membangun diri saya terkait kegiatan penulisan yang
saya lakukan, sehingga bisa menjadi perbaikan bagi diri saya.

Anda mungkin juga menyukai