Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus:

Pak Seto adalah Kepala Sekolah sebuah sekolah dasar. Ia memiliki 2 guru kelas V yang berbeda
cara mengajarnya. Ibu Tati guru kelas VA dan Ibu Sri guru kelas VB. Ibu Tati terkenal sebagai
guru ‘galak’, namun pada saat yang sama, nilai rata-rata murid-muridnya sangat baik. Sehingga
sifat keras Ibu Tati masih dianggap sesuai, demi mencapai hasil yang baik dari murid-muridnya.
Sedang Ibu Sri adalah guru yang sabar dan tenang, namun ada beberapa muridnya yang memiliki
nilai di bawah KKM. Suatu hari Ibu Sri datang ke ruangan Pak Seto selaku kepala sekolah, dan
mengadukan perbuatan Ibu Tati yang menghukum salah satu muridnya di tengah terik matahari,
berlutut di semen lapangan basket karena tidak membuat pekerjaan rumah. Ibu Sri sangat
khawatir karena murid tersebut sudah menangis, namun sepertinya Ibu Tati tetap mengajar di
dalam kelas seperti biasa, karena menganggap menjemur anak di terik matahari adalah hukuman
pantas karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
Bila Anda adalah Pak Seto sebagai kepala sekolah:

1. apa yang akan Anda lakukan?


Sebagai Pak Seto, dalam situasi ini, saya akan mengambil tindakan dengan mengadakan
pertemuan bersama Ibu Tati dan Ibu Sri untuk mendengarkan kedua belah pihak dan
memahami perspektif mereka masing-masing. Saya akan menanyakan alasan di balik
tindakan Ibu Tati yang dianggap keras terhadap murid dan mencari solusi yang lebih baik
dalam mengelola disiplin di kelasnya. Yang terpenting, kesejahteraan murid menjadi
prioritas utama, sehingga tindakan yang dapat merugikan atau merendahkan murid tidak
dapat dibenarkan. Saya akan mendorong pengembangan pedoman disiplin yang lebih
jelas di sekolah, serta pelatihan tambahan kepada semua guru tentang pendekatan disiplin
yang efektif dan pedagogi yang mendukung perkembangan murid. Tujuannya adalah
mencapai keseimbangan antara mencapai hasil akademik yang baik dan memastikan
bahwa tindakan di sekolah selalu memprioritaskan kesejahteraan fisik dan emosional
murid.

2. Pendekatan apa yang ambil?


Sebagai Pak Seto, dalam menghadapi situasi ini, saya akan mengambil pendekatan yang
mencakup tiga langkah penting. Pertama, saya akan mengundang baik Ibu Tati maupun
Ibu Sri untuk bertemu dan mendengarkan keluh kesah serta pandangan mereka masing-
masing. Ini akan memberi saya pemahaman yang lebih baik tentang konteks dan
alasannya di balik tindakan masing-masing guru. Kedua, saya akan mengingatkan seluruh
staf guru tentang kebijakan sekolah terkait disiplin dan penanganan masalah di dalam
kelas. Terdapat kebutuhan untuk memastikan bahwa tindakan guru tidak merugikan atau
merendahkan murid, dan bahwa prosedur yang jelas dan adil diterapkan dalam kasus
pelanggaran. Terakhir, saya akan berusaha mencari solusi yang seimbang dan
mendukung antara hasil akademik yang baik dan kesejahteraan murid. Ini bisa termasuk
pengembangan pedoman disiplin yang lebih tepat dan pelatihan tambahan bagi guru
tentang pendekatan disiplin yang efektif dan pedagogi yang mendukung perkembangan
murid.

3. Dasar pemikiran apa yang melatarbelakangi keputusan Anda?


Sebagai Pak Seto, dalam mengambil keputusan saya akan mempertimbangkan beberapa
dasar pemikiran penting. Pertama, saya akan memikirkan kesejahteraan dan keselamatan
murid sebagai prioritas utama. Tindakan yang melibatkan hukuman fisik di bawah terik
matahari dapat membahayakan kesehatan murid dan menjadi masalah serius. Kedua, saya
akan mengevaluasi kebijakan dan prosedur sekolah terkait disiplin, serta memastikan
bahwa tindakan guru sesuai dengan peraturan dan etika sekolah. Ketiga, saya akan
berusaha mencari solusi yang seimbang, yang mungkin melibatkan pembicaraan dengan
Ibu Tati untuk memahami alasannya, memberikan pelatihan tambahan tentang
pendekatan disiplin yang lebih baik, dan memastikan bahwa tindakan yang diambil
selaras dengan kepentingan murid. Dengan dasar pemikiran ini, saya akan berusaha
mencapai keputusan yang paling baik untuk kebaikan sekolah dan murid-muridnya.

4. Tanggapan salah satu rekan saya Ibu Nur’aida, S.Pd.I


“Sebagai rekan sejawat Anda, saya merasa sangat prihatin dengan kasus ini.
Keamanan, kesejahteraan, dan perkembangan murid adalah prioritas utama kita
sebagai pendidik. Tindakan hukuman yang melibatkan berjemur di bawah terik
matahari, terutama jika itu menyebabkan murid menangis, adalah tindakan yang sangat
meresahkan. Saya merasa perlu untuk mendukung upaya Pak Seto dalam menyelesaikan
masalah ini dengan sebaik mungkin untuk kebaikan murid dan integritas sekolah. Kita
sebagai guru harus selalu memastikan bahwa pendekatan disiplin yang kita gunakan
sesuai dengan pedoman etika dan standar keamanan yang ada”

5. Analisis jawaban Anda dan rekan Anda, apakah berbeda, atau sama?
Jawaban saya dan rekan sejawat saya cenderung sama dalam hal mengutamakan
keamanan, kesejahteraan, dan perkembangan murid sebagai prioritas utama. Kami berdua
merasa prihatin dengan kasus tersebut dan setuju bahwa tindakan hukuman yang
melibatkan berjemur di bawah terik matahari adalah tindakan yang meresahkan dan perlu
segera ditindaklanjuti dengan baik. Sama-sama mendukung upaya penyelesaian masalah
ini untuk kebaikan murid dan integritas sekolah serta mengingatkan pentingnya
mematuhi etika dan standar keamanan dalam pendekatan disiplin di sekolah. Jadi, pada
dasarnya, tanggapan kami serupa dalam hal prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang
dalam menghadapi situasi semacam ini.

6. Tuliskan tanggapan Anda dan rekan Anda terhadap kasus Bapak Seto, beserta
analisis Anda terhadap kedua jawaban tersebut.
Saya dan rekan sejawat saya memiliki tanggapan yang serupa terhadap kasus Bapak Seto.
Kami sepakat bahwa tindakan hukuman Ibu Tati terhadap muridnya dengan menjemur di
bawah terik matahari adalah tindakan yang tidak tepat dan bisa membahayakan
kesejahteraan murid tersebut. Kesejahteraan, perkembangan, dan keamanan murid
seharusnya menjadi prioritas utama di sekolah.

Analisis kami adalah bahwa dalam situasi semacam ini, perlu adanya tindakan yang
bijaksana dan segera untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kepala sekolah, dalam hal
ini Pak Seto, harus mengambil pendekatan yang memastikan keadilan, keamanan, dan
pendekatan pendidikan yang lebih baik. Dalam hal ini, Ibu Tati harus diberi pemahaman
dan pelatihan tentang metode disiplin yang lebih aman dan efektif. Selain itu, perlu pula
mengadakan komunikasi yang baik antara Ibu Tati dan Ibu Sri untuk mencari
pemahaman bersama.

Kasus ini menggambarkan pentingnya kepala sekolah sebagai pemimpin untuk


mengambil langkah-langkah yang memperkuat prinsip-prinsip etika, keamanan, dan
pendidikan yang berkualitas di sekolah. Dalam situasi seperti ini, tindakan yang diambil
harus selaras dengan nilai-nilai dan norma-norma sekolah serta kepentingan terbaik bagi
murid-murid.

Anda mungkin juga menyukai