Tugas 3.1
Tugas 3.1
Bapak Ajis, S.Ag menyampaikan bahwa Seorang pemimpin di sekolah tidak hanya
mengidentifikasi dilema etika atau bujukan moral melalui pengamatan konflik nilai
dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, tetapi juga melibatkan
pertimbangan moral dan menjalani proses refleksi rutin. Dia mengakui pentingnya
memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai etika
dan moral yang menjadi landasan di lingkungan pendidikan mereka.
Bapak Ajis, S.Ag menjelaskan, dalam situasi semacam ini, pemimpin secara
konsisten melakukan evaluasi mendalam terhadap setiap opsi yang tersedia. Dia
aktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti seluruh guru, orang tua,
murid, Komite sekolah, bahkan Kepala Desa jika diperlukan. Keputusan yang
diambil harus sejalan dengan visi sekolah dan nilai-nilai yang dianutnya. Dalam
proses pengambilan keputusan, pertimbangan etika, dampak jangka panjang, dan
kesejahteraan murid selalu menjadi fokus utama. Pemimpin ini berkomitmen
untuk menangani situasi di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar
atau mengandung nilai kebajikan dengan memastikan keputusan yang diambil
mencerminkan keadilan dan keselarasan dengan misi pendidikan sekolah.
Ibu Sulastri Harun, M.Pd, Dalam konteks kasus di mana terdapat dua
kepentingan yang sama-sama benar atau mengandung nilai kebajikan, pemimpin
tersebut cenderung memberikan prioritas pada konsultasi dengan tim guru dan
staf sekolah. Keyakinannya adalah bahwa kolaborasi menjadi kunci utama dalam
mengambil keputusan yang bijak. Melalui diskusi bersama tim, mereka secara
kolektif mempertimbangkan nilai-nilai etika, prinsip-prinsip yang telah ditetapkan,
serta dampak keputusan tersebut pada murid dan lingkungan sekolah. Keputusan
diambil secara demokratis dengan mendengarkan pandangan semua pihak yang
terlibat, memastikan bahwa setiap suara dihargai dan menciptakan solusi yang adil
dan sejalan dengan nilai-nilai kolektif.
Bapak Ajis, S.Ag, Langkah pertama yang diambil adalah melakukan analisis
mendalam terhadap kasus tersebut. Pemimpin akan berupaya memahami inti
masalah, pihak-pihak yang terlibat, dan nilai-nilai yang relevan dalam konteks
situasi tersebut. Selanjutnya, mereka akan mengorganisir pertemuan dengan tim
guru dan pihak terkait lainnya untuk mengadakan diskusi terinci. Dalam forum ini,
mereka berkolaborasi untuk mencari solusi yang paling sesuai dengan nilai-nilai
etika dan prinsip-prinsip kebajikan yang menjadi landasan sekolah. Keputusan
diambil berdasarkan konsensus tim, memastikan bahwa setiap sudut pandang
dipertimbangkan secara cermat untuk mencapai penyelesaian yang sejalan
dengan nilai-nilai kolektif dan memberikan solusi yang paling tepat dalam konteks
dilema etika yang dihadapi.
Ibu Sulastri Harun, M.Pd Tantangan utama dalam mengambil keputusan ketika
dihadapkan pada dilema etika adalah menjaga keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentingan sekolah secara keseluruhan. Upaya kami
untuk mengatasi tantangan ini melibatkan kepastian bahwa setiap keputusan
yang diambil adalah untuk kebaikan bersama dan sejalan dengan nilai-nilai
etika sekolah. Kami juga berkomitmen untuk melibatkan semua pihak yang
terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dengan harapan dapat
mencapai keputusan yang lebih adil dan seimbang. Dengan pendekatan ini,
kami berusaha untuk menghadapi dilema etika dengan perspektif kolektif,
mengintegrasikan kepentingan individu sekaligus mendukung integritas dan
nilai-nilai inti yang menjadi dasar institusi pendidikan kami
Bapak Ajis, S.Ag, Dalam menangani kasus dilema etika, kami cenderung tidak
mengikuti jadwal tertentu. Fokus utama kami adalah mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang situasi dan nilai-nilai etika yang terlibat. Meskipun kami
berusaha menyelesaikan kasus secepat mungkin, kami tidak terburu-buru dalam
mengambil keputusan. Ada situasi di mana kasus dilema etika memerlukan waktu
ekstra untuk diskusi dan konsultasi yang lebih mendalam. Pendekatan ini
memastikan bahwa setiap keputusan diambil setelah pertimbangan matang dan
melibatkan pandangan yang beragam, menciptakan solusi yang sejalan dengan
nilai-nilai etika yang dianut oleh sekolah.
Ibu Sulastri Harun, M.Pd Dalam menangani kasus dilema etika, kami tidak
mengikuti jadwal tetap untuk menyelesaikannya. Meskipun kami berupaya
menuntaskan kasus secepat mungkin, kami juga memastikan bahwa proses
pengambilan keputusan berjalan dengan baik. Kami cenderung mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan, termasuk melakukan konsultasi dengan semua
pihak yang terlibat. Terkadang, kasus dilema etika memerlukan waktu tambahan
untuk memastikan bahwa semua sudut pandang dan nilai-nilai etika yang terlibat
dipertimbangkan secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan keyakinan
bahwa setiap keputusan diambil dengan teliti dan sejalan dengan prinsip-prinsip
etika yang menjadi pedoman sekolah.
Bapak Ajis, S.Ag Dalam proses pengambilan keputusan dilema etika, kami
biasanya melibatkan tim manajemen sekolah dan guru-guru yang memiliki
pengalaman dalam masalah etika. Kami meyakini bahwa melalui diskusi dan
berbagi pandangan dengan rekan-rekan yang memiliki pengalaman serupa, kami
dapat lebih baik memahami situasi yang dihadapi dan bersama-sama mencari
solusi yang lebih baik. Pendekatan kolaboratif ini membantu kami mendapatkan
berbagai perspektif yang berharga dan memperkaya pengambilan keputusan,
sehingga dapat menciptakan solusi yang lebih holistik dan sesuai dengan nilai-
nilai etika yang dianut oleh sekolah.
Ibu Sulastri Harun, M.Pd Sebagai seorang kepala sekolah tentunya saya harus
mampu membuat keputusan dengan berdasarkan nilai nilai kebajikan yang saya
pahami, namun melibatkan dewan guru atau pihak terkait juga bukan halyang salah
selama hal itu baik untuk siswa dan Lembaga.
Dari wawancara kedua narasumber kepala sekolah, terdapat beberapa hal menarik
yang dapat diidentifikasi:
2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah
sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu
pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?
Secara umum, kesamaan terletak pada pemahaman mendalam mengenai dilema etika
dan pengakuan akan signifikansi nilai-nilai kebajikan. Di sisi lain, perbedaan utamanya
muncul dalam pendekatan konkret yang mereka terapkan dalam proses pengambilan
keputusan dan bagaimana mereka mengatasi tantangan yang muncul.
3. Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang
mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas
pengambilan keputusan mereka?