Anda di halaman 1dari 9

ACARA IV

PENGATURAN JARAK TANAM DAN PENDUGAAN HASIL PANEN


PERHEKTAR

A. TUJUAN
1. Mengetahui kebutuhan ruang untuk tanaman dan berkembang tanaman
2. Mengetahui luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman mampu
berproduksi.
3. Menduga hasil panen perhektar

B. TINJAUAN PUSTAKA
Jarak tanam adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, produksi dan
mutu tanaman. Jarak tanam yang rapat pada lahan menyebabkan jumlah populasi
semakin tinggi, jika sumber daya yang diperlukan dalam keadaan terbatas maka
akan terjadi perebutan antar tanaman, sehingga pemupukan perlu ditingkatkan
(Sudartik dan Thamrin, 2019). Penggunaan jarak tanam bertujuan untuk
penyamarataan unsur hara yang didapat oleh tanaman dan sinar matahari, serta
memudahkan dalam pemeliharaan (Probowati dkk, 2014)
Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) adalah tanaman semusim yang
tergolong sayur yang murah serta sumber gizi yang baik untuk masyarakat luas.
Kangkung memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti vitamin A, vitamin C, zat
besi, kalsium, potassium, dan fosfor (Yayuk dkk, 2018). Kangkung (Ipomoea
reptans Poir.) termasuk dalam suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-
kangkungan). Kangkung berasal dari India utara. Tanaman ini dapat ditemukan di
daerah dengan iklim tropis. Dan tanaman kangkung dapat ditanam sepanjang
tahun.
Klasifikasi tanaman kangkung darat adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir.
Tanaman kangkung darat memiliki ciri-ciri seperti daun panjang dengan
ujung yang runcing, berwarna hijau keputih-putihan, bunganya berwarna putih
bersih, dan buah muda berwarna hijau keputih-putihan yang akan berubah
menjadi coklat tua setelah dikeringkan. Tanaman kangkung darat termasuk
tanaman dikotil dan berakar tunggang. akarnya menyebar kesegala arah dan dapat
menembus tanah sampai kedalaman 50 cm lebih (Swastini 2015).
Kangkung dapat tumbuh dengan baik jika ditanam pada tempat dengan
ketinggian ± 2 000 meter diatas permukaan laut. kangkung membutuhkan tanah
yang gembur dan mengandung banyak bahan organik sebagai tempat tumbuhnya,
untuk kangkung darat khususnya tidak menghendaki lahan yang tergenang karena
akarnya mudah membusuk. Kangkung membutuhkan lahan yang mendapatkan
sinar matahari yang cukup sebagai tempat tumbuhnya, karena di lahan yang
ternaungi tanaman kangkung dapat tumbuh memanjang. Tanaman ini tumbuh
baik sepanjang tahun, jumlah curah hujan yang optimal berkisar antara 500 - 5
000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian
tempat. setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun . di
permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28°C dan dataran tinggi sekitar 18°C,
namun jika ditanam pada lahan yang memiliki suhu udara relatif panas batang
tanaman ini akan mengeras. (Swastini 2015).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor internal diantaranya genetik atau sifat turunan
seperti umur tanaman, setiap tanaman memiliki genetik yang berbeda untuk
memunculkan sifat dari tanaman yang berbeda pula. Perbedaan susunan faktor
genetik merupakan salah satu faktor penyebab keberagaman penampilan tanaman
dan perbedaan susunan genetik akan selalu terjadi sekalipun bahan tanaman yang
digunakan berasal dari jenis tanaman yang sama (Alavan dkk, 2015). Faktor-
faktor eksternal antara lain seperti tanah, kelembapan, udara, suhu, cahaya dan air.
Faktor-faktor internal meliputi gen, hormon, kandungan klorofil serta struktur
morfologi dan anatomi organ tumbuhan. (Widya, 2015).
Luxmeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan
(tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Prinsip kerja lux meter
yaitu dengan cara mengubah energi foton menjadi elektron. Cahaya akan
menyinari sel foto yang kemudian akan ditangkap oleh sensor sebagai energi dan
diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap
oleh sel, maka arus yang dihasilkan lebih besar. Beberapa jenis cahaya yang
masuk pada lux meter baik itu cahaya alami ataupun buatan akan mendapatkan
respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan
suhu warna yang berbeda dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena
itu, pembacaan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari
efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor lux meter (Rahel dkk. 2022).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Cangkul
b. Garu
c. Tugal
d. Mal jarak tanam
2. Bahan :
a. Benih kangkung
b. Pupuk kandang

D. CARA KERJA
1. Buat bedengan masing-masing seluas 2 x 3 m sebanyak 2 buah bedengan
2. Beri pupuk kandang secukupnya dan campur dengan merata
3. Cara penanamannya adalah sebagai berikut :
a. Lubangi lahan dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 10 cm x 10
cm dan 15 cm x 15 cm (untuk membuat jarak tanam gunakan mal jarak
tanam)
b. Masukkan benih kangkung ke dalam lubang tersebut sebanyak 3 buah
benih setiap lubangnya, kemudian tutup lubang dengan tanah.
c. Penyiraman dilakukan minimal 1 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari
atau sore hari. Penyiraman ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman yang
diteliti tidak terganggu, dan produksi yang dihasilkan lebih banyak.
d. Penyiangan dilakukan ketika tanaman yang diteliti ditumbuhi oleh gulma,
yaitu dilakukan secara manual menggunakan tangan dengan mencabut
setiap gulma yang tumbuh di sekitar tanaman yang diteliti (di dalam plot).
e. Penyisipan dilakukan apabila terjadi kematian pada salah satu tanaman
yang diteliti, yaitu dengan cara mengambil tanaman dari tempat ataupun
lahan tersendiri yang memang disediakan untuk tanaman sisipan,
kemudian di tanam pada tempat tanaman tersebut mati.
f. Pemupukan dilakukan guna menambah hara tanah agar tanaman kangkung
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Jenis pupuk yang diberikan
sesuai dengan fase pertumbuhannya dan dengan kadar yang sesuai.
Kebutuhan pupuk untuk kangkung dosis 200 kg N/ha, 100 kg P2O5/ha,
dan 100 kg K2O.
g. Pengendalian ini dilakukan apabila tanaman terserang oleh hama atau
penyakit, yaitu bisa dilakukan dengan cara mekanik ataupun kimia. Secara
mekanik yaitu dengan mengusir / membuang langsung hama yang ada
pada tanaman seperti ulat misalnya. Kemudian untuk pengendalian
terhadap penyakit dapat dilakukan dengan cara kimia yaitu dengan
memberikan pestisida.

E. PENGAMATAN
Tabel 6.1 Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung dengan Pengaruh Jarak Tanam
Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai)
Presentasi
Perlakuan Sampel Pengamatan Ke- Pengamatan Ke-
Hidup %
1 2 3 1 2 3
Jarak 1 8 17 25 5 7 24
Tanam 2 8 16 24 4 10 25 85%
10x10 cm 3 7 19 23 5 9 19
Jarak 1 8 14 19 6 12 22
Tanam 2 7,5 13 18 5 13 17 80%
15x15 cm 3 10,5 15 23 6 16 18
Sumber : Praktikum Dasar Teknologi Budidaya Tanaman 2023.

A. Hasil Panen Perhektar


1 ha
1. Populasi tanaman/hektar =
jarak tanam
a. Jarak tanam 10 x 10cm
10.000 m²
= = 1.000.000 tanaman/ha
0 ,1 m x 0 , 1 m
b. Jarak tanam 15 x 15cm
10.000 m ²
= = 444.444 tanaman/ha
1, 5 m x 1 ,5 m
2. Populasi tanaman/petak
a. Jarak tanam 10 x 10cm
2 x 3 cm
= x 1.000.000 = 600.000/tanaman petak
10.000 m²
b. Jarak tanam 15 x 15 cm
2 x 3 cm
= x 444.444 = 266,64 tanaman petak
10.000 m²
B. Konversi hasil/ha
Jarak tanam 10 x 10cm
a. Luas petak (sampel) = 1 x 1 = 1m²
b. Rata – rata hasil = 4,3 kg
10.000 m ²
c. Perkiraan hasil = x 4,3 = 43.000kg/ha = 4,3ton/ha
1m ²
Jarak tanam 15 x 15cm
a. Luas petak (sampel) = 1 x 1 = 1m²
b. Rata – rata hasil = 2,8kg
10.000 m ²
c. Perkiraan hasil = x 2,8 = 28.000kg/ha = 2,8ton/ha
1m ²

F. PEMBAHASAN
Jarak tanam adalah suatu jarak penanaman pada tanaman dan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman. Jarak tanam yang rapat
pada lahan menyebabkan jumlah populasi semakin tinggi, jika sumber daya yang
diperlukan dalam keadaan terbatas maka akan terjadi perebutan antar tanaman,
sehingga pemupukan perlu ditingkatkan (Sudartik dan Thamrin, 2019). Tujuan
penggunaan jarak tanam adalah untuk penyamarataan unsur hara yang didapat oleh
tanaman dan sinar matahari, serta memudahkan dalam pemeliharaan (Probowati
dkk, 2014).
Melakukan pengamatan jarak tanam dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu
jarak tanam 10 x 10 cm dan 15 x 15 cm. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman
kangkung dengan jarak tanam adalah sebagai berikut. Pada jarak tanam 10 x 10
cm pengamatan minggu pertama, tanaman kangkung memiliki tinggi rata-rata 7,6
cm dan rata-rata jumlah helai daun sebanyak 4,6 helai. Minggu kedua tanaman
kangkung mempunyai tinggi rata-rata 17,3 cm dan rata-rata jumlah daun sebanyak
8,6 helai. Terakhir pada minggu ketiga memiliki tinggi tanaman rata-rata sebesar
24 cm dan rata-rata jumlah daun sebanyak 22,6 helai. Kemudian ppersentase hidup
dari tanaman kangkung pada jarak tanam 10 x 10 cm adalah 85%. Sedangkan pada
jarak tanam 15 x 15 cm pada minggu pertama, tanaman kangkung memiliki tinggi
rata-rata 8,6 cm dan rata-rata jumlah daun sebanyak 5,6 helai. Minggu kedua
tanaman kangkung memiliki rata-rata tinggi 14 cm dan rata-rata jumlah helai daun
sebanyak 13,6 helai. Terakhir pada minggu ketiga memiliki tinggi rata-rata 20 cm
dan rata-rata jumlah daun sebanyak 19 helai. Kemudian persentase hidup tanaman
kangkung pada jarak tanam 15 x 15 cm yaitu 80%.
Berdasarkan pengamatan, tanaman kangkung dengan jarak tanam 10 x10 cm
memiliki pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih tinggi serta pendugaan hasil
panen yang lebih besar dibanding jarak tanam 15 x 15 cm. Pada jarak tanam
10cmx 10cm tanamannya lebih tinggi karena adanya persaingan cahaya yang
menyebabkan tanaman kangkung menjadi tinggi. Pada jarak tanam 15 x 15 cm
tanaman tumbuh lebih baik karena lebih banyak memperoleh cahaya dan unsur
hara sehingga menjadi tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur yang
menyebabkan lebar daun lebih luas dibandingkan jarak tanam 10 x 10 cm sebab
pada jarak tanam 15 x 15 cm tanaman lebih optimal dalam menerima cahaya
matahari dan lebih optimal dalam melakukan fotosintesis. Dan ini sesuai dengan
teori, yaitu kebutuhan cahaya matahari yang cukup untuk melakukan proses
fotosintesis, akan meningkatkan hasil fotosintat yang digunakan untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman (Febriyono dkk, 2017).
Akan tetapi menurut hasil pengamatan tanaman kangkung dengan jarak tanam
10 x 10 cm memperoleh hasil panen yang lebih berat akan tetapi dalam segi
kualitas lebih baik jarak tanam yang 15 x 15 cm. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
jarak tanaam 10 x 10 cm menghasilkan populasi tanaman yang lebih banyak.
Tanaman dengan jarak tanam 15 x 15 cm lebih rendah disebabkan karena pada
bibit tanaman kangkung dengan jarak tanam 15 x 15 cm banyak yang tidak
mengalami pertumbuhan serta banyaknya gulma yang tumbuh dan masih banyak
gulma yang belum tercabut sehingga unsur hara yang diserap tanaman kangkung
akan sedikit atau berkurang karena bersaingan dengan gulma yang meningkat..
Pada jarak tanaam 15 x 15 cm memiliki kualitas yang baik karena tidak terjadi
perebutan cahaya, air dan unsur hara (Sebayang, 2017).

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kebutuhan ruang untuk tanaman tumbuh diperlukan untuk mengurangi
persaingan antar tanaman agar mendapatkan unsur hara dan cahaya.
Kebutuhan ruang bagi tanaman kangkung untuk tumbuh dan berkembang
dengan optimal adalah dengan jarak tanam 15×15 cm.
2. Luasan minimal yang dibutuhkan tanaman agar tanaman mampu berproduksi
adalah 2×3 meter. Dengan jarak tanam 10 x 10 cm atau 15 x 15 cm
3. Pendugaan hasil panen merupakan metode untuk mengetahui hasil panen lahan
yang berfungsi untuk mengetahui jumlah dari hasil panen dan dapat
mengetahui keuntungan. Dalam satu hektar dengan mengukur perpetak ynag
masing masing petak berukuran 1 x 1 meter, kemudian hasil tanaman
kangkung dapat dihitung
DAFTAR PUSTAKA

A’yuningsih, D. 2017. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Perubahan Struktur


Anatomi Daun. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Al Majid, dan Isra. 2020 Uji Toleransi Kekeringan Tanaman Kangkung Darat
(Ipomoea reptans Poir.). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Febriyono, R., Y. E. Susilowati, dan A. Suprapto. 2017. Peningkatan Hasil Tanaman


Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir) Melalui Perlakuan Jarak Tanam dan
Jumlah Tanaman Per Lubang. Vigor: Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan
Subtropika, 2(1): 22-27.

Laksono, M. 2022. Pengaruh Jarak Tanam dan Pupuk Boron terhadap Produksi dan
Mutu Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Skripsi. Jember: Universitas
Negeri Jember.

Wahyuni, dan Rizal. 2022. Alat Ukur dan Pengukuran. Purbalingga: Eurika Media
Aksara

Anda mungkin juga menyukai