Anda di halaman 1dari 2

GURU

Karya : Alifia kuntum khairunnisa

Menjadi guru bagi siswa asing tak pernah terlintas di benakku sejak kecil, bahkan menjadi guru
saja aku tidak pernah membayangkannya. Namun kini, ternyata aku mengajar ke 15 siswa asing
di sekolah internasional.

“Hallo, selamat pagi semua?”

“Pagi, buk” sapa mereka di kelas.

“Bagaimana libur akhir pekannya?”

Awalnya tidak ada yang menjawab pertanyaanku untuk memulai pelajaran. Tetapi, ada
gadis berasal dari Inggris bernama Alexa yang mengangkat tangan. Matanya bulat dan
rambut pirang diikat tengah. Terlihat sangat dewasa bagi seorang anak SMP kelas satu.

“Buk, saya ingin bercerita, hmm,” dia berbicara pelan karena merasa belum lancar
berbahasa Indonesia.

“Hari minggu, saya ikut Ayah ke pasar tradisional pertama kali, karena ingin melihat
proyek. Saya membeli emm cermin untuk di kamar, ternyata pedagangnya memberikan
saya jepitan lucu ini. Katanya, saya tambah cantik kalau pakai jepitan,” Ia pun
menunjukan jepitan berwarna merah muda. “Saya senang sekali, buk! Orang Indonesia
baik-baik sekali. Ingin tinggal di sini,”

Nada bicaranya berubah menjadi tambah bersemangat. Aku pun menambahkan.

“Indonesia memang dikenal sebagai negara teramah di dunia. Dengan mengenal bahasa
Indonesia dan budayanya yang beragam, kalian akan melihat keindahan Indonesia.
Kalian siap belajar hari ini?”

“Siap, buk!” serentak mereka pun menjawabku dengan riang.


Kulanjutkan pembelajaran minggu lalu yang sempat tertunda. Menjadi guru bagi siswa
asing ternyata memberiku banyak inspirasi. Mereka tidak terpaksa belajar bahasa karena
ikut orang tua yang kerja di Indonesia. Tetapi, mereka secara tulus ingin mempelajari
bahasa ini tanpa ada keluh kesah.

Anda mungkin juga menyukai