Anda di halaman 1dari 13

ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6.

Vol 6 Nomor: 2

EVALUASI IMPLEMENTASI
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) SEKOLAH MENENGAH ATAS

Azis

Abstrak: Pengembangan kurikulum yang sejalan dengan sistem


pendidikan nasional, kebutuhan dan kondisi riil perlu diupayakan
secara terus menerus bagi terwujudnya sumber daya manusia yang
handal. Dengan digunakannya kurikulum 2006 (KTSP), perubahan
kurikulum 2004 ke 2006, merupakan upaya pembaharuan atau
penyesuaian kurikulum yang didasarkan pada standar isi dan
standar kompetensi lulusan yang diharapkan sejalan dengan
kebutuhan masyarakat. Untuk KTSP tingkat pendidikan menengah
(SMA), tujuan pendidikannya adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri, dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk
mencapai tujuan tersebut, dijabarkan ke dalam sejumlah mata
pelajaran yang terdapat pada jenjang pendidikan menengah. Pada
tataran implementasi kurikulum secara umum, implementasi KTSP
meliputi pengembangan silabus dan RPP, pelaksanaan proses
pembelajaran dan cara penilaiannya. Dalam konteks pelaksanaan
kurikulum, hasil penilaian dapat diamati melalui indikator-indikator
yang tercermin dalam rangkaian kegiatan pembelajaran, sebagai
bentuk implementasi kurikulum. Untuk melihat sejauhmana
keberhasilan dari implementasi kurikulum, sudah barang tentu
membutuhkan waktu dan proses, karena hasil dari suatu proses
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang terus menerus
dan panjang.

Kata kunci: Evaluasi, implementasi kurikulum, KTSP

41
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

A. Pendahuluan (1975) yang melihat


kurikulum sebagai “document
Sebelum masuk pada
to be used as a point of
persoalan pokok dari makalah
departure in instructional
ini, terlebih dahulu perlu
planning”. Di samping itu,
dijelaskan sepintas mengenai
Taba (1962) melihat
pengertian kurikulum sebagai
kurikulum sebagai “plan for
landasan untuk pembahasan
learning”.
selanjutnya. Pengertian kuri-
kulum yang paling umum Konsep kurikulum sebagai
adalah seperangkat mata materi pelajaran berkembang
pelajaran yang ditetapkan pada tahun dua puluhan
untuk diajarkan di sekolah. sampai dengan awal tiga
Seringkali pula kurikulum puluhan dengan munculnya
diartikan sebagai materi atau tiga ketentuan, yaitu (1)
bahan pelajaran dalam buku kurikulum harus dilengkapi
teks yang ditetapkan atau dengan pernyataan tentang
ditawarkan untuk diajarkan objektif pengajaran dalam
guru. silabus, (2) silabus itu perlu
diujicobakan di lapangan, dan
Pengertian kurikulum ini
(3) silabus itu perlu dievaluasi
begitu banyak dianut oleh
pelaksanaannya dan
orang awam, bahkan oleh
kemudian direvisi untuk
banyak pendidik, sehingga
perbaikan. Salah satu
jika berbicara tentang
kurikulum (termasuk pe- kelemahan dari konsep ini
ngembangannya), mereka adalah belum kelihatan kaitan
antar materi dengan mata
mengasosiasikannya dengan
pelajaran dengan peserta
mata pelajaran atau materi
didik. Konsep ini kemudian
pelajaran. Seiring dengan itu,
berkembang terus dengan
pedoman tertulis tentang mata
terbitnya buku Caswell dan
pelajaran itu biasa pula
Campbell. Menurut Gress
dianggap kurikulum. Definisi
(1968) kedua pakar ini
lain diajukan Beauchamp
42
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

menemukan bahwa kesesuai- bahwa pengertian kurikulum


an antara kurikulum formal di atas terlalu luas, dan ada
dengan implementasinya di pula yang menganggap terlalu
sekolah sedikit sekali. sempit.
Oleh karena itu mereka Terlepas dari adanya pro dan
mengajukan kurikulum be- kontra mengenai berbagai
rupa pengalaman (learning konsep kurikulum yang
experiences) yang benar- dipaparkan para pakar
benar dimiliki peserta didik tersebut di atas, yang paling
sebagai hasil implementasi penting adalah bahwa
dari kurikulum tertulis pengalaman belajar peserta
tersebut. Sejalan dengan didik merupakan sesuatu
pikiran ini, Zais (1976) yang dianggap paling relevan.
mengemukakan bahwa “kalau Sebab konsep ini merupakan
kita mengevaluasi kurikulum, hasil langsung dari
kita tidak cukup hanya implementasi kurikulum
mengevaluasi doku-men sekolah, dan merupakan
kurikulum itu saja, tetapi lebih keinginan yang akan dicapai
dari itu mengevaluasi negara kita saat ini (baik
pengetahuan, keterampilan, kurikulum 2004 yang telah
sikap yang dimiliki peserta lalu maupun kurikulum 2006
didik sebagai hasil dari sekarang ini). Walaupun
implementasi kurikulum begitu, para peserta didik
tertulis itu”. Kurikulum menyadari, bahwa peng-
sebagai pengalaman belajar alaman yang diperolehnya di
yang dirancang sekolah luar sekolah merupakan
(planned learning muatan yang tidak dapat
experiences), merupakan diabaikan pada keberhasilan
konsep kurikulum yang implementasi kurikulum
banyak dianut para pakar formal. Kedua muatan
pendidikan. Tetapi ada pula kurikulum tersebut saling
pakar yang menganggap melengkapi dan saling

43
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

menguatkan satu sama lain. adanya perubahan paradigma


Atas dasar inilah, mengapa baru pendidikan; 2) adanya
selalu ada upaya perubahan perubahan sosial budaya;
dan penyempurnaan kuriku- ekonomi dan politik akibat
lum kita. pengaruh globalisasi, dan 3)
tuntutan terhadap peningkatan
Upaya itu patut dihargai,
kualitas lulusan yang sangat
mengingat kondisi bangsa
diperlukan bagi terwujudnya
Indonesia saat ini sedang
sumber daya manusia yang
memasuki periode yang amat
handal.
penting dalam rangkaian
pembaharuan sistem pen-
didikan nasional. Usaha keras B. Pembahasan
perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas lu- 1. Konsep Kurikulum
lusan pada setiap jenjang Tingkat Satuan Pendidikan
pendidikan dengan mem- (KTSP)
perhatikan masalah keter- Dengan digunakannya kuri-
kaitan dan kesepadanan. kulum 2006 (KTSP),
Untuk itu, diperlukan perubahan kurikulum 2004 ke
seperangkat kurikulum yang 2006, merupakan upaya
relevan dengan sistem pembaharuan atau pe-
pendidikan nasional dewasa nyesuaian kurikulum yang
ini. didasarkan pada standar isi
Usaha untuk mengembang- dan standar kompetensi
kan atau menyesuaikan lulusan yang diharapkan
kurikulum yang relevan sejalan dengan kebutuhan
dengan sistem pendidikan masyarakat.
nasional, perlu diupayakan Lahirnya KTSP didasari oleh
secara terus menerus. adanya Undang-undang
Minimal ada tiga alasan Sisdiknas no. 20 tahun 2003
pokok mengapa usaha itu dan Peraturan Pemerintah no.
perlu dilakukan terus, yakni 1)
44
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

19 tahun 2005 tentang Standar MAN), disusun oleh satuan


Nasional Pendidikan. pendidikan dengan mengacu
Disebutkan di dalamnya pada standar isi (SI) dan
bahwa kurikulum pada standar kompetensi lulusan
dasarnya merupakan rencana (SKL), serta berpedoman
pengaturan mengenai tujuan, pada panduan yang disusun
isi, dan bahan pelajaran, serta oleh Badan Standar Nasional
cara yang digunakan sebagai Pendidikan (BSNP). Tuju-
pedoman penyelenggaraan annya adalah meningkatkan
kegiatan pembelajaran untuk kecerdasan, pengetahuan,
mencapai tujuan pendidikan kepribadian, akhlak mulia,
tertentu. Tujuan tersebut serta keterampilan untuk
meliputi tujuan pendidikan hidup mandiri, dan dapat
nasional yang sesuai dengan mengikuti pendidikan lebih
kondisi dan potensi daerah, lanjut.
satuan pendidikan dan peserta Dalam Undang-undang
didik. Republik Indonesia no. 20
Pengembangan kurikulum tahun 2003 tentang Sisdiknas
dalam KTSP pada intinya pada Bab 11 Pasal 3
mengacu pada standar dijelaskan bahwa “Pendidik-
nasional pendidikan untuk an nasional berfungsi
menjamin pencapaian tujuan mengembangkan kemampuan
pendidikan nasional. Standar dan membentuk watak serta
pendidikan nasional tersebut peradaban bangsa yang
terdiri atas standar isi, proses, bermartabat dalam rangka
kompetensi lulusan, tenaga mencerdaskan kehidupan
kependidikan, sarana dan bangsa, bertujuan untuk
prasarana, pengelolaan, berkembangnya potensi
pembiayaan, dan penilaian peserta didik agar menjadi
pendidikan. manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
KTSP pada jenjang
Maha Esa, berakhlak mulia,
pendidikan menengah (SMA,
45
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

sehat, berilmu, cakap, kreatif, pengetahuan, ke-pribadian,


mandiri, dan menjadi warga akhlak mulia, serta
negara yang demokratis, serta keterampilan untuk hidup
bertanggung jawab”. mandiri, dan dapat mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Mengacu pada undang-
Struktur dan muatan
undang tersebut, KTSP
kurikulum mencakup se-
dikembangkan berdasarkan
jumlah kelompok mata
pada prinsip-prinsip sebagai
pelajaran, yakni mata
berikut: 1) berpusat pada
pelajaran agama dan akhlak
potensi, perkembangan, ke-
mulia, kewarganegaraan dan
butuhan, dan kepentingan
kepribadian, ilmu penge-
peserta didik; 2) beragam dan
tahuan dan teknologi, estetika,
terpadu; 3) tanggap terhadap
dan mata pelajaran jasmani,
perkembangan IPTEKS; 4)
olah raga dan kesehatan. Mata
relevan dengan kebutuhan
pelajaran beserta alokasi
kehidupan; 5) komprehensif
waktu berpedoman pada
dan ber-kesinambungan; 6)
struktur kurikulum yang
belajar sepanjang hayat (life
tercantum dalam standar isi.
long education); 7) seimbang
Sementara muatan lokal
antara kepentingan nasional
merupakan kegiatan kurikuler
dan kepentingan daerah.
untuk mengembangkan
Sedangkan komponen-kom- kompetensi yang disesuaikan
ponen KTSP meliputi: a) dengan ciri khas dan potensi
tujuan pendidikan tingkat daerah. Hal-hal lainnya
satuan pendidikan; b) struktur berkenaan pula dengan
dan muatan kurikulum; dan kegiatan pengembangan diri,
c) kalender pendidikan. peng-aturan beban belajar,
Khusus untuk KTSP tingkat ketuntasan belajar, kenaikan
pendidikan menengah (SMA), kelas dan kelulusan,
tujuan pendidikannya adalah penjurusan, pendidikan ke-
meningkatkan ke-cerdasan, cakapan hidup, dan

46
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

pendidikan berbasis keung- Yang menjadi persoalan


gulan lokal dan global. adalah bagaimana mengem-
bangkan silabus pembel-
Pada tataran implementasi
ajaran di SMA agar sejalan
kurikulum, implementasi
atau sesuai dengan kebutuhan
KTSP (kurikulum 2006) pada
peserta didik dalam
dasarnya adalah pengem-
menghadapi masa depannya.
bangan silabus, pelaksanaan
Materi, strategi, media dan
proses pembelajaran, sistem
evaluasi seperti apa yang
penilaiannya.
dibutuhkan dalam im-
Silabus merupakan rencana plementasi KTSP.
dan pedoman untuk
Ada beberapa hal yang harus
melaksanakan pembelajaran.
dipertimbangkan dalam usaha
Proses pembelajaran
mengimplementasikan kuri-
dilaksanakan dengan me-
kulum 2006 (KTSP) dengan
nerapkan prinsip-prinsip
berbagai kompetensi yang
pembelajaran dan standar
diharapkan.
proses pendidikan yang
disarankan oleh Badan Pertama, Dirjen Dikdasmen
Nasional Sstandar Nasional Dr. Indra Djati Sidi pernah
(BNSP). Sedangkan sistem menyampaikan pokok-pokok
penilaian mencakup jenis pikiran dalam tulisannya yang
ujian, bentuk soal dan berjudul “Memper-
pelaksanaannya. Tingkat timbangkan Paradigma Baru
keberhasilan yang dicapai Bagi Pendidikan”. Ia
peserta didik dilihat pada menyarankan untuk masa
kemampuannya dalam depan agar para pendidik,
menyelesaikan tugas-tugas demi perubahan dan
yang harus dikuasai sesuai tantangan zaman hendaknya
dengan standar kompetensi dapat mengubah pola pikir
dan prosedur tertentu. dan perilaku dari mengajar
(teaching) menjadi belajar
(learning) yang berarti proses
47
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

pendidikan yang dijalankan seseorang untuk meraih


selama ini berubah menjadi tujuan khusus (seperti
“proses bagaimana belajar memperoleh keterampilan
bersama antara guru dan untuk meningkatkan potensi
peserta didik”. ekonomis), ke arah
pendidikan yang memfokus-
Kedua, apa yang disampaikan
kan pembangunan manusia
oleh komisi internasional
seutuhnya.
tentang pendidikan abad XXI
yang dilaporkan pada Pendidikan yang menekankan
UNESCO dengan topik pada belajar menjadi
“Belajar, Harta Karun di seseorang, misi utamanya
Dalamnya”. Menurut M. Atar adalah memberdayakan pe-
Semi (2000) komisi ini serta didik untuk mengem-
menegaskan bahwa pen- bangkan bakat atau talenta,
didikan di masa yang akan dan mewujudkan potensi
datang harus dapat kreatif untuk menjalani
memampukan setiap orang kehidupan serta meraih tujuan
menemukan, menggali, dan pribadi masing-masing.
memperkaya potensi kreatif Dalam hubungan itu,
peserta didik untuk pengembangan atau pe-
menyingkap harta karun yang nyesuaian kurikulum hendak-
ada dalam dirinya masing- lah dapat menghasilkan
masing. manusia berketrampilan,
Hal ini memberikan isyarat berpikir teratur, sistematis dan
kepada kita bahwa untuk runtut, guna membentuk sifat
kreatif dan mandiri, serta
mengembangkan atau me-
memiliki kepekaan sosial atau
nyesuaikan kurikulum di
peduli lingkungan,
masa depan, kita perlu
menghargai perbedaan
melakukan perubahan arah
budaya, terampil dan
pendidikan, yakni dari
tanggungjawab pribadi.
pendidikan sebagai suatu
Artinya kurikulum yang
porses yang dihayati
48
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

dikembangkan atau disesuai- akumulasi dari seperangkat


kan itu harus dapat pengalaman belajar yang
memberdayakan peserta didik menyertai materi pelajaran.
untuk berpikir mandiri, kritis, Implikasinya ialah bahwa
dan dapat mengaplikasikan materi pelajaran merupakan
pengetahuan dan keterampil- “means”, bukan “ends” untuk
annya dalam kehidupan nyata mencapai tujuan yang lebih
sehari-hari. jauh, yaitu pengalaman
peserta didik. Ini berarti
Ketiga, belajar (learning)
bahwa pada tahap
mengimplisitkan bahwa pe-
perencanaan kurikulum,
serta didik akan sangat
materi pelajaran didesain
berperan dalam mencapai
untuk menimbulkan peng-
kompentensi yang dituntut
alaman belajar yang
darinya. Ia harus berperan
diinginkan.
aktif, dan guru bertindak
sebagai fasilitator dan Pada tahap pelaksanaan
motivator, bukan lagi kurikulum, berbagai ragam
pemegang otoritas utama di kegiatan belajar juga didesain
kelas. Cara ini akan untuk menimbulkan peng-
melahirkan peserta didik yang alaman belajar. Untuk
mandiri, kreatif, dan inovatif. mengetahui sejauh mana
”Pencekokan” teori dan efektivitas proses belajar pada
penghafalan sudah harus diri siswa, pada tahap evaluasi
ditinggalkan, kalau mau dicek apakah semua
mengutamakan learning on pengalaman belajar yang
learn. direncanakan untuk peserta
didik telah tercapai. Hal yang
Keempat, sasaran akhir lain
sering ditemukan di lapangan
dari penyempurnaan kuri-
adalah bahwa pada tahap
kulum adalah timbulnya
perencanaan, pelaksanaan,
perkembangan pribadi pe-
dan evaluasi, yang menjadi
rserta didik. Perkembangan
fokus perhatian adalah materi
pribadi ini merupakan
49
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

pengajaran. Hal ini Keenam, setiap pengembang-


menunjukkan bahwa tujuan an dan pengajaran harus
pengembangan kurikulum berupaya peduli terhadap
adalah untuk membuat peserta empat komponen kurikulum,
didik menguasai materi yaitu (1) tujuan yang ingin
pelajaran sebanyak- dicapai, (2) materi dan
banyaknya, bukan membantu pengalaman belajar yang
mentransformasikan materi perlu diberikan agar tujuan itu
pelajaran agar menjadi tercapai, 3) metodologi yang
pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan, dan
ingin dicapai. (4) evaluasi yang dapat
mengukur hasil belajar siswa,
Kelima, untuk meng-
berupa materi pelajaran dan
implementasikan kurikulum,
pengalaman belajar. Oleh
diperlukan program pen-
karena itu, setiap merancang
didikan. Program itu terdiri
pengajaran, keempat
atas (1) program studi yang
komponen tersebut perlu
memuat budaya yang perlu
diperhatikan dengan baik dan
diwariskan (cultural heritage)
seksama.
dan pembekalan pengetahuan
(store of knowledge), (2)
kegiatan belajar yang terdiri 2. Bagaimana Mengevaluasi
atas kegiatan-kegiatan peserta
KTSP?
didik supaya apa yang mereka
pelajari itu bermakna dan Untuk melangkah maju ke
menjadi “milik” atau arah evaluasi yang lebih tepat,
pengalaman mereka sendiri, sebaiknya keadaan di
dan (3) program bimbingan lapangan disurvey terlebih
yang memberikan layanan dahulu hal-hal yang
kepada peserta didik agar berhubungan dengan: 1)
tercapai kelancaran proses karakterisitik peserta didik
belajar-mengajar. dan macam keterampilan atau
pengetahuan yang dibutuh-

50
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

kan dan yang sudah dikuasai; (KTSP) adalah rambu-rambu


2) menyusun prototype pembelajarannya. Misalnya
silabus yang meliputi rincian pembelajaran ditujukan untuk
materi pelajaran dan peng- apa, diarahkan ke mana, tema
gunaannya yang ingin diliput yang digunakan untuk
oleh silabus tersebut; mencapai sasarannya ba-
kemudian 3) menyusun gaimana, bobot pembelajaran
silabus materi pelajaran dan seperti apa, dan bagaimana
urutan tesnya beserta memilih gradasi (tingkatan)
instrument yang akan bahan agar sesuai dengan
digunakan. tema yang dipilih, dan lain
sebagainya. Prinsip dasar
Setelah itu, hendaknya
dalam penentuan rambu-
dikembangkan prosedur kelas
rambu pembelajaran, se-
yang meliputi antara lain
baiknya diatur sefleksibel
metode dan teknik mengajar,
mungkin sehingga memung-
penyusunan satuan pelajaran
kinkan setiap peserta didik
dan rencana mengajar
maupun guru sebagai
mingguan, kemudian ditutup
pengelola pembelajaran bisa
dengan evaluasi terhadap
berkreativitas.
siswa, program dan metode
atau teknik mengajar untuk
menjadi masukan perbaikan
C. Penutup
materi pelajaran, apakah
cocok antara kemampuan Penilaian (evaluasi) terhadap
dengan tujuan atau tidak? Bila kurikulum memang me-
tidak, maka dilakukan rupakan suatu proses untuk
perbaikan atau penyesuaian mengambil keputusan dengan
materi atau metodologi menggunakan data-data atau
seperlunya. informasi yang diperoleh
melalui hasil pengukuran,
Langkah lain yang perlu
apakah sifatnya kuantitatif
diperhatikan dalam pengem- atau kualitatif. Maksud
bangan kurikulum 2006
51
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

evaluasi adalah memberi setelah kurikulum tersebut


“nilai” tentang kualitas berlangsung, paling tidak tiga
sesuatu, tidak hanya sekedar sampai empat tahun. Dengan
mencari jawaban terhadap harapan semua satuan
pertanyaan tentang apa; pendidikan sejak awal telah
namun lebih diarahkan pada benar-benar
jawaban dari pertanyaan mempersiapkannya.
tentang “bagaimana atau
seberapa jauh sesuatu proses
atau hasil suatu program Daftar Pustaka
kurikulum (misalnya) dapat Beuchamp, Georg A. , (1975),
dicapai”. Curriculum Theory,
Dalam konteks pelaksanaan Tihrd Edition, The Kagg
kurikulum, hasil penilaian Press, Illions.
dapat diamati melalui Brown, James Dean, (1995),
indikator-indikator yang ter- The Element of Language
cermin dalam rangkaian Curriculum, A
kegiatan pembelajaran, se- Systematic Approach to
bagai bentuk implementasi Program Develop-ment,
kurikulum. Heinle & Heinle
Untuk melihat sejauhmana Publishers, U.S.A.
keberhasilan dari implemen- Depdiknas, (2004), Kuri-
tasi kurikulum, sudah barang kulum Berbasis Kom-
tentu membutuhkan waktu petensi, Pendidikan Pra-
dan proses, karena hasil dari sekolah, Dasar dan
suatu proses pembelajaran Menengah, Departemen
merupakan rangkaian ke- Pendidikan Nasional,
giatan yang terus menerus dan Jakarta.
panjang. Karena itu evaluasi
terhadap Kurikulum Tingkat Hasan, S. Hamid, (1988),
Satuan Pendidikan (KTSP) Evaluasi Kurikulum,
seyogyanya di-lakukan Departemen Pendidikan

52
ISSN: 1829-6750 Inovasi Kurikulum, Agustus 2009, Thn. 6. Vol 6 Nomor: 2

dan Kebudayan Direk-


torat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Jakarta.
Miller, John P. & Seller ,
Wayne, (1985), Curri-
culum, Perspective and
Practice, Longman Inc.
New York & London.
Schubert, William H.,
Curriculum; Perspective,
Paradigm, and Possibi-
lity, William H. Schubert,
NewYork.
Syaodih, Nana Sukmadinata,
(2002), Pengembangan
Kurikulum, Teori dan
Praktek, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Willes, John & Bondi, Joseph,
(1989), Curriculum
Develop-ment, A. Guide
to Practice, Merrill
Publishing Company,
Columbus, Ohio.
Zais, Robert, S. (1976),
Curriculum: Principles
and Foundation, Harper
& Row Publisher, New
York.

53

Anda mungkin juga menyukai