Anda di halaman 1dari 13

Penyusunan Perencanaan, dan Pelaksanaan Kurikulum Dengan

Mengacu Pada SNP dan KKNI Pada Kurikulum KTSP dan


Kurikulum Merdeka
Disusun oleh: Anisa Widiawati

ABSTRAK
Kurikulum merupakan salah satu komponen dan pedoman yang
memudahkan pelaksanaan Pendidikan mencapai
tujuannya. Kurikulum menjadi komponen penting dalam pendidikan,
karena mengatur semua proses Pendidikan mulai dari perencanaan
hingga evaluasi. Perjalanan perubahan kurikulum ditinjau masih
memfokuskan pada begitu padatnya bahan ajar yang harus dikuasai oleh
para peserta didik, yang awalnya memakai kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kurikulum K13, dan kurikulum merdeka. Hasil kajian ini,
menggambarkan bagaimana proses penyusunan perencanaa, dan
pelaksanaan/implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Kurikulum Merdeka yang keduanya mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek terpenting di dalam kemajuan sebuah
bangsa. Salah satu yang menjadi aspek kemajuan bangsa yaitu dapat
dilihat melalui sistem pendidikannya. Dalam proses pendidikan,
diperlukan suatu strategi atau metode agar peserta didik dapat menggali
dan mengembangkan suatu potensi dalam dirinya yang disebut dengan
sistem pendidikan. Setiap negara memiliki sistem pendidikan yang
berbeda - beda, termasuk Indonesia. Negara Indonesia menerapkan sistem
Pendidikan Nasional sejak keluarnya Undang - Undang Nomor 20 tahun
2003. Undang - Undang tersebut sebagai bentuk perwujudan untuk
mengembangkan masyarakat menjadi manusia yang berkualitas seiring
dengan perkembangan zaman yang akan terus mengalami perubahan.

Perjalanan perubahan kurikulum ditinjau masih memfokuskan pada


begitu padatnya bahan ajar yang harus dikuasai oleh para peserta didik,
sehingga beban peserta didik menjadi sangat berat.
Walaupun perubahan kurikulum di tahun 2004 (KBK) sudah dilakukan
pengurangan bahan ajar, akan tetapi kesempatan dan partisipasi dari para
orang tua juga masih belum berfungsi secara penuh terhadap proses
pembelajaran baik di tingkat dasar maupun menengah sehingga pengaruh
yang positif terhadap kualitas pendidikan belum dapat terpenuhi. Sama
halnya seperti sekarang dimana telah ditetapkan kurikulum merdeka
belajar yang awalnya memakai kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kurikulum K13, dan kurikulum merdeka yang merupakan
kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang bermacam-macam
agar peserta didik lebih optimal dan memiliki konsep dan menguatkan
kompetensi yang dimilikinya. Dan juga guru memiliki keleluasan dalam
memilih bahan ajar yang cocok dan tepat untuk peserta didiknya yang
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat dari peserta didik
masing-masing individu.1

Di dalam sistem pendidikan ada yang disebut dengan SNP atau


Standar Nasional Pendidikan. SNP merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. SNP ini didasari oleh UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan juga di dasari oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005. SNP ini memiliki kaitan dengan KKNI. KKNI
atau Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia merupakan wujud mutu dan
jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional,
sistem pelatihan kerja nasional dan juga sistem penilaian kesetaraan
nasional yang dimiliki oleh Indonesia untuk menghasilkan sumber daya
manusia dari capaian pembelajaran yang dimiliki oleh setiap insan pekerja
1
Erin Aprillia et al., “Perubahan Kurikulum Pada Proses Pembelajaran,” Jurnal Ilmu Pendidikan
Dan Sosial (JIPSI) I, no. 4 (2023): 402–407.
Indonesia dalam menciptakan hasil karya sertakontribusi yang bermutu di
bidang pekerjaannya masing - masing. Terkait dengan proses pendidikan,
capaian pembelajaran merupakan hasil akhir atau akumulasi proses
peningkatan keilmuan, keahlian dan keterampilan seseorang yang
diperoleh melalui pendidikan formal, informal atau nonformal. Dalam arti
yang lebih luas, capaian pembelajaran juga diartikan sebagai hasil akhir
dari suatu proses peningkatan kompetensi atau karir seseorang selama
bekerja. Pinsip dasar ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan oleh
negara-negara lain dalam mengembangkan kerangka kualifikasi masing-
masing.

B. PEMBAHASAN
a. Penyusunan, Perencanaan, dan Pelaksanaan Kurikulum Dengan
Mengacu Pada SNP Pada Kurikulum KTSP
Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagaimana
dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15)
dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. dapat dikatakan bahwa kurikulum
ini dikembangkan dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan
pendidikan.dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti
sekolah bebas tanpa batas untuk mengmbangkan kurikulumnya. Dalam
pelaksanaannya tetap berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan
rambu-rambu operasional standar yang dikembangkan oleh
pemerintah, serta merajuk pada Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun
2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan dan Permen Nomor 22 Tahun
2006 untuk Standar Isi.2

2
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, 2012.
Perencanaan kurikulum adalah langkah awal untuk menyusun
proses pengembangan kurikulum sehingga dapat mengetahui hal apa
saja yang harus diperbaiki untuk melaksanakan proses pengembangan
tersebut. Proses perencanaan manajemen kurikulum di sekolah harus
dilaksanakan secara kolaboratif, artinya dengan mengikutsertakan
personil sekolah dalam semua tahap perencanaan itu.3
Badan Standar Nasional Pendidikan, telah memberikan arahan
bagaimana pihak sekolah menyusun KTSP. Khusunya dalam
mekanisme penyusunan KTSP yang dilakukan sekolah, yaitu sekolah
harus menentukan tim penyusun KTSP yang terdiri dari kepala sekolah
sebagai ketua merangkap anggota, guru, konselor, komite sekolah, dan
narasumber, serta dinas pendidikan setempat.4
Penyusunan KTSP pada dasarnya merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat
kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok
sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum
tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis
besar meliputi penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta
finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari
masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim
penyusun.5
Pengembangan model merupakan proses kegiatan penyusunan
KTSP yang diharapkan menghasilkan suatu produk yaitu berupa
dokumen tertulis KTSP sebagai kurikulum ideal yang dapat dijadikan
panduan dalam implementasi KTSP oleh sekolah. Kegiatan
pengembangan model dilakukan untuk memfasilitasi sekolah dalam
menyusun dokumen KTSP dengan mengacu pada langkah-langkah

3
Gita Tri Andini, “Manajemen Pengembangan Kurikulum,” Jurnal Isema : Islamic Educational
Management 3, no. 2 (2019): 42–52, https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5008.
4
Lely Halimah, R Deti Rostika, and Encep Sudirjo, “Pengembangan Model Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Yang Mengacu Pada Standar Nasional Pendidikan,” Jurnal
Penelitian 10, no. 2 (2009): 1–18.
5
Ibid.
sebagaimana yang dikemukakan BSNP dalam mengembangkan KTSP.
Untuk menghasilkan dokumen tertulis KTSP (KTSP ideal) dalam hal
ini dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut ini.6
1. Penyusunan draf awal model dokumen KTSP
Penyusunan draf awal model dokumen KTSP yaitu berupa
pemetaan kerangka isi dokumen KTSP yang akan dikembangkan.
Draf ini disusun oleh tim peneliti, dengan mengacu pada hasil
kajian literatur dan studi lapangan. Hasil darf awal yang telah
dikembangkan oleh tim peneliti ini dijadikan bahan diskusi dengan
kepala sekolah dan guru-guru, serta komite sekolah.
Draf awal dokumen KTSP tersebut merupakan produk awal yang
akan digunakan sebagai acuan dalam musyawarah kerja kepala
sekolah dengan semua elemen yang berkepentingan dalam
penyusunan KTSP, yang dalam hal ini melibatkan kepala dinas
tingkat kecamatan dan para pengawas, guru-guru SD tersebut,
komite sekolah, dan tim ahli peneliti. Pada tahap ini dilakukan
musyawarah kerja sebagaimana yang diarahkan oleh BSNP.
2. Uji Coba Model
Dokumen KTSP sebagai produk pengembangan model yang
dilakukan melalui musyawarah kerja ini, sebelum disosialisasikan
kepada para pengembang kurikulum terutama guru-guru sekolah
dasar, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Tahap uji coba ini
dilakukan pada sampel terbatas yaitu hanya beberapa orang kepala
sekolah dan guru untuk mengkaji dokumen KTSP hasil
pengembangan. Fokus kajian lebih diarahkan pada penilaian
terhadap isi dokumen KTSP, yang meliputi pengembangan topik
dokumen KTSP, pengorganisasian isi dokumen KTSP, serta
keterbacaan dan kebahasaannya.
3. Uji Validasi Model Dokumen KTSP

6
Ibid.
Uji validasi dilakukan terhadap isi dokumen KTSP ini bertujuan
untuk melihat sejauhmana tingkat keterpahaman kepala sekolah
dan guru terhadap isi dokumen KTSP yang telah direvisi sesuai
hasil uji coba. Fokus kajian pada dasarnya sama dengan pada
kegiatan uji coba, akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan
pada skala yang lebih luas dengan tujuan untuk memperoleh
masukan yang lebih banyak dan lebih komprehensif dalam setiap
bagiannya. Hasil uji validasi dokumen KTSP ini selanjutnya
digunakan untuk dasar penentuan model final dokumen KTSP
yang siap didesiminasikan.
Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
bagaimana menyampaikan pesan-pesan kurikulum kepada peserta
didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan
karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam
implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan
lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai
dengan yang dikemukakan dalam standar isi dan standar kompetensi
lulusan.7
b. Penyusunan, Perencanaan, dan Pelaksanaan Kurikulum Dengan
Mengacu Pada SNP Pada Kurikulum Merdeka
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengartikan kurikulum didalamnya harus memuat rencana,
tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan prosespembelajaran. Kurikulum Merdeka
sudah diimplementasikan di sekolah-sekolah dimanadalam kurikulum
merdeka bahwa pembelajaran intrakurikuler memuat konten
yangberagam dimana peserta didik dapat dengan optimal mendalami
kompetensi tersebut.

7
Dafik Fitri Wulandari, Susanto, “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam Pembelajaran Matematika Di SMPLB TPA Jember,” Kadikma 3, no. 3 (2012): 71–81.
Adapun langkah penyusunan perencanaan kurikulum merdeka di
antaranya:
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP)
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi
kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya
digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik. Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang
keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta
didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran.
3. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan
perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan
pembelajaran. Modul ajar yang dikembangkan harus bersifat
esensial; menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan
kontekstual; dan berkesinambungan.
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan
karakteristik peserta didik
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik.
Karena itu, pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan
pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup
materi pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh
pendidik di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta
didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses
pembelajaran, menyesuaikan produk hasil belajar, dan
mengkondisikan lingkungan belajar. 
5.  Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif
dan sumatif
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat
lima prinsip asesmen yang hendaknya diperhatikan. Prinsip
pertama adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari proses
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan
informasi yang holistik sebagai umpan balik. Yang kedua
adalah asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen dirancang secara
adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable).
Keempat laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta
didik bersifat sederhana dan informatif. Terakhir, hasil asesmen
digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua. 
6. Pelaporan kemajuan belajar
Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan
yang melibatkan orang tua peserta didik, peserta didik dan
pendidik sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai yang dianut
oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung
jawabkan; jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
Pembelajaran dan asesmen yang sudah dilaksanakan
selanjutnya dievaluasi. Pendidik melakukan refleksi
pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar. 
Setelah itu pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah
berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki. Dengan
mengidentifikasi hal tersebut maka modul ajar dapat
disempurnakan kembali.8
c. Penyusunan, Perencanaan, dan Pelaksanaan Kurikulum Dengan
Mengacu Pada KKNI Pada Kurikulum Merdeka
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya
disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.9
KKNI merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan
kurikulum terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Pemerintah tidak
lagi menetapkan kurikulum inti tetapi perguruan tinggi sendiri yang
mengembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna, karakteristik,
kebutuhan potensi peserta didik, masyarakat dan lingkungannya.10
Tahapan Perancangan Dokumen Kurikulum dimulai dari analisis
kebutuhan (market signal) yang menghasilkan profil lulusan, dan
kajian-kajian yang dilakukan oleh program studi sesuai dengan disiplin
bidang ilmunya (scientific vision) yang menghasilkan bahan kajian.
Selanjutnya dari kedua hasil tersebut dirumuskan (CPL), mata kuliah
beserta bobot sks nya, dan penyusunan organisasi mata kuliah dalam
bentuk matriks secara sederhana tahapan kurikulum terdiri dari:11
1. Penetapan Profil Lulusan
Profil lulusan adalah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di
bidang keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan

8
Apriyanti, Helly. Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Pada Kurikulum
Merdeka. Education Journal: Journal Educational Research and Development, 2023, 7.1.
9
Nafan Tarihoran, Pengembangan Kurikulum, Loquen Press, 2017,
http://repository.uinbanten.ac.id/2000/.
10
Ibid.
11
Aris Junaidi, Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, 2020.
studinya. Profil dapat ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap
kebutuhan pasar kerja yang dibutuhkan pemerintah dan dunia
usaha maupun industri, serta kebutuhan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Seyogyanya profil lulusan
program studi disusun oleh kelompok program studi (prodi)
sejenis, sehingga terjadi kesepakatan yang dapat diterima dan
dijadikan rujukan secara nasional. Lulusan prodi untuk dapat
menjalankan peran-peran yang dinyatakan dalam profil tersebut
diperlukan kemampuan yang dinyatakan dalam rumusan CPL.
2. Merumuskan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)
CPL dirumuskan dengan mengacu pada jenjang kualifikasi KKNI
dan SN-Dikti. CPL terdiri dari unsur sikap, keterampilan umum,
keterampilan khusus, dan pengetahuan. Unsur sikap dan
keterampilan umum mengacu pada SN-Dikti sebagai standar
minimal, yang memungkinkan ditambah oleh program studi untuk
memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Sedangkan unsur
keterampilan khusus dan pengetahuan dirumuskan dengan
mengacu pada deskriptor KKNI sesuai dengan jenjang
pendidikannya.
3. Pembentukan mata kuliah
Di setiap butir CPL prodi mengandung bahan kajian yang akan
digunakan untuk membentuk mata kuliah. Bahan kajian tersebut
dapat berupa satu atau lebih cabang ilmu berserta ranting ilmunya,
atau sekelompok pengetahuan yang telah terintegrasi dalam suatu
pengetahuan baru yang sudah disepakati oleh forum prodi sejenis
sebagai ciri bidang ilmu prodi tersebut. Dari bahan kajian
selanjutnya diuraikan menjadi lebih rinci menjadi materi
pembelajaran. Tingkat keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran mengacu pada CPL yang tercantum dalam SN-Dikti
pasal 9, ayat (2) (Standar Nasional Pendidikan Tinggi, 2015).
Bahan kajian dan materi pembelajaran dapat diperbaharui atau
dikembangkan sesuai perkembangan IPTEKS dan arah
pengembangan ilmu program studi. Proses penetapan bahan kajian
perlu melibatkan kelompok bidang keilmuan/laboratorium yang
ada di program studi. Pembentukan suatu mata kuliah berdasarkan
bahan kajian yang dipilih dapat dimulai dengan membuat matriks
antara rumusan CPL sikap, keterampilan umum, keterampilan
khusus, dan pengetahuan dengan bahan kajian, untuk menjamin ke
terkaitannya.
4. Penyusunan matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum
Tahapan penyusunan struktur kurikulum dalam bentuk organisasi
matrik mata kuliah per semester perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Tahapan pembelajaran mata kuliah yang direncanakan
dalam usaha memenuhi capaian pembelajaran lulusan;
2) Ketepatan letak mata kuliah yang disesuaikan dengan
keruntutan tingkat kemampuan dan integrasi antar mata
kuliah baik secara vertikal maupun horisontal;
3) Beban belajar mahasiswa secara normal antara 8–10 jam
per hari per minggu yang setara dengan beban 17-21 sks
per semester.
4) Proses penyusunannya melibatkan seluruh dosen program
studi dan selanjutnya ditetapkan oleh program studi.12

C. KESIMPULAN
Penyusunan KTSP pada dasarnya merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok
sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum
tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar

12
Ibid.
meliputi penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi,
pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing
kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun. Implementasi
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah bagaimana
menyampaikan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik untuk
membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan masing-masing.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan kurikulum merdeka di
antaranya adalah 1) Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP), 2)
Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostic, 3) Mengembangkan
modul ajar, 4) Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan
karakteristik peserta didik, 5) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan
asesmen formatif dan sumatif, 6) Pelaporan kemajuan belajar, dan 7)
Evaluasi pembelajaran dan asesmen.
Tahapan perancangan dokumen kurikulum merdeka yang mengacu
pada KKNI di antaranya adalah 1) penetapan profil lulusan, 2)
merumuskan CPL, 3) Pembentukan mata kuliah, dan 4) Penyusunan
matriks organisasi mata kuliah dan peta kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA
Andini, Gita Tri. “Manajemen Pengembangan Kurikulum.” Jurnal Isema :
Islamic Educational Management 3, no. 2 (2019): 42–52.
https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5008.
Aprillia, Erin, Cut Nurhayati, Anjani Putri, and Belawati Pandiangan. “Perubahan
Kurikulum Pada Proses Pembelajaran.” Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial
(JIPSI) I, no. 4 (2023): 402–7.
Fitri Wulandari, Susanto, Dafik. “Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Dalam Pembelajaran Matematika Di SMPLB TPA
Jember.” Kadikma 3, no. 3 (2012): 71–81.
Halimah, Lely, R Deti Rostika, and Encep Sudirjo. “Pengembangan Model
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Yang Mengacu
Pada Standar Nasional Pendidikan.” Jurnal Penelitian 10, no. 2 (2009): 1–
18.
Hidayati, Wiji. Pengembangan Kurikulum, 2012.
Junaidi, Aris. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, 2020.
Tarihoran, Nafan. Pengembangan Kurikulum. Loquen Press, 2017.
http://repository.uinbanten.ac.id/2000/.

Anda mungkin juga menyukai