HAMKA
ii
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirrahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
innayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan
judul “EVALUASI PEMERIKSAAN PAJAK PADA KANTOR
PELAKSANAAN PAJAK MADYA SEMARANG” . Shalawat serta salam
tak lupa saya curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat-NyA. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih
kepada orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan do’a, dukungan
moril dan material sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini saya banyak mendapatkan
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Porf. Dr. H. Gunawan Suryo Putro, M.Hum selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA).
2. Bapak Dr, Zulpahmi, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA).
3. Bapak Sumardi SE., M.Si., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA), dan
sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang menyediakan waktu untuk
memberikan saran dan pengarahan sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Bapak M. Nurrasyidin, SE., M.Si., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA).
5. Bapak Edi Setiawan, SE., M.M selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA).
6. Bapak Tohirin, SH.I.,M.Pd.I selaku Wakil Dekan IV Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA).
iii
7. Ibu Dewi Pudji Rahayu, SE., M,Si., selaku Ketua Program Studi DE
Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof.
DR. HAMKA (UHAMKA).
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) yang telah mendidik, membinam dan
membimbing selama proses perkuliahan.
9. Bapak Eddy Wiyono, SE., Ak selaku pimpinan di WIN & Smart Solution Tax
Consultant.
10. Bapak Helmi Naufal, A.Md. selaku HRD WIN & Smart Solution Tax
Consultant yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan kegiatan
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
11. Bapak Pupung Purnama, SE. selaku Senior Tax di WIN & Smart Solution
Tax Consultant yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan kegiatan
penyusunan Laporan Tugas Akhir
12. Kedua orang tua saya yang tidak ada hentinya memberikan doa terbaik tanpa
lelah bertanya tentang proses laporan magang ini.
13. Teman-teman yang rela menyumbangkan telinga dan pundaknya untuk
mencurahkan isi hati, Anang Rizki Usahawanto, Rakhsita Ardiana Aurel,
Marsyia Astuti, Zakiya, dan Nabilla Oktri Lestari serta teman-teman
Lembaga KM FEB UHAMKA..
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
menyusun Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan kritik serta saran demi
kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata saya berharap Laporan ini
dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan khusunya di bidang
perpajakan dan dapat menjadi motivasi lebih baik ke depannya bagi kita semua.
Wassalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 07 Juli 2022
Salam hormat
iv
DAFTAR ISI
v
2.1.13 Dasar-Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23........................23
2.1.14 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23.........................................23
2.1.15 Objek Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23...........................24
2.1.16 Pengecualian Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23..............25
2.1.17 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 23..........................................................................................25
2.1.18 Tarif Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23............................26
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................30
3.1. Hasil Pengamatan.......................................................................................30
3.1.1 Sejarah Perusahaan.......................................................................30
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan...............................................................31
3.2. Pembahasan................................................................................................32
3.2.1 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT AAA oleh
WIN & Smart Solution Tax Consultant..........................................32
3.2.2 Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT AAA oleh
WIN & Smart Solution Tax Consultant..........................................34
3.2.3 Penyetoran PPh Pasal 23 PT AAA.................................................34
3.2.4 Pelaporan PPh Pasal 23 PT AAA..................................................35
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................40
5. 1 Kesimpulan................................................................................................40
5. 2 Saran...........................................................................................................41
vi
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
vi
i
No Judul Halaman
1 Rumus Tarif Perhitungan PPh Pasal 23 28
2 Rekapitulasi Bukti Potong PT AAA 33
1
No Judul Halaman
1 Struktur Organisasi PT AAA 32
2 Bukti Penyetoran PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT AAA 35
3 Tata Cara Pelaporan PPh Pasa 23 36
4 Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT.AAA 38
5 Bukti Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT.AAA 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia yaitu negara yang berkembang yang sedang menuju peralihan
menjadi Negara Maju, Indonesia emas di 2045 banyak visi dan misi yang harus
pendapatan dalam negeri dan luar negeri yang cukup potensial. Salah satu yang
bisa mendongkrak kas negara yaitu sektor pajak. Maka dari itu, kewajiban yang
patut ditaati oleh warga negara Indonesia yaitu membayar pajak seperti terdapat
dalam Undang-Undang 1945 Pasal 23a yang berbunyi: “Pajak dan pungutan lain
Menurut (Januri and Hanum, 2018) Pajak pada umumnya diwajibkan oleh undang-
undang (dipaksa), tidak menerima imbalan apapun, atau terus menerus terlihat dan
bersama. Pajak juga salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar,
pajak paling berperan penting dan berkontribusi paling besar dalam anggaran
(APBD).
1
2
cukai, bea masuk, dan bea keluar, masih menjadi tumpuan utama pendapatan
negara dengan kontribusi berkisar 41,3% dari total (APBN). Kondisi pertumbuhan
akibat Pandemi COVID-19 ini yang mendukung terhadap dunia usaha mutlak
Pemerintah menyusun reformasi pajak tahun 2021-2024 dengan dua tujuan utama.
wajib pajak dan memperbaiki tata kelola serta administrasi. Dari data realisasi
APBN tahun 2020, realisasi penerimaan pajak tercatat sebesar rp1.072,1 triliun
Realisasi tersebut 89,4% dari target APBN dari perpres 72 atau terdapat
atau naiknya deficit anggaran menjadi 6,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
yang membutuhkan biaya besar. Dengan adanya Pandemi Covid-19 ini, dampak
untuk
3
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu masyarakat tidak
taat pada aturan yang telah dibuat oleh Indonesia khususnya dalam bidang
perpajakan. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara akan sulit untuk
direalisasikan. Pajak dapat dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor
Indonesia. Omnibus Law sendiri yaitu suatu Undang-Undang (UU) yang dibuat
yang telah ada di negara Indonesia. Tahun 2020, merupakan benturan besar dalam
dunia hukum di Indonesia yaitu UU Cipta Kerja (UU CK) dengan alur melalui
omnibus law.
yang menyediakan
4
barang dan jasa publik untuk kebutuhan masyarakat. Salah satu jenis pajak yang
Pajak Penghasilan yang dipungut yaitu Pajak Penghasilan Pasal 23, selanjutnya
perpajakan yang berlaku, pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak”. Tahun 2021,
orang pribadi yang dikenai tarif Pajak Penghasilan (PPh) terendah 5% dinaikkan
menjadi Rp. 60 juta, yang sebelumnya Rp. 50 juta, sedangkan Penghasilan Tidak
berpenghasilan rendah dan menengah untuk membayar pajak lebih rendah dari
Jasa Lain yang mulai berlaku pada 24 Agustus 2015, salah satu Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 23 tentang jasa konsultan. Berikut ini beberapa fenomena yang
yang
5
perusahaan untuk tetap beroperasional dan mendapatkan laba yang maksimal dari
1.2 Permasalahan
Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas di Laporan Tugas Akhir ini
masalah dalam penulisan ini adalah perhitungan, pemotongan, dan pelaporan PPh
Pasal 23 atas Jasa pemeriksaan pajak pada kantor pelaksanaan pajak madya
Semarang.
6
Manfaat dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
Pasal 23.
akademik dan khususnya bagi mahasiswa lain yang sedang mencari informasi
9
Jasa Konsultan.
Akhir ini, Penulis melakukan pengamatan dengan beberapa cara yaitu sebagai
berikut:
1. Tinjauan Pustaka
beberapa media untuk mencari beberapa landasan teori. Hal ini sangat
dibutuhkan untuk gambaran secara umum mengenai objek yang diteliti oleh
penulis.
2. Tinjauan Lapangan
Tinjauan Lapangan ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut:
diselesaikan dengan hardcopy yang diterima dari WIN & Smart Solution
penelitian.
Bab II
Tinjauan Teoritis
10
2.1 Kajian Pustaka
dan Tata Cara Perpajakan (KUP). “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Menurut P.J.A Adriani (2018) pajak diartikan “Pajak adalah iuran masyarakat
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
Dari definisi di atas, dapat disimplkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib
11
untuk negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
secara langsung dan digunakan demi keperluan negara serta kemakmuran rakyat.
12
bagi pajak, yang dimana fungsinya sebagai alat pengatur atau melaksanakan
Fungsi ini disebut sebagia fungi tambahan karena fungis ini sebagai
pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak yang mampu membayar pajak. Namun
1. Jenis Pajak berdasarkan cara pemungutannya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Pajak Langsung ialah pajak yang dibebankan dan ditanggung sendiri oleh
Wajib Pajak dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Proses
pembayaran pajak harus dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak. Contoh dari
2) Pajak Tidak Langsung ialah pajak yang dibebannya dapat dialihkan kepada
pihak lain karena jenis pajak ini memiliki Surat Ketetatapn Pajak.
keadaan atau kondisi pribadi Wajib Pajak (status kawin atua tidak kawin
PPh
14
yaitu: Orang Pribadi, Warisan yang belum terbagi satu kesatuan dan
2) Pajak Objektif ialah pungutan yang memperhatikan nilai dari objek pajak,
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
1) Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah pusat,
dalam hal sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak. Hasil dari
pembangunan jalan dan bantuan kesehatan. Contoh dari pajak pusat yaitu:
atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, dan Pajak Bumi dan
Bangunan (PPB).
2) Pajak Daerah yaitu pajak yang duipungut dan dikelola pemerintah daerah
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Daerah bagi
15
terbagi 2 (dua) pajak yang dikelola oleh Provinsi dan pajak yang dikelola
Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Sedangkan pajak yang dikelola oleh
pajak terdiri atas stesel pajak, atas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan
yaitu pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan
reel diketahui).
Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu aturan yang diatur oleh
3) Stesel Campuran
besar dari pada pajak menurut suatu anggapan, maka wajib pajak harus
dalam negeri atau luar nigari. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam
negeri.
2) Asas Sumber
3) Asas Kebangsaan
17
untuk:
yang dilakukan oleh pihak ketiga (bukan fikus dabn bukan Wajib Pajak
1. Orang Pribadi;
penghasilan
19
timbal balik;
warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan atau pekerjaan
kemampuan ekonomis yang diterima oleh wajib pajak tersebut, baik berasal dari
dalam atau luar negeri. Yang biasa dipakai untuk konsumsi atau menambah
1. Imbalan yang berkenaan dengan jasa atau pekerjaan yang diterima oleh wajib
uang pension, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali yang dikecualikan
termasuk:
20
badan lainnya;
bersangkuta; dan
4. Premi Asuransi.
pengembalian utang;
21
14. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
15. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang dikenakan pajak;
Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri, yang menjadi objek pajak yaitu penghasilan bagi
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Sedangkan, bagi Wajib
Pajak Luar Negeri, yang menjdi objek pajak hanya penghasilan yang berasal dari
Indonesia saja.
22
bahwa:
1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
2. Deviden;
3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
4. Penggantian atau imbalan sehubung dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
perintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma
perhitungan khusus;
6. Warisan;
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dari dana pension yang pendiriannya telah
setiap tambah kamampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan orang pribadi subjek pajak dalam negeri dengan
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam
Penghasilan Pasal 23 yaitu “Pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal,
24
penyerahan jasa, atas hadiah, dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh
Pasal 21”.
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
merupakan pajak yang dikenakan atau dipotong atas penghasilan yang diperoleh
wajib pajak dari penghasilan jenis modal, penyerahan jasa, serta hadiah ataupun
penghargaan selain yang sudah dipotong pada PPh Pasal 21. PPh ini dibayarkan
oleh subjek pajak dalam negeri seperti badan pemerintah, penyelenggara kegiatan
penghasilan kepada wajib pajak dalam negeri, bentuk usaha tetap, serta
Konsultan Pajak. Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dalam lingkungan
pekerjaannya secara bebas memberikan jasa profesional kepada wajib pajk dalam
nasihat) profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan, atau kegiatan yang
dilakukan oleh tenaga ahi atau perkumpulan tenaga ahli, yang tidak disertai
Rumus.
Menurut Mas Rasmini (2019:3) terdapat beberapa dasar hukum PPh Pasal 23
antara lain:
sebagaimana telah beberapa kali terjadi perubahan dan yang paling awal
yang sesuai dengan Pasal 23 Ayat (!) Huruf C angka 2 UU Nomer 7 Tahun
penggunaan dan penyampaian SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23/26 serta
bukti pemotongannya.
1. Badan Pemerintah;
3. Penyelenggara Kegiatan;
6. Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri yang telah mendapat
penunjukkan dari Direktorat Jenderal Pajak untuk memotong pajak PPh Pasal
23 yang meliputi:
pembukuan.
1. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
pengembalian utang;
3. Royalti;
2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha
3. Deviden yang diterima orang pribadi yang dimana sisa hasil usaha koperasi
1. PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada
terutangnya penghasilan yang merupakan objek PPh Pasal 23, hal ini
28
1) Deviden;
pengembalian utang;
3) Royalty; dan
2. Sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto tidak termasuk PPN, atas:
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21.
(BUT);
migas;
Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperolehi penghasilan tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Besarnya tarif pemotongan yaitu
lebih tinggi 100% (serratus persen). Kepemimpinan NPWP dapat dibuktikan oleh
Wajib Pajak. AntarassS lain, dengan cara menunjukkan kartu NPWP. Adanya
Tabel 1
Rumus PPh Pasal 23
Berikut contoh perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan, sebagai berikut:
1. PT AAA, yaitu sebuah badan usaha tetap, meminta jasa merancang busana
dengan jumlah bruto Rp. Xxxxxx, berapa jumlah PPh Pasal 23 yang harus
dibayarkan?
Jawaban:
Jawaban:
Tarif yang digunakan 2%, maka perhitungannya:
Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat saat ini,
pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan
berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business),
Makasar, Palembang, Pekanbaru, dan Medan. Berdiri dari tahun 2003, berkantor
pusat di daerah Cikini, Menteng Jakarta Pusat. Selain itu, di Jakarta sendiri PT
kantor dan site-site yang terdapat di Jakarta, PT AAA juga memiliki cabang di
sebagai inti dari bisnisnua, PT AAA bekerja bersama-sama dengan klien untuk
30
33
memberikan solusi dan pelayanan yang memberikan nilai tambah bagi bisnis
1. Staffing Service
Administration Staff, Data Entry Staff, Customer Service Officer, Call Center
kompetif.
34
Gambar 1
Struktur Organisasi PT AAA
3.2 Pembahasan
3.2.1 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa pemeriksaan pajak pada kantor
1. Penghasilan Bruto
Jumlah seluruh penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh wajib pajak
Table 2
Rekapitulasi Buti Potong PT AAA atas Jasa Konsultan pada PT AAA
No. Bukti
No. Tanggal Keterangan Penghasilan Bruto PPh 23
Potong
Berikut Rakapitulasi Bukti Potong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Konsultan pada PT AAA:
Berikut ini perhitungan PPh Pasal 23 masa mei atas Jasa Konsultas Pajak
pada PT AAA:
dikenakan PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultan. Oleh karena itu, penghasilan bruto
Perhitungan:
1. PT AAA
Semarang
atau dokumen lain yang dipersamakan yang digunakan oleh pemotong pajak
atas Jasa Konsultan pada PT AAA oleh WIN & Smart Solution Tax
PT AAA
NPWP 0000000000000000
Tanggal : 07/07/2020
pemotong pajak harus melakukan pembayaran pajak dengan cara membuat kode
billing terlebih dahulu di web DJP online. Setelah mendapat kode billing PT AAA
kemudian membayar pajak tersebut biasa melalui Bank Persepsi (ATM teller
Bank, Fitur bayar online, dll) yang telah disetujui oleh Kementrian Keuangan. PT
AAA harus membayar pajak tersebut sebelum tanggal jatuh tempo yaitu tanggal
10 bulan berikutnya.
37
Gambar 2
Bukti penyetoran PPh Pasal 23 atas Jasa Konsultas pada PT AAA
Pelaporan pajak ini bias dilakukan manual dengan cara melaporakan SPT Masa
online dengan menggunakan fitur E-Bupot. Jangka waktu pelaporan SPT Masa
Mei ini dapat dilakukan sampai tanggal 20 bulan Juni 2022. Berikut langkah-
langkah membuat kode billing pada PPH Pasal 23, sebagai berikut ini:
1. Buka Aplikasi DJP online terlebih dahulu, login dengan masukan 15 digit
2. Setelah itu masukkan ke halaman menu dan klik “Bayar”. Lalu tekan e-billing
3. Isi Form Surat Elektronik sesuai dengan data Wajib Pajak dan Jumlah setor
yang akan dibayarkan. Lalu klik “Buat Kode Billing” dibawah form.
4.
BAB IV
1.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
yang didapat atau diperoleh wajib pajak dalam negeri (Orang Pribadi maupun
Badan), maupun luar negeri, dan bentuk usaha tetap yang bersala dari modal,
penyerahan jasa atau penyelenggara kegiatan selain yang dipotong PPh Pasal
21.
2. Tarif atas PPh Pasal 23 yaitu 15% dari jumlah bruto deviden kecuali
hadiah, dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
3. Pelaksanaan pemotong PPh Pasal 23 yang dilakukan pada PT AAA oleh WIN
& Smart Tax Consultant selama ini sudah sesuai dengan ketentuan peraturan
1.2 Saran
yaitu:
WIN & Smart Tax Consultant sudah dilakukan dengan benar dan tepat waktu
41
42