Anda di halaman 1dari 16

INFUSION PUMP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infus pump merupakan peralatan medis yang digunakan untuk memberikan tambahan
zat-zat elektrolit yang berbentuk zat cair diinjeksikan ke dalam tubuh pasien dalam
jumlah tertentu melalui vena. Fungsi dari infus pump yaitu mengatur jumlah cairan yang
masuk kedalam sirkulasi darah melalui vena. Pemberian cairan pada pasien dikarenakan
saaat pasien menjalani suatu terapi penyembuhan dari penyakit yang dideritanya, pasien
dalam kondisi tersebut membutuhkan zat-zat untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang dalam tubuhnya atau darah bagi pasien yang membutukannya melalui infus. Cara
kerja alat ini menggunakan system pompa secara otomatis dan dilakukan secara terus
menerus dalam jangka waktu tertentu ke dalam tubuh pasien. Karakteristik utama dari
alat tersebut adalah pengontrol kecepatan alir cairan infus secara mekanik.
Dalam alat infus pump terdapat sistem pengaman yaitu occlusion, dimana occlusion
ini digunakan untuk mengetahui sumbatan pada alat infus pump. Occlusion pada alat
infus pump ini tidak boleh melebihi dari 20 Psi, karena apabila tekanannya terlalu tinggi
akan membuat pembuluh darah pecah dan beresiko pada pasien. [1]
1.2 Batasan Masalah
Mampu memahami pengertian Infusion Pump, mampu memahami fungsi dari alat
Infusion pump, serta mampu mengoperasikan dan menganalisis alat Infusion pump,
prinsip kerjanya, karakteristik nya, dan aplikasi yang umum digunakan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Infusion pump ?
2. Jelaskan fungsi dari Infusion pump ?
3. Bagaimana prinsip kerja dari Infusion pump ?
4. Bagaimana gambar diagram dari rangkaian Infusion pump ?
5. Apa saja penerapan yang digunakan dari Infusion pump ?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Infusion pump.
2. Mahasiwa dapat mengetahui fungsi dari Infusion pump.
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari Infusion pump.
4. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran diagram alir dari rangkaian Infusion
pump.
5. Mahasiwa dapat mengetahui penerapan dari Infusion pump.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui fungsi dari Infusion pump.sebagai alat penunjang medis
2. Merencanakan dan membandingkan kerja dari Infusion pump sebagai alat
penunjang medis

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengertian, fungsi, prinsip kerja, diagram blok, serta
penerapan dari Infusion pump.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Dapat menganalisis alat Infusion pump dan cara pengoperasian yang baik dan
benar.
2. Dapat membandingkan kerja dan fungsi dari Infusion pump.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Infusion Pump

Infusion pump adalah peralatan medik yag digunakan untuk mengontrol


pemberian cairan infus secara elektronik (ml/h), cairan infus berupa zat-zat makanan
yang diperlukan oleh tubuh, dan cairan tersebut diberikan karena tubuh kekurangan
zat-zat tersebut, dengan demikian pemberian cairan infus ke pasien dapat secermat
dan seefisien mungkin dan perawat tidak perlu memantau pasien secara terus menerus
karena alat ini telah dilengkapi dengan alarm. Infusion pump bekerja secara elektronik
dengan menggunakan mesin pompa untuk memompakan cairan infuse ke dalam tubuh
dimana pengendalian pengaturan banyaknya tetesan (yang dimonitor oleh Flow
Sensor) setelah dilakukan secara semi otomatis. Infusion pump dapat mengatur cairan
dalam cara-cara yang akan sulit jika dilakukan oleh staff perawatan (manual). Sebagai
contoh, Infusion pump dapat mengatur sampai dengan 0,1 ml/h suntikan (terlalu kecil
untuk sistem manual/tetesan). Alat ini menggunakan motor stepper sebagai motor
driver circuit. Infusion pump ini juga dilengkapi dengan alarm kontrol.[2]

2.2 Prinsip Kerja Infusion Pump

Setelah kita mengenal bagian – bagian infus pump secara umum. Sekarang kita
lanjutkan dengan mengetahui bagaimana teori dasar dan cara kerja infus pump
tersebut sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dimulai dari unsur yang
terpenting dalam pesawat atau perangkat infus pump, yaitu sebuah sistem
pengontrolan kecepatan atau jumlah tetesan cairan infus yang dijalankan oleh sistem
mekanik berdasarkan perintah yang dikendalikan secara elektronik (mikro komputer).
[3]

Sistem ini dilengkapi juga dengan sistem keamanan yang meminimalisir


segala kemungkinan yang terjadi seperti kesalahan dosis infus, kecepatan yang tidak
tepat, dan juga tidak bolehnya terdapat gelembung udara yang berada dalam tabung
serta sitem deteksi kemacetan atau kemampatan pada selang. Sistem kerja atau proses
kerja alat ini dimulai dari pemasangan selang pada klem yang terdapat pada mekanik
infus pump sehingga selang terhimpit oleh Finger Peristaltik. Pengaturan diinputkan
melalui panel kontrol untuk mendapatkan tetesan sesuai resep terapi dokter. Gerigi
yang terdapat dalam sistem mekanik bergerak secara peristaltic menekan selang dan
mendorong ke bawah sehingga cairan infus mengalir. Terdapat satu komponen yang
dinamakan drip sensor dimana ia berfungsi untuk menghasilkan pulsa apabila terjadi
tetesan pada ruang drip. Pulsa tersebut digunakan untuk memberitahukan sistem
mikro komputer apabila nantinya terjadi kelebihan tetesan (dosis) cairan infus.

2.3 Jenis Pemberian Infusion Pump

A. Konstruksi dari infusion secara manual terdiri dari :


1. Botol penampung cairan
2. Slang penghubung ke pasien
3. Pengatur Laju aliran
Jarum penusuk ke kulit pasien, untuk mengatur laju aliran cairan infus ke pasien
dengan cara memperkuat / memperlemah tekanan antara selang dan roda pengatur
pada bagian kontrol laju aliran. Semakin kuat tekanan antara selang dan roda pengatur
aliran maka semakin kecil laju aliran air dan semakin lemah tekanan antara selang dan
roda pengatur maka semakin cepat laju aliran

B. Konstruksi dari infusion secara otomatis terdiri dari:


1. Botol penampung cairan
2. Selang penghubung ke pasien
3. Infus Pump
4. Jarum penusuk ke kulit pasien
Infus secara otomatis pada intinya adalah pengaturan laju alirannya
2.1 Bagian Bagian Infusion Pump

Untuk bisa mengenal lebih detail mengenai alat ini, alangkah baiknya kita lihat dulu,
bagian – bagian atau komponen penyusun infus pump.

1. Pole Clamp
Kita mulai dari bagian belakang, terdapat Pole clamp, yaitu klem yang berfungsi
untuk mengklem alat pada tiang infus, agar pengoperasiannya lebih mudah dan tidak
mudah goyah.
2. Konektor Kabel AC
Di bagian belakang juga terdapat konektor Kabel AC yang disertai dengan Fuse
Holder untuk pengamanan apabila terjadi sambungan arus pendek (korsleting).
3. Konektor Drip Sensor
Konektor ini berfungsi untuk mengkoneksikan drip sensor apabila sedang digunakan
4. Konektor Alarm
Di dekat Drip Sensor terdapat juga konektor Alarm yang dapat dihubungkan dengan
perangkat lain seperti Nurse Call dengan pengaturan tertentu
5. Detektor Udara Dalam Tabung
Di Bagian Depan terdapat dua bagian, sisi kanan panel kontrol dan layar display
sedangkan di sisi kiri terdapat sistem mekanik. Diantara bagian mekanik tersebut
terdapat Detektor Udara, yang berfungsi untuk mendeteksi adanya gelembung udara
di dalam tabung (selang) infus.
6. Finger Peristaltik
Ini adalah sebuah sistem yang bergerak secara peristaltic dengan diatur oleh sistem
mikro komputer agar menekan dan mendorong cairan infus sehingga tetesan sesuai
degnan apa yang diinginkan.
7. Detektor Kemacetan
Dibagian bawah dari sistem mekanik yang bergerak secara peristaltic tersetbut
terdapat Detektor kemacetan. Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi adanya
kemacetan yang terjadi pada selang. Sistem ini terhubung ke alarm sehingga ketika
terjadi kemacetan, alarm akan berbunyi
8. Tubing Clamp
Penjepit (klemp) selang infus agar dapat denganmudah dikendalikan oleh sistem
mekanisme peristaltic.
9. Release Lever
Tombol pembuka clamp infus saat proses infusion telah selesai dilakukan.
10. Layar Display Dan Panel Operasi
Seperti yang sudah kita sebutkan diatas, di bagian depan terdapat layar display dan
tombol operasi yang digunakan untuk mengatur parameter yang diinginkan pada
pelaksanaan infusion.

2.2 Pemeliharaan Infusion Pump


Dalam managemen Rumah Sakit dan Klinik terdapat prosedur bagaimana
perawatan alat – alat medis, khususnya alat – alat Elektromedik. Sehingga biaya
anggaran service alat kesehatan bisa diminimalisir karena proses perawatan dan
pemeliharaan alat yang tepat dan berkesinambungan. Untuk pemeliharaan dan
perawatan Infus Pump, berikut ini tipsnya :
 Bersihkan setelah proses pemakaian selesai, keringkan dari kemungkinan
cairan yang menetes pada alat
 Simpan di tempat dengan suhu udara sejuk, tidak boleh terlalu panas dan tidak
boleh terlalu lembab
 Pengecekan alat secara rutin dengan kalibrasi (uji fungsi) tetesan
 Pastikan dalam proses tersebut alat bekerja dengan baik
 Carger baterai hingga penuh sebelum disimpan
 Cek juga sistem fuse pada alat agar terhindar dari kemungkinan sambungan
arus pendek yang berakibat fatal pada alat

2.3 Troubleshooting Infusion Pump


a) Masalah : Occlusion alarm
Penyebab : Adanya sumbatanpada selang infus
Perbaikan : Lepas selang infus dan bersihkan sumbatannya
b) Masalah : Infus tidak dapat menetes
Penyebab : Adanya kerusakan pada actuator
Perbaikan : Cek motor penggerak actuator jika
BAB III

METODOLOGI

3.1 Blok Diagram

Gambar 3.1 Blok Diagram

3.2 Diagram Alir


Gambar 3.1 Diagram alir

3.3 Use Case Diagram


3.4 Desain Sirkuit
BAB IV

KESIMPULAN DAN ANALISIS

KESIMPULAN:

Infusion Pump adalah peralatan medik yang digunakan untuk mengontrol pemberian
cairan infus secara elektronik, infus pump juga digunakan untuk mengatur jumlah cairan
/obat yang masukkan kedalam tubuh melalui sirkulasi darahpasien secara langsung melalui
vena. Infus pump mampu mnegalirkan cairan ke pasien hingga 0,1 ml/jam yang tidak bisa di
lakukan oleh pesawat karena pengaliran volume cairan yang sangat kecil dan linier pada
Infusion Pump ini menggunakan motor sebagai pendorong cairan dalam selang. Dan
dirancang sedemikian rupa dengan berbagai sensor sebagai pengaman antara lain:[4]

 Alarm control
Alarm control adalah peringatan yang umumnya berupa buzzer untuk
mengingatkan bahwa telah terjadi sesuatu pada infusion pump (misal: ada
gelembung dalam selang)
 Pump sistem
Sistem Pompa biasanya berupa peristaltik pump, untuk mengalirkan cairan
sesuai yang kita inginkan.
 Sensor tetesan
Untuk mengetahui berapa banyak tetesan yang telah keluar dari kantung infus.
Juga sebagai indikator berapa jumlah volume yang telah keluar dari kantung
infus.
 Kontrol gelembung udara
Sebagai pendeteksi gelembung udara dalam selang.
 Pengatur jumlah tetesan
Sebagai pengatur volume cairan yang akan diberikan ke pasien tiap jamnya
(mL/h).
 Display system
Sebagai display untuk memonitor kantung infus tersebut (misal: jumlah
tetesan)
ANALISIS:

Analisis pada infus pump umumnya mencakup beberapa hal:

a. Kelancaran Administrasi Cairan: Memastikan alat mengadministrasikan cairan


dengan lancar sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Akurasi Dosis: Memeriksa keakuratan dosis yang diatur dan diinfuskan sesuai
dengan pengaturan yang dimasukkan.
c. Ketepatan Waktu: Memastikan pengeluaran cairan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
d. Keamanan: Memeriksa apakah ada kemungkinan kebocoran, overinfusion,
atau masalah keamanan lainnya selama penggunaan alat.
e. Fungsi Alarm: Memastikan alarm berfungsi dengan baik dan memberikan
peringatan saat diperlukan, seperti saat terjadi kesalahan atau kondisi darurat.
f. Kondisi Fisik Alat: Memeriksa kondisi fisik alat secara keseluruhan untuk
memastikan tidak ada kerusakan yang dapat memengaruhi kinerja atau
keamanannya.
g. Kalibrasi: Memeriksa apakah alat perlu dikalibrasi ulang agar memberikan
hasil yang akurat.

Analisis ini dilakukan untuk memastikan bahwa infus pump berfungsi


dengan baik, memberikan pengobatan atau cairan secara efisien, aman, dan
sesuai dengan kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

[1] D. K. Abadi, A. Kholiq, S. Sumber, and S. Luthfiyah, “Pemantauan Infus Pump Secara
Wireless Menggunakan Modul RF HC-11,” J. Teknokes, vol. 12, no. 2, pp. 1–8, 2019,
doi: 10.35882/teknokes.v12i2.1.

[2] T. Akhir, “Otomatis Tetesan Infus Dengan Metode,” 2019.

[3] S. H. A. Harahap and S. Rahmah, “Analisa Pemeliharaan Alat Infus Pump Di Rumah
Sakit Umum Sibuhuan,” J. Mutiara Elektromedik, vol. 5, no. 2, pp. 66–71, 2021, doi:
10.51544/elektromedik.v5i2.3364.

[4] Amalia Yunia Rahmawati, “済無 No Title No Title No Title,” no. July, pp. 1–23,
2020.

Anda mungkin juga menyukai