Disusun Oleh :
(20902100077)
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ICU (intensive care unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi
dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan
perubahan fisiologi yang cepat memburuk (keadaan kritis). Salah satu peralatan
standar minimal di intensive care unit (icu) diantaranya ventilasi mekanik (musliha,
2010). Alat bantu napas mekanik yang sering digunakan saat ini adalah jenis
ventilasi tekanan positif. Ventilator ini memberikan tekanan positif kedalam rongga
dada sehingga memulai proses inspirasi. Terdapat 4 jenis ventilator berdasarkan
mekanisme kerjanya yakni: pressure cycled, time-cycled, volume- cycled, dan flow-
cycled. Selain harus memilih ventilator berdasarkan mekanisme kerjanya,
merupakan hal yang penting untuk mengatur mode ventilator menyesuaikan
keadaan masing-masing pasien di ICU. Terdapat beberapa mode yang sering
digunakan diikutin dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing mode. Mode
tersebut antara lain: CMV, Assist-controlled ventilation, IMV, SIMV, PEEP,
CPAP, dan lain-lain (Luh Pradnya, 2017).
. Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk
memberikan cairan atau obat kepada kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu
tertentu secara teratur . Secara khusus alat ini mentitik beratkan atau memfokuskan
pada jumlah cairan yang dimasukan kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter
per jam (ml/h). Alat ini menggunakan motor dc sebagai tenaga pendorong syringe
yang berisi cairan atau obat yang akan dimasukan kedalam tubuh pasien. Alat ini
menggunakan sistem elektronik mikroprosesor yang berfungsi dalam pengontrolan
dalam pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem
Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga pendorong. (Dian dan Fadil
2020).
Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu
rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan
rangkaian sinyal referensi. Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit
merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian pengendali motor, tetapi putaran
motor itu sendiri tidak stabil sehingga perubahan - perubahan itu akan dideteksi
oleh rangkaian pendeteksi rpm. Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan
dibandingkan dengan sinyal referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut
akan meredakan ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika
perputarannya terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika
perputarannya terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil. Syringe
pump didesain mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah untuk digunakan.
Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer / mikro kontrolir dan
dilengkapi dengan system alarm yang menyeluruh.
Oleh karena tingginya harapan akan syiringe pump yang dapat membantu
memonitor tercapainya pemberian obat secara optimal dan tepat pada pasien.
B. Tujuan
Untuk tercapainya dosis yang optimal pada pasien dan untuk mengetahui ketepatan
dan kecepatan pemberian dosis obat yang diberikan pada pasien
C. Sasaran
Pasien Ny. A yang terpasang ETT dan tersambung dengan ventilator mekanik serta
terpasang syiringe pump di ruang ICU
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik sasaran
1. Jenis kelamin : Perempuan
2. Usia : 71 Tahun
3. Mode ventilator : Ventilator mekanik dengan mode pcv+
4. Saturasi oksigen : Saturasi oksigen pasien menunjukkan spO2: 100%
B. Analisa kasus
Ny.A berusia 71 tahun didiagnosis medis mengalami Gagal Nafas,
AKI ,BRPN dan SNH . Pemeriksaan status kesadaran diperoleh tingkat kesadaran
Somnolen GCS: 8 (e: 3, v: NT, m: 5). Pasien mengalami penurunan kesadaran. Saat
dilakukan pemeriksaan suara nafas pasien terdengar seperti orang berkumur atau
ronchi, oleh karena itu dilakukan prosedur ETT yang tersambung dengan ventilator
mekanik dan gambaran EKG menunjukkan Takikardia oleh karna itu di lakukan
prosedur pemberian syiringe pump.
C. Prinsip tindakan menurut teori (sesuai dengan karakteristik sasaran),
Prinsip tindakan diharapkan sesuai dengan standar prosedur yang sudah di
tetapkan dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien terhindar dari
infeksi tambahan karena prosedure tindakan:
1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi.
2. Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.
3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan
perasaan dan emosi.
4. Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma.
D. Data hasil pemeriksaan
Setelah dilakukan tindakan pemasangan ventilator
1. Diharapkan tepat pemberian dosis pada pasien
2. Meminimalisir adanya salah dalam pemberian dosis obat sesuai advise dari
dokter
BAB III
METODOLOGI TINDAKAN
1. Beritahu pasien
2. Dekatkan alat
3. Cuci tangan
4. Pasang alat syringe pump dengan cara :
a. Sambungkan kabel listrik
b. Tekan tombol untuk menghidupkan, unit akan self test & tampil –XX.XF
di layar (-XX.XF adalah ukuran dari syringe yang terpasang pada
operasional sebelumnya)
c. Tarik klem srynge, kemudian putar ke kiri (berlawanan arah jarum jam)
d. Geser tuas drive lock ke atas (sampai bunyi “klik”), lalu tarik drive head ke
kanan
e. Pasang syringe (yang telah dipriming) pada slot bagian belakang (warna
putih)
f. Saat syringe terpasang, tuas drive lock harus otomatis turun. Lalu pasang
klem syringe (pemasangan syringe yang benar ditandai dengan lambing
syringe di pojok kanan atas layar tidak berkedip)
g. Muncul –XX.XF di layar (ini adalah ukuran syringe yang digunakan ).Lalu
tekan tombol F
h. Tampilan berubah menjadi 000.0 ml/h
i. Setelah tahap ini, operasional pump dapat dikategorikan dalam 2 cara :
B. Tujuan tindakan/skill
Untuk mempertahankan dosis obat sesuai advise dokter yang diberikan kepada
pasien.
C. Ketrampilan spesifik yang diperlukan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk memberikan cairan atau
obat kepada kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur . Secara
khusus alat ini mentitik beratkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang
dimasukan kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam (ml/h). Alat ini
menggunakan motor dc sebagai tenaga pendorong syringe yang berisi cairan atau obat
yang akan dimasukan kedalam tubuh pasien. Alat ini menggunakan sistem elektronik
mikroprosesor yang berfungsi dalam pengontrolan dalam pemberian jumlah cairan ke
tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem Mekanik yaitu dengan gerakan motor
sebagai tenaga pendorong.
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penyusun. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Dian dan Fadil. 2020. Penggunaan Ventilasi Mekanik pada Gagal Jantung Akut. Diakses
dari http://jurnal.fk.unand.ac.id pada 04 Oktober 2021
Handbook of Mechanical Ventilation. 2015. 1st ed. London: Intensive Care Foundation;.
Luh Pradnya Ayu Dewantari. 2017. Aplikasi Alat Bantu Napas Mekanik. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah Denpasar. Diakses dari
https://simdos.unud.ac.id pada 04 Oktober 2021
Smeltzer, s.c., & bare, b.g. (2008). Buku ajar keperawatan medical bedah (8 ed)(vol 2).
Jakarta: EGC
TIM FIK.(2019). Buku skill lab keperawatan medical bedah (1). Unissula semarang. SA
press
Ahmat Pujianto ( 2014 ). Vascular Access (Akses Intravena) Pada Kondisi Gawat Darurat.
Diakses pada 31 agustus 2014 dari http://www.duniakesehatan.com
Blacka J ( 2010 ).Vascular Access in the Emergency Setting, Mayo Health Care.
http://www.mayohealthcare.com.au/education/ pdf/forums/Vascular%20Access
%20in%20the %20Emergency%20Setting.pdf. Diakses pada tanggal 20 Juli 2012