Anda di halaman 1dari 4

JAKARTA, KOMPAS.

com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka kesempatan bagi pemilih Pemilu 2019 untuk
berpindah tempat memilih (TPS) melalui mekanisme pindah memilih. Pindah memilih diperuntukan bagi pemilih yang
tidak berada di domisili aslinya saat hari pemungutan suara. Pemilih kategori tersebut, misalnya pelajar atau pekerja
yang sedang merantau, napi atau tahanan, korban bencana, hingga pasien rumah sakit atau panti. Komisioner KPU
Viryan Azis mengatakan, pemilih yang menempuh prosedur pindah memilih belum tentu mendapatkan 5 surat suara
selayaknya pemilih yang tak melakukan pindah memilih. Baca juga: KPU Minta Parpol Dorong Calegnya Buka Data
Pribadi ke Publik Jika pemilih pindah dari satu provinsi ke provinsi yang lain, maka pemilih tersebut hanya akan
mendapatkan 1 surat suara, yaitu surat suara Pilpres. Pemilih itu akan kehilangan kesempatan untuk mencoblos 4
surat suara lainnya, yaitu surat suara DPR RI, DPD, DRPD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Contoh,
berdasarkan e-KTP pemilih tinggal di Provinsi Jawa Barat, kemudian yang bersangkutan pindah memilih di Sumatera
Selatan. "Kalau dia pindah memilihnya antar-provinsi, dia dapat hanya 1 surat suara," kata Viryan di kantor KPU,
Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019). Beda halnya dengan pemilih yang pindah memilih dari satu kabupaten ke
kabupaten lainnya (dalam 1 provinsi) yang berbeda dapil DPR RI (satu dapil DPR RI terdiri dari beberapa
kabupaten). Pemilih tersebut akan mendapatkan dua surat suara, yaitu surat suara Pilpres dan DPD. Dalam kasus
ini, contohnya pemilih yang seharusnya terdaftar memilih di Dapil Jateng I, kemudian pindah memilih di Dapil Jateng
VI. Jika pemilih pindah memilih dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya (dalam 1 provinsi) yang masih satu dapil
DPR RI, maka yang bersangkutan bisa mendapat 4 atau 3 surat suara. Pemilih mendapat 4 surat suara jika pindah
memilih di kabupaten yang dapil DPR RI-nya sama dengan dapil DPRD provinsi. Ia akan mendapat surat suara
Pilpres, DPD, DPR RI, dan DPRD provinsi. Sementara itu, pemilih akan mendapat 3 surat suara jika pindah memilih
di kabupaten yang dapil DPR RI-nya beda dengan dapil DPRD provinsi. Ia akan mendapat surat suara Pilpres, DPD,
dan DPR RI. Baca juga: KPU Tegaskan Sosialisasi Pemilu Boleh Dilakukan di Tempat Ibadah Misalnya, menurut e-
KTP tempat tinggal pemilih di Kabupaten Kendal, kemudian yang bersangkutan pindah memilih di Kabupaten
Semarang. Jika pemilih pindah memilih dari satu kecamatan ke kecamatan lain dalam 1 kabupaten yang masih satu
dapil tingkat DPR RI (dalam 1 provinsi), maka ia bisa mendapat 4 atau 5 surat suara. Pemilih mendapat 5 surat
suara jika pindah memilih dari kecamatan satu ke kecamatan lain yang masih dalam satu dapil DPRD
kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan DPR RI. Ia akan mendapat surat suara Pilpres, DPD, DPR RI, DPRD provinsi,
dan DPRD kabupaten/kota. Sementara itu, pemilih akan mendapat 4 surat suara jika pindah memilih dari satu
kecamatan ke kecamatan lain yang beda dapil DPRD kabupaten/kota tetapi masih dalam satu dapil DPRD Provinsi
dan DPR RI. Ia akan mendapat surat suara Pilpres, DPD, DPR RI, dan DPRD provinsi. Pemilih yang ingin berpindah
tempat memilih diberi kesempatan untuk mengurus proses administrasinya paling lambat 17 Februari 2019. Proses
administrasi pindah memilih yang dimaksud adalah mencatatkan pindah memilih ke Panitia Pemungutan Suara
(PPS) yang tersedia di desa/kelurahan asal atau tujuan. Baca juga: Perkuat Materi Debat, KPU Gelar FGD untuk
Panelis Dari situ, calon pemilih akan mendapatkan formulir A5. Formulir tersebut digunakan sebagai bukti bahwa
yang bersangkutan telah pindah memilih. Formulir A5 bisa didapatkan pemilih dengan menunjukkan e-KTP maupun
identitas lainnya. Setelah yang bersangkutan dipastikan sudah menempuh proses administrasi pindah memilih, maka
data pemilih di tempat asal yang bersangkutan akan dihapus.

Bisakah pemilih dalam Pemilu 2024 pindah tempat memilih? Jawabannya tentu bisa.

Untuk bisa pindah tempat memilih dalam Pemilu 2024, para pemilih harus mengikuti prosedur dan ketentuan yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu alasan yang memperbolehkan seorang pemilih bisa melakukan pindah tempat memilih adalah, apabila
orang tersebut sudah tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, namun tak bisa menggunakan hak
pilihnya di lokasi yang sudah terdaftar karena beberapa alasan lain.

"Untuk pindah memilih, yang bersangkutan harus datang langsung ke PPS, PPK, atau KPU Kabupaten/ kota dengan
membawa bukti dukung alasan, tidak boleh diawakili," jelas Anggota Komisi Pemilihan Umum Betty Opsilon Idroos,
dikutip dari Antara.

Baca Juga: CONTOH Biantara atau Pidato Tema 17 Agustus 2023 dalam Bahasa Sunda Singkat

Adapun alasan yang membuat seseorang diperbolehkan pindah tempat memilih, sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 7 Tahun 2022 adalah sebagai berikut.

1. Pemilih pindah tempat tugas;

2. Pemilih sedang menjalani rawat inap, atau sedang menemani pasien rawat inap;

3. Pemilih tertimpa bencana;

4. Pemilih menjadi tahanan rutan atau lapas, atau menyandang status sebagai terpidana;

5. Pemilih merupakan penyandang disabilitas yang sedang dirawat di panti sosial, atau di panti rehabilitasi;
6. Pemilih sedang menjalani rehabilitasi narkoba;

7. Pemilih bekerja di luar daerah domisili;

8. Pemilih sedang menjalani tugas belajar, atau sedang menempuh pendidikan menengah, atau pendidikan tinggi.

Sedangkan untuk prosedur dan ketentuan pindah tempat memilih bagi pemilih yang sudah terdaftar dalam Pemilu
2024 adalah berikut ini.

• Untuk alasan pindah dari nomor 1 hingga 4, pemilih memiliki batas waktu guna mengurus surat pindah tempat
memilih adalah h-7, atau tepatnya pada 7 Februari 2024.

• Sementara untuk alasan pindah dari nomor 5 hingga 8, pemilih memiliki batas waktu guna mengurus surat pindah
tempat memilih adalah h-30, atau tepatnya pada 15 Januari 2024.

• Pemilih yang telah terdaftar wajib membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan surat
keterangan sebagai bukti pendukung.

• Pemilih diharuskan datang langsung ke Panitia Pemungutan Suara (PPS), atau Panitia Pemilihan Kecamatan
(PPK), atau Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kabupaten/kota, atau Panitia Pemilihan Pemilihan Luar Negeri
(PPLN).

• Setelah semua pengajuan disetujui, pemilih akan mendapatkan formulir A5, dan segera dialokasikan ke Tempat
Pemungutan Suara (TPS) yang baru.

Sementara itu, bukti pendukung yang harus dimiliki oleh pemilih agar bisa mengajukan pindah tempat memilih dalam
Pemilu 2024 adalah sebagai berikut.
• Surat tugas dari instansi atau perusahaan bagi pemilih yang pindah tempat tugas.

• Surat keterangan dari RS, atau layanan kesehatan, dan surat pernyataan pendamping bagi pemilih yang sedang
menjalani rawat inap, atau sedang menemani pasien rawat inap.

• Surat keterangan dari BNPB, Kepala Desa atau Lurah, atau pemberitaan media massa bagi pemilih yang tertimpa
bencana.

• Surat pernyataan dari Kepala Lapas, atau Kepala Rutan bagi pemilih yang menjadi tahanan rutan atau lapas, atau
menyandang status sebagai terpidana.

• Surat keterangan dari panti sosial, atau panti rehabilitasi bagi pemilih yang merupakan penyandang disabilitas,
yang sedang dirawat di panti sosial, atau di panti rehabilitasi.

• Surat keterangan dari pimpinan panti rehabilitasi bagi pemilih yang sedang menjalani rehabilitasi narkoba.

• Surat keterangan, atau surat tugas dari instansi, atau perusahaan tempat bekerja bagi pemilih yang sedang bekerja
di luar daerah domisili.

• Surat keterangan dari kampus, atau lembaga pendidikan bagi pemilih yang sedang menjalani tugas belajar, atau
sedang menempuh pendidikan menengah, atau pendidikan tinggi.

Dari laporan yang dihimpun oleh Media Magelang, seorang pemilih yang telah terdaftar bisa mengajukan pindah
tempat memilih dalam Pemilu 2024 dengan mengikuti prosedur, dan ketentuan yang berlaku.**

Anda mungkin juga menyukai