Tugas UTS Teori Makro Ekonomi
Tugas UTS Teori Makro Ekonomi
Disusun oleh :
RIMA MELATI ANGGRAENI
Kelas FA
5 4
6 3
1
2
7
9
8
10
Gambar di atas merupakan Circular Flow pada 4 pelaku (sector) ekonomi, yang
terdiri dari sektor Rumah Tangga, sektor Bisnis/Perusahaan, sektor Pemerintah, dan
sektor Internasional/Luar Negeri. Perekonomian yang melibatkan 4 sektor tersebut
dinamakan perekonomian terbuka sebab melibatkan sector internasional/Luar
Negeri.
a) Interaksi pelaku ekonomi rumah tangga – produsen
Sesuai dengan gambar panah no 1 bahwa terjadi aliran uang dari rumah tangga
ke produsen. Pada posisi ini perusahaan menjual barang atau jasa yang mereka
miliki di pasar barang atau jasa. Kedudukan rumah tangga yaitu sebagai
konsumen (pembeli) barang barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
(produsen). Untuk membayar barang atau jasa yang dibeli tentu sektor rumah
tangga akan menggunakan uang. Aktivitas ini menyebabkan uang beralih dari
rumah tangga ke perusahaan. Pada pasar modal, sector rumah tangga
melakukan saving dan investasi yang digunakan untuk membiayai proyek
Perusahaan maupun Pemerintah. Sebagai hasil dari saving dan investasi yang
dilakukan rumah tangga, terdapat aliran uang masuk berupa bunga dan dividen.
b) Interaksi pelaku ekonomi produsen – rumah tangga
Arah aliran no 2 dalam circular flow diagram diatas memperlihatkan adanya
aliran uang/pembayaran dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga.
Perusahaan (produsen) harus membayar kepada sektor rumah tangga karena
sektor rumah tangga adalah penyedia faktor produksi. Perusahaan
membutuhkan faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang atau jasa.
Perusahaan harus membayar kepada sektor rumah tangga sebagai balas jasa
karena sektor rumah tangga telah menyediakan faktor produksi untuk
perusahaan.
Ada 4 jenis balas jasa yang diberikan perusahaan kepada sektor rumah tangga
yaitu gaji dan upah, bunga, sewa, dan dividen. Balas jasa dari perusahaan ini
akan menjadi sumber penghasilan bagi rumah tangga. Perusahaan akan
membayarkan balas jasa berupa gaji dan upah untuk rumah tangga yang telah
menjadi tenaga kerja (labor) diperusahaan. Sedangkan bunga akan dibayarkan
perusahaan karena rumah tangga telah menyediakan faktor produksi berupa
peminjaman modal (uang). Adapun sewa dibayarkan untuk persewaan (gedung,
tanah, dll) yang diberikan rumah tangga. Yang terakhir yaitu dividen atau
pembagian laba perusahaan yang diperuntukkan bagi pemilik saham
perusahaan.
Pada pasar modal, perusahaan juga melakukan saving dan investasi untuk
memperoleh imbal hasil berupa bunga maupun dividen.
c) Interaksi pelaku ekonomi pemerintah – rumah tangga
Garis panah ketiga menggambarkan aliran uang/pembayaran mengalir dari
pemerintah kepada sektor rumah tangga. Ada 3 jenis aliran pembayaran (uang)
yang mengalir dari sektor pemerintah kepada sektor rumah tangga yaitu gaji,
bunga dan transfer. Gaji dibayarkan kepada rumah tangga yang bekerja sebagai
pegawai pemerintah. Bunga dibayarkan sebagai balas jasa kepada sektor rumah
tangga yang menyediakan pinjaman dana untuk pemerintah. Contohnya yaitu
surat utang (obligasi) pemerintah. Sedangkan transfer atau subsidi yaitu bantuan
yang diberikan pemerintah kepada rumah tangga.
d) Interaksi pelaku ekonomi rumah tangga – pemerintah
Aktivitas perekonomian sebagaimana tergambar garis aliran no 4 bahwa uang
mengalir dari sektor rumah tangga ke pemerintah. Interaksi ini dapat terjadi
karena sektor rumah tangga memiliki kewajiban membayar pajak kepada
pemerintah. Contoh sektor rumah tangga memiliki kewajiban membayar pajak
penghasilan. Penghasilan didapatkan rumah tangga harus dibayarkan sehingga
uang mengalir dari rumah tangga ke pemerintah
e) Interaksi pelaku ekonomi perusahaan – pemerintah
Aliran uang dapat mengalir dari perusahaan ke pemerintah (no. 5) dalam bentuk
pajak. Pajak yang dapat dikenakan pada perusahaan bermacam-macam
semisalnya pajak penghasilan atau pajak bumi dan bangunan. Sehingga uang
dari sektor perusahaan akan mengalir ke sektor pemerintah.
f) Interaksi pelaku ekonomi pemerintah – perusahaan
Aliran pembayaran sebagaimana ditunjukkan garis no 6 yaitu mengalir dari
sektor pemerintah kepada sektor perusahaan. Aktivitas ini terjadi karena adanya
interaksi pembelian barang atau jasa oleh pemerintah kepada perusahaan.
Pemerintah didalam menjalankan aktivitas pemerintahan sehari-hari
membutuhkan barang dan jasa dari perusahaan. Misalnya, di kantor pemerintah
butuh printer, kertas, pulpen, pensil dan lainnya. Barang-barang tersebut tidak
dapat dihasilkan sendiri oleh pemerintah. Barang-barang tersebut dihasilkan
oleh perusahaan. Oleh sebab itu pemerintah harus membeli barang kepada
perusahaan. Akhirnya, uang mengalir dari sektor pemerintah kepada
perusahaan.
g) Interaksi pelaku ekonomi rumah tangga – luar negeri (internasional)
Pada garis no 7 tergambar interaksi rumah tangga dengan luar negeri berupa
pembayaran impor. Rumah tangga mengkonsumsi barang impor dari luar negeri
dan barang impor tersebut harus dibayar oleh rumah tangga. Hal tersebut yang
dilihat dari garis no 7 yang menunjukkan uang mengalir ke luar negeri sebagai
pembayaran barang atau jasa impor. Sedangkan pada garis no 10, sector rumah
tangga memperoleh transfer payment dari pihak luar negeri dengan adanya jasa
yang dijual ke luar negeri.
h) Interaksi pelaku ekonomi internasional – perusahaan
Interaksi yang tergambar pada garis no 8 bahwa adanya hubungan antara dunia
internasional dengan perusahaan dalam negeri. Panah garis no 8 pada diagram
pelaku ekonomi 4 sektor (circular flow diagram 4 sektor) menunjukkan adanya
aliran uang masuk dari luar negeri ke perusahaan dalam negeri. Pada kondisi ini
perusahaan dalam negeri menjual barangnya ke luar negeri atau melakukan
ekspor. Pihak luar negeri selanjutnya melakukan pembayaran atas barang atau
jasa yang diekspor perusahaan dalam negeri sehingga terjadi aliran uang dari
sektor luar negeri kepada perusahaan dalam negeri. Di sisi lain, panah garis no 9
menunjukkan adanya aliran uang masuk ke luar negeri/internasional dari sector
perusahaan dalam negeri karena perusahaan dalam negeri melakukan impor
atau pembelian barang dari luar negeri.
Kenaikan di dalam faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER
akan membuat kenaikan di dalam kurva permintaan agregat (AD), atau menggeser
kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam
faktor-faktor Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan kenaikan di dalam i, T, dan ER akan
menurunkan AD atau menggeserkan kurva AD ke kiri.
Pergeseran AD ke AD1 terjadi akibat adanya kenaikan di dalam Yd, C, I, G, Yf, Pf, dan
Ms/P, dan penurunan di dalam i, T, dan ER. Sebaliknya, pergeseran dari AD ke AD2
terjadi sebagai akibat dari penurunan di dalam Yd, C, I, G, Ms/P, Yf, dan Pf, dan
kenaikan dari i, T dan ER.
Kiri
Seperti pada tabel diatas maka Implikasi dari pergeseran kurva permintaan agregat
yaitu:
4. Dalam jangka panjang, faktor terpenting yang menggeser kurva aggregate supply
(AS) adalah pertumbuhan produktivitas. Produktivitas berarti berapa banyak output
yang dapat diproduksi dengan sejumlah input tertentu. Kurva penawaran agregat
akan bergeser ke kanan seiring dengan meningkatnya produktivitas karena
perusahaan dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar pada setiap tingkat
harga. Apabila produktivitas mengalami pertumbuhan, maka jumlah tenaga kerja
yang sama dapat menghasilkan lebih banyak output, sehingga penawaran agregat
juga mengalami kenaikan. Ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Kurva AS0 bergeser ke kanan menjadi AS2 disebabkan oleh kenaikan produktivitas.
Pergeseran kurva AS0 ke AS2 menunjukkan output bertambah dan harga turun.
Faktor perubahan harga input juga dapat menggeser kurva penawaran agregat.
Apabila harga-harga faktor produksi seperti bahan baku dan modal mengalami
kenaikan, maka produsen akan menaikkan harga jualnya, sehingga kurva penawaran
agregat pun akan ikut bergeser seperti gambar kurva dibawah ini:
Kurva penawaran agregat bergeser ke kiri dari AS1 ke AS2 karena harga faktor
produksi naik, dan menyebabkan naiknya harga jual sehingga menggeser kurva AS
menjadi AS2.
5. Fase siklus bisnis dapat digambarkan kurva AD-AS. Resesi terjadi sebagai akibat dari
guncangan permintaan atau penawaran negatif, yang menyebabkan tingkat
keseimbangan PDB riil turun secara substansial di bawah PDB potensial. Ketika
secara agregat tingkat konsumsi berkurang, maka output juga akan berkurang. Bila
pergeseran agregat demand ini terus berlanjut dan menyebabkan sektor bisnis
menjadi lemah, maka akan menyebabkan perekonomian mengalami resesi. Seperti
pada kurva dibawah ini. Kurva AD2 bergeser ke kiri yaitu menjadi AD1 karena Y
berkurang dan harga pun turun, sedangkan ekspansi adalah ketika perekonomian
mulai membangun atau menaikkan perekonomiannya. Untuk menaikkan
perekonomian, pemerintah harus menaikkan salah satu faktor di dalam faktor-faktor
Yd, C, I, Ms/P, G, Yf, Pf, dan penurunan di i, T, dan ER akan membuat kenaikan di
dalam kurva permintaan agregat (AD), atau menggeser kurva permintaan agregat ke
kanan. Oleh karena itu, secara keseluruhan dapat menjadikan keadaan ekonomi
ekspansi. Setelah keadaan ekonomi ekspansi lama kelamaan pertumbuhan ekonomi
akan terbentuk seiringnya perubahan kurva aggregat demand yang bergeser ke
kanan.
6. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Penyebab inflasi dapat dijelaskan
dengan menggunakan kurva AD-AS seperti gambar berikut.
Demand Pull Inflation
Demand Pull inflation merupakan inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan
pada permintaan agregat. Dari kurva diatas dapat dijelaskan bahwa, inflasi dapat
terjadi karena adanya kenaikan permintaan terhadap sejumlah barang.
Permintaan masyarakat meningkat secara agregat (Aggregat Demand/AD).
Peningkatan permintaan ini dapat terjadi karena adanya peningkatan belanja
pemerintah, penurunan pajak, peningkatan permintaan barang untuk diekspor,
dan lain-lain. Akan tetapi, naiknya permintaan tidak diikuti dengan naiknya
penawaran (penawaran tetap). Oleh karena itu, terjadi ketidakseimbangan. Agar
terbentuk kurva keseimbangan, maka harga-harga mengalami kenaikan.
Dalam gambar kurva diatas, Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan
permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian permintaan yang
tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada. Akibatnya, harga naik menjadi P2
dan output naik menjadi QFE. Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3
menyebabkan harga naik menjadi P3, sedang output tetap pada QFE. Kenaikan
harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap. Proses kenaikan harga ini akan
berjalan terus sepanjang permintaan total terus naik (misalnya menjadi AD4).
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi (disebabkan baik karena
berhasilnya tuntutan kenaikan upah oleh serikat buruh ataupun kenaikan harga
bahan baku untuk industri) akan menggeser kurva penawaran total dari AS1
menjadi AS2. konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi
Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS3, harga naik
dan produksi turun menjadi Q2.
7. Kurva AD-AS atau permintaan agregat dan penawaran agregat adalah cara untuk
menggambarkan penentuan pendapatan nasional dan perubahan tingkat harga
menjadi dalam bentuk kurva. Kita dapat menggunakan kurva AD-AS untuk
menggambarkan fase siklus bisnis dan bagaimana peristiwa yang berbeda dapat
menyebabkan perubahan dalam dua indikator ekonomi makro yang utama yaitu
PDB riil dan inflasi. Jadi, dengan melihat kurva AD-AS, kita dapat melihat
bagaimana tingkat inflasi dan PDB riil, dan keadaan perekonomian suatu negara
pada periode tahun tertentu. Model penawaran dan permintaan agregat sering
digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi ekonomi.