Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran


Pendefinisian kinerja dalam perencanaan merupakan kunci
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi, termasuk organisasi sektor
publik. Hal ini karena pendefinisian kinerja beserta indikatornya
menyediakan informasi mengenai sasaran yang dituju dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Namun, masih banyak
program/kegiatan/subkegiatan/ rincian output yang tidak diikuti
dengan hasil yang nyata. Pengeluaran pemerintah melalui pelaksanaan
program/kegiatan/sub-kegiatan tidak selalu diikuti dengan manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat . Kondisi tersebut antara lain
disebabkan kinerja dan ukuran kinerja yang ingin disasar tidak
didefinisikan dengan baik. Selain itu,
program/kegiatan/subkegiatan/rincian output yang dilaksanakan tidak
selaras untuk mendukung pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan program/kegiatan/subkegiatan/rincian output yang tidak
diikuti hasil tersebut merupakan indikasi masih adanya instansi
pemerintah yang berorientasi input (input oriented), yaitu berfokus pada
besaran anggaran yang dieksekusi. Karena itu, perlu dilakukan
perubahan paradigma manajemen pemerintahan dari input oriented
menjadi result oriented. Instansi pemerintah yang berorientasi hasil
(result oriented) akan fokus pada pencapaian kinerja agar tujuan instansi
tersebut dapat dicapai pada akhir periode perencanaan.
Dalam pengawalan akuntabilitas keuangan dan pembangunan (kinerja),
BPKP antara lain melaksanakan kegiatan pengawasan intern terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas
keuangan dan pembangunan. Untuk mendorong implementasi
manajemen pemerintahan yang berorientasi hasil, BPKP melakukan
Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2023.
Melalui agenda prioritas pengawasan intern tahun 2023, BPKP telah
merumuskan topik pengawasan terhadap peningkatan kualitas

1
perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah yang
diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan inti, serta
menghasilkan informasi hasil pengawasan yang bermanfaat untuk
perbaikan kebijakan.

B. Tujuan Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran


Tujuan Evran adalah:
1. Memperoleh gambaran umum perencanaan dan penganggaran
sektor yang dievaluasi;
2. Menganalisis ketepatan indikator dan target sasaran pembangunan
(ultimate outcome) atas sektor yang dievaluasi;
3. Menganalisis efektivitas program, kegiatan, subkegiatan/rincian
output sektor yang dievaluasi;
4. Menganalisis efisiensi rincian belanja subkegiatan/rincian output
sektor yang dievaluasi; dan
5. Menyimpulkan potensi ketercapaian ultimate outcome sektor yang
dievaluasi.

C. Ruang Lingkup dan Objek Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran


Ruang lingkup Evran meliputi perencanaan dan penganggaran pada
K/L/Pemda yang mengakomodasi intervensi pemerintah terkait isu
pembangunan tertentu. Sedangkan objek Evran adalah struktur
intervensi pemerintah yang terkait dengan isu pembangunan yang
menjadi ruang lingkup evaluasi.
Untuk tahun 2023, isu yang menjadi ruang lingkup adalah: (1)
pengentasan kemiskinan, (2) penurunan prevalensi stunting, (3)
peningkatan daya saing pariwisata, (4) peningkatan ketahanan pangan,
dan (5) peningkatan daya saing UMKM. Sedangkan objeknya adalah
struktur intervensi pemerintah terkait lima isu pembangunan tersebut,
yang tersaji dalam program, kegiatan, subkegiatan/rincian output dan
rincian anggaran belanja K/L/Pemda terkait.
Sehubungan dengan pelaksanaan Evran pada Sesi I (Februari-Maret
2023), ruang lingkup pelaksanaan Evran pada Sesi II (September-
November 2023) diuraikan sebagai berikut:

2
No. Uraian Jumlah Objek Ruang Lingkup Pengujian
Evaluasi

1. Gambaran umum Seluruh Pada seluruh sektor


perencanaan dan K/L/Pemda
postur anggaran

2. Penilaian kualitas perencanaan dan penganggaran

Telah dilakukan Evran 37 Pemda Hanya pada sektor yang


pada Sesi I dan telah belum dilakukan
dilakukan penjaminan penjaminan kualitas oleh
kualitas oleh Tim Tim Satgas.
Satgas

Telah dilakukan Evran 77 Pemda ● Pada seluruh sektor;


pada Sesi I dan tidak ● Terhadap sektor yang
dilakukan penjaminan sudah dievaluasi pada
kualitas oleh Tim Sesi I, pengujian Evran
Satgas Sesi II menggunakan
data yang diperoleh
pada sesi sebelumnya.

Belum dilakukan Evran K/L dan Pada seluruh sektor


pada Sesi I Pemda lainnya

D. Sistematika Pedoman
Pedoman ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
objek, serta sistematika pedoman.
BAB II DESAIN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bab ini menguraikan tentang kerangka kerja, informasi hasil
pengawasan, kriteria, regulasi terkait, alokasi sumber daya, timeline,
risiko penugasan, dan batasan tanggung jawab.
BAB III LANGKAH KERJA
Bab ini menguraikan mengenai pembicaraan pendahuluan, pelaksanaan
evaluasi, komunikasi hasil evaluasi, dan penjaminan kualitas.
BAB IV PENUTUP.

3
BAB 2
DESAIN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

A. Kerangka Kerja

■ Evaluasi perencanaan dan penganggaran (Evran) adalah evaluasi

terhadap perencanaan dan penganggaran pada K/L/Pemda, yang


meliputi pengujian ketepatan ultimate outcome, efektivitas dan
efisiensi program, kegiatan, subkegiatan/rincian output, serta
potensi ketercapaian ultimate outcome sektor yang dievaluasi. Istilah
evaluasi, perencanaan, dan penganggaran yang digunakan dalam
definisi Evran merujuk pada definisi istilah tersebut pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

■ Outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran dari kegiatan dalam satu program. Struktur perencanaan


dan penganggaran pemerintah mengakibatkan adanya berbagai
tingkatan outcome. Dalam konteks Evran, outcome yang menjadi
dasar pengujian adalah outcome akhir/utama dari sebuah struktur
intervensi, yang disebut sebagai “Ultimate Outcome”.
Ultimate outcome adalah sasaran akhir/utama pembangunan pada
ruang lingkup tertentu yang diharapkan dapat dicapai melalui

4
pelaksanaan intervensi-intervensi pemerintah. Dalam konteks
perencanaan dan penganggaran di Indonesia, intervensi tersebut
dijabarkan dalam program, kegiatan, dan subkegiatan/rincian
output pada K/L/Pemda.

■ Sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya, pelaksanaan

Evran berfokus pada perencanaan dan penganggaran yang


mengakomodasi intervensi pemerintah terhadap isu pembangunan.
Pengelompokan yang digunakan dalam perencanaan dan
penganggaran pemerintah (misalnya: urusan pemerintahan, fungsi,
jenis belanja, dan sejenisnya) tidak selalu dapat menggambarkan
keseluruhan intervensi yang dilakukan pemerintah terkait isu-isu
pembangunan tersebut. Oleh karena itu, Evran menggunakan
istilah “Sektor” sebagai pengelompokan intervensi terhadap
isu pembangunan yang menjadi ruang lingkup evaluasi.

■ Penjelasan ringkas mengenai pengujian dalam Evran Tahun 2023

diuraikan sebagai berikut:


o pengujian ketepatan ultimate outcome dilakukan dengan (1)
membandingkan kesesuaian indikator yang ditetapkan terhadap
kriteria evaluasi (rumusan indikator ultimate outcome dalam pohon
faktor); dan (2) menganalisis ketepatan penetapan targetnya;
o pengujian efektivitas program, kegiatan, subkegiatan/rincian
output dilakukan dengan: (1) menguji kesesuaian indikator
subkegiatan/rincian output terhadap kriteria evaluasi (intervensi
pohon faktor level terakhir); dan (2) menguji secara berurutan
mulai dari uji ketepatan program dan kegiatan, sampai dengan
efektivitas subkegiatan;
o pengujian efisiensi rincian belanja subkegiatan/rincian output
dilakukan dengan menganalisis relevansi rincian belanja dan
kewajaran nilai belanja.
Potensi ketercapaian ultimate outcome sektor yang dievaluasi
disimpulkan berdasarkan hasil pengujian tersebut di atas.

B. Informasi Hasil Pengawasan

5
■ Informasi hasil pengawasan (insilwas) yang ingin dihasilkan dari

pelaksanaan Evran terdiri dari dua kelompok, yaitu (1) gambaran


umum perencanaan dan postur anggaran, dan (2) kualitas
perencanaan dan penganggaran, atas masing-masing sektor dan
objek evaluasi.

■ Pada pelaksanaan Evran tahun 2023, memperhatikan batasan

waktu penyampaian Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Intern


(ILHPI) BPKP kepada Presiden (Laporan Presiden/Lappres) untuk
Triwulan III, penyajian insilwas gambaran umum perencanaan dan
postur anggaran oleh masing-masing unit kerja pelaksana Evran
Tahun 2023 dilakukan paling lambat pada 23 September 2023.
Sedangkan untuk insilwas kualitas perencanaan dan penganggaran
mengikuti jadwal sebagaimana disajikan pada butir E. Timeline.

C. Kriteria

■ Kriteria utama yang digunakan dalam pelaksanaan Evran disajikan

dalam bentuk pohon faktor.

■ Pohon faktor adalah gambaran terstruktur atas intervensi-intervensi

yang mutlak diperlukan untuk mencapai sasaran yang diharapkan.


Pohon faktor masing-masing sektor dibangun dengan menggunakan
logic model yang disusun berdasarkan:
○ peraturan perundang-undangan yang berlaku;
○ teori dan hasil penelitian, dan
○ praktik-praktik terbaik pada masing-masing sektor.
Pohon faktor masing-masing sektor yang dievaluasi disajikan pada
Lampiran.

■ Dalam pelaksanaan Evran, pohon faktor digunakan sebagai kriteria

pengujian ketepatan ultimate outcome, serta sebagai kriteria awal


dalam pengujian efektivitas program, kegiatan, subkegiatan/rincian
output.

6
■ Kriteria yang digunakan dalam pengujian efektivitas dan efisiensi

diuraikan pada langkah kerja Evran.

D. Regulasi Terkait
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah;
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
7. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin;
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya
Pertanian Berkelanjutan;
12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2023 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
14. Peraturan perundangan-undangan lain yang merupakan turunan
atau pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan sebagaimana
tersebut pada butir 1 sampai dengan 14;

7
15. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor
1 Tahun 2019 tentang Standar Kerja Pengawasan Intern Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
16. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2
Tahun 2023 tentang Manajemen Penugasan Pengawasan di
Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
17. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor: PR.01/KEP-538/K/SU/2022 tentang Agenda Prioritas
Pengawasan dan Agenda Prioritas Pengawasan Daerah Tahun 2023.
Selain peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan pada
poin 1 sampai dengan 17, pelaksanaan Evran juga mengacu pada
seluruh peraturan pelaksanaan/turunan dari peraturan perundang-
undangan tersebut.

E. Alokasi Sumber Daya


Evran Program Tahun 2023 dikoordinasikan oleh Sekretariat Utama.
Perencanaan dan pengendalian penugasan dilaksanakan oleh Biro
Manajemen Kinerja, Organisasi, dan Tata Kelola. Kontributor evaluasi
adalah seluruh direktorat mitra kementerian/lembaga yang menjadi
penanggung jawab dan kontributor untuk masing-masing sektor,
sedangkan Perwakilan BPKP berperan sebagai kontributor untuk
seluruh sektor yang dievaluasi.
Penugasan dilaksanakan dengan anggaran yang bersumber dari DIPA
masing-masing unit kerja. Pembiayaan untuk Tim Penjaminan Kualitas
menggunakan anggaran dari DIPA Sekretariat Utama BPKP.

F. Timeline

8
G. Risiko Penugasan
(dalam proses penyusunan)

9
BAB 3
LANGKAH KERJA

A. Pembicaraan Pendahuluan
Sebelum melaksanakan penugasan, Tim Evaluasi diwajibkan untuk
mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan K/L/Pemda,
dengan maksud:
1. Menjelaskan tujuan evaluasi;
2. Menjelaskan asersi K/L/Pemda yang akan diuji;
3. Menjelaskan kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi;
4. Menjelaskan teknis/mekanisme evaluasi;
5. Melakukan advokasi untuk menciptakan suasana yang dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan evaluasi, terutama untuk
memperoleh komitmen dan dukungan dari pimpinan K/L/Pemda;
dan
6. Menyampaikan rencana dan alokasi waktu penugasan sebagaimana
tercantum dalam surat tugas.

B. Pelaksanaan Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah


Pusat
Pelaksanaan Evran pemerintah pusat oleh direktorat penanggung jawab
dan kontributor terdiri dari dua bagian evaluasi, yaitu evaluasi program
pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Evran K/L.
Sasaran evaluasi program pembangunan dalam RKP adalah (i) kualitas
penetapan ultimate outcome pembangunan nasional, dan (ii) keselarasan
intervensi dengan ultimate outcome. Sedangkan sasaran Evran K/L
adalah (i) gambaran perencanaan dan postur anggaran K/L, dan (ii)
kualitas perencanaan dan penganggaran K/L.
Ringkasan informasi hasil pengawasan pada kedua sasaran tersebut
sebagai berikut:
(alternatif tabel 1)

10
No. Bagian Sasaran Informasi
Pengawasan

1. Evaluasi Kualitas a. Keberadaan ultimate outcome


Perencanaan penetapan pembangunan nasional;
Program ultimate outcome b. Ketepatan indikator dan
Pembangunan pembangunan target ultimate outcome
dalam RKP nasional pembangunan nasional.

Keselarasan Relevansi intervensi yang


intervensi dengan direncanakan terhadap ultimate
ultimate outcome outcome yang ingin dicapai.

2. Evran K/L Gambaran Sebaran, proporsi anggaran,


perencanaan dan dan prioritas intervensi K/L.
postur anggaran
K/L

Kualitas a. efektif
perencanaan dan b. Program, kegiatan, rincian
penganggaran output yang tidak efektif dan
K/L jumlah anggarannya;
c. Jumlah anggaran belanja
rincian output yang tidak
efisien;
d. Kualitas perencanaan
intervensi K/L dalam
pencapaian ultimate outcome.

(alternatif tabel 2)

No. Sasaran Pengawasan Informasi

Evaluasi Program Pembangunan dalam RKP

1. Kualitas penetapan a. Keberadaan ultimate outcome pembangunan


ultimate outcome nasional;
pembangunan b. Ketepatan indikator dan target ultimate
nasional outcome pembangunan nasional.

2. Keselarasan intervensi Relevansi intervensi yang direncanakan


dengan ultimate terhadap ultimate outcome yang ingin dicapai.
outcome

Evran K/L

3. Gambaran Sebaran, proporsi anggaran, dan prioritas


perencanaan dan intervensi K/L.
postur anggaran K/L

4. Kualitas perencanaan a. Ketepatan indikator dan target ultimate


dan penganggaran outcome;
K/L b. Program, kegiatan, rincian output yang tidak
efektif dan jumlah anggarannya;

11
No. Sasaran Pengawasan Informasi

c. Jumlah anggaran belanja rincian output


yang tidak efisien;
d. Kualitas perencanaan intervensi K/L dalam
pencapaian ultimate outcome.

Evaluasi Program Pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah


Sasaran Pengawasan 1: Kualitas Penetapan Ultimate Outcome
Pembangunan Nasional
Tujuan: memastikan bahwa penetapan ultimate outcome sektor yang
dievaluasi dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) telah berorientasi
hasil dan dapat berdampak kepada masyarakat.
a. Tentative Evaluation Objective (TEO) 1: Ultimate Outcome Tidak
Ditetapkan dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional
Langkah kerja:
1) Dapatkan asersi terkait upaya pencapaian ultimate outcome pada
masing-masing sektor yang dievaluasi dari Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Nasional (KemenPPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan.
Asersi tersebut sekurang-kurangnya menyajikan informasi
sebagai berikut:
a) Indikator dan target kinerja ultimate outcome tahunan dalam
periode pembangunan jangka menengah yang sedang
berjalan;
b) Capaian kinerja ultimate outcome tahunan dalam periode
pembangunan jangka menengah yang sedang berjalan,
sampai dengan T-1 pelaksanaan evaluasi;
c) K/L yang terkait dengan upaya pencapaian ultimate outcome
sektor yang dievaluasi, meliputi K/L penanggung jawab
maupun K/L pendukung;
d) Program, kegiatan, dan rincian output dari K/L penanggung
jawab dan K/L pendukung yang terkait dengan upaya
pencapaian ultimate outcome; dan
e) Indikator dan target masing-masing program, kegiatan dan
rincian output.

12
2) Asersi sebagaimana dimaksud pada langkah kerja 1) dapat
berupa dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan
nasional berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode berjalan, beserta pemutakhirannya (bila ada);
b) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023 beserta
pemutakhirannya (bila ada);
c) Rencana Kerja (Renja) K/L penanggung jawab tahun 2023;
serta
d) Peraturan perundangan terkait penetapan target setiap sektor
yang dievaluasi (jika ada).
3) Dalam hal dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
sebagaimana disebut pada langkah kerja 2) belum menyajikan
informasi sebagaimana disebutkan pada langkah kerja 1) butir a)
sampai dengan e), tim evaluasi meminta KemenPPN/Bappenas
dan Kementerian Keuangan (c.q. Direktorat Jenderal Anggaran)
untuk menyusun pohon kinerja yang menyajikan seluruh
informasi tersebut untuk masing-masing sektor yang dievaluasi,
sebagai asersi formal yang setidaknya ditandatangani oleh ...
4) Lakukan validasi atas informasi yang disajikan dalam asersi
dengan menggunakan dokumen perencanaan dan penganggaran
yang telah diperoleh pada langkah kerja 2).
5) Dokumentasikan seluruh informasi yang disajikan sebagai asersi
ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA KL.
6) Identifikasi ultimate outcome sektor yang dievaluasi dalam RPJMN
atau RKP tahun 2023. Apabila tidak ditemukan, lakukan
identifikasi pada Renja K/L penanggung jawab.
7) Simpulkan keberadaan ultimate outcome masing-masing sektor
yang dievaluasi pada struktur kinerja RKP dan/atau Renja K/L.

b. TEO 2: Indikator dan Target Pembangunan (Ultimate Outcome)


Tidak Tepat
Langkah kerja:

13
1) Analisis kesesuaian indikator ultimate outcome yang
teridentifikasi pada langkah kerja TEO 1, dengan kriteria sebagai
berikut:
No. Sektor Indikator Definisi Operasional
1. Pengentasan Angka Persentase penduduk miskin
Kemiskinan Kemiskinan dibandingkan dengan jumlah
penduduk
2. Percepatan Angka Persentase jumlah balita yang
Penurunan Prevalensi mengalami stunting dalam
Stunting Stunting pertumbuhan fisiknya
Balita
3. Ketahanan Skor Pola Penilaian jumlah dan
Pangan Pangan komposisi pangan dengan
Harapan metode menilai jumlah dan
komposisi atau ketersediaan
pangan
4. Pemberdayaan Persentase Persentase peningkatan
UMKM Pertumbuhan jumlah wirausaha sektor
Wirausaha UMKM
Jumlah Jumlah usaha UMKM yang
UMKM yang naik kategori usahanya
Naik Kelas karena ada peningkatan
usaha, baik dari sisi kapasitas
maupun kinerja usaha
Nilai PDB Nilai PDB yang dihasilkan dari
Sektor UMKM sektor UMKM
5. Daya Saing Nilai PDB Nilai PDB yang dihasilkan dari
dari Sektor sektor pariwisata
Pariwisata
Pariwisata
Nilai Devisa
Sektor
Pariwisata
Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Kunjungan domestik
Wisatawan
Nusantara
Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Kunjungan mancanegara
Wisatawan
Mancanegara
Jumlah
Tenaga kerja
pariwisata

14
2) Analisis ketepatan penetapan target pembangunan sektor yang
dievaluasi. Bandingkan target tersebut dengan: (i) capaian tahun
sebelumnya, dan (ii) penetapan target tahunan dalam RPJMN.
Simpulkan ketepatan target dengan kriteria berikut:
a) Target lebih tinggi atau lebih rendah dari capaian tahun
sebelumnya. Jika indikator positif, target indikator
seharusnya lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya,
begitu pula sebaliknya jika menggunakan indikator negatif;
b) Sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,
sebagaimana tertuang dalam peraturan perundangan.
Misalnya peraturan perundangan terkait perencanaan (seperti
RPJMN atau RKP) dan peraturan perundangan terkait sektor
yang dievaluasi.
3) Jika terdapat kriteria yang tidak terpenuhi, simpulkan bahwa
indikator dan target pembangunan tidak tepat, dan simpulkan
kriteria yang tidak terpenuhi sebagai Area of Improvement (AoI).

Sasaran Pengawasan 2: Keselarasan Intervensi dengan Ultimate


Outcome
Tujuan: memastikan intervensi pembangunan (program, kegiatan, dan
rincian output) relevan mengungkit target ultimate outcome sektor yang
akan dievaluasi.
c. TEO 3: Aktivitas Pembangunan Tidak Relevan Mengungkit
Ultimate Outcome Sektor yang Dievaluasi
Langkah kerja:
1) Berdasarkan simpulan langkah kerja Sasaran Pengawasan 1,
petakan turunan kinerja pada RKP tahun 2023 (atau
pemutakhirannya);
2) Uji kualitas dan keselarasan indikator dan target turunan kinerja
pada RKP tahun 2023 (atau pemutakhirannya), dengan kriteria
struktur intervensi sebagaimana tersaji pada Pohon Faktor
masing-masing sektor yang dievaluasi;

15
3) Simpulkan keselarasan intervensi terhadap ultimate outcome
menilai keberadaan intervensi yang sesuai atau tidak sesuai
dengan kriteria.

Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Kementerian/Lembaga


Sasaran Pengawasan 3: Gambaran Perencanaan dan Postur Anggaran
Kementerian/Lembaga
Tujuan: Mendapatkan gambaran umum perencanaan dan penganggaran
sektor yang dievaluasi pada masing-masing K/L.

a. Informasi 1: Gambaran Perencanaan dan Penganggaran Sektor


yang Dievaluasi pada Masing-Masing K/L
Langkah kerja:
1) Berdasarkan informasi dalam asersi yang diperoleh dari
KemenPPN/Bappenas dan Kemenkeu, dapatkan RKA masing-
masing K/L yang terkait dengan sektor yang dievaluasi;
2) Dari RKA masing-masing K/L, identifikasi rincian anggaran
belanja setiap rincian output yang terkait dengan sektor yang
dievaluasi;
3) Dokumentasikan informasi dalam asersi dan RKA masing-masing
K/L ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA KL (lihat
manual aplikasi);
4) Hitung total anggaran masing-masing masing-masing K/L untuk
setiap sektor yang dievaluasi;
5) Mapping rincian output dan rincian anggaran belanja ke level
terakhir pohon faktor sektor yang dievaluasi;
6) Terhadap rincian output yang terpetakan ke dalam pohon faktor,
identifikasi jenis intervensi dan jumlah anggarannya;
7) Simpulkan Gambaran Perencanaan dan Penganggaran Sektor
yang Dievaluasi pada masing-masing K/L berdasarkan fokus
intervensi dan anggarannya.

b. Informasi 2: Gambaran Informasi Rencana Penggunaan Anggaran


untuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Langkah Kerja:

16
1) Berdasarkan RKA K/L yang terlibat dalam upaya mencapai
ultimate outcome. Identifikasi anggaran belanja rincian output
yang manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat (belanja
langsung) dan anggaran belanja yang digunakan untuk aktivitas
dukungan pelaksanaan kegiatan (belanja tidak langsung).
● Anggaran belanja tidak langsung mencakup:
● Barang Habis Pakai (ATK, spanduk, dokumentasi, dll);
● Perjalanan dinas;
● Rapat koordinasi;
● Makan/minum;
● Seragam; dan
● Honor.
2) Simpulkan Gambaran Informasi Rencana Penggunaan Anggaran
untuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dengan
menghitung total anggaran untuk masing-masing belanja
langsung dan belanja tidak langsung kepada masyarakat.
Dua langkah kerja di atas terotomatisasi dalam Aplikasi SIERA KL
setelah Tim Evaluasi menginput rincian anggaran belanja masing-
masing K/L. Penyimpulan dilakukan oleh Tim Evaluasi pada masing-
masing unit kerja rendal untuk kebutuhan penyusunan
ILHPI/Lappres.

Sasaran Pengawasan 4: Kualitas Perencanaan dan Penganggaran


Kementerian/Lembaga
Tujuan: memastikan bahwa perencanaan dan penganggaran dirancang
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan pada
sektor yang dievaluasi.

a. TEO 1: Rincian Output Tidak Efektif Mengungkit Ultimate


Outcome
Langkah kerja:
1) Berdasarkan asersi yang telah diperoleh, identifikasi masing-
masing indikator program, kegiatan, dan rincian output, beserta
targetnya.

17
2) Berdasarkan mapping yang telah dilakukan pada langkah kerja
Informasi 1 poin 4), lakukan mekanisme penyimpulan berikut:
a) Atas rincian output yang tidak terpetakan pada pohon faktor,
simpulkan sebagai rincian output yang tidak efektif;
b) Atas rincian output yang terpetakan pada pohon faktor,
lakukan tahapan pengujian efektivitas secara berurutan
mulai dari uji ketepatan program dan kegiatan, sampai
dengan uji efektivitas rincian output, sebagaimana langkah
kerja berikutnya. Pengujian tersebut dilakukan melalui
aplikasi SIERA KL.
3) Uji ketepatan program dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target program, serta (2) kecukupan
indikator program dalam mengukur hasil program.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
indikator program

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Indikator Program

Program Indikator memenuhi Tepat


dengan satu seluruh kriteria dan cukup
indikator untuk mengukur hasil dari
program

Indikator memenuhi Tidak Tepat


seluruh kriteria, namun
tidak cukup untuk
mengukur hasil dari
program

Program Seluruh indikator atau Tepat


dengan lebih setidaknya salah satu
dari satu indikator memenuhi
indikator seluruh kriteria dan telah

18
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

cukup untuk mengukur


hasil dari program

Seluruh indikator atau Tidak Tepat


setidaknya salah satu
indikator memenuhi
seluruh kriteria namun
belum cukup untuk
mengukur hasil dari
program

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target program sebagai


berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator program dapat diidentifikasi dalam pohon faktor;
(d) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
ultimate outcome (indikator program dapat dipetakan dengan
tepat dalam pohon faktor);
(e) Target kinerja program memperhatikan target kinerja ultimate
outcome.
Apabila program “tidak tepat”, maka seluruh rincian yang berada
di bawahnya disimpulkan “tidak efektif”. Namun, pengujian
kualitas indikator kegiatan dan targetnya tetap dilakukan untuk
mengetahui permasalahan struktur kinerja perencanaan K/L.
4) Uji ketepatan kegiatan dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target kegiatan, serta (2) kecukupan
indikator kegiatan dalam mengukur hasil kegiatan.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

19
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
indikator kegiatan

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Indikator Kegiatan

Kegiatan Indikatornya memenuhi Tepat


dengan satu seluruh kriteria dan cukup
indikator untuk mengukur hasil dari
kegiatan

Indikatornya memenuhi Tidak Tepat


seluruh kriteria namun
tidak cukup untuk
mengukur hasil dari
kegiatan

Kegiatan Seluruh indikator atau Tepat


dengan lebih setidaknya salah satu
dari satu indikator memenuhi
indikator seluruh kriteria dan telah
cukup untuk mengukur
hasil dari kegiatan

Seluruh indikator atau Tidak Tepat


setidaknya salah satu
indikator memenuhi
seluruh kriteria, namun
belum cukup untuk
mengukur hasil dari
program

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target kegiatan sebagai


berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator kegiatan dapat diidentifikasi dalam pohon faktor;
(d) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
program (indikator kegiatan dapat dipetakan dengan tepat
dalam pohon faktor);
(e) Target kinerja kegiatan memperhatikan target kinerja
program.

20
Apabila kegiatan disimpulkan “tidak tepat”, maka seluruh
subkegiatan yang berada di bawahnya disimpulkan “tidak
efektif”. Namun, pengujian kualitas indikator subkegiatan dan
targetnya tetap dilakukan untuk mengetahui permasalahan
struktur kinerja perencanaan pemerintah daerah.
5) Uji efektivitas rincian output dilakukan melalui tahapan
pengujian: (1) kualitas indikator dan target rincian output, serta
(2) kecukupan rincian belanja untuk menghasilkan rincian
output.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
rincian belanja

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Rincian Belanja

Rincian Indikator memenuhi Efektif


Output dengan seluruh kriteria dan
satu rincian rincian belanjanya cukup
belanja untuk menghasilkan
rincian output

Indikator memenuhi Tidak Efektif


seluruh kriteria, namun
rincian belanjanya tidak
cukup untuk
menghasilkan rincian
output

Rincian Seluruh indikator atau Efektif


Output dengan setidaknya salah satu
lebih dari satu indikator memenuhi
rincian belanja seluruh kriteria, dan
rincian belanjanya cukup
untuk menghasilkan
output

21
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

Seluruh indikator atau Tidak Efektif


setidaknya salah satu
indikator memenuhi
seluruh kriteria, namun
rincian belanjanya tidak
cukup untuk
menghasilkan rincian
output

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target rincian output


sebagai berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
kegiatan (indikator rincian output dapat dipetakan dengan
tepat dalam pohon faktor);
(d) Target kinerja rincian output memperhatikan target kinerja
kegiatan.
6) Simpulkan potensi nilai inefektivitas dengan menghitung jumlah
rincian output yang tidak efektif dan total nilai anggarannya.
Simpulkan kriteria-kriteria yang tidak terpenuhi sebagai AoI.

b. TEO 2: Rincian Belanja Tidak Efisien (Rincian Anggaran Tidak


Relevan dengan Rincian Output yang Akan Dihasilkan)
Langkah kerja:
1) Terhadap subkegiatan yang disimpulkan efektif, lakukan
identifikasi rincian anggaran belanjanya pada DIPA KL yang
dievaluasi;
2) Pahami proses bisnis dalam menghasilkan rincian output;
3) Uji efisiensi rincian output dilakukan melalui tahapan pengujian:
(1) relevansi rincian belanja, serta (2) kewajaran nilai rincian
belanja untuk menghasilkan rincian output.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

22
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

1. Uji relevansi Rincian belanja Lanjutkan


rincian belanja merupakan bagian dari dengan pengujian
aktivitas yang diperlukan kewajaran nilai
dalam proses bisnis rincian belanja

Rincian belanja bukan Tidak Efisien


merupakan bagian dari
aktivitas yang diperlukan
dalam proses bisnis

2. Uji kewajaran Rincian belanja Efisien


nilai rincian dianggarkan secara wajar
belanja untuk menghasilkan
rincian output

Rincian belanja Tidak Efisien


dianggarkan secara tidak
wajar untuk menghasilkan
rincian output

Uji kewajaran pada langkah kerja ini terbatas pada kewajaran


umum nilai belanja terhadap rincian output yang ingin dicapai.
Pengujian tidak dimaksudkan untuk menganalisis harga satuan.
4) Simpulkan nilai belanja yang berpotensi tidak efisien dengan
menghitung jumlah anggaran belanja rincian output yang tidak
relevan.
Setelah melaksanakan seluruh langkah kerja pada Sasaran 4, lakukan
penyimpulan potensi ketercapaian/ketidaktercapaian ultimate outcome
dengan mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan pada seluruh
rangkaian pengujian yang dilakukan dalam pelaksanaan Evran (TEO 1
dan 2).

C. Pelaksanaan Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah


Daerah
Pelaksanaan Evran pemerintah daerah oleh Perwakilan BPKP memiliki
dua sasaran pengawasan untuk tiap sektor, yaitu: (i) gambaran
perencanaan dan postur anggaran program pembangunan daerah, dan
(ii) kualitas perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah.
Ringkasan informasi hasil pengawasan pada kedua sasaran tersebut
sebagai berikut:

23
No. Sasaran Pengawasan Informasi

1. Gambaran Sebaran, proporsi anggaran, dan prioritas


perencanaan dan intervensi pemerintah daerah.
postur anggaran
program
pembangunan daerah

2. Kualitas perencanaan e. Ketepatan indikator dan target ultimate


dan penganggaran outcome;
pemerintah daerah f. Program, kegiatan, subkegiatan/rincian
output yang tidak efektif dan jumlah
anggarannya;
g. Jumlah anggaran belanja subkegiatan/
rincian output yang tidak efisien;
h. Kualitas perencanaan intervensi pemerintah
daerah dalam pencapaian ultimate outcome.

Sasaran Pengawasan 1: Gambaran Perencanaan dan Postur Anggaran


Program Pembangunan Daerah
Tujuan: Mendapatkan gambaran umum perencanaan dan penganggaran
sektor yang dievaluasi.
a. Informasi 1: Gambaran Perencanaan dan Penganggaran Sektor
yang Dievaluasi pada Pemerintah Daerah
Langkah kerja:
1) Dapatkan asersi dari Pemerintah Daerah terkait upaya
pencapaian ultimate outcome pada masing-masing sektor yang
dievaluasi. Asersi tersebut sekurang-kurangnya menyajikan
informasi sebagai berikut:
a) Indikator dan target kinerja ultimate outcome tahun 2023;
b) Capaian kinerja ultimate outcome tahun sebelumnya;
c) OPD yang terkait dengan upaya pencapaian ultimate outcome
sektor yang dievaluasi, meliputi OPD penanggung jawab
maupun OPD pendukung;
d) Program, kegiatan, dan subkegiatan dari OPD penanggung
jawab dan OPD pendukung yang terkait dengan upaya
pencapaian ultimate outcome; dan
e) Indikator dan target masing-masing program, kegiatan dan
subkegiatan.
2) Asersi sebagaimana dimaksud pada langkah kerja 1) dapat

24
berupa dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
daerah berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
periode berjalan;
b) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023;
c) Rencana Kerja (Renja OPD) penanggung jawab tahun 2023;
d) Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKj Pemda), Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), atau Laporan
Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (Lapkin OPD)
penanggung jawab tahun 2022; serta
e) Peraturan perundangan terkait penetapan target setiap sektor
yang dievaluasi untuk masing-masing pemerintah daerah
(jika ada).
3) Dalam hal dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
daerah sebagaimana disebut pada langkah kerja 2) belum
menyajikan informasi sebagaimana disebutkan pada langkah
kerja 1) butir a) sampai dengan e), tim evaluasi meminta
pemerintah daerah (melalui OPD yang menyelenggarakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan) untuk
menyusun pohon kinerja yang menyajikan seluruh informasi
tersebut untuk masing-masing sektor yang dievaluasi, sebagai
asersi formal pemerintah daerah yang setidaknya ditandatangani
oleh Kepala OPD yang menyelenggarakan fungsi penunjang
urusan pemerintahan di bidang perencanaan;
4) Lakukan validasi atas informasi yang disajikan dalam asersi
dengan menggunakan dokumen perencanaan dan penganggaran
yang telah diperoleh pada langkah kerja 2);
5) Dokumentasikan seluruh informasi yang disajikan sebagai asersi
pemerintah daerah ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA
APBD (lihat manual aplikasi);
6) Dapatkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2023
awal sampai dengan perubahan terakhir, untuk OPD penanggung
jawab dan pendukung;

25
7) Berdasarkan informasi dalam asersi, identifikasi subkegiatan dan
rincian anggaran belanja masing-masing OPD. Dokumentasikan
hasil identifikasi ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA
APBD (lihat manual aplikasi);
8) Hitung total anggaran masing-masing sektor yang dievaluasi
berdasarkan asersi pemerintah daerah;
9) Mapping subkegiatan ke level terakhir pohon faktor sektor yang
dievaluasi;
10) Terhadap subkegiatan yang terpetakan ke dalam pohon faktor,
identifikasi jenis intervensi dan jumlah anggarannya;
11) Simpulkan Gambaran Perencanaan dan Penganggaran Sektor
yang Dievaluasi pada Pemerintah Daerah berdasarkan fokus
intervensi dan anggarannya.

b. Informasi 2: Gambaran Informasi Rencana Penggunaan Anggaran


untuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Langkah kerja:
1) Berdasarkan dokumen penganggaran OPD yang terlibat dalam
upaya mencapai ultimate outcome, identifikasi anggaran belanja
subkegiatan yang manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat
(belanja langsung) dan anggaran belanja yang digunakan untuk
aktivitas dukungan pelaksanaan kegiatan (belanja tidak
langsung).
Anggaran belanja tidak langsung mencakup:
● Barang Habis Pakai (ATK, spanduk, dokumentasi, dll);
● Perjalanan dinas;
● Rapat koordinasi;
● Makan/minum;
● Seragam; dan
● Honor.
2) Simpulkan Gambaran Informasi Rencana Penggunaan Anggaran
untuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dengan
menghitung total anggaran untuk masing-masing belanja
langsung dan belanja tidak langsung kepada masyarakat.

26
Dua langkah kerja di atas terotomatisasi dalam Aplikasi SIERA APBD
setelah Tim Evaluasi menginput rincian anggaran belanja masing-
masing OPD. Penyimpulan dilakukan oleh Tim Evaluasi pada
masing-masing unit kerja rendal untuk kebutuhan penyusunan
ILHPI/Lappres.

Sasaran Pengawasan 2: Kualitas Perencanaan dan Penganggaran


Pemerintah Daerah
Tujuan: memastikan bahwa perencanaan dan penganggaran dirancang
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan pada
sektor yang dievaluasi.
a. TEO 1: Indikator dan Target Pembangunan Daerah (Ultimate
Outcome) Tidak Tepat
Langkah kerja:
1) Berdasarkan asersi yang diperoleh, identifikasi indikator dan
target sasaran pembangunan daerah (ultimate outcome) masing-
masing sektor yang dievaluasi, dalam RPJMD atau RKPD tahun
2023. Apabila tidak ditemukan, lakukan identifikasi pada Renja
OPD penanggung jawab Tahun 2023.
Dalam hal pemerintah daerah menyusun asersi sebagaimana
disebutkan pada langkah kerja Informasi 1 poin 3), langkah kerja
ini tidak perlu dilakukan. Tim Evaluasi dapat langsung
melaksanakan langkah kerja berikutnya;
2) Analisis dan simpulkan kesesuaian indikator ultimate outcome
yang teridentifikasi dengan kriteria yang ditetapkan, sebagai
berikut:
No. Sektor Indikator Definisi Operasional
1. Pengentasan Angka Persentase penduduk miskin
Kemiskinan Kemiskinan dibandingkan dengan jumlah
penduduk di daerah tertentu
2. Percepatan Angka Persentase jumlah balita di
Penurunan Prevalensi suatu populasi yang
Stunting Stunting mengalami stunting dalam
Balita pertumbuhan fisiknya
3. Ketahanan Skor Pola Penilaian jumlah dan
Pangan Pangan komposisi pangan dengan
Harapan metode menilai jumlah dan

27
No. Sektor Indikator Definisi Operasional
komposisi atau ketersediaan
pangan
4. Pemberdayaan Persentase Persentase peningkatan
UMKM Pertumbuhan jumlah wirausaha sektor
Wirausaha UMKM
Jumlah Jumlah usaha UMKM yang
UMKM yang naik kategori usahanya
Naik Kelas karena ada peningkatan
usaha, baik dari sisi kapasitas
maupun kinerja usaha
Nilai PDRB Nilai PDRB yang dihasilkan
dari Sektor dari sektor UMKM
UMKM
5. Daya Saing Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Pariwisata Kunjungan baik mancanegara maupun
Wisatawan domestik
Nilai PDRB Nilai PDRB yang dihasilkan
dari Sektor dari sektor pariwisata
Pariwisata

3) Analisis ketepatan penetapan target pembangunan sektor yang


dievaluasi. Bandingkan target tersebut dengan: (i) capaian tahun
lalu pada LKj Pemda atau LPPD atau Lapkin OPD penanggung
jawab tahun 2022, dan (ii) penetapan target dari pemerintah
pusat terkait sektor yang dievaluasi.
Simpulkan ketepatan target dengan kriteria berikut:
a) Target lebih tinggi atau lebih rendah dari capaian tahun
sebelumnya. Jika indikator positif, target indikator
seharusnya lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya,
begitu pula sebaliknya jika menggunakan indikator negatif;
b) Sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,
sebagaimana tertuang dalam peraturan perundangan.
Misalnya peraturan perundangan terkait perencanaan (seperti
RPJMN atau RKP) dan peraturan perundangan terkait sektor
yang dievaluasi.
4) Jika terdapat kriteria yang tidak terpenuhi, simpulkan bahwa
indikator dan target pembangunan daerah tidak tepat, dan
simpulkan kriteria yang tidak terpenuhi sebagai Area of
Improvement (AoI).

28
b. TEO 2: Subkegiatan Tidak Efektif Mengungkit Ultimate Outcome
Langkah kerja:
1) Berdasarkan asersi yang telah diperoleh, identifikasi masing-
masing indikator program, kegiatan, dan subkegiatan, beserta
targetnya.
2) Berdasarkan mapping yang telah dilakukan pada langkah kerja
Informasi 1 poin 9), lakukan mekanisme penyimpulan berikut:
c) Atas subkegiatan yang tidak terpetakan pada pohon faktor,
simpulkan sebagai subkegiatan yang tidak efektif;
d) Atas subkegiatan yang terpetakan pada pohon faktor,
lakukan tahapan pengujian efektivitas secara berurutan
mulai dari uji ketepatan program dan kegiatan, sampai
dengan uji efektivitas subkegiatan, sebagaimana langkah
kerja berikutnya. Pengujian tersebut dilakukan melalui
aplikasi SIERA APBD.
3) Uji ketepatan program dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target program, serta (2) kecukupan
indikator program dalam mengukur hasil program.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
indikator program

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Indikator Program

Program Indikator memenuhi seluruh Tepat


dengan kriteria dan cukup untuk
satu mengukur hasil dari program
indikator
Indikator memenuhi seluruh Tidak Tepat
kriteria, namun tidak cukup

29
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

untuk mengukur hasil dari


program

Program Seluruh indikator atau Tepat


dengan setidaknya salah satu
lebih dari indikator memenuhi seluruh
satu kriteria dan telah cukup
indikator untuk mengukur hasil dari
program

Seluruh indikator atau Tidak Tepat


setidaknya salah satu
indikator memenuhi seluruh
kriteria namun belum cukup
untuk mengukur hasil dari
program

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target program sebagai


berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator program dapat diidentifikasi dalam pohon faktor;
(d) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
ultimate outcome (indikator program dapat dipetakan dengan
tepat dalam pohon faktor);
(e) Target kinerja program memperhatikan target kinerja ultimate
outcome.
Apabila program “tidak tepat”, maka seluruh subkegiatan yang
berada di bawahnya disimpulkan “tidak efektif”. Namun,
pengujian kualitas indikator kegiatan dan targetnya tetap
dilakukan untuk mengetahui permasalahan struktur kinerja
perencanaan pemerintah daerah.
4) Uji ketepatan kegiatan dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target kegiatan, serta (2) kecukupan
indikator kegiatan dalam mengukur hasil kegiatan.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

30
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
indikator kegiatan

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Indikator Kegiatan

Kegiatan Indikatornya memenuhi Tepat


dengan seluruh kriteria dan cukup
satu untuk mengukur hasil dari
indikator kegiatan

Indikatornya memenuhi Tidak Tepat


seluruh kriteria namun tidak
cukup untuk mengukur hasil
dari kegiatan

Kegiatan Seluruh indikator atau Tepat


dengan setidaknya salah satu
lebih dari indikator memenuhi seluruh
satu kriteria dan telah cukup
indikator untuk mengukur hasil dari
kegiatan

Seluruh indikator atau Tidak Tepat


setidaknya salah satu
indikator memenuhi seluruh
kriteria, namun belum cukup
untuk mengukur hasil dari
program

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target kegiatan sebagai


berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator kegiatan dapat diidentifikasi dalam pohon faktor;
(d) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
program (indikator kegiatan dapat dipetakan dengan tepat
dalam pohon faktor);
(e) Target kinerja kegiatan memperhatikan target kinerja
program.

31
Apabila kegiatan disimpulkan “tidak tepat”, maka seluruh
subkegiatan yang berada di bawahnya disimpulkan “tidak
efektif”. Namun, pengujian kualitas indikator subkegiatan dan
targetnya tetap dilakukan untuk mengetahui permasalahan
struktur kinerja perencanaan pemerintah daerah.
5) Uji efektivitas subkegiatan dilakukan melalui tahapan pengujian:
(1) kualitas indikator dan target subkegiatan, serta (2) kecukupan
rincian belanja untuk menghasilkan output subkegiatan.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji Kualitas Indikator dan Target

Seluruh kriteria terpenuhi Lanjutkan dengan


pengujian
kecukupan
rincian belanja

Salah satu kriteria tidak Tidak Tepat


terpenuhi

2. Uji Kecukupan Rincian Belanja

Subkegiatan Indikator memenuhi seluruh Efektif


dengan satu kriteria dan rincian
rincian belanjanya cukup untuk
belanja menghasilkan output
subkegiatan

Indikator memenuhi seluruh Tidak Efektif


kriteria, namun rincian
belanjanya tidak cukup
untuk menghasilkan output
subkegiatan

Subkegiatan Seluruh indikator atau Efektif


dengan lebih setidaknya salah satu
dari satu indikator memenuhi seluruh
rincian kriteria, dan rincian
belanja belanjanya cukup untuk
menghasilkan output

Seluruh indikator atau Tidak Efektif


setidaknya salah satu
indikator memenuhi seluruh
kriteria, namun rincian

32
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

belanjanya tidak cukup


untuk menghasilkan output
subkegiatan

Kriteria pengujian kualitas indikator dan target subkegiatan


sebagai berikut:
(a) Indikator dapat diukur secara obyektif;
(b) Indikator berorientasi hasil;
(c) Indikator selaras dengan pencapaian indikator kinerja
kegiatan (indikator subkegiatan dapat dipetakan dengan tepat
dalam pohon faktor);
(d) Target kinerja subkegiatan memperhatikan target kinerja
kegiatan.
6) Simpulkan potensi nilai inefektivitas dengan menghitung jumlah
subkegiatan yang tidak efektif dan total nilai anggarannya.
Simpulkan kriteria-kriteria yang tidak terpenuhi sebagai AoI.

c. TEO 3: Rincian Belanja Tidak Efisien (Rincian Anggaran Belanja


Tidak Relevan dengan Output yang Akan Dihasilkan)
Langkah kerja:
1) Terhadap subkegiatan yang disimpulkan efektif, lakukan
identifikasi rincian anggaran belanjanya pada DPA OPD yang
dievaluasi;
2) Pahami proses bisnis dalam menghasilkan output subkegiatan;
3) Uji efisiensi subkegiatan dilakukan melalui tahapan pengujian:
(1) relevansi rincian belanja, serta (2) kewajaran nilai rincian
belanja untuk menghasilkan output subkegiatan.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:

No. Tahap Kondisi Simpulan


Pengujian

1. Uji relevansi Rincian belanja merupakan Lanjutkan


rincian bagian dari aktivitas yang dengan pengujian
belanja diperlukan dalam proses kewajaran nilai

33
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian

bisnis rincian belanja

Rincian belanja bukan Tidak Efisien


merupakan bagian dari
aktivitas yang diperlukan
dalam proses bisnis

2. Uji kewajaran Rincian belanja dianggarkan Efisien


nilai rincian secara wajar untuk
belanja menghasilkan output
subkegiatan

Rincian belanja dianggarkan Tidak Efisien


secara tidak wajar untuk
menghasilkan output
subkegiatan

Uji kewajaran pada langkah kerja ini terbatas pada kewajaran


umum nilai belanja terhadap output belanja yang ingin dicapai.
Pengujian tidak dimaksudkan untuk menganalisis harga satuan.
4) Simpulkan nilai belanja yang berpotensi tidak efisien dengan
menghitung jumlah anggaran belanja subkegiatan yang tidak
relevan.

Setelah melaksanakan seluruh langkah kerja pada Sasaran 2, lakukan


penyimpulan potensi ketercapaian/ketidaktercapaian ultimate outcome
dengan mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan pada seluruh
rangkaian pengujian yang dilakukan dalam pelaksanaan Evran (TEO 1,
2, dan 3).

D. Komunikasi Hasil Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran


E. Penjaminan Kualitas

34
BAB IV PENUTUP

35
Lampiran
Pohon Faktor

36

Anda mungkin juga menyukai