PENDAHULUAN
1
perencanaan dan penganggaran pemerintah pusat dan daerah yang
diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan inti, serta
menghasilkan informasi hasil pengawasan yang bermanfaat untuk
perbaikan kebijakan.
2
No. Uraian Jumlah Objek Ruang Lingkup Pengujian
Evaluasi
D. Sistematika Pedoman
Pedoman ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
objek, serta sistematika pedoman.
BAB II DESAIN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bab ini menguraikan tentang kerangka kerja, informasi hasil
pengawasan, kriteria, regulasi terkait, alokasi sumber daya, timeline,
risiko penugasan, dan batasan tanggung jawab.
BAB III LANGKAH KERJA
Bab ini menguraikan mengenai pembicaraan pendahuluan, pelaksanaan
evaluasi, komunikasi hasil evaluasi, dan penjaminan kualitas.
BAB IV PENUTUP.
3
BAB 2
DESAIN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
A. Kerangka Kerja
4
pelaksanaan intervensi-intervensi pemerintah. Dalam konteks
perencanaan dan penganggaran di Indonesia, intervensi tersebut
dijabarkan dalam program, kegiatan, dan subkegiatan/rincian
output pada K/L/Pemda.
5
■ Informasi hasil pengawasan (insilwas) yang ingin dihasilkan dari
C. Kriteria
6
■ Kriteria yang digunakan dalam pengujian efektivitas dan efisiensi
D. Regulasi Terkait
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
Dan Menengah;
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
7. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin;
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya
Pertanian Berkelanjutan;
12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
13. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2023 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
14. Peraturan perundangan-undangan lain yang merupakan turunan
atau pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan sebagaimana
tersebut pada butir 1 sampai dengan 14;
7
15. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor
1 Tahun 2019 tentang Standar Kerja Pengawasan Intern Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
16. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2
Tahun 2023 tentang Manajemen Penugasan Pengawasan di
Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
17. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor: PR.01/KEP-538/K/SU/2022 tentang Agenda Prioritas
Pengawasan dan Agenda Prioritas Pengawasan Daerah Tahun 2023.
Selain peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan pada
poin 1 sampai dengan 17, pelaksanaan Evran juga mengacu pada
seluruh peraturan pelaksanaan/turunan dari peraturan perundang-
undangan tersebut.
F. Timeline
8
G. Risiko Penugasan
(dalam proses penyusunan)
9
BAB 3
LANGKAH KERJA
A. Pembicaraan Pendahuluan
Sebelum melaksanakan penugasan, Tim Evaluasi diwajibkan untuk
mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan K/L/Pemda,
dengan maksud:
1. Menjelaskan tujuan evaluasi;
2. Menjelaskan asersi K/L/Pemda yang akan diuji;
3. Menjelaskan kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi;
4. Menjelaskan teknis/mekanisme evaluasi;
5. Melakukan advokasi untuk menciptakan suasana yang dapat
menunjang kelancaran pelaksanaan evaluasi, terutama untuk
memperoleh komitmen dan dukungan dari pimpinan K/L/Pemda;
dan
6. Menyampaikan rencana dan alokasi waktu penugasan sebagaimana
tercantum dalam surat tugas.
10
No. Bagian Sasaran Informasi
Pengawasan
Kualitas a. efektif
perencanaan dan b. Program, kegiatan, rincian
penganggaran output yang tidak efektif dan
K/L jumlah anggarannya;
c. Jumlah anggaran belanja
rincian output yang tidak
efisien;
d. Kualitas perencanaan
intervensi K/L dalam
pencapaian ultimate outcome.
(alternatif tabel 2)
Evran K/L
11
No. Sasaran Pengawasan Informasi
12
2) Asersi sebagaimana dimaksud pada langkah kerja 1) dapat
berupa dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan
nasional berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
periode berjalan, beserta pemutakhirannya (bila ada);
b) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023 beserta
pemutakhirannya (bila ada);
c) Rencana Kerja (Renja) K/L penanggung jawab tahun 2023;
serta
d) Peraturan perundangan terkait penetapan target setiap sektor
yang dievaluasi (jika ada).
3) Dalam hal dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
sebagaimana disebut pada langkah kerja 2) belum menyajikan
informasi sebagaimana disebutkan pada langkah kerja 1) butir a)
sampai dengan e), tim evaluasi meminta KemenPPN/Bappenas
dan Kementerian Keuangan (c.q. Direktorat Jenderal Anggaran)
untuk menyusun pohon kinerja yang menyajikan seluruh
informasi tersebut untuk masing-masing sektor yang dievaluasi,
sebagai asersi formal yang setidaknya ditandatangani oleh ...
4) Lakukan validasi atas informasi yang disajikan dalam asersi
dengan menggunakan dokumen perencanaan dan penganggaran
yang telah diperoleh pada langkah kerja 2).
5) Dokumentasikan seluruh informasi yang disajikan sebagai asersi
ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA KL.
6) Identifikasi ultimate outcome sektor yang dievaluasi dalam RPJMN
atau RKP tahun 2023. Apabila tidak ditemukan, lakukan
identifikasi pada Renja K/L penanggung jawab.
7) Simpulkan keberadaan ultimate outcome masing-masing sektor
yang dievaluasi pada struktur kinerja RKP dan/atau Renja K/L.
13
1) Analisis kesesuaian indikator ultimate outcome yang
teridentifikasi pada langkah kerja TEO 1, dengan kriteria sebagai
berikut:
No. Sektor Indikator Definisi Operasional
1. Pengentasan Angka Persentase penduduk miskin
Kemiskinan Kemiskinan dibandingkan dengan jumlah
penduduk
2. Percepatan Angka Persentase jumlah balita yang
Penurunan Prevalensi mengalami stunting dalam
Stunting Stunting pertumbuhan fisiknya
Balita
3. Ketahanan Skor Pola Penilaian jumlah dan
Pangan Pangan komposisi pangan dengan
Harapan metode menilai jumlah dan
komposisi atau ketersediaan
pangan
4. Pemberdayaan Persentase Persentase peningkatan
UMKM Pertumbuhan jumlah wirausaha sektor
Wirausaha UMKM
Jumlah Jumlah usaha UMKM yang
UMKM yang naik kategori usahanya
Naik Kelas karena ada peningkatan
usaha, baik dari sisi kapasitas
maupun kinerja usaha
Nilai PDB Nilai PDB yang dihasilkan dari
Sektor UMKM sektor UMKM
5. Daya Saing Nilai PDB Nilai PDB yang dihasilkan dari
dari Sektor sektor pariwisata
Pariwisata
Pariwisata
Nilai Devisa
Sektor
Pariwisata
Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Kunjungan domestik
Wisatawan
Nusantara
Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Kunjungan mancanegara
Wisatawan
Mancanegara
Jumlah
Tenaga kerja
pariwisata
14
2) Analisis ketepatan penetapan target pembangunan sektor yang
dievaluasi. Bandingkan target tersebut dengan: (i) capaian tahun
sebelumnya, dan (ii) penetapan target tahunan dalam RPJMN.
Simpulkan ketepatan target dengan kriteria berikut:
a) Target lebih tinggi atau lebih rendah dari capaian tahun
sebelumnya. Jika indikator positif, target indikator
seharusnya lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya,
begitu pula sebaliknya jika menggunakan indikator negatif;
b) Sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,
sebagaimana tertuang dalam peraturan perundangan.
Misalnya peraturan perundangan terkait perencanaan (seperti
RPJMN atau RKP) dan peraturan perundangan terkait sektor
yang dievaluasi.
3) Jika terdapat kriteria yang tidak terpenuhi, simpulkan bahwa
indikator dan target pembangunan tidak tepat, dan simpulkan
kriteria yang tidak terpenuhi sebagai Area of Improvement (AoI).
15
3) Simpulkan keselarasan intervensi terhadap ultimate outcome
menilai keberadaan intervensi yang sesuai atau tidak sesuai
dengan kriteria.
16
1) Berdasarkan RKA K/L yang terlibat dalam upaya mencapai
ultimate outcome. Identifikasi anggaran belanja rincian output
yang manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat (belanja
langsung) dan anggaran belanja yang digunakan untuk aktivitas
dukungan pelaksanaan kegiatan (belanja tidak langsung).
● Anggaran belanja tidak langsung mencakup:
● Barang Habis Pakai (ATK, spanduk, dokumentasi, dll);
● Perjalanan dinas;
● Rapat koordinasi;
● Makan/minum;
● Seragam; dan
● Honor.
2) Simpulkan Gambaran Informasi Rencana Penggunaan Anggaran
untuk Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dengan
menghitung total anggaran untuk masing-masing belanja
langsung dan belanja tidak langsung kepada masyarakat.
Dua langkah kerja di atas terotomatisasi dalam Aplikasi SIERA KL
setelah Tim Evaluasi menginput rincian anggaran belanja masing-
masing K/L. Penyimpulan dilakukan oleh Tim Evaluasi pada masing-
masing unit kerja rendal untuk kebutuhan penyusunan
ILHPI/Lappres.
17
2) Berdasarkan mapping yang telah dilakukan pada langkah kerja
Informasi 1 poin 4), lakukan mekanisme penyimpulan berikut:
a) Atas rincian output yang tidak terpetakan pada pohon faktor,
simpulkan sebagai rincian output yang tidak efektif;
b) Atas rincian output yang terpetakan pada pohon faktor,
lakukan tahapan pengujian efektivitas secara berurutan
mulai dari uji ketepatan program dan kegiatan, sampai
dengan uji efektivitas rincian output, sebagaimana langkah
kerja berikutnya. Pengujian tersebut dilakukan melalui
aplikasi SIERA KL.
3) Uji ketepatan program dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target program, serta (2) kecukupan
indikator program dalam mengukur hasil program.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:
18
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
19
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
20
Apabila kegiatan disimpulkan “tidak tepat”, maka seluruh
subkegiatan yang berada di bawahnya disimpulkan “tidak
efektif”. Namun, pengujian kualitas indikator subkegiatan dan
targetnya tetap dilakukan untuk mengetahui permasalahan
struktur kinerja perencanaan pemerintah daerah.
5) Uji efektivitas rincian output dilakukan melalui tahapan
pengujian: (1) kualitas indikator dan target rincian output, serta
(2) kecukupan rincian belanja untuk menghasilkan rincian
output.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA KL, dengan
mekanisme penyimpulan sebagai berikut:
21
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
22
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
23
No. Sasaran Pengawasan Informasi
24
berupa dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
daerah berikut:
a) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
periode berjalan;
b) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023;
c) Rencana Kerja (Renja OPD) penanggung jawab tahun 2023;
d) Laporan Kinerja Pemerintah Daerah (LKj Pemda), Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), atau Laporan
Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (Lapkin OPD)
penanggung jawab tahun 2022; serta
e) Peraturan perundangan terkait penetapan target setiap sektor
yang dievaluasi untuk masing-masing pemerintah daerah
(jika ada).
3) Dalam hal dokumen perencanaan dan penganggaran pemerintah
daerah sebagaimana disebut pada langkah kerja 2) belum
menyajikan informasi sebagaimana disebutkan pada langkah
kerja 1) butir a) sampai dengan e), tim evaluasi meminta
pemerintah daerah (melalui OPD yang menyelenggarakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan di bidang perencanaan) untuk
menyusun pohon kinerja yang menyajikan seluruh informasi
tersebut untuk masing-masing sektor yang dievaluasi, sebagai
asersi formal pemerintah daerah yang setidaknya ditandatangani
oleh Kepala OPD yang menyelenggarakan fungsi penunjang
urusan pemerintahan di bidang perencanaan;
4) Lakukan validasi atas informasi yang disajikan dalam asersi
dengan menggunakan dokumen perencanaan dan penganggaran
yang telah diperoleh pada langkah kerja 2);
5) Dokumentasikan seluruh informasi yang disajikan sebagai asersi
pemerintah daerah ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA
APBD (lihat manual aplikasi);
6) Dapatkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2023
awal sampai dengan perubahan terakhir, untuk OPD penanggung
jawab dan pendukung;
25
7) Berdasarkan informasi dalam asersi, identifikasi subkegiatan dan
rincian anggaran belanja masing-masing OPD. Dokumentasikan
hasil identifikasi ke dalam kertas kerja melalui aplikasi SIERA
APBD (lihat manual aplikasi);
8) Hitung total anggaran masing-masing sektor yang dievaluasi
berdasarkan asersi pemerintah daerah;
9) Mapping subkegiatan ke level terakhir pohon faktor sektor yang
dievaluasi;
10) Terhadap subkegiatan yang terpetakan ke dalam pohon faktor,
identifikasi jenis intervensi dan jumlah anggarannya;
11) Simpulkan Gambaran Perencanaan dan Penganggaran Sektor
yang Dievaluasi pada Pemerintah Daerah berdasarkan fokus
intervensi dan anggarannya.
26
Dua langkah kerja di atas terotomatisasi dalam Aplikasi SIERA APBD
setelah Tim Evaluasi menginput rincian anggaran belanja masing-
masing OPD. Penyimpulan dilakukan oleh Tim Evaluasi pada
masing-masing unit kerja rendal untuk kebutuhan penyusunan
ILHPI/Lappres.
27
No. Sektor Indikator Definisi Operasional
komposisi atau ketersediaan
pangan
4. Pemberdayaan Persentase Persentase peningkatan
UMKM Pertumbuhan jumlah wirausaha sektor
Wirausaha UMKM
Jumlah Jumlah usaha UMKM yang
UMKM yang naik kategori usahanya
Naik Kelas karena ada peningkatan
usaha, baik dari sisi kapasitas
maupun kinerja usaha
Nilai PDRB Nilai PDRB yang dihasilkan
dari Sektor dari sektor UMKM
UMKM
5. Daya Saing Jumlah Jumlah kunjungan wisatawan
Pariwisata Kunjungan baik mancanegara maupun
Wisatawan domestik
Nilai PDRB Nilai PDRB yang dihasilkan
dari Sektor dari sektor pariwisata
Pariwisata
28
b. TEO 2: Subkegiatan Tidak Efektif Mengungkit Ultimate Outcome
Langkah kerja:
1) Berdasarkan asersi yang telah diperoleh, identifikasi masing-
masing indikator program, kegiatan, dan subkegiatan, beserta
targetnya.
2) Berdasarkan mapping yang telah dilakukan pada langkah kerja
Informasi 1 poin 9), lakukan mekanisme penyimpulan berikut:
c) Atas subkegiatan yang tidak terpetakan pada pohon faktor,
simpulkan sebagai subkegiatan yang tidak efektif;
d) Atas subkegiatan yang terpetakan pada pohon faktor,
lakukan tahapan pengujian efektivitas secara berurutan
mulai dari uji ketepatan program dan kegiatan, sampai
dengan uji efektivitas subkegiatan, sebagaimana langkah
kerja berikutnya. Pengujian tersebut dilakukan melalui
aplikasi SIERA APBD.
3) Uji ketepatan program dilakukan melalui tahapan pengujian: (1)
kualitas indikator dan target program, serta (2) kecukupan
indikator program dalam mengukur hasil program.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:
29
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
30
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
31
Apabila kegiatan disimpulkan “tidak tepat”, maka seluruh
subkegiatan yang berada di bawahnya disimpulkan “tidak
efektif”. Namun, pengujian kualitas indikator subkegiatan dan
targetnya tetap dilakukan untuk mengetahui permasalahan
struktur kinerja perencanaan pemerintah daerah.
5) Uji efektivitas subkegiatan dilakukan melalui tahapan pengujian:
(1) kualitas indikator dan target subkegiatan, serta (2) kecukupan
rincian belanja untuk menghasilkan output subkegiatan.
Pengujian di atas dilakukan melalui aplikasi SIERA APBD,
dengan mekanisme penyimpulan sebagai berikut:
32
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
33
No. Tahap Kondisi Simpulan
Pengujian
E. Penjaminan Kualitas
…
34
BAB IV PENUTUP
35
Lampiran
Pohon Faktor
36