Bappenas
Disampaikan dalam Bimtek Penyusunan Renja K/L TA 2021 melalui Sistem Informasi KRISNA dalam kerangka RSPP
Jakarta, 26 Juni 2020
OUTLINE
PENDAHULUAN 1
PROGRAM KEMENTERIAN/LEMBAGA 2
KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 3
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN 4
TINDAK LANJUT 5
*) Materi Panduan disarikan dari SEB Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan a.n Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri dan Direktur Jenderal
Anggaran a.n Menteri Keuangan tanggal 24 Juni 2020 perihal Panduan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran
LATAR BELAKANG
7
PROGRAM K/L, SASARAN & INDIKATOR
• Program mencerminkan tugas dan fungsi K/L yang dapat digunakan oleh 1 (satu) atau
lebih Unit Kerja Eselon I, serta dirumuskan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian
PPN/Bappenas dengan berkoordinasi kepada Kementerian/Lembaga terkait.
• Rumusan Program yang digunakan dalam APBD, dapat diselaraskan dengan Program-
Program Belanja Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat.
• Sasaran Program mencerminkan hasil kinerja Program yang ingin dicapai secara
Nasional. Bagi Program yang digunakan bersifat lintas Kementerian/Lembaga atau lintas
Unit Kerja Eselon I (satu), maka rumusan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program
dapat dirumuskan berbeda sesuai tugas dan fungsi unit kerja yang dimaksud serta sesuai
dengan kontribusinya dalam Program tersebut.
• Indikator Kinerja Program merupakan alat ukur untuk menilai capaian kinerja Program
dan rumusannya dapat bersifat kualitatif/kuantitatif.
8
DEFINSI PROGRAM K/L
Program Lintas
K/L
Program Teknis
Program Spesifik
(Non-Lintas K/L)
Program K/L
Program
Program Generik Dukungan
Manajemen
10
KORIDOR PENYUSUNAN PROGRAM K/L…(1)
1. Dalam hal satu Program dilaksanakan oleh lebih dari 1 (satu) Unit Kerja Eselon I, Sasaran
Program untuk masing-masing Unit Kerja Eselon I dapat disusun sama maupun berbeda namun
Indikator Sasaran Program untuk masing-masing Unit Kerja Eselon I dibedakan sebagai bentuk
pengukuran akuntabilitas kinerja masing-masing Unit Kerja Eselon I
2. Dalam hal Program Teknis Kementerian/Lembaga dilaksanakan oleh lebih dari 1 (satu) Unit Kerja
Eselon 1 pada Kementerian/Lembaga yang sama, Kementerian/Lembaga menunjuk
Koordinator/Pengampu/ Penanggung Jawab Program.
3. Koordinator/Pengampu/Penanggung Jawab Program Teknis yang dilaksanakan oleh lebih dari 1
(satu) Unit Kerja Eselon 1 pada Kementerian/Lembaga yang sama adalah Unit Kerja Eselon I
yang ditunjuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga melalui Surat Tugas dengan mempertimbangkan
tugas dan fungsi Unit Kerja tersebut.
PROGRAM LINTAS ESELON I
Indikator Kinerja
Sasaran Program* UKE I – A
Program
Program Baru
Indikator Kinerja
Program UKE I – B
Program
Sasaran Program*
Indikator Kinerja
Program UKE I – C
14
KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA 2
15
DEFINISI KEGIATAN K/L
1. Kegiatan merupakan penjabaran dari program yang rumusannya Kegiatan Lintas adalah Kegiatan yang
mencerminkan tugas dan fungsi unit eselon II/satuan kerja atau dapat dilaksanakan oleh
penugasan tertentu Kementerian/ Lembaga yang berisi komponen beberapa Unit Eselon II dan/atau Satuan
kegiatan untuk mencapai Keluaran dengan indikator Kinerja yang Kerja dalam satu eselon I yang sama
terukur (Penjelasan Pasal 6 ayat (3) PP Nomor 90/2010, Pasal 1 angka 15
PMK Nomor 208/PMK.02/ 2019)
(Lampiran II PMK No. 187/PMK/02/2019
2. Kegiatan adalah nomenklatur yang menggambarkan aktivitas yang jo. PMK No. 102/PMK/02/2018)
dilakukan oleh unit kerja Kementerian/Lembaga yang
bersangkutan untuk menunjang Program yang telah ditentukan
(Pasal 1 angka 20 Peraturan Menteri PPN Nomor 9 Tahun 2017)
Program Lintas
Program Spesifik
(Non-Lintas)
Kegiatan K/L
Kegiatan untuk
Kegiatan Generik
Dukungan Internal K/L
*) Dalam hal terdapat beberapa Unit Kerja Eselon I yang melaksanakan Kegiatan serupa atau sejenis, nomenklatur Kegiatan untuk masing-masing Unit Kerja Eselon I
dibedakan dengan menambahkan karakteristik khusus terkait fungsi dan tugas dari masing-masing Unit Kerja Eselon I tersebut
18
Kegiatan Lintas
UKE I - XXXz
19
KEGIATAN LINTAS UKE I
Dalam hal terdapat beberapa Unit Kerja Eselon I yang melaksanakan Kegiatan serupa atau sejenis,
nomenklatur Kegiatan untuk masing-masing Unit Kerja Eselon I dibedakan dengan menambahkan
karakteristik khusus terkait fungsi dan tugas dari masing-masing Unit Kerja Eselon I tersebut
20
KEGIATAN GENERIK
22
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN 3
23
DEFINSI KELUARAN (OUTPUT) K/L
1. Keluaran adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan
yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan (Pasal 1 angka 18 PP 40/2006, Pasal 1 angka 10
PP 90/2010, Pasal 1 angka 13 PP 17/2017, Pasal 1 angka 40 Permen PPN
5/2018, Pasal 1 angka 19 PMK No. 208/PMK.02/2019 )
2. Keluaran (Output) Kegiatan adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran level Eselon 2/Satker yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian sasaran Kegiatan (Pasal 1 angka 21
Permen PPN 9/2017)
DEFINSI KRO DAN RO
Rincian Output(RO)
”Keluaran (output) riil yang sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit kerja
Kementerian/Lembaga yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu serta
berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit kerja tersebut dalam
mendukung pencapaian sasaran kegiatan yang telah ditetapkan”
PRINSIP PENYUSUNAN RO & KRO
• KRO dan RO disusun dengan mengacu pada jenis intervensi yang dilakukan
oleh Pemerintah guna memastikan pencapaian sasaran pembangunan.
• KRO dan RO disusun dengan memperhatikan Kegiatan dalam lingkup
Kerangka Regulasi serta Kerangka Pelayanan Umum dan Investasi.
• KRO dan RO terkait Kegiatan dalam lingkup Kerangka Regulasi dihasilkan dari
pelaksanaan Kegiatan pemerintah dalam rangka memfasilitasi, mendorong,
maupun mengatur Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan sendiri oleh
masyarakat.
• KRO dan RO terkait Kegiatan dalam lingkup Kerangka Pelayanan Umum dan
Investasi dihasilkan dari pelaksanaan Kegiatan pemerintah dalam rangka
menyediakan barang dan jasa publik yang diperlukan oleh masyarakat.
26
KARAKTERISTIK KRO & RO
27
KORIDOR PENYUSUNAN NOMENKLATUR KRO DAN RO
• Nomenklatur KRO dan RO merupakan nomenklatur Barang atau Jasa yang disusun dengan
menggunakan kata baku sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
• Nomenklatur KRO dan RO disusun dengan memperhatikan karakteristik khusus pada masing-masing
bidang/sektor/tema Program yang diampu oleh Kementerian/Lembaga.
• Batasan dan Ruang Lingkup KRO atas masing-masing bidang/sektor/tema Program mengacu pada
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden yang mengatur bidang/sektor/tema
Program tersebut.
• Dalam hal penyusunan KRO, nomenklatur KRO disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Hindari penggunaan kata indikator, sasaran, dan aktivitas;
• Hindari pengusulan nomenklatur KRO yang terlalu spesifik;
• Hindari penulisan KRO yang terlalu panjang;
• Hindari penggunaan nama unit kerja.
28
OUTPUT/SUB-OUTPUT EXISTING K/L KRO & RO
1) KRO dan satuannya merupakan referensi standar yang telah ditentukan dan ditetapkan sehingga
Kementerian/ Lembaga tidak dapat mengubah nomenklatur KRO.
2) RO merupakan Keluaran (Output) Riil atau produk akhir yang dihasilkan oleh
Kementerian/Lembaga yang bersifat unik dan spesifik sehingga Nomenklatur RO dapat berbeda
antar Kementerian/Lembaga.
3) Dalam hal Kementerian/Lembaga pada kondisi existing memiliki Output yang rumusannya
merupakan produk akhir, Output tersebut dapat disetarakan dengan RO, sedangkan KRO-nya
diambilkan dari KRO yang sudah termasuk dalam referensi standar (lihat Lampiran II).
4) Dalam hal Kementerian/Lembaga pada kondisi existing memiliki Output (bukan end-product), K/L
dapat mengusulkan Sub-Output sebagai RO yang merupakan produk akhir.
5) Dalam hal KRO yang sesuai tidak tersedia, Kementerian/Lembaga dapat mengusulkan KRO tersebut
untuk dibahas dengan mitra di Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan.
29
TINDAK LANJUT PENYUSUNAN KRO-RO…(1)
30
TINDAK LANJUT PENYUSUNAN KRO-RO…(2)
31
TINDAK LANJUT PENYUSUNAN KRO-RO…(3)
32
TINDAK LANJUT 4
33
• K/L melakukan input/edit KRISNA berdasarkan hasil TM I
Internal K/L • Penyesuaian a.l mencakup mapping output/sub-output ke KRO (RO = output riil/end product)
• Identifikasi usulan KRO, apabila ada RO (output riil) belum terakomodasi di List KRO dalam SEB
• Mitra Kerja K/L (Bappenas & Kemenkeu) melakukan penelaahan atas hasil input K/L di dalam
Pra TM oleh KRISNA
Bappenas & Kemkeu • Mitra kerja K/L melakukan catatan-catatan atas Ranc Renja K/L dalam KRISNA yang diinput K/L
& Trilateral • Membahas Hasil Mapping dan hasil identifikasi KRO yang akan diusulkan (apabila ada) dan
pembahasan lainnya
Meeting* • Hasil catatan TM (i) sebagai bahan penyesuaian KRISNA-Renja, (ii) usulan KRO (apabila ada)
*) Pertemuan Tiga Pihak (TM) Renja K/L TA 2021 dapat dilakukan sebelum Penetapan Pagu Anggaran atau setelah Pagu Anggaran
34
Kementerian PPN/
Bappenas
TERIMA KASIH