Anda di halaman 1dari 57

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Monitoring dan Evaluasi


Kinerja Penganggaran

E-Learning
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Materi I

Identifikasi Indikator Kinerja dan


Capaian Kinerja

2
Tujuan Pembelajaran

Menjelaskan Konsep Monitoring dan Evaluasi


Penganggaran

Menjelaskan Monitoring dan Evaluasi Penganggaran


Tingkat Satuan Kerja

Mengidentifikasi Indikator Kinerja dan Capaian


Kinerja
3
Narasi: Berikut dasar
hukum dalam
Dasar Hukum
pelaksanaan monev
penganggaran

PMK Nomor 22 Tahun 2021 tentang


Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

PMK Nomor 195/2018 tentang Monitoring dan evaluasi


Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L.

Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-4/PB/2021 tentang


Petunjuk Teknis Penilaian IKPA Belanja K/L
4
Ruang Lingkup

Aspek
Implementasi

Evaluasi Kinerja
Aspek Manfaat
Anggaran

Monev
Aspek Konteks
Penganggaran

Evaluasi Kinerja 13 Indikator kinerja


Pelaksanaan Pelaksanaan
Anggaran anggaran (IKPA)
Ruang Lingkup Evaluasi Kinerja Anggaran
Obyek dan Aspek Evaluasi Kinerja RKA-K/L RKA-K/L
PROGRAM

Masukan Proses Output Outcome

1. Aspek Implementasi 2. Aspek Manfaat


Dalam rangka menghasilkan informasi
mengenai pelaksanaan program, variabel yang
Dalam rangka menghasilkan informasi
diukur :
mengenai perubahan yg terjadi dalam
1. Penyerapan anggaran masyarakat dan/atau pemangku kepentingan
2. Konsistensi antara perencanaan dan sebagai penerima manfaat atas keluaran yg
implementasi
3. Capaian keluaran telah dicapai, variabel yang diukur :
4. Efisiensi 1. Capaian Indikator Kinerja Utama

3. Aspek Konteks
Dalam rangka menghasilkan informasi mengenai relevansi masukan, kegiatan, keluaran, dan hasil apakah
masih relevan dengan dinamika perkembangan keadaan, termasuk kebijakan Pemerintah.
6
Ruang Lingkup EKA
Ruang lingkup evaluasi kinerja anggaran (EKA)
Berdasarkan pada PMK Nomor 22 Tahun 2021, Evaluasi Kinerja Anggaran adalah proses untuk melakukan
pengukuran, penilaian, dan analisis atas Kinerja Anggaran tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran
sebelumnya untuk menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan Kinerja Anggaran. Evaluasi Kinerja
Anggaran meliputi:
• Evaluasi Kinerja Anggaran atas Aspek Implementasi adalah Evaluasi Kinerja Anggaran yang dilakukan
untuk menghasilkan informasi Kinerja mengenai penggunaan anggaran dalam rangka pelaksanaan
kegiatan atau program dan pencapaian keluarannya, dimana variabel yang diukur meliputi capaian
output; penyerapan anggaran; efisiensi; dan konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan.
• Evaluasi Kinerja Anggaran yang dilakukan untuk menghasilkan informasi Kinerja mengenai perubahan yang
terjadi dalam Pemangku Kepen tingan sebagai penerima manfaat atas penggunaan anggaran pada
program Kementerian/Lembaga. variabel yang diukur adalah Capaian Sasaran strategis K/L untuk
capaian kinerja K/L dan sasaran program capaian kinerja program (eselon I).
• Untuk Evaluasi Kinerja Anggaran atas Aspek Konteks adalah Evaluasi Kinerja Anggaran yang dilakukan
untuk menghasilkan informasi mengenai kualitas informasi Kinerja yang tertuang dalam dokumen RKA-K/L
termasuk relevansinya perkembangan keadaan kebijakan Pemerintah
Ruang Lingkup Monev Pelaksanaan Anggaran
Kesesuaian antara
Efektivitas Efisiensi
Perencanaan Kepatuhan
Pelaksanaan Pelaksanaan
dengan terhadap Regulasi
Kegiatan Kegiatan
Pelaksanaan
Anggran
1. Revisi DIPA 1. Data Kontrak 1. Penyerapan 1. Kesalahan SPM
2. Deviasi Halaman 2. Pengelolaan UP Anggaran 2. Renkas
III DIPA 3. LPJ Bendahara 2. Penyelesaian
3. Pagu Minus 4. Dispensasi SPM Tagihan
3. Capaian Output
4. Retur SP2D
Ruang Lingkup Evaluasi Pelaksanaan
Anggaran
Adapun Ruang lingkup evaluasi atas pelaksanaan anggaran diatur dengan PMK
Nomor 195 tahun 2018 dengan aturan teknisnya Per Dirjen Perbendaharaan no 4
tahun 2021, yang meliputi evaluasi atas aspek:
1. Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan anggaran. Indikator yang
diukur meliputi Revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, dan Pagu Minus.
2. Kepatuhan terhadap regulasi. Indikator yang diukur meliputi Data Kontrak,
Pengelolaan UP, LPJ Bendahara, dan Dispensasi SPM
3. Efektivitas pelaksanaan kegiatan. Indikator yang diukur meliputi Penyerapan
Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Capaian Output, dan Retur SP2D
4. Efisiensi pelaksanaan kegiatan. Indikator yang diukur meliputi Kesalahan SPM, dan
Perencanaan Kas (Renkas)
Secara keseluruhan terdapat 13 indikator IKPA yang diukur dan dinilai.
Monev Penganggaran
Capaian Keluaran
(KRO dan RO)

Penyerapan
anggaran
Kinerja Penganggaran
(Aspek Implementasi)
Efisiensi

Pelaksanaan Monev
Penganggaran Tk Konsistensi antara
Satker perencanaan dan
implementasi

Kinerja Pelaksanaan Ada 4 Aspek dengan


Anggaran 13 indikator (13 IKPA)
Monev Penganggaran
Dalam pelaksanaan monev penganggaran pada tk satker, tidak semua
objek monev dilakukan. Monev penganggaran pada tk satker meliputi:
1. Untuk monev kinerja anggaran hanya pada aspek implementasi
dengan pengukuran pada 4 variable (yakni capaian output;
penyerapan anggaran; efisiensi; dan konsistensi penyerapan
anggaran terhadap perencanaan)
2. Untuk monev kinerja pelaksanaan anggaran, 13 indikator IKPA diukur
dan dinilai.
Bagaimana
mengidentifikasi
Indikator Kinerja dan
Capaian Kinerja?

Dalam mengidentifikasi Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja tentunya


tergantung dari jenis pelaksanaan evaluasinya.
• Untuk evaluasi kinerja anggaran indikator kinerja diidentifikasi
berdasarkan aspek yang dievaluasi
• Sedangkan untuk evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran, terdapat
13 indikator kinerja yang diukur.
Sedangkan untuk pengukuran capaian kinerja akan dibahas secara
lebih detil pada video pembelajaran selanjutnya
Materi II

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Penganggaran

13
Pelaksanaan Monev Kinerja Anggaran
Tingkat Satuan Kerja
• Dalam pelaksanaan Monev Kinerja Anggaran Tingkat Satker
didukung dengan aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi
Kinerta Terpadu (SMART)
• Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran Tingkat Satker fokus
pada evalusi Aspek Implementasi yang terdiri dari :
 Capaian Output;
 Penyerapan anggaran;
 Efisiensi; dan
 Konsistensi penyerapan anggaran terhadap
perencanaan
Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran
Tingkat Satuan Kerja

1. Capaian Output
Capaian output terdiri dari capaian Output Program untuk
Evaluasi Kinerja Anggaran tingkat unit eselon I, dan capaian Rincian Output
(RO) untuk Evaluasi Kinerja Anggaran tingkat satuan kerja.

Capaian Output Program dilaksanakan oleh penanggung jawab


Program (Eselon I), sedangkan capaian Rincian Output (RO)
dilaksanakan oleh satuan kerja (selanjutnya pembahasan lebih kita
fokuskan pada capaian RO)
Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran
Tingkat Satuan Kerja
Pengukuran Capaian Output pada Satker
Pengukuran Capaian RO, dilakukan dengan
menghitung rata-rata ukur secara geometrik
CRO : capaian RO tingkat satuan kerja
(∏) antara perbandingan realisasi dan RVROi : realisasi volume RO i
target volume RO dengan rumus sebagai TVROi : target volume RO i
berikut: m : jumlah RO

Pengisian capaian output dilakukan setiap bulan, setelah bulan


berkenaan berakhir. Pedoman dalam pengisian capaian output secara
lengkap tertuang didalam surat Dirjen Perbendaharaan No. S-
2/PB/PB.2/2021 tentang Pelaksanaan Pelaporan Data Capaian Output
DIPA Tahun 2021)
Apa yang harus
dilakukan
Satker?

Capaian RO
Terkait dengan Capaian Keluaran (RO), data-data capaian
RO tidak secara otomatis tersedia di aplikasi SMART, untuk
realisasi capaian RO data harus diisikan terlebih dahulu oleh
satker di Aplikasi SAS/SAKTI yang kemudian secara sistem
akan diambil oleh aplikasi SMART.
Tahapan Pengisian Capaian Keluaran
(Output/KRO/RO)
Identifikasi RO yang dihasilkan oleh satker berdasarkan
data yang terdapat dalam dokumen DIPA (halaman 1 A
DIPA)

Identifikasi volume target RO.

Koordinasikan dengan bagian teknis yang bertanggung jawab


dalam pencapaian RO tersebut

Mengisikan data capaian RO ke aplikasi SAS/SAKTI


Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran
Tingkat Satuan Kerja (1)
2. Penyerapan Anggaran
Pengukuran tingkat penyerapan anggaran adalah membandingkan
antara realisasi anggaran dengan total alokasi/pagu anggaran suatu
satker

Data realisasi dan pagu anggaran akan secara otomatis tersaji di


SMART. Data realisai berdasarkan SP2D yang diterbitkan KPPN,
sedangkan data pagu berdasarkan DIPA yang telah ditetapkan.

Narasi : pelaksanaan monev kinerja penganggaran atas sub


aspek penyerapan anggaran.
Apa yang harus
dilakukan
Satker?

Penyerapan Anggaran
Terkait dengan penyerapan anggaran, Satker dapat
memonitor tingkat penyerapannya dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi penyebab rendah/tingginya
tingkat penyerapan, serta mencari solusi apabila tingkat
penyerapan tidak sesuai dengan yang direncanakan
Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran
Tingkat Satuan Kerja

3. Efisiensi
• Efisiensi terdiri dari efisiensi Output Program untuk Evaluasi
Kinerja Anggaran tingkat unit eselon I, dan efisiensi RO untuk
Evaluasi Kinerja Anggaran tingkat satuan kerja
• Pengukuran efisiensi RO pada tingkat satuan kerja dilakukan
dengan membandingkan penjumlahan (∑) dari selisih antara
perkalian pagu anggaran RO dengan capaian RO dan realisasi
anggaran RO dengan penjumlahan (∑) dari perkalian pagu
anggaran RO dengan capaian RO, dengan rumus sebagai
berikut:.
Pengukuran Efisiensi Tingkat Satuan Kerja

∑ AAKRO × ∏ CRO − RAKRO


𝐸 = × 100%
∑ AAKRO

 𝐸 : Efisiensi Rincian Output tingkat satuan kerja


 AAKROj : Alokasi anggaran Klasifikasi Rincian Output j
 RAKROj : Realisasi anggaran Klasifikasi Rincian Output j
 CROji : Capaian Rincian Output i pada Klasifikasi Rincian Ouput j
 M : Jumlah Klasifikasi Rincian Output pada suatu Satuan Kerja
 n : Jumlah Rincian Output pada suatu Klasifikasi Rincian Output
Apa yang harus
dilakukan
Satker?

Efisiensi
Terkait dengan Efisiensi, apabila data capaian keluaran
(output/KRO/RO) telah diisikan oleh satker, secara
otomatis aplikasi akan menghitung tk efisiensi dalam
pencapaian output/KRO/RO.
Pelaksanaan Monev Kinerja Penganggaran
Tingkat Satuan Kerja
4. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi

Pengukuran tingkat Konsistensi antara perencanaan dan implementasi adalah


membandingkan antara realisasi penarikan dana setiap bulan dengan
Rencana Penarikan Dana (RPD)

Data realisasi penarikan dana setiap bulan dan RPD akan secara
otomatis tersaji di SMART. Data realisai penarikan dana setiap bulan
berdasarkan total SP2D yang diterbitkan KPPN dalam satu bulan,
sedangkan data RPD berdasarkan Halaman III DIPA. (atau revisi RPD
bulanan yang disampaikan oleh satker)
Apa yang harus
dilakukan
Satker?

Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi


Terkait dengan Konsistensi antara perencanaan dan implementasi,
Satker dapat memonitor dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menjadi penyebab rendah/tingginya nilai tingkat Konsistensi antara
perencanaan dan implementasi, serta mencari solusi apabila
nilainya belum seperti yang diharapkan
Penilaian Kinerja Aspek Implementasi
Dalam penilaian kinerja aspek implementasi, masing-masing sub aspek diberikan bobot
penilaian sebagai berikut: dst

Bobot dalam Perhitungan Nilai Kinerja atas Aspek Implementasi


Bobot masing-masing variabel Aspek Implementasi sebagai berikut:
 (Tk Penyerapan Anggaran) = 9,7%
 (Tk Konsistensi Perencanaan) = 18,2%
 (Tk Capaian Output) = 43,5%
 (Tk Efisiensi) = 28,6%

(dalam penghitungannya) Secara otomatis aplikasi SMART akan


menghasilkan nilai aspek implementasi, bagi satuan kerja
informasi nilai kinerja dapat digunakan untuk identifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan rendah/tingginya nilai kinerja
Contoh Penilaian Evaluasi Kinerja Aspek
Implementasi
Berikut contoh penilaian Evaluasi Kinerja Penganggaran Aspek Implementasi
dari aplikasi SMART, aplikasi ini dapat dibuka secara berjenjang mulai dari
level satuan kerja sampai level K/L
Materi III

Monitoring dan Evaluasi Kinerja


Pelaksanaan Anggaran

28
Instrumen Monev PA (bisnis
proses)
Narasi: Dalam monev IKPA  instrument monev
kinerja pelaksanaan
anggaran yang diukur pelaksanaan anggaran
adalah pencapaian IKPA.
IKPA adalah indikator yang
ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan selaku BUN untuk
mengukur kualitas kinerja
pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga
dari sisi kesesuaian terhadap
perencanaan, efektivitas
pelaksanaan anggaran, efisiensi
pelaksanaan anggaran, dan
kepatuhan terhadap regulasi.
Tujuan Pengukuran dengan IKPA

Meningkatkan kualitas kinerja pelaksanaan anggaran K/L dengan mewujudkan


pelaksanaan anggaran yang efektif, efisien, sesuai rencana, serta taat pada
ketentuan/regulasi/kebijakan.

Menjamin pencapaian output pelaksanaan anggaran K/L yang optimal, sehingga


mampu mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan

Mewujudkan pengelolaan APBN yang kredibel melalui manajemen kas pemerintah


yang terkendali

Membangun ketersediaan ruang fiskal yang memadai bagi pendanaan program-program


prioritas pemerintah, melalui penyempurnaan produk perencanaan dan pelaksanaan
anggaran
13 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran

Kesesuaian Antara
Efektivitas Efisiensi
Perencanaan Kepatuhan
Pelaksanaan Pelaksanaan
dengan terhadap Regulasi
Kegiatan Kegiatan
Pelaksanaan
Anggran
1. Revisi DIPA 4. Data Kontrak 8. Penyerapan 12.Kesalahan SPM
2. Deviasi Halaman 5. Pengelolaan UP Anggaran 13.Renkas
III DIPA 6. LPJ Bendahara 9. Penyelesaian
3. Pagu Minus 7. Dispensasi SPM Tagihan
10.Capaian Output
11.Retur SP2D
Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran
Terdapat 13 IKPA yang dikelompokkan kedalam 4 aspek sebagai berikut :
1. Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan anggaran. Indikator yang
diukur meliputi Revisi DIPA, Deviasi Halaman III DIPA, dan Pagu Minus.
2. Kepatuhan terhadap regulasi. Indikator yang diukur meliputi Data Kontrak,
Pengelolaan UP, LPJ Bendahara, dan Dispensasi SPM
3. Efektivitas pelaksanaan kegiatan. Indikator yang diukur meliputi Penyerapan
Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Konfirmasi Capaian Output, dan Retur SP2D
4. Efisiensi pelaksanaan kegiatan. Indikator yang diukur meliputi Kesalahan SPM, dan
Perencanaan Kas (Renkas)
Secara keseluruhan terdapat 13 indikator IKPA yang diukur dan dinilai.
Pembobotan IKPA (1)
Narasi : Pada masing-masing indikator
diberikan pembobotan sebagai berikut:

No Indikator Bobot (%)


1. Revisi DIPA 5
2. Deviasi Halaman III DIPA 5
3. Pagu Minus 5
4. Data Kontrak 10
5. Pengelolaan UP 8
6. LPJ Bendahara 5
7. Dispensasi SPM 5
Pembobotan IKPA (2)

No Indikator Bobot (%)


8. Penyerapan Anggaran 15
9. Penyelesaian Tagihan 10
10. Capaian Output 17
11. Retur SP2D 5
12. Kesalahan SPM 5
13. Renkas 5
Pengukuran dan Penilaian IKPA (1)
Narasi: Sebelum dihitung bobotnya, dilakukan
pengukuran dan penilaian atas masing2
indikator dengan rumus sebagai berikut:
No Indikator Uraian Indikator Rumus Indikator
1. Revisi DIPA dihitung berdasarkan frekuensi revisi
DIPA dalam hal kewenangan pagu
tetap yang dilakukan oleh Satker
dalam satu triwulan.

2. Deviasi Halaman III Dihitung berdasarkan rata-rata


DIPA kesesuaian antara realisasi
anggaran terhadap rencana
penarikan dana bulanan (RPD)
Pengukuran dan Penilaian IKPA (2)

No Indikator Uraian Indikator Rumus Indikator


3. Pagu Minus Dihitung berdasarkan rasio antara
total pagu minus terhadap pagu DIPA
pada semua jenis belanja sampe
dengan level akun 6 digit
Nilai IKPA Pagu minus =
100 - RPMin

4. Data Kontrak Dihitung berdasarkan rasio


antara data kontrak yang
disampaikan tepat waktu
terhadap seluruh data kontrak
yang disampaikan ke KPPN
Pengukuran dan Penilaian IKPA (3)

No Indikator Uraian Indikator Rumus Indikator


5. Pengelolaan UP Dihitung berdasarkan rasio
antara penyampaikan
pertanggungjawaban U/TUP
tepat waktu terhadap seluruh
pertanggungjawaban U/TUP
yang disampaikan ke KPPN
Pengukuran dan Penilaian IKPA (4)

No Indikator Uraian indikator Rumus Indikator


6. LPJ Bendahara Dihitung berdasarkan rasio
antara LPJ Bendahara
Pengeluaran yang disampaikan
tepat waktu terhadap seluruh
LPJ Bendahara Pengeluaran
yang disampaikan ke KPPN
Pengukuran dan Penilaian IKPA (5)

No Indikator Uraian indikator Rumus Indikator


7. Dispensasi SPM Dihitung berdasarkan jumlah Nilai :
SPM yang mendapat 0 Nilai 100
dispensasi 1-5 Nilai 95
6-10 Nilai 90
11-20 Nilai 85
˃ 20 Nilai 80
Pengukuran dan Penilaian IKPA (6)

No Indikator Bobot (%)

8. Penyerapan Dihitung berdasarkan rasio


Anggaran antara persentase penyerapan
anggaran atas pagu DIPA
terhadap penyerapan
anggaran triwulanan
Pengukuran dan Penilaian IKPA (7)

No Indikator Bobot (%)


9. Penyelesaian Dihitung berdasarkan rasio
Tagihan antara penyampaian SPM LS
Kontraktual Non Belanja
Pegawai yang tepat waktu
(17 hari kerja) terhadap
seluruh SPM LS Kontraktual
Non Belanja Pegawai yang
disampaikan ke KPPN
Pengukuran dan Penilaian IKPA (8)

No Indikator Bobot (%)


10. Konfirmasi Dihitung berdasarkan rasio
Capaian Output antara jumlah output yang
terkonfirmasi terhadap seluruh
output yang dikelola satker

11. Retur SP2D Dihitung berdasarkan rasio


antara jumlah SP2d yang
diretur terhadap jumlah SP2D
yang diterbitkan KPPN Nilai IKPA = 100 – RRSP2D
Pengukuran dan Penilaian IKPA (9)

No Indikator Bobot (%)


12. Kesalahan SPM Dihitung berdasarkan rasio
antara pengembalian SPM oleh
KPPN karena ditolak oleh
sistem pada saat konversi oleh Kriteria Nilai
front officer di KPPN dan pada 0% 100
saat verifikasi middle office ˃ 0% - 1,5% 95
˃ 1,5% - 3% 90
˃ 3% - 5% 85
˃ 5% 80
Pengukuran dan Penilaian IKPA (10)

No Indikator Bobot (%)


13. Renkas Dihitung berdasarkan rasio
antara jumlah Renkas/RPD
Harian yang disampaikan tepat
waktu (sesuai dengan nilai dan
jenis transaksinya terhadap
seluruh Renkas yang
disampaikan ke KPPN
Nilai IKPA
Nilai IKPA merupakan penjumlahan dari nilai setiap indikator
sesuai dengan bobot masing-masing indikator. Nilai IKPA
meliputi:
 Nilai IKPA K/L;
Nilai Kriteria
 Nilai IKPA Unit Eselon I; dan
Nilai IKPA > 95 Sangat Baik
 Nilai IKPA Satker
89 < nilai IKPA < 95; Baik
Narasi:
Setelah dilakukan pengukuran dan 70 < nilai IKPA < 89 Cukup
pembobotan, selanjutnya sistem (aplikasi
SPAN) akan menghitung total nilai IKPA Nilai IKPA <70 Kurang
secara berjenjang, mulai dari tingkat satuan
kerja sampai dengan tingkat K/L dengan
kriteria penilaian sebagai berikut:
45
Apa yang harus
dilakukan
Satker?

Dalam pelaksanaan penilaian IKPA, secara otomasi


dilakukan oleh sistem yakni aplikasi spanint. Untuk
mengupayakan agar nilai IKPA baik, maka satker
dapat memperbaiki kinerja pada setiap indikator
tersebut sesuai dengan acuan pengukuran dan
penilaiannya
Contoh Penilaian IKPA
Berikut contoh penilaian IKPA dari aplikasi spanint.kemenkeu.go.id, aplikasi ini
dapat dibuka secara berjenjang mulai dari level satuan kerja sampai level K/L
Materi IV

Hasil Monitoring dan Evaluasi Kinerja


Penganggaran

48
Manfaat Hasil Monev Penganggaran
Secara umum manfaat dari hasil
monev penganggran dapat digunakan
: Untuk Perbaikan
Perencanaan
Anggaran

Untuk Perbaikan
Manfaat Hasil
Pelaksanaan
Monev
Anggaran

Sebagai dasar Dasar


Pemberian Penghargaan/
Pengenaan Sanksi
Fungsi Evaluasi (PMK 22/2021)
Fungsi evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L yang diatur dalam PMK adalah:

Akuntabilitas Proving Narasi:


Akuntabilitas
membuktikan dan mempertanggungjawabkan kepada ditujukan
masyarakat atas penggunaan anggaran yang dikelola untuk …dst
Fungsi kementerian/lembaga bersangkutan

Narasi: Adapaun
Narasi:
secara spesifik Peningkatan Kualitas Improving
Sedangkan
terdapat 2 fungsi
peningkatan
evalusi kinerja mempelajari faktor-faktor yang menjadi pendukung atau kualitas
penganggaran kendala atas pelaksanaan RKA-K/L sebelumnya bagi upaya ditujukan
sebagaimana tertuang peningkatan kinerja di tahun-tahun berikutnya. untuk …dst
didalam PMK 22 Tahun
2021 yakni 50
Pemanfaatan Hasil Monev Kinerja Anggaran

Pemanfaatan hasil monev kinerja anggaran bagi perbaikan


perencanaan anggaran diantaranya digunakan sebagai dasar
dalam:
 penyusunan tema, sasaran, arah kebijakan, dan prioritas
pembangunan tahunan yang direncanakan
 penyusunan reviu angka dasar
 penyusunan alokasi anggaran tahun berikutnya dan/atau
penyesuaian anggaran tahun berkenaan; dan
 pemberian penghargaan dan/atau pengenaan sanksi
Manfaat Monev Kinerja Pelaksanaan Anggaran

Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja


Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri Keuangan
selaku BUN, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk:
 evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran;
 pengendalian belanja negara; dan
 peningkatan efisiensi anggaran belanja.

(PMK No. 195/2018)

Adapun manfaat monev untuk kinerja


pelaksanaan anggran. Berdasarkan
PMK 195 bahwa … dst
Pemberian Penghargaan dan/atau pengenaan Sanksi

Nilai Kinerja K/L digunakan sebagai dasar dalam


pemberian penghargaan dan/atau pengenaan
sanksi. Penilaian dilakukan oleh Kementerian
Keuangan. (Perpres 42 Tahun 2020)

Narasi: Selain digunakan


untuk perbaikan
perencanaan dan
Pemberian Penghargaan dan/ atau pengenaan
penganggaran serta Sanksi didasarkan pada hasil penilaian atas Kinerja
pelaksanaan anggaran, Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
hasil monev
penganggaran juga
mempertimbangkan hasil penilaian atas Kinerja
digunakan sebagai dasar Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
dalam pemberian (PMK No. 2/PMK.02/2021)
penghargaan dan
pengenaan sanksi
Unsur Penilaian dan Bobotnya

Unsur penilaian dalam pemberian penghargaan


dan/atau pengenaan sanksi meliputi:
 Pengelolaan anggaran dengan bobot 60%
 Nilai pelaksanaan anggaran (IKPA) dengan bobot
40%.
Nilai Pengelolaan anggaran
meliputi:
 Aspek Implementasi
 Aspek manfaat, dan
 Aspek Konteks

54
Kriteria Pemberian Penghargaan dan/atau
pengenaan sanksi

Nilai Kriteria Penghargaan/Sanksi


> 90 Sangat Baik Mendapat Penghargaan
> 80 - 90 Baik Tidak mendapat Penghargaan/Sanksi
> 60 - 80 Cukup Tidak mendapat Penghargaan/Sanksi
> 50 - 60 Kurang Mendapat Sanksi
≤ 50 Sangat Kurang Mendapat Sanksi

55
Bentuk Penghargaan dan/atau pengenaan
Berikut
bentuk.
. dst sanksi
Berdasarkan pasal 7-8 Perpres 42
tahun 2020
Terima Kasih

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

Anda mungkin juga menyukai