Pertama-tama kami panjatkan puji Syukur atas kehadirat Allah SWT. atas
rahmat dan karunianya kami bisa menyelesaikan makalah “Keberagaman Ras” dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan, namun tanpa pertolongan-
Nya kami tidak akan bisa menyelesaikanmakalah ini dengan baik.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata Pelajaran
PPKN yang dibimbing oleh Bapak M. Abdul Ghofur R, S. Pd. Dan untuk mengetahui
bagaimana keberagaman ras yang ada di dunia sampai keberagaman ras yang menjadi
mayoritas di Indonesia. Kami menyadari bahwa masih ada kesalahan atau kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca. Terima kasih atas perhatiannya dan semogamakalah ini akan bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah .......................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Ras .............................................................................................. 3
2.2 Akibat Rasisme ............................................................................................. 4
2.3 Langkah Pemerintah ..................................................................................... 5
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka........................................................................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
secara kasat mata memiliki ciri fisik berbeda (Hasanuddin Jurnal Of Sociology (HJS),
103, 2022)
Kemunculan ras yang ada di Indonesia ini selain dapat menjadi kekayaan
bangsa Indonesia, ternyata juga dapat memicu timbulunya berbagai masalah salah
satunya adalah rasisme. Dari masalah yang kami angkat, kami kelompok 3 berniat
memperdalam masalah dengan rumusan masalah berikut ini.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Dari berbagai macam ras ini membawa ciri khas masing-masing seperti warna
kulit, warna rambut, bentuk rambut, tinggi badan, bentuk badan, bentuk organ tubuh
seperti mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya. Secara fisik, Ras Kaukasoid
memiliki ciri khas seperti berkulit putih, berbadan tinggi besar, memiliki rambut tebal
seringkali berwarna pirang, coklat hingga hitam, warna mata beragam seperti biru,
hijau dan coklat. memiliki hidung mancung dan berbibir tipis. Ras ini sebagian besar
tinggal di daerah Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah. Selanjutnya adalah Ras
Mongoloid yang memiliki ciri fisik kulit berwarna kuning langsat, rambut berwarna
hitam, postur tubuh sedang, mata berwarna coklat hingga hitam lurus, memiliki ukuran
bibir dan hidung sedang, ada yang bermata sipit hingga besar. Ras Mongoloid ini
bertempat tinggal di mayoritas daerah Asia, Oseania, dan Amerika Selatan.
(Hasanuddin Journal Of Sociology (HJS), 103-104, 2022)
Dari hal tersebut, kita dapat mengetahui walaupun kita hidup di Indonesia di antara
banyaknya ras yang tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke, kita tetap satu visi
dan misi yang sama yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Tidak ada yang namanya mayoritas
dan minoritas, kita semua itu rata
4
untuk bunuh diri) karena perlakuan rasis tersebut sudah berpengaruh sangat parah bagi
psikologi si korban tersebut. Adapun efek atau dampak lainnya yang ditimbulkan
perlakuan tersebut membuat terjadinya perpecahan, yang dimana menyebabkan
pengelompokkan sosial antar tiap etnis yang satu dengan etnis lainnya. Dampak
diskriminasi rasial di kehidupan masyarakat, yaitu dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat, dapat menyebabkan timbulnya
perasaan tidak adil, dapat menyebabkan konflik atau pertentangan dalam masyarakat,
dapat menyebabkan tertindasnya kelompok minoritas. Dampak diskriminasi tidak
hanya dirasakan oleh korban, namun juga pelakunya. Pertama, dari sudut pandang
korban,diskriminasi akan membuat seseorang mengalamipengurangan, penyimpangan,
hingga penghapusan pengakuan, pelaksanaan, serta pemenuhan hak–hak dasarnya
sebagai manusia.
Melihat kilas balik sejarah, diskriminasi menghilangkankemanusiaan seseorang.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa yang kehilangan kemanusiaannya ini tidak hanya
korban, namun juga pelaku diskriminasi. Jadi, dampak dari tindakan rasisme dan
diskriminasi rasial yang sudah diketahui, bahwa perbuatan tersebut menimbulkan
banyak dampak negatif bagi orang atau korban yang menerima perlakuan tersebut.
(Riset Hukum dan HAM, 30-31, 2019). Rasisme menciptakan ketidakseimbangan
kekuasaan yang dapat mengurangi inklusi sosial karena “menyebabkan
kewarganegaraan yang tidak lengkap, hak-hak yang diremehkan, pengakuan yang
diremehkan, dan partisipasi yang diremehkan,” dan menciptakan budaya penindasan.
Rasisme mempengaruhi kesehatan sepanjang hidup.
Stres selama periode prenatal dan perinatal telah dikaitkan dengan peningkatan
risiko berbagai dampak buruk pada bayi dan anak-anak. Rasisme secara langsung
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pascakelahiran melalui berbagai
mekanisme dan juga dapat mempengaruhi individu secara tidak langsung melalui
paparan orang lain, yang disebut sebagai trauma perwakilan. Peneliti telah
mengkonseptualisasikan dampak rasisme sepanjang hidup sebagai kekerasan dan
trauma kronis. (Jurnal Of Adolescent Health, Jilid 63, 2018)
5
2.3. Langkah Pemerintah
Komnas HAM RI sebagai lembaga mandiri setingkat dengan lembaga negara
lainnya, mempunyai karakter kelembagaan yang imparsial dan independen dalam
memberikan pemaknaan atas standar dan norma HAM. Sejauh ini, Komnas HAM RI
telah mengesahkan SNP tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (PDRE),
SNP tentang Hak atas Kebebasan Berkumpul dan Berorganisasi (KKB), dan SNP
tentang Hak atas Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB). Standar Norma dan
Pengaturan (SNP) Hak Asasi Manusia adalah dokumen yang menjabarkan secara
teknis dan implementatif berbagai instrumen HAM baik internasional dan nasional.
Peran dan manfaat dari SNP ini sangat besar oleh karena norma-norma HAM yang
terus berkembang secara dinamis, sesuai dengan konteks dan peristiwa. Dengan
adanya SNP ini, maka standar norma HAM diharapkan mampu dipahami dan
diimplementasikan secara baik, oleh pemangku hak, pengemban kewajiban, maupun
aktor-aktor terkait. Terkait dengan diskriminasi ras dan etnis, Pasal 8 ayat (1) UU
PDRE memberikan mandat kepada Komnas HAM RI untuk melakukan pengawasan
terhadap segala bentuk upaya penghapusan diskriminasi ras dan etnis dilakukan oleh
Komnas HAM RI. Tata cara pengawasan oleh Komnas HAM RI terhadap Upaya
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dituangkan di dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengawasan Terhadap
Upaya Penghapusan Diskriminasi Ras dan etnis. Kewenangan Komnas HAM RI yang
diberikan oleh UU PDRE bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah baik
pusat maupun daerah. Pengawasan oleh komnas HAM RI dilakukan dengan
mekanisme memantau, mencari fakta, menilai guna mencari dan menemukan ada
tidaknya diskriminasi ras dan etnis. Atas dasar itu Komnas HAM RI mengeluarkan
rekomendasi.
Masyarakat dapat mengirimkan laporan pengaduan kepada Komnas HAM RI.
Berdasarkan laporan tersebut Komnas HAM RI melakukan tindak pengawasan.
Pengawasan dapat pula dilakukan tanpa menunggu laporan dari masyarakat
Pengawasan dilakukan atas prakarsa Komnas HAM RI sendiri. Komnas HAM RI
memiliki waktu 90 hari sejak penugasan dibuat.
6
Atas dugaan diskriminasi ras dan etnis Komnas HAM RI memberikan
rekomendasi kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga swasta atau
kepada pimpinan lembaga tersebut untuk ditindaklanjuti. Bila diabaikan maka
rekomendasi diteruskan kepada pemerintah atau pemerintah daerah untuk melakukan
tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bila kebijakan
pemerintah atau pemerintah daerah diduga mengandung diskriminasi ras dan etnis
oleh pemerintah atau pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan, Komnas HAM
RI menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan lembaga pemerintahan tersebut.
Sejak rekomendasi diterima maka harus dikirimkan pemberitahuan kepada
Komnas HAM RI waktu paling lama 60 hari sejak rekomendasi diterima. Bila
diabaikan, maka diteruskan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Terhadap rekomendasi Komnas HAM RI yang tidak
ditindaklanjuti maka Komnas HAM mengumumkan hasil penilaian kepada publik.
Bila hasil penilaian hasil pengawasan oleh Komnas HAM RI ditemukan indikasi
terjadinya tindak pidana menurut UU PDRE, maka hasil penilaian tersebut
disampaikan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tindakan diskriminasi bisa
pula dilakukan melalui media penyiaran atauberita. Untuk media konten penyiaran,
dinilai oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Untuk menilai apakah terdapat tindakan
diskriminasi ras dan etnis, Komnas HAM RI menerapkan kewenangan pengawasan
untuk menilai apakah ada dugaan tindakan diskriminasi atautidak Demikian juga untuk
konten berita yang dinilai oleh Dewan Pers. . (Riset Hukum dan HAM, 31-32, 2019)
7
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Di dalam semboyan
ini terdapat beberapa keberagaman seperti yang sudah di bahas di atas. Salah satu
keberagaman tersebut adalah keberagaman ras. Dari berbagai macam ras ini membawa
ciri khas masing-masing seperti warna kulit, warna rambut, bentuk rambut, tinggi
badan, bentuk badan, bentuk organ tubuh seperti mata, hidung, telinga, dan lain
sebagainya.
Banyak nya ras yang ada di Indonesia ini, juga dapat memicu terjadinya konflik.
Salah satu konfliknya yaitu rasisme. Dampak-dampak negatif dari perlakuan rasisme
bisa menyebabkan korban mental down, insecure, tidak nyaman di lingkungan sekitar,
depresi, dan semacam nya. Adapun efek atau dampak lainnya yang ditimbulkan
perlakuan tersebut membuat terjadinya perpecahan, yang dimana menyebabkan
pengelompokkan sosial antar tiap etnis yang satu dengan etnis lainnya. Dampak
diskriminasi rasial di kehidupan masyarakat, yaitu dapat menyebabkan timbulnya
berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat.
Untuk meminimalisir terjadinya rasisme ini, Komnas HAM RI telah mengesahkan
SNP salah satunya tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (PDRE). Terkait
dengan Penghapusan Diskriminasi dan Etnis Pasal 8 ayat (1) UU PDRE memberikan
mandat kepada Komnas HAM RI untuk melakukan pengawasan terhadap segala
bentuk upaya penghapusan diskriminasi ras dan etnis dilakukan oleh Komnas HAM
RI.
3.2. Saran
8
Hal yang pertama adalah terus meneruskan program mengatasi dan meminimalisir
rasisme ras yang ada di Indonesia, dan selalu mengkampanyekan program anti rasisme
ke seluruh dunia. Karena berbagai etnis, suku, budaya dan ras selayaknya harus bisa
hidup setara dalam bidang apapun tidak membedakan manusia berdasarkan warna kulit
,suku,ras budaya maupun agama. Untuk mengatasi kasus rasisme masuk kedalam dunia
keberagaman ras yang ada di Indonesia ini. Kita ini seharusnya semua bersaudara. Dan
saya selaku peneliti ingin mengajak kita semua untuk tidak melakukan apapun tindakan
yang berbau rasisme terhadap ras di Indonesia yang menyebabkan gangguan kesehatan
mental terhadap minoritas, mulai dari depresi hingga terganggunya keseimbangan
kualitas hidup.
9
DAFTAR PUSTAKA
Putri Erna Oktavia. 2019. Jurnal Rechten : Riset Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(online). (https://rechten.nusaputra.ac.id/article/view/46, diakses pada tanggal 16
Januari 2024).
Anggi Yus Susilowati. 2022. Hasanuddin Journal Of Sociology (HJS). (online).
(https://rechten.nusaputra.ac.id/article/download/46/28., diakses pada tanggal 15
Januari 2024).
Kertas Posisi. 2018. Journal Of Adolescent Health Jilid 63. (online).
(https://www.jahonline.org/article/S1054-139X(18)30239-8/fulltext#back-bib0008,
diakses pada tanggal 15 Januari 2024).
H. Munir Salim. 2017. Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Perwujudan Ikatan Adat-Adat
Masyarakat Adat Nusantara. (online). (https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/4866/4355, diakses pada tanggal
30 Januari 2024).
Rohmat, S.Si. 2019. Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs kelas VIII.
(online).
(https://books.google.co.id/books?id=saj7DwAAQBAJ&pg=PA36&dq=keberagaman
+ras+di+Indonesia&hl=id&newbks, diakses pada tanggal 09 Januari 2024).
10