Anda di halaman 1dari 6

Nama :

Npm :

Kelas :

system rumah tangga daerah penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah


maksudnya tidak lain adalah suatu tatanan yang bermaksud membagi wewenang dan atau
urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan dengan tatanan
tersebut pemerintah daerah akan mendapat jumlah dan atau sejenis urusan pemerintahan oleh
baik itu atas dasar penyerahan yang dulu belum ada kemudian dikasih penyerahan pengakuan
yang sudah ada kemudian diakui oleh pemerintah pusat.
ada tiga sistem rumah tangga daerah yang pertama sistem rumah tangga Rie materiel
Kemudian yang kedua sistem rumah tangga former Giant ketiga itu tidak lain adalah sistem
rumah tangga bagi Ilham
Prinsip yang terkandung dalam sistem rumah tangga materiel itu tidak lain yang pertama
asumsi dasarnya struktur sistem rumah tangga materiel gitu secara kodrati wewenang atau
urusan pemerintahan pusat dan daerah itu sudah dapat dibeda-bedakan jadi secara isi secara
sifat secara materi itu pusat dan daerah itu sudah mempunyai urusan pemerintahan atau
wewenang sendiri-sendiri dengan demikian maka wewenang Danu atau urusan pemerintahan
pusat dan daerah itu sudah dapat dipilah-pilah sejak semula sudah dapat dibagi-bagi nah ini
dinas yang pertama secara kodrati urusan pusat dan urusan daerah itu sudah dapat dibeda-
bedakan oleh sebab itu wewenang atau urusan pemerintahan pusat dan daerah sudah dapat
dipilah-pilah nah daerah hanya memiliki wewenang atau urusan pemerintahan jika anda
penyerahan dari pusat Maksudnya gimana ini jadi setelah pemerintah pusat ini biasanya
pemerintah pusat
kelemahan dan kelebihan sistem rumah tangga materiel yang pertama itu ada kepastian
wewenang urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, yang kedua kelebihannya adalah
daerah dapat segera melaksanakan wewenang urusan pemerintahan setelah tahu pasti
berdasarkan materinya itu daerah Kemudian ia bisa segera melaksanakan wewenang urusan
pemerintahan
fusible artinya Apa artinya perkembangan desentralisasi tidak sejalan dengan perkembangan
daerah karena daerah itu sudah dipatok urusannya itu hanya itu saja dengan urusannya itu
hanya itu saja di dalam konteks eh apa pembagian wewenang itu maka ketika ada
perkembangan kebutuhan bopeng di daerah mata tidak segera dapat tertangkap oleh
kepentingan-kepentingan dalam rangka melakukan pelayanan dan pelayanan terhadap
masyarakat daerah akhirnya tidak fleksibel
sistem rumah tangga formil itu sebetulnya merupakan jawaban atas banyaknya kelemahan
sistem rumah tangga materiil yang berisik dasarnya adalah situ rumah tangga yang jenis dasar
rumah tangga material itu adalah eh urusan pemerintahan itu sudah dibilang Villa dan
ternyata dengan dipilah-pilah ini memunculkan kelebihan yang lebih banyak daripada Maaf
kelemahan yang lebih banyak daripada kelebihannya maka sistem rumah tangga formil
dimunculkan skanda bilang menit tadi dari awal tadi bahwa setiap sistem itu akan
memunculkan kelebihan dan kelemahan
hambatan pelaksanaan sistem utama formulir dagang hambatan yang pertama kriteria
kewenangan pemerintahan daerah belum dapat ditentukan secara jelas
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN SISTEM RUMAH TANGGA MATERIL
•KELEBIHAN
1. Ada kepastian wewenang/ urusan pemerintahan
antara pusat dan daerah
2. Daerah dapat segera melaksanakan wewenang/urusan pemerintahan
3. Duplikasi pengaturan wewenang dapat dieleminir
•KELEMAHAN
a.Seolah-olah urusan pemerintahan itu dapat dipilah-pilah menurut jumlah dan jenisnya
b.Mudah menimbulkan ketegangan hubungan antara pusat dan daerah, karena daerah serba
menuntut.
c.Tidak fleksibel perkembangan desentralisasi tidak sejalan dengan perkembangan daerah
d.Ada kecenderungan penyeragaman
e.Tidak mendorong inisiatif
HAKIKAT OTONOMI DAERAH BERDASARKAN SISTEM RUMAH TANGGA
MATERIL
• Otonomi daerah bukan merupakan sesuatu yang alami. Ada tidakya otonomi daerah sangat
tergantung pada kewenangan Pusat atau daerah tingkat atasnya;
• Otonomi daerah tidak mungkin ada kalau terlebih dahulu tidak diadakan penyerahan urusan
pemerintahan;
• Otonomi daerah tergantung dari pemberian dari Pusat
(kemandirian daerah tidak terbangun)

SISTEM RUMAH TANGGA FORMIL


• Bentuk penyempurnaan sistem rumah tangga materil
• Tidak ada perbedaan urusan/wewenang antara pusat dan daerah
• Daerah dapat mengatur dan mengurus wewenang/ urusan pemerintahan tanpa harus nunggu
penyerahan
• Penyerahan wewenang/urusan pemerintahan harus dilaksanakan secara formal dengan UU
desentralisasi

HAMBATAN PELAKSANA SISTEM RUMAH TANGGA FORMAL


• Kriteria kewenangan Pemerintah
Daerah belum dapat ditentukan secara jelas
• Penyerahan wewenang pemerintahan kurang memperhatikan karakteristik dan kondisi
masing-masing daerah
• Sangat tergantung dari ada tidaknya budaya otonomi yang dipengaruhi oleh budaya politik
suatu daerah
• Daerah dihadapkan pada ketidakpastian, apakah wewenang yang sedang dijalankan it
memang wewenang daerah ataukah wewenang Pusat
• Pola penyerahan wewenang tidak jelas, apakah penyerahan langsung ataukah tidak
langsung

HAKIKAT OTONOMI DAERAH MENURUT


SISTEM RUMAH TANGGA FORMAL
• Otonomi daerah bukan sesuatu yang sifatnya pemberian;
• Otonomi daerah adalah sesuatu yang dibiarkan tumbuh dan berkembang serta diberi
pengakuan;
• Otonomi daerah secara kodrati telah melekat dalam diri suatu daerah;
• Isi otonomi daerah juga bisa berasal dari pemberian, asalkan bermanfaat bagi daerah.
(Tergantung ada/tidaknya budaya otonomi)

BUDAYA POLITIK
1. BUDAYA POLITIK KAULA
2. BUDAYA POLITIK PAROKIAL
3. BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
(BAGAIMANAKAH PENGARUHNYA DENGAN
SISTEM RUMAH TANGGA FORMAL)

SISTEM RUMAH TANGGA NYATA


Merupakan perpaduan antara sistem rumah in tangga materil dan sistem rumah tangga formil.
Unsur rumah tangga materil terlihat dari adanya urusan pemerintahan pangkal pada saat
pembentukan daerah otonom baru.
Sedangkan unsur ruman tangga formilnya terlihat adanya kebebasan dan/atau inisiatif daerah
untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan berdasarkan keadaan/faktor-faktor nyata dari Daerah
yang bersangkutan.

SISTEM RUMAH TANGGA RIIL


Urusan/wewenang pemerintahan daerah ditentukan berdasarkan faktor-faktor nyata di suatu
daerah
KRITERIA FAKTOR-FAKTOR NYATA
1.Kemampuan Daerah
2. Keadaan Daerah
3. Kebutuhan Daerah

KEMAMPUAN DAERAH
Potensi nyata suatu daerah dalam melaksanakan otonomi berdasarkan:
• Kemampuan aparatur pemerintahan;
• Kemampuan ekonomi daerah;
• Kemampuan partisipasi masyarakat;
• Kemampuan keuangan (PAD);
• Kemampuan organisasi tata laksana (manajemen)
• Kemampuan demografi
(Untuk menentukan Jumlah urusan dan wewenang pemerintahan)

KEADAAN DAERAH
Kondisi atau karakteristik nyata suatu daerah yang meliputi:
• Iklim dan curah hujan;
• Kesuburan tanah;
• Luas dan bentuk daerah;
• Unsur-unsur Biotis (flora dan fauna)
• Religiusitas;
• Adat Istiadat;
• Lembaga kemasyarakatan;
•Struktur masyarakat
(Dipergunakan untuk menentukan Jenis urusan/wewenang pemerintahan)

KEBUTUHAN DAERAH
Kehendak suatu daerah untuk mengatur, mengurus dan menyelenggarakan wewenang/urusan
pemerintahan tertentu yang disesuaikan dengan
kemampuan dan keadaan daerah
(Untuk menilai apakah suatu daerah memiliki keinginan untuk berotonomi)
WARGA NEGARA

pengertian

~ Warga Negara : rakyat yang menetap di suatu

wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara.

~ AS. Hikam : warga negara merupakan terjemahan dari citizenship yaitu anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk negara itu sendiri.

~ Koerniatmanto:

mengemukakan warga

negara dan anggota negara. Dimana sebagai anggota negara mempunyai kedudukan yang khusus
terhadap negaranya. la mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya.

~ Dalam konteks Indonesia, hak dan kewajiban warga negara sudah diatur dalam UUD 1945, seperti
Pasal, 26, 27,28,29, 30, 31 dan 34.

KEWARGANEGARAAN

PASAL 26 UUD 1945

(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa

Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang undang sebagai warga
negara.

(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

PERBEDAAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK


PENDUDUK
Penekanannya pada aspek domisili
WARGA NEGARA
Penekanannya pada aspek domisili aspek sikap

DEFINISI WARGA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pasal 26 (1) UUD 1945
Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
~ permasalahan Sosiologis
~ Permasalahan Yuridis

PERMASALAHAN PASAL 26 AYAT (1) UUD 1945


Permasalahan Sosiologis:
1.Kriteria orang-orang indonesia Asli sulit ditentukan jika ukurannya keturunan
2.Menimbulkan 2 kategori WNI (Asli dan Keturunan)
3.Mempersulit proses integrasi nasional

Permasalahan Yuridis:
1.Diskriminasi hukum di berbagai sektor kehidupan
2.Pengesahan Kewarganegaraan melalui undang-undang merupakan tindakan berlebihan

KONSEKUENSI YURIDIS STATUS KEWARGANEGARAAN


• Lingkup Hukum Perdata Internasional
• Lingkup Hukum Keluarga
• Lingkup Hukum Publik

Anda mungkin juga menyukai