9674 21602 1 SM
9674 21602 1 SM
Oleh: Stefanus Dwi Nugroho Liskananto, Pendidikan Seni Musik, FBS UNY
Email: stefanusdwi28@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses manajemen pertunjukan Yogyakarta Gamelan
Festival 2016 dari pra hingga pasca acara. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data
yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Isntrumen penelitian yaitu peneliti sendiri
sebagai alat pengumpul data utama. Analisis data melalui tiga tahapan yaitu pengumpulan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui uji kredibilitas (triangulasi teknik dan peer de
briefing), uji depenabiliy dan uji konfimability. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) berlangsungnya
Yogyakarta Gamelan Festival selama 21 tahun merupakan keberhasilan dalam upaya mempertahankan dan
megelola manajemen, (2) struktur organisasi yang diterapkan sangat ideal dan cocok untuk mengatasi pertunjukan
yang berskala besar dan juga cara kerja organisasi yang mengusung konsep kekeluaragaan dan profesionalistas
menjadikan setiap anggotanya nyaman dalam bekerja. Proses manajemen pertunjukan dibagi menjadi 4 yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan evalusai. (3) pendanaan bersifat swadaya tanpa ada bantuan dana
dari sponsor maupun pemerintah, dana yang diperoleh melaui donatur, program usaha dana yang dilakukan oleh
Gayam 16, dan penjualan marchendise.
Abstract
The objective of this research is to describe the performance management process of Yogyakarta
Gamelan Festival 2016 from pre to post event. This research uses descriptive qualitative research type. Data
obtained through observation, interview and documentation. The research instrument is the researcher himself as
the main data collection tool. Data analysis through three stages is data collection, data presentation and
conclusion. Data validity is obtained through credibility test (engineering triangulation and peer de briefing),
depenabiliy test and confirmability test.The results of this study show that (1) the Yogyakarta Gamelan Festival
lasts for 21 years is a success in maintaining and managing the management, (2) organizational structure is
applied ideal and suitable for overcoming large-scale performances and also the workings of the organization
that carries the concept of kekeluaragaan And professionalism make every member comfortable in work. The
performance management process is divided into 4 namely planning, organizing, movement and evaluation. (3)
self-funded funding without any funding from sponsors or government, funds obtained through donors, fund
business programs conducted by Gayam 16, and marchendise sales.
melalui observasi dan wawancara, baik yang dengan informan, peneliti juga mengutarakan
terstruktur maupun tidak, dokumentasi, materi- maksud dan tujuan dilakukanya wawancara.
materi visual, serta usaha merancang protokol Peneliti memilih beberapa informan yang
untuk merancang dan merekam. dianggap bisa memberikan data yang dibutuhkan
Dalam penelitian ini peneliti oleh peneliti. Adapun narasumber yang dipilih
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai adalah sebagi berikut:
berikut: a. Setyaji Dewanto selaku General Manager
1. Observasi Yogyakarta Gamelan Festiival, beliau juga
Menurut Creswell (2009:267) observasi pernah terlibat sebagai volunteer pada awal
kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya YGF berlangsung hingga saat ini beliau
peneliti langsung turun ke lapangan untuk menjabat sebagai General Manager. Dalam
mengamati perilaku dan aktivitas individu- hal ini peneliti melakukan wawancara seputar
individu di lokasi penelitian. Dalam hal ini sejarah awal berdirinya Yogyakarta Gamelan
peneliti melakukan observasi secara partisipatif Festival, pembetukan kepanitian YGF, dan hal
dan terus terang di mana peneliti juga ikut andil lainya terkait proses penyelenggaraan
dalam kegiatan yang sedang diamati, peneliti Yogyakarta Gamelan Festival 2016.
mengamati setiap kejadian-kejadian yang terjadi b. Desyana W.P selaku manajer keuangan
dan peneliti juga mengamati secara langsung Yogyakarta Gamelan Festival, peneliti
struktur kerja dalam proses manajemen melakukan wawancara mengenai keuangan
pertunjukan Yogyakarta Gamelan Festival 2016. dalam Yogyakarta Gamelan Festival.
Peneliti juga mengatakan secara terus terang Pemasukan dan pengeluaran dalam
kepada sumber data bahwa peneliti sedang Yogyakarta Gamelan Festival 2016, peneliti
melakukan penelitian, peneliti berperan sebagai juga menanyakan beberapa hal tentang
volunteer dalam divisi konser Yogyakarta komunitas Gayam 16.
Gamelan Festival. 3. Dokumentasi
Penelti juga telah melakukan observasi Dokumentasi merupakan sebuah bagian
jauh-jauh sebelumnya, dengan peneliti pernah penting yang tidak boleh terlewatkan dalam
menjadi salah satu penampil dalam YGF pada sebuah pertunjukan. Menurut Sugiyono (2013:
tahun 2014 menjadi penonton pada tahun 2015. 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
2. Wawancara sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
Menurut Esterberg (2002) wawancara gambar, atau karya-karya monumental dari
adalah perteman dua orang untuk bertukar seorang. Dalam hal ini peneliti menggunakan
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga arsip berupa foto, video, dan catatan mengenai
dapat di konstruksikan makna dalam suatu topik Yogyakarta Gamelan Festival yang berasal dari
tertentu. Pada penelitian ini peneliti sekretariat YGF dan juga panitia yang berperan
menggunakan teknik wawancara tidak dalam proses penyelenggaraan Yogyakarta
terstruktur yang mana menurut Sugiyono (2013: Gamelan Festival 2016.
233) wawancara tidak terstruktur adalah Dokumen yang digunakan oeh peneliti
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak antara lain, foto dan juga video yang diperoleh
menggunakan pedoman wawancara yang telah dari divisi dokumentasi YGF. Peneliti juga
tersususn secara sistematis dan lengkap untuk menggunakan arsip dari sekretariat Gayam 16
pengumpulan datanya. berupa notulen rapat, program kerja divisi dan
Dalam hal ini peneliti melakukan catatan-catatan lainya terkait dengan
wawancara dengan beberapa partisipan yang penyelenggaraan Yogyakarta Gamelan Festival
terlibat secara langsung dengan acara Yogyakarta 2106. Peneliti juga menggunakan dokumen dari
Gamelan Festival. Wawancara dilakukan setelah beberapa media online antara lain laman situs
terjadi persetujuan dan kesepakatan peneliti Pamit Yang2an yang memat artikel seputar
302 Jurnal Pendidikan Seni Musik Volume 6, Nomor 5, Tahun 2017
untuk membantu maka officer dari masing- sendiri maupun divisi lainya. Setelah semua
masing divisi berhak untuk mencari anggota dirasa siap dan cukup pada rapat pleno yang
baru, tentu saja dengan persetujuan Setyanto terakhir (ke-lima) dilakukan pemantapan akhir,
Prajoko selaku Human Resource & Development masing-masing divisi kembali melaporkan
Manager. Jadi pada dasarnya anggota kepanitian tentang program kerjanya yang sudah terlaksana,
dalam Yogyakarta Gamelan Festival selalu sama setelahnya tidak ada lagi rapat pleno melainkan
setiap tahunya, hal ini dilakukan guna rapat terbatas untuk masing-masing divisi.
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Pada tanggal 20 Juli 2016 seluruh
ditahun selanjutnya karena setiap tahun hanya kegiatan mulai terfokus di PKKH, setiap
fokus dalam satu divisi, berbeda jika tiap-tiap keperluan dan kebutuhan mulai dibawa ke
divisi selalu berganti-ganti anggota maka setiap tempat acara. Pada hari itu juga pukul 15.30
anggota divisi tersebut selalu harus belajar dari WIB diadakan upacara pemotongan tumpeng
awal lagi dan hasilnya pasti kurang maksimal. dan juga press conference. Acara tersebut
3. Penggerakan dihadiri oleh seluruh panitia YGF dan juga tamu
Untuk memudahkan peneliti dalam undangan dalam hal ini tamu udangan yang
menganalisis tahapan pergerakan, tahap hadir meliputi wartawan, perwakilan peserta dan
pergerakan ini dibagi menjadi 2 yaitu pra acara juga pihak pengelola PKKH. Setelah upacara
dan acara. pemotongan tumpeng selesai, seluruh panitia
a. Pra Acara kembali melakukan persiapan sesuai divisinya
Tahapan pra acara tentunya semua proses masing-masing. Persipan ini dilakukan hingga
yang dilakukan sebelum hari H, tahap ini tanggal 21 Juli 2016 dan seluruh divisi bekerja
dimulai pada saat rapat pleno yang kedua pada memaksimalkan waktu yang tersisa, sehingga
tanggal 26 April 2016. Dalam rapat pleno seluruh persiapan selesai sebelum hari H. b.
tersebut agenda yang dibahas adalah Acara
pemantapan struktur organisasi dan juga rencana Pada tanggal 22 Juli 2016 merupakan hari
kerja awal oleh tiap-tiap divisi. Dalam proses pertama berlangsungnya Yogyakarta Gamelan
pra acara masing-masing divisi yang dikomando Festival 2016, pada pukul 13.00 sampai dengan
oleh seorang officer mulai melaksanakan 16.00 dilaksanakan soundchek, dalam hal ini divisi
program kerja yang telah mereka susun. Peran konserlah yang mempersiapkan segala sesuatunya
Ishari Sahida selaku program director di sini yang dibutuhkan. Dalam tahapan ini bisa kita lihat
sangat dibutuhkan, peranya adalah memberikan bagai mana panitia menyusun urutan penampil
deadline untuk program kerja tiap-tiap divisi pada saat pentas dan juga pada saat soundcheck.
agar setiap program kerja yang telah dirancang Pada hari pertama peserta yang akan tampil adalah
dapat diselesaikan tepat waktu. Sawitra Kumara dari Yogyakarta, Keraton Kawitan
Dalam proses manajemen pertunjukan Amertha Bumi dari Kendal dan terakhir adalah
Yogyakarta Gamelan Festival 2016 diadakan David Kotlowy dari Australia. Soundchek pertama
lima kali rapat pleno, dalam setiap rapat pleno dilakukan oleh perserta terakhir yang tampil pada
yang diadakan masing-masing divisi melalui hari pertama yaitu David Kotlowy kemudian
officernya masing-masing melaporkan tentang dilanjutkan Keraton Kawitan Amertha Bumi dan
program kerja yang sudah terlaksana, belum Sawitra Kumara. Hal itu dilakukan agar peserta
terlaksana, sedang dalam proses dan juga setiap pertama yang akan tampil tidak perlu lagi pulang
permasalahan yang ditemui dalam melaksanakan menuju penginapan melainkan melakukan
program kerja. Program Director juga selalu persiapan di ruang transit yang telah disediakan
memberikan masukan kepada setiap divisi yang oleh panitia, sehingga tidak ada kemungkinan
bekerja, dan mengingatkan jika ada suatu hal peserta datang terlambat dan dirasa lebih efektif
yang terlupakan. Tidak hanya program director danefisien
melainkan seluruh anggota kepanitiaan yang
hadir pada rapat tersebut juga boleh
memberikan masukanya, baik untuk divisinya
Manajemen Pertunjukan Yogyakarta .... (Stefanus Dwi N) 305
Pada pukul 16.30 diadakan briefing beliau berada di divisi konser pada awal YGF
untuk persiapan memulai acara, awalnya hari dibentuk.
pertama akan diadakan Opening Ceremony Pada hari terakhir (ke-3) seluruh panitia
pada pukul 19.00 dan berlokasi di halaman benar-benar memaksimalkan tenaga yang tersisa
parkir di depean gedung PKKH, namun pada agar dipuncak acara YGF 2016 seluruh rangkaian
saat itu turun hujan dan tidak memungkinkan acara berlangsung lebih baik, dari dua hari
Opening Ceremony di laksanakan di halaman, sebelumnya. Pada hari ketiga peserta yang akan
sehingga panitia memutuskan untuk tampil pada konser YGF 2016 adalah Duet Bonang
melaksanakan Opening Ceremony di depan Unggul Anjang dari Yogyakart, Pradangga
pintu masuk menuju gedung. Hal itu juga Sawokembar dari Yogyakarta, Victorhugo Hidalgo
membuat jadwal sedikit mundur namun masih and Sean Hayward feat. Sri Mara World Music
bisa teratasi, awalnya panitia sedikit kuwalahan Collective dan terakhir adalah Mustikaning Daha
karena perbedaan konsep dari tahun dari Kediri. Workshop hari ketiga diisi dengan
sebelumnya karena pada tahun ini jadwal Srawung Tetembangan oleh Wahono Simbah. Acara
workshop, Pameran dan konser berlangsung dihari ketiga berjalan dengan sangat lancar dan
secara bersamaan. Pada saat itu workshop YGF jumlah penonton meningkat drastis dari hari
hari pertama diisi dengan Gamelan Karaoke pertama dan kedua, seluruh penampil konser
oleh Azis Rifkiyanto. Walaupun hujan turun menampilkan seluruhnya dengan maksimal,
cukup lebat namun acara pada hari pertama workshop dan juga pameran juga tidak lepas dari
tetap berjalan lancar dan jumlah pengunjung daya tari pengunjung. Pada hari yang ketiga seluruh
yang datang juga cukup banyak. divisi bekerja dengan sangat baik, dan merekan
Pada hari yang kedua yaitu pada tanggal selalu belajar dari hari sebelumnya, sehingga dihari
23 Juli 2016 konsep acara tidaklah berbeda jauh ketiga ini semua terlihat matang dan juga berjalan
dengan hari pertama, hanya saja soundchek dengan sangat lancar hingga acara selesai.
dilaksanakan lebih awal yaitu pukul 10.00 Wib, 4. Evaluasi
format soundchek yang dilakukan juga sama Pada Yogyakarta Gamelan Festival 2016
seperti hari pertama yaitu penampil terakhir evaluasi dilaksanakan setiap hari setelah acara
melakukan sounchek pertama dilanjutkan selesai, dalam hal ini acara YGF berlangsung
penampil kedua dan terakhir penampil ketiga. selama tiga hari berturut-turut berarti terjadi tiga
Pada hari kedua peserta yang akan tampil adalah kali evaluasi. Hal ini dilakukan agar setiap
Kontra-GaPi dari Filipina, Canda Nada kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada hari
Yogyakarta dan terakhir Sanggar Tarara (Duta pertama tidak kembali terjadi dihari kedua dan
Seni Kabupaten Bangkalan) dari Bangkalan. ketiga.
Pameran juga dibuka lebih awal yaitu pukul a. Evaluasi Hari Pertama
13.00 dan Workshop dilaksanakan pukul 19.00, Yang menjadi evaluasi untuk hari pertama
workshop di hari kedua diisi dengan Gergaji adalah mundurnya jadwal opening ceremony
Musik oleh Iwan Raditya dan Gamelan Kemanak dikarenakan hujan, akibatnya seluruh rangkaian
oleh Wangsit Sarjito (Keraton Kawitan Amertha acara juga sedikit mundur dari yang sudah
Bumi). Pada hari kedua seluruh rangkaian acara dijadwalkan. Namun secara keseluruhan acara
cenderung berjalan lebih lancar dan juga lebih pada hari pertama berjalan cukup lancar dan
rapi dibandingkan hari pertama, namun konser masing-masing divisi bekerja dengan baik.
yang dijadwalkan selesai pukul 10.00 masih b. Evaluasi Hari Kedua
meleset dari perkiraan dan selesai pukul 10.30, Evaluasi hari kedua adalah untuk divisi
hal ini dikarenakan divisi konser kurang konser, pada saat itu tim rodish dari divisi konser
bekerja maksimal, pada saat itu divisi konser bekerja kurang maksimal dalam pergantian alat dari
langsung melakukan briefing dan saat itu peserta satu kepeserta berikutnya. Juga kurangnya
Setyanto Prajoko selaku HRD memberikan komunikasi dari rekan-rekan divisi konser dengan
officer sehingga terjadi kerusakan fasilitas gedung
kritik dan masukan berdasarkan pengalaman
306 Jurnal Pendidikan Seni Musik Volume 6, Nomor 5, Tahun 2017
PKKH yaitu Black Board sehingga mengharuskan setiap pengelompokan program kerja dilakukan
panitia menggati kerusakan tersebut. Untuk divisi secara sistematis dan juga ada dalam teori
yang lain sudah berjalan dengan baik. manajemen. Jika dikatakan sebagai manajemen
c. Evaluasi Hari Ketiga tradisional dimana kepanitian yang merupakan
Hari ketiga seluruh divisi cenderung orang Indonesia kusunya Jawa, kepanitiaan YGF
berjalan sangat baik, sehingga tidak ada tidak selalu menghitungkan semuanya dengan
kesalahan fatal yang dilakukan. Hal ini karena angka dalam hal ini yang dimaksud adalah profit
setiap divisi belajar dari hari-hari sebelumnya (keuntungan berupa materi).
dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Om Joko juga menyampaikan kita sebagai
Pada hari terakhir ini acara berlangsung dengan orang jawa khusunya harus bisa menerapkan
sangat baik, dimulai tepat waktu dan juga sistem empan papan artinya kita bisa
berakhir tepat waktu, jumlah pengunjung yang menempatkan sesuatu dengan tepat. Dalam hal ini
datang juga meningkat dibandingkan dengan dua kepanitiaan YGF harus bisa menerapkan kapan
hari sebelumnya. harus menggunakan sistem manajemen modern
Dalam YGF 2016 evaluasi dilakukan dan kapan harus menerapkan sistem manajemen
bukan hanya semata-mata untuk mengkoreksi tradisional. Hal ini juga yang membuat nyaman
dan mencari kesalahan yang ada, melainkan juga dan bisa meningkatkan kinerja produksi
untuk memberikan semangat kepada setiap kepanitiaan YGF. Selain itu hal tersebutlah yang
anggota panitia yang bekerja mengingat acara bisa membuat para staff kerja dan juga volunteer
YGF ini berlangsung selama tiga hari berturut- betah dalam berkerja melaksanakan program untuk
turut. kelangsungan acara YGF selam 21 tahun ini
Evaluasi terakhir dilaksanakan satu walaupun mereka tidak menerima keuntungan
minggu setelah acara selesai yaitu pada tanggal berupa materi (dibayar dengan uang).
31 Juli 2016 pukul 19.00, evaluasi tersebut Peneliti juga melihat selama peneliti
berlangsung di Sekretariat Gayam 16. Evaluasi melakukan obeservasi dan juga berperan dalam
terakhir lebih mengarah kepada laporan tiap-tiap kepanitiaan YGF 2016 bahwa rekan-rekan
divisi terutama yang berkaitan dengan anggaran panitia juga menerapkan sitem kekeluargaan
dan juga sekalian diadakan sum-suman dan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Di mana
pembubaran panitia. hal ini juga yang berhasil membuat kenyamanan
dalam bekerja dan juga membuat setiap panitia
D. Manajemen Pertunjukan Yogyakarta merasa ikhlas dalam bekerja seperti setiap
Gamelan Festival panitia melakukan pekerjaan untuk keluarganya.
Jika dilihat pada dasarnya manajemen Hal ini lah yang membuat sistem
pertunjukan Yogyakarta Gamelan Festival manajemen Yogyakarta Gamelan Festival dapat
nampak seperti manajemen pertunjukan pada dikatakan unik, bagaimana setiap panitia
umumnya. Manajemen yang dipersiapkan dan melakukan pekerjaanya dengan sangat
telah dijalankan selama 20 tahun terakhir ini profesional dan ikhlas tanpa mendapatkan
memang terbukti hebat dalam melaksanakan keuntungan berupa uang. Tentunya setiap
sebuah pertunjukan terutama pertunjukan panitia pasti mendapatkan pengalaman yang
berskala besar seperti Yogyakarta Gamelan berharga dan berguna untuk diterapkan diluar,
Festival ini yang bisa membuat para panitia konsisten
Menurut Setyanto Prajoko selaku dan selalu ada dalam pelaksanaan event
Human Resource & Develompment Manager
Yogyakarta Gamelan Festival. Dan kemudian
yang akrab dipanggil Om Joko manajemen
mengapa selalu ada volunteer baru yang ingin
yang dilakukan dalam Yogakarta Gamelan
ikut serta dan berperan dalam acara Yogyakarta
Festival menerapkan konsep manajemen
modern dan tradisional. Dikatakan sebagai Gamelan Festival.
manajemen modern karena YGF saat ini
memiliki struktur organisasi yang pasti, dan
Manajemen Pertunjukan Yogyakarta .... (Stefanus Dwi N) 307