Armayati (2019)
Armayati (2019)
1,2,3,4,
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia
*Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia
email: *1leni.armayati@psy.uir.ac.id
Abstrak
Artikel INFO Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika pembentukan identitas sosial pada
kelompok geng motor Ghost Nightdi kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam
Diterima:01 April 2019 penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Penelitian ini menggunakan tiga subjek
Direvisi :05 April 2019
Disetujui: 05 Juli 2019 yang tergabung dalam geng motor Ghost Night selama lima tahun. Setelah melakukan
observasi, peneliti mengambil data lewat wawancara semi-terstruktur.Hasil penelitian
DOI: menunjukkan bahwa dinamika pembentukan identitas sosial setiap anggota geng motor
http://dx.doi.org/10.24014/ Ghost Night GLEHQWXN ROHK RWRULWDV JHQJ DWDX NHWXD XQWXN NHPXGLDQ WHUMDGL LGHQWL¿NDVL
jp.v14i2.6847 diikuti dengan menggunakan simbol tertentu sebagai bentuk komitmenidentitas social
dalam kelompok geng motor Ghost Night terbentuk.Identitas sosial yang terbentuk setiap
anggota kelompok geng motor Ghost Night dipertahankan kelompok dengan penciptaan
rasa takut dengan otoritas dalam kelompok. Oleh sebab itu, setiap anggota geng motor
Ghost Night tidak mempunyai keberanian untuk menolak perintah dan melanggar apa yang
GLNDWDNDQ ROHK SHPLPSLQ NHORPSRN $QFDPDQ GDQ KXNXPDQ VHFDUD ¿VLN \DQJ GLODNXNDQ
oleh pemimpin kelompok adalah cara pemimpin kelompok membentuk kelompok geng
motor Ghost Night.
The Process of the Formation of Group Dynamics in Social Identity: Study of Motor
Case of Ghost Night in Pekanbaru
Abstract
This study aims to describe the group dynamics and the formation of social identity in the
Ghost Night motorcycle gang. The method used in this study is a qualitative case study.
This study used three subjects that were incorporated in the Ghost Night motorcycle gang
IRU ¿YH \HDUV $IWHU PDNLQJ REVHUYDWLRQV UHVHDUFKHUV WDNH GDWD WKURXJK VHPL VWUXFWXUHG
interviews. The results showed that the social identity of each Ghost Night motorcycle
gang member was formed by the authority to then form the internal dynamics of the
Ghost Night motorcycle gang group formed. The social identity formed by each member
of the Ghost Night motorcycle gang group is maintained by the group by creating fear with
authority in the group. Therefore, every member of the Ghost Night motorcycle gang does
not have the courage to refuse orders and violate what the group leader says. Physical
threats and punishments carried out by group leaders are the way group leaders form
Ghost Night motorcycle gang groups.
35
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019
motor yang melakukan aksi kekerasan pada Berdasarkan hasil wawancara dengan
masa kini dibandingkan masa-masa awal mantan pelaku geng motort; BM, RL, dan AR
munculnya geng motor. Berdasarkan identitas menuturkan awal mula mengikuti geng motor
sekolah, beberapa geng motor remaja yang sekolah sejak kelas X SMA. Sudah menjadi
melakukan aksi kekerasan sedangkan tradisi di SMA-nya, siswa laki-laki hendaknya
pada masa kinitidak berdasarkan identitas mengikuti geng motor sebab “anak laki-laki
sekolah. sudah sewajarnya kalau senang berkelahi”.
Perubahan ekspresi kekerasan yang RL menceritakan bahwa awal mula mengikuti
dulunya menjadi aktivitas geng motor sekolah geng motor karena ajakan dari teman dan
menjadi sangat berbeda ketika melihat fakta para senior-senior di sekolah, kemudian
yang terjadi pada dua tahun belakangan ini. dari ajakan tersebut RL mulai aktif dalam
Pada masa kini, aksi dan kekerasan menjadi kegiatan-kegiatan geng motor sekolah seperti
salah satu aktivitas geng motor remaja tawurandengan geng motor sekolah lain yang
yang berdiri bukan atas identitas sekolah dianggap musuh.
yang sama. Media cetak Motor plus-online. Aktivitas yang dilakukan tidak
com mengabarkan bahwa aksi kriminalitas hanya menggunakan senjata tapi juga
memang rawan terjadi, ada satu orang menggunakan senjata tumpul. BM, RL, dan
korban yang mengalami luka bacok yang RL juga menjelaskan bahwa tawuran, hanya
cukup serius ketika berpapasan dengan membuat lawan cidera dan meminta ampun,
sekelompok pemotor atau geng motor yang yang nantinya akan membuat bangga mereka
mebawa senjata tajam. Kasus-kasus ini dan geng motornya. Artinya, penyerangan
juga semakinmemancing perhatian dengan mematikan tidak menjadi perhatian utama
adanya peningkatan kasus kriminalitas di kegiatan anggota geng motor tapi cenderung
Pekanbaru. Pada tahun 2012 tercatat ada menakuti lawan mereka, baik lawan yang
6.780 kasus kriminal yang dicatat oleh Polda tergabung dalam anggota geng motor maupun
Riau dan pada tahun 2013 jumlah kasus tidak.
kriminal menurun menjadi 6.513 kasus. Aksi tersebut dilakukan dengan
Selanjutnya, tercatat pada tahun 2014 cara berkeliling dalam gerombolan sambil
jumlah kasus kriminal meningkat 193,98% mengendarai motor dan membawa senjata
(Seksi Statistik Ketahanan Nasional & Bidang tajam. Lawan yang akan menjadi mangsa
Statistik, 2015). Meskipun tidak bisa diketahui mereka biasanya adalah kelompok lain atau
secara pasti berapa jumlah geng motor yang orang yang dianggap sebagai musuh. Namun
melakukan kriminalitas jalanan dengan ini, terkadang juga siapa-siapa yang ditemui di
namun kemunculan geng motor baru ini ikut jalan dan dianggap meledek atau bersikap tak
berkontribusi dalam meningkatnya jumlah menyenangkan akanmereka serang.
kriminalitas yang tercatat. Persoalan label identitas mengalami
Menurut Kartono (2014) geng motor perubahan dalam hal ini. Kepentingan
remaja banyak ditemukan dan berkembang geng motor pada dua tahun belakangan ini
di kota-kota besar. Pada awalnya, mereka membentuk identitas sosial baru yang tidak
merupakan sekumpulan remaja yang berdasarkan sekolah. Menurut Hogg & Abrams
membentuk kelompok bermain dan mencari (1988) Identitas sosial adalah pengetahuan
pengalaman baru secara bersama-sama.Dari tentang masing-masing orang selama individu
pencarian pengalaman ini, sangat mungkin tersebut berada di dalam sebuah kelompok.
untuk terjadi perubahan yang tidak lagi bisa Identitas sosial juga menunjukkan
dikontrol dan menghadirkan kekerasan, bahwa semua perilaku di dalam kelompok
pencurian, perusakan fasilitas umum ataupun terbentuk, seperti bagaimana setiap masing-
fasilitas pribadi.Perilaku ini kemudian masing individu mempunyai solidaritas
menciptakan teror dalam masyarakat (Ahnaf terhadap kelompoknya ataupun kepada teman
& Salim, 2017). satu kelompok yang mempunyai tujuan untuk
mendapatkan pengakuan atau penghargaan
36
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha
secara positif (Hogg & Abrams 1988). yang berasal dari pengetahuanmereka
Menurut Tajfel dan Turner dalam ( tentang keanggotaan dalam suatu kelompok
Hogg & Abrams, 1988) perbandingan antar VRVLDO EHUVDPDDQ GHQJDQVLJQL¿NDQVL QLODL
kelompok berfokus pada pembentukan dan emosional dari keanggotaan tersebut.
dan keunikan masing-masing kelompok. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan,
Pembentukan terbangun karena adanya rasa peduli dan juga rasa bangga dari
solidaritas antar setiap anggota kelompok dan keanggotaandalam suatu kelompok tertentu.
sosok yang mendominasi kelompok (Turner, Hogg danAbrams (1988) menjelaskan identitas
dkk.,dalam Sarwono, 2009). Rasa solidaritas sosial sebagai rasaketerkaitan, peduli, bangga
yang tumbuh di dalam kelompok dirasa sangat dapat berasal dari pengetahuan seseorang
penting, maka identitas sosial berpotensi dalamberbagai kategori keanggotaan sosial
rusak jika rasa solidaritas di dalam kelompok dengan anggota yang lain, bahkan tanpaperlu
sudah tidak terjalin (Walgito, 2010). memiliki hubungan personal yang dekat,
Lewat paparan di atas, penelitian ini mengetahui atau memiliki berbagaiminat
tertarik untuk melihat bagaimana proses Jones dan Volpe (2014) mengatakan
dinamika pembentukan identitas sosial bahwa aspek-aspek identitas sosial adalah :
lewat studi kasus terhadap geng motor a. Kategorisasi, pengelompokan individu
Ghost Nightyang biasa melakukan aktivitas kedalam kelompok-kelompok tertentu
kriminalitasdi Pekanbaru. Perubahan bentuk dan memberikan label berdasarkan
pada tiga tahun belakangan yaitu tahun kelompoknya.
2007 sampai dengan 2011 ini jauh sangat E ,GHQWL¿NDVL LQGLYLGX PHQJDVRVLDVLNDQ
berbeda dengan aktivitas yang dilakukan. dirinya kedalam kelompok tertentu in-
Pada tahun 2007 sampai pada tahun 2011 group.
anggota geng motor cenderung berkumpul c. Membandingkan,individu membanding-
dan melakukan aktivitasnya setelah kan kelompoknya dengan kelompok lain
pulang dari sekolah dimana mereka selalu out-group
berkumpul disepanjangjalan Diponegoro dan
Ronggowarsito. Berbeda dengan tahun 2013 Geng Motor
sampai dengan sekarang dimana aktivitas Menurut Hobsbawm (2000), istilah geng
anggota geng motor cenderung berkumpul motor seringkali digunakan untuk menunjukkan
pada tengah malam untuk melakukan atraksi- anggota atau organisasi kelompok yang erat
atraksi. Dalam segi jumlah anggota geng kaitannya dengan kriminalitas. Geng motor
motor wanita lebih meningkat disbanding mampu menyelidiki tentang hubungan sebab
tahun 2007 sampai dengan 2011. Nantinya akibat didalam kelompok sehingga memiliki
akan ditunjukkan bahwa pembentukan persepsi sesuai dengan keanggotaan dalam
identitas sosial ini bukan sesuatu yang secara kelompok sosial. Kelompok geng motor rata-
cair terbentuk dari kelompok bermain dan ratamempunyai anggota kelompok yang cukup
mengalami perubahan pola perilaku. Justru banyak mulai dari 3-50 anggota (Kartono,
sebaliknya, geng motor merupakan salah satu 2014). Masyarakat luas memandang bahwa
contoh bahwa identitas sosial rentan untuk anggota geng motor merupakan gerombolan
direkayasa dan dimanfaatkan pihak-pihak preman atau bandit yang meresahkan
tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah : lingkungan di mana mereka berada.
1. Mendeskripsikan dinamika kelompok Menurut Ryter (2011) pada tahun
dalam geng motor Ghost Night. 1998 pertumbuhan geng motor di Indonesia
2. Menjelaskan pembentukan identitas sangat cepat dan awal terbentuknya mulai
dalam geng motor Ghost Night. dari perkumpulan-perkumpulan yang ada di
kampung, sekolah-sekolah,terminal, stasiun,
Identitas Sosial dan tempat-tempat keramaian seperti gedung-
Menurut Tajfel (1986), identitas sosial gedung bioskop.
adalah bagian dari konsep diri seseorang Menurut Santrok (2002) karateristik
37
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019
38
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha
39
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019
40
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha
Daftar Pustaka
Krisis identitas sosial
Ahnaf, M. I., & Salim, H. (2017).Krisis
keistimewaan: Kekerasan terhadap
minoritas di Yogyakarta. Yogyakarta :
Butuh pengakuan dan pujian Penerbit CRCS (Center for Religious
and Cross Cultural Studies).
Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry
Bergabung dalam and research design: choosing among
kelompok geng motor ¿YH DSSURDFKHV QG (GLWLRQ . Thousand
Oaks: Sage.
Feist, J., & Feist, G. J. (2008).Theoriest of
Perasaan bangga dan diakui oleh Personality.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
pimpinan geng motor dan anggota
Harimurti, A. (2017). Merayakan pembantaian
preman: Fantasi dalam penyerangan
an
41
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019
42