Anda di halaman 1dari 8

Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan....

Andi Ahmad Ridha

Proses Dinamika Pembentukan Identitas Sosial pada kelompok:Studi Kasus Geng


Motor Ghost Night di Pekanbaru

Leni Armayati.*1, Zulriska Iskandar2,


Ahmad Gimmy P. Siswandi, 3, Zainal Abidin4

1,2,3,4,
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia
*Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Riau, Indonesia
email: *1leni.armayati@psy.uir.ac.id

Abstrak

Artikel INFO Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika pembentukan identitas sosial pada
kelompok geng motor Ghost Nightdi kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam
Diterima:01 April 2019 penelitian ini adalah kualitatif studi kasus. Penelitian ini menggunakan tiga subjek
Direvisi :05 April 2019
Disetujui: 05 Juli 2019 yang tergabung dalam geng motor Ghost Night selama lima tahun. Setelah melakukan
observasi, peneliti mengambil data lewat wawancara semi-terstruktur.Hasil penelitian
DOI: menunjukkan bahwa dinamika pembentukan identitas sosial setiap anggota geng motor
http://dx.doi.org/10.24014/ Ghost Night GLEHQWXN ROHK RWRULWDV JHQJ DWDX NHWXD XQWXN NHPXGLDQ WHUMDGL LGHQWL¿NDVL
jp.v14i2.6847 diikuti dengan menggunakan simbol tertentu sebagai bentuk komitmenidentitas social
dalam kelompok geng motor Ghost Night terbentuk.Identitas sosial yang terbentuk setiap
anggota kelompok geng motor Ghost Night dipertahankan kelompok dengan penciptaan
rasa takut dengan otoritas dalam kelompok. Oleh sebab itu, setiap anggota geng motor
Ghost Night tidak mempunyai keberanian untuk menolak perintah dan melanggar apa yang
GLNDWDNDQ ROHK SHPLPSLQ NHORPSRN $QFDPDQ GDQ KXNXPDQ VHFDUD ¿VLN \DQJ GLODNXNDQ
oleh pemimpin kelompok adalah cara pemimpin kelompok membentuk kelompok geng
motor Ghost Night.

Kata kunci: identitas sosial, geng motor, remaja.

The Process of the Formation of Group Dynamics in Social Identity: Study of Motor
Case of Ghost Night in Pekanbaru

Abstract

This study aims to describe the group dynamics and the formation of social identity in the
Ghost Night motorcycle gang. The method used in this study is a qualitative case study.
This study used three subjects that were incorporated in the Ghost Night motorcycle gang
IRU ¿YH \HDUV $IWHU PDNLQJ REVHUYDWLRQV UHVHDUFKHUV WDNH GDWD WKURXJK VHPL VWUXFWXUHG
interviews. The results showed that the social identity of each Ghost Night motorcycle
gang member was formed by the authority to then form the internal dynamics of the
Ghost Night motorcycle gang group formed. The social identity formed by each member
of the Ghost Night motorcycle gang group is maintained by the group by creating fear with
authority in the group. Therefore, every member of the Ghost Night motorcycle gang does
not have the courage to refuse orders and violate what the group leader says. Physical
threats and punishments carried out by group leaders are the way group leaders form
Ghost Night motorcycle gang groups.

Keywords: social identity, motorcycle gang, teenager

Pendahuluan Aktivitas yang sering mereka lakukan adalah


Anggota geng motor remaja umumnya tawuran, kebut-kebutan, perkelahian antar
masih sekolah, setingkat sekolah tingkat geng yang dijadikan lawan tanding. Meskipun
pertama dan setingkat sekolah menengah. demikian, ada perbedaan karakteristik geng

35
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

motor yang melakukan aksi kekerasan pada Berdasarkan hasil wawancara dengan
masa kini dibandingkan masa-masa awal mantan pelaku geng motort; BM, RL, dan AR
munculnya geng motor. Berdasarkan identitas menuturkan awal mula mengikuti geng motor
sekolah, beberapa geng motor remaja yang sekolah sejak kelas X SMA. Sudah menjadi
melakukan aksi kekerasan sedangkan tradisi di SMA-nya, siswa laki-laki hendaknya
pada masa kinitidak berdasarkan identitas mengikuti geng motor sebab “anak laki-laki
sekolah. sudah sewajarnya kalau senang berkelahi”.
Perubahan ekspresi kekerasan yang RL menceritakan bahwa awal mula mengikuti
dulunya menjadi aktivitas geng motor sekolah geng motor karena ajakan dari teman dan
menjadi sangat berbeda ketika melihat fakta para senior-senior di sekolah, kemudian
yang terjadi pada dua tahun belakangan ini. dari ajakan tersebut RL mulai aktif dalam
Pada masa kini, aksi dan kekerasan menjadi kegiatan-kegiatan geng motor sekolah seperti
salah satu aktivitas geng motor remaja tawurandengan geng motor sekolah lain yang
yang berdiri bukan atas identitas sekolah dianggap musuh.
yang sama. Media cetak Motor plus-online. Aktivitas yang dilakukan tidak
com mengabarkan bahwa aksi kriminalitas hanya menggunakan senjata tapi juga
memang rawan terjadi, ada satu orang menggunakan senjata tumpul. BM, RL, dan
korban yang mengalami luka bacok yang RL juga menjelaskan bahwa tawuran, hanya
cukup serius ketika berpapasan dengan membuat lawan cidera dan meminta ampun,
sekelompok pemotor atau geng motor yang yang nantinya akan membuat bangga mereka
mebawa senjata tajam. Kasus-kasus ini dan geng motornya. Artinya, penyerangan
juga semakinmemancing perhatian dengan mematikan tidak menjadi perhatian utama
adanya peningkatan kasus kriminalitas di kegiatan anggota geng motor tapi cenderung
Pekanbaru. Pada tahun 2012 tercatat ada menakuti lawan mereka, baik lawan yang
6.780 kasus kriminal yang dicatat oleh Polda tergabung dalam anggota geng motor maupun
Riau dan pada tahun 2013 jumlah kasus tidak.
kriminal menurun menjadi 6.513 kasus. Aksi tersebut dilakukan dengan
Selanjutnya, tercatat pada tahun 2014 cara berkeliling dalam gerombolan sambil
jumlah kasus kriminal meningkat 193,98% mengendarai motor dan membawa senjata
(Seksi Statistik Ketahanan Nasional & Bidang tajam. Lawan yang akan menjadi mangsa
Statistik, 2015). Meskipun tidak bisa diketahui mereka biasanya adalah kelompok lain atau
secara pasti berapa jumlah geng motor yang orang yang dianggap sebagai musuh. Namun
melakukan kriminalitas jalanan dengan ini, terkadang juga siapa-siapa yang ditemui di
namun kemunculan geng motor baru ini ikut jalan dan dianggap meledek atau bersikap tak
berkontribusi dalam meningkatnya jumlah menyenangkan akanmereka serang.
kriminalitas yang tercatat. Persoalan label identitas mengalami
Menurut Kartono (2014) geng motor perubahan dalam hal ini. Kepentingan
remaja banyak ditemukan dan berkembang geng motor pada dua tahun belakangan ini
di kota-kota besar. Pada awalnya, mereka membentuk identitas sosial baru yang tidak
merupakan sekumpulan remaja yang berdasarkan sekolah. Menurut Hogg & Abrams
membentuk kelompok bermain dan mencari (1988) Identitas sosial adalah pengetahuan
pengalaman baru secara bersama-sama.Dari tentang masing-masing orang selama individu
pencarian pengalaman ini, sangat mungkin tersebut berada di dalam sebuah kelompok.
untuk terjadi perubahan yang tidak lagi bisa Identitas sosial juga menunjukkan
dikontrol dan menghadirkan kekerasan, bahwa semua perilaku di dalam kelompok
pencurian, perusakan fasilitas umum ataupun terbentuk, seperti bagaimana setiap masing-
fasilitas pribadi.Perilaku ini kemudian masing individu mempunyai solidaritas
menciptakan teror dalam masyarakat (Ahnaf terhadap kelompoknya ataupun kepada teman
& Salim, 2017). satu kelompok yang mempunyai tujuan untuk
mendapatkan pengakuan atau penghargaan

36
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha

secara positif (Hogg & Abrams 1988). yang berasal dari pengetahuanmereka
Menurut Tajfel dan Turner dalam ( tentang keanggotaan dalam suatu kelompok
Hogg & Abrams, 1988) perbandingan antar VRVLDO EHUVDPDDQ GHQJDQVLJQL¿NDQVL QLODL
kelompok berfokus pada pembentukan dan emosional dari keanggotaan tersebut.
dan keunikan masing-masing kelompok. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan,
Pembentukan terbangun karena adanya rasa peduli dan juga rasa bangga dari
solidaritas antar setiap anggota kelompok dan keanggotaandalam suatu kelompok tertentu.
sosok yang mendominasi kelompok (Turner, Hogg danAbrams (1988) menjelaskan identitas
dkk.,dalam Sarwono, 2009). Rasa solidaritas sosial sebagai rasaketerkaitan, peduli, bangga
yang tumbuh di dalam kelompok dirasa sangat dapat berasal dari pengetahuan seseorang
penting, maka identitas sosial berpotensi dalamberbagai kategori keanggotaan sosial
rusak jika rasa solidaritas di dalam kelompok dengan anggota yang lain, bahkan tanpaperlu
sudah tidak terjalin (Walgito, 2010). memiliki hubungan personal yang dekat,
Lewat paparan di atas, penelitian ini mengetahui atau memiliki berbagaiminat
tertarik untuk melihat bagaimana proses Jones dan Volpe (2014) mengatakan
dinamika pembentukan identitas sosial bahwa aspek-aspek identitas sosial adalah :
lewat studi kasus terhadap geng motor a. Kategorisasi, pengelompokan individu
Ghost Nightyang biasa melakukan aktivitas kedalam kelompok-kelompok tertentu
kriminalitasdi Pekanbaru. Perubahan bentuk dan memberikan label berdasarkan
pada tiga tahun belakangan yaitu tahun kelompoknya.
2007 sampai dengan 2011 ini jauh sangat E ,GHQWL¿NDVL LQGLYLGX PHQJDVRVLDVLNDQ
berbeda dengan aktivitas yang dilakukan. dirinya kedalam kelompok tertentu in-
Pada tahun 2007 sampai pada tahun 2011 group.
anggota geng motor cenderung berkumpul c. Membandingkan,individu membanding-
dan melakukan aktivitasnya setelah kan kelompoknya dengan kelompok lain
pulang dari sekolah dimana mereka selalu out-group
berkumpul disepanjangjalan Diponegoro dan
Ronggowarsito. Berbeda dengan tahun 2013 Geng Motor
sampai dengan sekarang dimana aktivitas Menurut Hobsbawm (2000), istilah geng
anggota geng motor cenderung berkumpul motor seringkali digunakan untuk menunjukkan
pada tengah malam untuk melakukan atraksi- anggota atau organisasi kelompok yang erat
atraksi. Dalam segi jumlah anggota geng kaitannya dengan kriminalitas. Geng motor
motor wanita lebih meningkat disbanding mampu menyelidiki tentang hubungan sebab
tahun 2007 sampai dengan 2011. Nantinya akibat didalam kelompok sehingga memiliki
akan ditunjukkan bahwa pembentukan persepsi sesuai dengan keanggotaan dalam
identitas sosial ini bukan sesuatu yang secara kelompok sosial. Kelompok geng motor rata-
cair terbentuk dari kelompok bermain dan ratamempunyai anggota kelompok yang cukup
mengalami perubahan pola perilaku. Justru banyak mulai dari 3-50 anggota (Kartono,
sebaliknya, geng motor merupakan salah satu 2014). Masyarakat luas memandang bahwa
contoh bahwa identitas sosial rentan untuk anggota geng motor merupakan gerombolan
direkayasa dan dimanfaatkan pihak-pihak preman atau bandit yang meresahkan
tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah : lingkungan di mana mereka berada.
1. Mendeskripsikan dinamika kelompok Menurut Ryter (2011) pada tahun
dalam geng motor Ghost Night. 1998 pertumbuhan geng motor di Indonesia
2. Menjelaskan pembentukan identitas sangat cepat dan awal terbentuknya mulai
dalam geng motor Ghost Night. dari perkumpulan-perkumpulan yang ada di
kampung, sekolah-sekolah,terminal, stasiun,
Identitas Sosial dan tempat-tempat keramaian seperti gedung-
Menurut Tajfel (1986), identitas sosial gedung bioskop.
adalah bagian dari konsep diri seseorang Menurut Santrok (2002) karateristik

37
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

siswa sebagai remaja mengalami masa transisi Subjek Penelitian


sosial yaitu perubahan dalam hubungan Subjek dipilih berdasarkan kriteria
individu dengan manusia lain, baik dalam tertentu (Criterion Sampling) yang mewakili
sosial, dalam kepribadian, dan dalam peran populasi dalam kelompok (Creswell, 2007).
konteks sosial.Sehingga remaja mengalami Subjek atau informan dalam penelitian ini
masa krisis identitas yang menyebabkan berjumlah dua orang dan memilikikriteria
kurangnya kontrol pada individu yang sebagai berikut:
mempengaruhi konteks hubungan sosial pada 1. Tergabung dalam kelompok geng
remaja.Hal itu membuat remaja-remaja yang motor selama kurang lebih lima tahun
masih berada di bangku Sekolah Menengah dan kini mengikuti kelompok geng
Atas mudah ikut masuk ke dalam geng motor, motor Ghost Night
di dalam geng motor remaja juga terdapat 2. Pernah melakukan aktivitas
sosok pemimpin yang selalu mengkoordinasi kekerasan
setiap aktivitas gengnya seperti tawuran
antara geng motor sekolah yang lain dan Prosedur Analisis Data
sosok pemimpin mempunyai strategi untuk Dalam penelitian kualitatif tidak ada
membalas atau yang disebut (Kadir, 2012). rumusan baku untuk melakukan analisis data.
Namun, terdapat beberapa hal yang yang
Metode harus diperhatikan dalam pengolahan dan
Peneliti menggunakan metode kualitatif analisis data yaitu, peneliti wajib memonitor
yaitu mengumpulkan data dengan cara dan melaporkan proses dan prosedur analisis
wawancara dan observasi karena dirasa tepat data secara jujur dan selengkap mungkin
untuk memenuhi tujuan penelitian, yaitu untuk senada dengan yang diungkapkan Patton
menggambarkan dinamika pembentukan (dalam Poerwandari, 2005).Berikut ini
identitas sosial kelompok geng motor Ghost adalah langkah analisis data dalam penelitin
Night. Penelitian kualitatif berusaha untuk ini: organisasi data, pengkodean (coding),
mengeksplorasi, mendeskripsikan maupun interpretasi dan pembahasan.
menginterpretasikan maksud dari suatu
fenomena maupun pengalaman personal dan Hasil
sosial yang dialami oleh subjek penelitian Hasil temuan lapangan anggota geng
(Smith, 2009). motor sebenarnya ingin mendapatkan
Secara khusus, pendekatan kualitatif penghargaan yang diberikan oleh pemimpin
yang digunakan dalam penelitian ini kelompok. Bentuk penghargaan itu berupa
merupakan pendekatan studi kasus.Menurut pengakuan ataupun pujian dari pemimpin.
Creswell (2007) studi kasus merupakan suatu Selain itu, pemimpin akan memberikan
pendekatan yang melibatkan studi terhadap minuman beralkohol dan narkobasecara
sebuah isu yang dieksplorasi melalui satu cuma-cuma sebagai bentuk penghargaan
atau lebih kasus dalam sebuah sistem yang atas aktivitas anggota geng.
saling berkaitan.Pendekatan studi kasus Dari penghargaan yang diberikan
dalam penelitian ini memiliki sumber data oleh pemimpin kelompok tersebut muncul
yangdikumpulkan lewat wawancara dan kesenangan yang didapatkan.Kesenangan
observasi (Strauss & Corbin, 2008). itu timbul setelah pemimpin kelompok
memberi pujian dan minuman beralkohol dan
Fokus Penelitian narkoba secara gratis. Kemudian, pemimpin
Penelitian ini berfokus pada kelompok kelompok akan memberikan bonus yang lebih
geng motor Ghost Night dan aktivitas yang untuk para anggota yang telah melaksanakan
dilakukan oleh kelompok tersebut, baik dalam perintahnya. Bonus tersebut bisa berupa
proses pembentukan geng motor maupun anggota kelompok akan diajak ketempat
pengorganisiran identitas sosial di dalamnya. diskotik ataupun tempat karaoke.

38
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha

Otoritas dan identitas dari pemimpin aktivitas geng.


kelompok dan anggota kelompok.Di mana Perasaan bangga tersebut membuat
pemimpin kelompok sangat ditakuti dan kedua subjek semakin nyaman dan semakin
disegani oleh anggota kelompok dengan berani melakukan aktivitas kelompoknya.
DQFDPDQ DQFDPDQ ¿VLN \DQJ VHULQJ NDOL Pemberian penghargaan ini mampu
diberikan. Selain itu, identitas sosial anggota mengkonstruksi terbentuknya identitas sosial
geng motor yang termanifestasikan dalam sebagaimana disebut oleh Hogg & Abrams
bentuk kegiatan atau aktivitas kekerasan (1988) tercipta lewat perilaku kelompok,
berawal dari perintah yang diberikan oleh seperti solidaritas kelompok dengan tujuan
pemimpin. untuk penghargaan diri yang positif.
Identitas terbentuk karena adanya rasa Menurut Tajfel & Turner (dalam Hogg
WDNXW NDUHQD DGDQ\D DQFDPDQ DQFDPDQ ¿VLN & Abram, 1988) menuturkan bahwa identitas
oleh pemimpin kelompok.Rasa takut itu yang sosial di dalam anggota kelompok akan sangat
kemudian membuat anggota kelompok berani berpengaruh pada keyakinan kelompok
melakukan aktivitas tersebut. Ketika ada salah dalam hubungan relasi pemimpin kelompok
satu anggota kelompok yang memutuskan dananggotanya. Dalam hal ini, melakukan
untuk keluar dari kelompok tersebut maka aktivitasmenjadi sebuah simbol kebanggaan
pemimpin akan mencari keberadaannya dan bagi ketiga subjek.
dipaksa untuk kembali ikut kedalam anggota Perasaanbangga ini muncul ketika
kelompok. mereka berhasil mendapatkan pujian dari
$QFDPDQ VHFDUD ¿VLN WHUVHEXW \DQJ pemimpin dan teman-teman satu kelompok
membuat semua anggota kelompok merasa atas perbuatannya tersebut.Perasaan bangga
takut dengan sosok leader atau pemimpin itulah yang membuat ketiga subjek sangat
yang sering mereka gunakan saat proses merasa senang atas pencapaiannya.
wawancara. Terakhir atau kelima, kerentanan Selanjutnya, mereka akan mendapatkan
identitas di sini muncul karena ajakan dari minuman beralkohol dan narkoba secara
orang lain untuk masuk kedalam gengster. gratis ketika berhasil melaksanakan perintah
Ketika sudah menjadi anggota geng motor dari pemimpin kelompok.
pengaruh itu muncul dari pemimpin dan Sosok leader atau pemimpin kelompok
sesama anggota. Pengaruh pemimpin sangat mempunyai kontribusi yang sangat besar
besar terhadap setiap anggota kelompok. dalam pembentukan kelompok. Seperti
Pengaruh tersebutdilabeli dengan ancaman yang dituturkan oleh ketiga subjek yang
yang diberikan oleh pemimpin kelompok. Ini mengaku bahwa tidak sedikitpun berani
yang nantinya akan membentuk identitas atau membantah apa yang dikatakan oleh
sosial pada individu. pemimpin. Mereka tidak pernah menolak
Dari perspektif humanistik Maslow, apa yang menjadi keinginan seorang leader.
kebutuhan akan rekognisi, belonging, esteem Subjek AN juga menuturkan jika menurut
atau penghargaan dari orang lain harus apa perintah leader akan merasa aman dan
terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi nantinya akan mendapat kesenangan yang
tujuan pokok atau aktualisasi diri (Feist & diberikan oleh pemimpin kelompok.
Feist, 2008). Cara pemimpin inilah yang membuat
Penghargaan tersebut tidak hanya kelompok tetap ada dengan segala
diperoleh dari pemimpin kelompok saja aktivitasnya. Sosok pemimpin menjadi
yang memiliki struktur lebih tinggi dibanding otoritas dalam geng motor. Seperti yang
anggotanya, melainkan juga didapat dari dituturkan oleh ketiga subjek bahwa leader
teman satu kelompoknya sendiri. Seperti yang mengkoordinasi maupun memberikan
yang dituturkan oleh subjek SN dan ANakan perintah setiap aktivitas geng.
merasa lebih bangga dan dihargai jika Otoritas di dalam kelompok tersebut
teman satu kelompok memberikan apresiasi yang menjalankan kelompok, sehingga
ketika berhasil melakukan pemukulan dalam aktivitas tetap berjalan. Setelah aktivitas

39
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

tersebut berjalan pemimpin kelompok akan aktivitas geng.


memberikan evaluasi kepada anggotanya Perasaan bangga tersebut membuat
sesuai apa yang dipaparkan oleh subjek AN kedua subjek semakin nyaman dan semakin
dan YN. berani melakukan aktivitas kelompoknya.
Identitas sosial yang berada di Pemberian penghargaan ini mampu
dalam kelompok memiliki peranan untuk mengkonstruksi terbentuknya identitas sosial
mengevaluasi kelompok dan peranidentitas sebagaimana disebut oleh (Hogg & Abrams,
sosial sendiri berguna dalam pembentukan 1988) tercipta lewat perilaku kelompok,
maupun tindakan yang dilakukan olehkelompok seperti solidaritas kelompok dengan tujuan
(Newcomb, Turner & Converse, 1978). untuk penghargaan diri yang positif.
Anggota geng motor ini sangat Menurut Tajfel & Turner (dalam Hogg &
meneladani dan mematuhi apa yang Abrams, 1988) menuturkan bahwa identitas
dikatakan oleh pemimpinya. Bahkan bisa sosial di dalam anggota kelompok akan sangat
dikatakan setiap anggota kelompok tidak berpengaruh pada keyakinan kelompok
berani atau menolak apa yang dikatakan dalam hubungan relasi pemimpin kelompok
pemimpin. Perintah harus dilaksanakan dan dan anggotanya. Dalam hal ini, melakukan
setiap anggota yang berani menolak akan aktivitasmenjadi sebuah simbol kebanggaan
GLEHUL KXNXPDQ VHFDUD ¿VLN ROHK SHPLPSLQ bagi ketiga subjek.
kelompok. Perasaanbangga ini muncul ketika
Ketiga subjek juga menuturkan hal mereka berhasil mendapatkan pujian dari
yang senada bahwa perintah pemimpin harus pemimpin dan teman-teman satu kelompok
dipatuhi. Seorang pemimpin mempunyai atas perbuatannya tersebut.Perasaan bangga
kewajiban untuk mengendalikan dan itulah yang membuat ketiga subjek sangat
mengawasi perilaku anggota kelompok merasa senang atas pencapaiannya.
(Walgito, 2010).Dalam hal merumuskan Selanjutnya, mereka akan mendapatkan
identitas lewat rasa takut, ketiga subjek minuman beralkohol dan narkoba secara
menuturkan hal yang senada terhadap gratisketika berhasil melaksa-nakan perintah
ketakutannya dengan sosok leader.Ketiga dari pemimpin kelompok.
subjek mengaku bahwa sering mendapat Sosok leader atau pemimpin kelompok
DQFDPDQ VHFDUD ¿VLN GDUL SHPLPSLQ $QFDPDQ mempunyai kontribusi yang sangat besar
tersebut membuat ketiga subjek merasa dalam pembentukan kelompok. Seperti
sangat takut dan tidak berani menolak apa yang dituturkan oleh ketiga subjek yang
yang diperintahkan oleh leader. mengaku bahwa tidak sedikitpun berani
atau membantah apa yang dikatakan oleh
pemimpin. Mereka tidak pernah menolak
Pembahasan apa yang menjadi keinginan seorang leader.
Kebutuhan akan rekognisi, belonging, Subjek Gk juga menuturkan jika menurut
esteem atau penghargaan dari orang lain apa perintah leader akan merasa aman dan
harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum nantinya akan mendapat kesenangan yang
memenuhi tujuan pokok atau aktualisasi diri diberikan oleh pemimpin kelompok.
(Feist & Feist, 2008). Cara pemimpin inilah yang membuat
Penghargaan tersebut tidak hanya kelompok tetap ada dengan segala
diperoleh dari pemimpin kelompok saja aktivitasnya. Sosok pemimpin menjadi
yang memiliki struktur lebih tinggi dibanding otoritas dalam geng motor.Seperti yang
anggotanya, melainkan juga didapat dari dituturkan oleh ketiga subjek bahwa leader
teman satu kelompoknya sendiri. Seperti yang mengkoordinasi maupun memberikan
yang dituturkan oleh subjek Dp dan Gk akan perintah setiap aktivitas geng.
merasa lebih bangga dan dihargai jika teman Otoritas di dalam kelompok tersebut
satu kelompok memberikan apresiasi ketika yang menjalankan kelompok, sehingga
berhasil melakukan pembacokan dalam aktivitas tetap berjalan. Setelah aktivitas

40
Penerapan Konselor Sebaya dalam Mengoptimalkan Fungsi Layanan Bimbingan.... Andi Ahmad Ridha

tersebut berjalan pemimpin kelompok akan


memberikan evaluasi kepada anggotanya Mendapatkan penghargaan
sesuai apa yang dipaparkan oleh subjek Gk diri yang positif
dan Po.
Identitas sosial yang berada di
dalam kelompok memiliki peranan untuk Keyakinan dan kepercayaan
mengevaluasi kelompok dan peranidentitas
pada kelompok geng motor
sosial sendiri berguna dalam pembentukan
maupun tindakan yang dilakukan oleh
kelompok (Newcomb, Turner & Converse,
Terbentuk identitas sosial
1978).
Anggota geng motor ini sangat
meneladani dan mematuhi apa yang Bagan 1 Dinamika Identitas Sosial
dikatakan oleh pemimpinya. Bahkan bisa
dikatakan setiap anggota kelompok tidak Kesimpulan
berani atau menolak apa yang dikatakan
pemimpin. Perintah harus dilaksanakan dan Dari hasil penelitian dan pembahasan di
setiap anggota yang berani menolak akan atas,makadapatdisimpulkan bahwa aktivitas
GLEHUL KXNXPDQ VHFDUD ¿VLN ROHK SHPLPSLQ geng motor di Pekanbaru diorganisir oleh
kelompok. otoritas yang terepresentasikan lewat
Ketiga subjek juga menuturkan hal pemimpin kelompok. Identitas sosial anggota
yang senada bahwa perintah pemimpin geng motor tersebut terbentuk karena
harus dipatuhi. Seorang pemimpin mempu- adanya pengaruh dari pemimpin kelompok
nyai kewajiban untuk mengendalikan dan yang sering kali memberikan ancaman
mengawasi perilaku anggota kelompok DWDXSXQ WHNDQDQ VHFDUD ¿VLN NHSDGD VHOXUXK
(Walgito, 2010).Dalam hal merumuskan anggotanya. Kenyamanan anggota kelompok
identitas lewat rasa takut, ketiga subjek tersebut timbul karena adanya penghargaan
menuturkan hal yang senada terhadap yang diberikan oleh pemimpin kelompok.
ketakutannya dengan sosok leader.Ketiga Pemimpin mempunyai cara sendiri untuk
subjek mengaku bahwa sering mendapat mempertahankan kelompok yaitu dengan
DQFDPDQ VHFDUD ¿VLN GDUL SHPLPSLQ $QFDPDQ DQFDPDQ ¿VLN DWDX WHNDQDQ VHFDUD ¿VLN \DQJ
tersebut membuat ketiga subjek merasa nantinya membuat anggotanya menuruti dan
sangat takut dan tidak berani menolak apa melaksanakan perintah dari pemimpin geng
yang diperintahkan oleh leader. motor.

Daftar Pustaka
Krisis identitas sosial
Ahnaf, M. I., & Salim, H. (2017).Krisis
keistimewaan: Kekerasan terhadap
minoritas di Yogyakarta. Yogyakarta :
Butuh pengakuan dan pujian Penerbit CRCS (Center for Religious
and Cross Cultural Studies).
Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry
Bergabung dalam and research design: choosing among
kelompok geng motor ¿YH DSSURDFKHV QG (GLWLRQ . Thousand
Oaks: Sage.
Feist, J., & Feist, G. J. (2008).Theoriest of
Perasaan bangga dan diakui oleh Personality.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
pimpinan geng motor dan anggota
Harimurti, A. (2017). Merayakan pembantaian
preman: Fantasi dalam penyerangan

an
41
Jurnal Psikologi, Volume 15 Nomor 1, Juni 2019

lapas Cebongan. Tesis tidak Salemba Humanika.


dipublikasikan.Universitas Sanata Seksi Statistik Ketahanan Nasional & Bidang
Dharma. Statistik Sosial.(2015). Statistik Politik
Hobsbawn, E. J. (2000). Bandit sosial. Jakarta: dan Ketahanan Nasional Daerah
Penerbit Teplok Press. Istimewa Yogyarta 2014.Yogyakarta :
Hogg, M. A., & Abrams, D. (1988).Social BPS Provinsi D.I. Yogyakarta.
,GHQWL¿FDWLRQ $ VRFLDO SV\FKRORJ\ RI Smith, A. J. (ed). (2009). Psikologi kualitatif:
intergroup relations and group panduan praktis metode riset. Alih
processes. New York: Routledge. bahasa Budi Santosa.Jakarta : Pustaka
h t t p s : / / w w w. m o t o r p l u s o n l i n e . c o m / Pelajar.
read/251722852/brutal-seorang- Strauss, A & Corbin, J., (2008).Book Review:
pemudatewas-mengenaskan- Basics of Qualitative Research:
dibacok-geng-motor-lenteng-agung Techniques and Procedures for
mencekam?page=all 'HYHORSLQJ *URXQGHG 7KHRU\ UG HG
Jones, C.,&Volpe, E. H. (2014). Thousand Oaks: Sage.
2UJDQL]DWLRQDO LGHQWL¿FDWLRQ ([WHQGLQJ Tajfel, H., & Turnes, J. C. (1986).The Sosial
our understanding of social identities Identity theory of Intergroup Behavior
through social networks.Journal of Psychology of Intergroup relation, 5.
Organizational Behavior J. Organiz. ± 5HIHUHQFH ± 6FLHQWL¿F 5HVHUFK
Behav. Publish.
Kadir, H. A. (2012). School Gengs of Walgito,B. (2010). Psikologi kelompok.
Yogyakarta : Mass Fighting Strategies Yogyakarta: PenerbiCV. Andi Offset.
and Masculine Charisma in the City
of Student. 7KH $VLD 3DFL¿F -RXUQDO
ofAnthropology. Vol. 13, No. 4, pp. 352-
365.
Kartono, K. (2014). Patologi sosial 2:
Kenakalan remaja. Jakarta: Raja
*UD¿QGR 3HUVDGD
Newcomb, Turner & Converse.(1978).
Psikologi Sosial.Bandung: CV.
Diponegoro.
Parker, Ian. (2008). Psikologi Kualitatif.
Yogyakarta : Penerbit Audi Yogyakarta
Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan
Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran
dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).
Ryter, L. (2011, 25 Juni). Geng dan Negara
Orde Baru (1): Preman dari markas
tentara. Etnohistori, edisi “Jago, Preman
dan Negara”.Diunduh dari http://
etnohistori.org/geng-dan-negara-orde-
baru-1-preman-dari-markastentara.
html pada tanggal 18 April 2017.
Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa
Hidup. Jakarta. Erlangga.
Sarwono, S.W. & Meinarno, E.A (2009).
Psikologi Sosial.Jakarta : Penerbit

42

Anda mungkin juga menyukai