taufiq.hidayanto@ulm.ac.id
ABSTRACT
Covariational reasoning is one form of mathematical reasoning that needs to have both to
understand concepts and solve problems relating to everyday life. The reality is that the
student's covariational reasoning is relatively low. The purpose of this study was to determine
the student's covariational reasoning in modeling the relationship between time and velocity.
This study used a qualitative approach with a total of 87 subjects in the third semester. Data
analysis was carried out namely data collection, data condensation, data presentation, and
concluding. The results showed that students' covariational reasoning was divided into 5
categories, namely students modeling graphs but not meaningful, Students modeling graph by
generalizing problems, students modeling graph that continued to rise so that it did not fit the
context, students modeling graph whose shape changes did not fit the context, and students
modeling graph in detail and fit the context.
ABSTRAK
Penalaran kovariasional merupakan salah satu bentuk penalarana matematis yang perlu dimiliki
seseorang baik untuk memahami konsep maupun menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari. Realitanya bahwa penalaran kovariasional mahasiswa tergolong rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penalaran kovariasional mahasiswa dalam
memodelkan hubungan antara waktu dan kecepatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subjek sebanyak 87 mahasiswa semester 3. Analisis data yang dilakukan yaitu
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penalaran kovariasional mahasiswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu
mahasiswa memodelkan grafik namun tidak bermakna, Mahasiswa memodelkan grafik dengan
menggeneralisasi masalah, mahasiswa memodelkan grafik yang terus naik sehingga tidak sesuai
konteks, mahasiswa memodelkan grafik yang perubahan bentuknya tidak sesuai konteks, dan
mahasiswa memodelkan grafik dengan rinci dan sesuai konteks.
Pamungkas, 2020). Seseorang akan lebih institusi-institusi sosial lain yang lebih luas
fleksibel dalam memahami suatu konsep (Adamura & Susanti, 2018).
matematika jika bisa menggunakan Salah satu bentuk penalaran
kemampuan nalarnya dengan baik matematis adalah penalaran kovariasional.
(Badjeber, 2017). Penalaran memiliki peran Penalaran kovariasional adalah kegiatan
penting dalam matematika karena dijadikan kognitif yang berupa pengoordinasian dua
sebagai pondasi bagi standar proses lainnya. kuantitas berbeda dengan memperhatikan
Selain itu, penalaran dan matematika tidak proses berubahnya ketika dihubungkan satu
dapat dipisahkan satu sama lain karena sama lain (Carlson, Jacobs, Coe, Larsen, &
dalam menyelesaikan permasalahan Hsu, 2002; Thompson & Carlson, 2017).
matematika memerlukan penalaran Dua kuantitas tersebut dikenal dengan
sedangkan kemampuan penalaran dapat variabel-variabel yang saling berhubungan.
dilatih dengan belajar matematika Menurut (Subanji, 2011), kegiatan kognitif
(Kusumawardani, Wardono, & Kartono, dapat disamakan dengan aktivitas mental.
2018). Lebih lanjut, kemampuan penalaran Aktivitas mental merupakan proses yang
dapat berkembang pada saat siswa terjadi di dalam pikiran yang dapat diamati
menyelesaikan masalah matematika (M & melalui perilaku yang nampak berupa hasil
Mulyana, 2018). penyelesaian tugas atau pernyataan-
Penalaran dalam berpikir matematika pernyataan subjek dalam menyelesaikan
dikenal dengan penalaran matematis. tugas yang diberikan. Dengan demikian,
Kemampuan penalaran matematis penalaran kovariasional didefinisikan
diperlukan mahasiswa baik dalam proses sebagai aktivitas mental yang
memahami matematika maupun dalam mengoordinasikan variabel bebas dan
kehidupan sehari-hari. Dalam proses variabel kontrol dengan memperhatikan
memahami matematika, kemampuan proses perubahan variabel terikatnya
penalaran berperan baik dalam pemahaman berdasarkan perubahan setiap variabel
konsep dan pemecahan masalah. Dalam kontrolnya. Aksi mental dalam penalaran
kehidupan sehari-hari, kemampuan bernalar kovariasional menurut kerangka kerja
diperlukan pada saat menyelesaikan (Carlson et al., 2002) dan deskripsinya
permasalahan-permasalahan yang terjadi sesuai pada tabel 1.
baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan
299
Erbaş, 2010). Oleh karena itu, kajian berjumlah 87 orang yang berusia antara 18
tentang penalaran kovariasional pada tahun 0 bulan sampai 20 tahun 7 bulan.
mahasiswa sebagai calon guru perlu Subjek merupakan mahasiswa semester 3
didalami lebih lanjut. Secara khusus, dengan kemampuan matematis yang
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beragam baik tinggi, sedang, maupun
penalaran kovariasional mahasiswa dalam rendah.
memodelkan hubungan antara waktu dan Karena penelitian yang dilakukan
kecepatan. Dalam penelitian ini, tugas menggunakan pendekatan kualitatif,
kovariasional yang digunakan adalah Instrument utama dalam penelitian ini
masalah dengan konteks aktivitas adalah tim peneliti dan instrument tes
masyarakat lingkungan lahan basah Kota berupa masalah kovariasional sebagai
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. pendukung. Instrument tes yang digunakan
berupa masalah kontekstual lingkungan
301
Sketsakan grafik antara waktu dan yang diberikan oleh subjek. Data hasil
kecepatan seluruh perjalanan klotok
wawancara berupa tanggapan subjek terkait
tersebut dengan titik awal dan akhir di
Menara pandang! pemodelan grafik yang telah mereka
berikan.
Pengambilan data dilakukan dengan
Teknik analisis data dalam penelitian
pemberian tes kepada seluruh subjek dan
ini meliputi pengumpulan data, kondensasi
peneliti melakukan wawancara kepada
data, penyajian data, dan penarikan
subjek yang terpilih sebagai wakil dari
kesimpulan menurut Miles & Huberman
masing-masing kategori karakter penalaran
(Sugiyono, 2017). Hasil pekerjaan subjek
kovariasional. Oleh karena itu, data utama
dikumpulkan, selanjutnya dianalisis
dalam penelitian ini berupa hasil tes
berdasarakan aksi mental penalaran
masalah kovariasional yang diberikan
kovariasional yang dimodifikasi dari
kepada subjek dan hasil wawancara kepada
(Carlson et al., 2002) pada tabel 3.
subjek. Data hasil hasil tes masalah
kovariasonal berupa pemodelan grafik
302
konteks
Perwakilan subjek pada masing- Tidak Bermakna
masing kategori dipilih untuk keperluan Subjek dengan kategori 1 (K1)
analisis lebih lanjut. Pemilihan subjek sebanyak 8,2 %. Subjek dalam kategori ini
didasarkan pada kejelasan grafik yang menjawab soal yang diberikan, namun
digambarkannya dan kemampuan jawaban yang diberikan tidak memberikan
komunikasi subjek yang baik. makna atau tidak berarti. Salah satu bentuk
Subjek Memodelkan Grafik Namun jawaban subjek K1 tersaji pada Gambar 2.
305
Gambar 4 adalah ilustrasi pemodelan subjek telah memberikan sumbu variabel yang
grafik oleh subjek dengan Kategori 3 (K3). saling dihubungkan dan bermakna, subjek K3
Ketika dimintai klarifikasi melalui memenuhi aktivitas MA1. Selain itu, subjek
wawancara, subjek K3 menyampaikan: memperhatikan arah grafik naik dan mendatar
“ini garis sumbu (mendatar) waktu dan ini berdasarkan kondisi dalam masalah, sehingga
kecepatan (tegak), grafik dimulai dari 0
subjek K3 telah memenuhi aktivitas MA2,
karena awalnya klotok berhenti, lalu
kecepatannya bertambah, ini naik karena sehingga masuk dalam level 2 (L2).
jalurnya lurusnya, lalu agak mendatar ini
Subjek Memodelkan Grafik yang
kecepatannya turun karena ada belokan, lalu
naik lagi karena ada jalur lurus lagi, dan Perubahan Bentuknya Tidak Sesuai
seterusnya hingga sampai”.
Konteks
Karakteristik jawaban yang diberikan Subjek dengan kategori 4 (K4)
yaitu adanya variabel waktu dan kecepatan mencapai 60,7 %, terbesar dari seluruh
sebagai kedua variabel yang dihubungkan. kategori. Subjek memodelkan grafik dengan
Selain itu, subjek memberikan pembeda variasi kenaikan dan penurunannya.
antara grafik naik dan mendatar yang Pemodelan grafik oleh subjek K4 tersaji pada
menunjukkan kenaikan kecepatan maupun Gambar 5.
kondisi menurunnya kecepatan. Karena
307
308