Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

PENALARAN KOVARIASIONAL MAHASISWA DALAM


MEMODELKAN GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WAKTU
DAN KECEPATAN
Taufiq Hidayanto1)*, Iskandar Zulkarnain 2), Kamaliyah3), Ismail 4)
1,2,3,4
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

taufiq.hidayanto@ulm.ac.id

ABSTRACT
Covariational reasoning is one form of mathematical reasoning that needs to have both to
understand concepts and solve problems relating to everyday life. The reality is that the
student's covariational reasoning is relatively low. The purpose of this study was to determine
the student's covariational reasoning in modeling the relationship between time and velocity.
This study used a qualitative approach with a total of 87 subjects in the third semester. Data
analysis was carried out namely data collection, data condensation, data presentation, and
concluding. The results showed that students' covariational reasoning was divided into 5
categories, namely students modeling graphs but not meaningful, Students modeling graph by
generalizing problems, students modeling graph that continued to rise so that it did not fit the
context, students modeling graph whose shape changes did not fit the context, and students
modeling graph in detail and fit the context.

Keywords: covariational reasoning, graph modeling, time and velocity.

ABSTRAK
Penalaran kovariasional merupakan salah satu bentuk penalarana matematis yang perlu dimiliki
seseorang baik untuk memahami konsep maupun menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari. Realitanya bahwa penalaran kovariasional mahasiswa tergolong rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penalaran kovariasional mahasiswa dalam
memodelkan hubungan antara waktu dan kecepatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan subjek sebanyak 87 mahasiswa semester 3. Analisis data yang dilakukan yaitu
pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penalaran kovariasional mahasiswa terbagi menjadi 5 kategori, yaitu
mahasiswa memodelkan grafik namun tidak bermakna, Mahasiswa memodelkan grafik dengan
menggeneralisasi masalah, mahasiswa memodelkan grafik yang terus naik sehingga tidak sesuai
konteks, mahasiswa memodelkan grafik yang perubahan bentuknya tidak sesuai konteks, dan
mahasiswa memodelkan grafik dengan rinci dan sesuai konteks.

Kata kunci: penalaran kovariasional, memodelkan grafik, waktu dan kecepatan

A. PENDAHULUAN menganalisis, menjelaskan, dan pada


Penalaran dapat diartikan sebagai akhirnya adalah manarik suatu kesimpulan
aktivitas berpikir yang tujuan akhirnya (Agustin, 2016). Penalaran merupakan salah
untuk menarik suatu kesimpulan (Adamura satu daya matematis yang harus dimiliki
& Susanti, 2018; Pamungkas & Yuhana, oleh mahasiswa serta merupakan proses
2016). Aktivitas berpikir tersebut mencakup mental dalam mengembangkan pikiran dari
mengumpulkan fakta, mengelola, beberapa fakta (Purbaningrum, Safitri, &
298

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Pamungkas, 2020). Seseorang akan lebih institusi-institusi sosial lain yang lebih luas
fleksibel dalam memahami suatu konsep (Adamura & Susanti, 2018).
matematika jika bisa menggunakan Salah satu bentuk penalaran
kemampuan nalarnya dengan baik matematis adalah penalaran kovariasional.
(Badjeber, 2017). Penalaran memiliki peran Penalaran kovariasional adalah kegiatan
penting dalam matematika karena dijadikan kognitif yang berupa pengoordinasian dua
sebagai pondasi bagi standar proses lainnya. kuantitas berbeda dengan memperhatikan
Selain itu, penalaran dan matematika tidak proses berubahnya ketika dihubungkan satu
dapat dipisahkan satu sama lain karena sama lain (Carlson, Jacobs, Coe, Larsen, &
dalam menyelesaikan permasalahan Hsu, 2002; Thompson & Carlson, 2017).
matematika memerlukan penalaran Dua kuantitas tersebut dikenal dengan
sedangkan kemampuan penalaran dapat variabel-variabel yang saling berhubungan.
dilatih dengan belajar matematika Menurut (Subanji, 2011), kegiatan kognitif
(Kusumawardani, Wardono, & Kartono, dapat disamakan dengan aktivitas mental.
2018). Lebih lanjut, kemampuan penalaran Aktivitas mental merupakan proses yang
dapat berkembang pada saat siswa terjadi di dalam pikiran yang dapat diamati
menyelesaikan masalah matematika (M & melalui perilaku yang nampak berupa hasil
Mulyana, 2018). penyelesaian tugas atau pernyataan-
Penalaran dalam berpikir matematika pernyataan subjek dalam menyelesaikan
dikenal dengan penalaran matematis. tugas yang diberikan. Dengan demikian,
Kemampuan penalaran matematis penalaran kovariasional didefinisikan
diperlukan mahasiswa baik dalam proses sebagai aktivitas mental yang
memahami matematika maupun dalam mengoordinasikan variabel bebas dan
kehidupan sehari-hari. Dalam proses variabel kontrol dengan memperhatikan
memahami matematika, kemampuan proses perubahan variabel terikatnya
penalaran berperan baik dalam pemahaman berdasarkan perubahan setiap variabel
konsep dan pemecahan masalah. Dalam kontrolnya. Aksi mental dalam penalaran
kehidupan sehari-hari, kemampuan bernalar kovariasional menurut kerangka kerja
diperlukan pada saat menyelesaikan (Carlson et al., 2002) dan deskripsinya
permasalahan-permasalahan yang terjadi sesuai pada tabel 1.
baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan

299

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Tabel 1. Aksi Mental Penalaran Kovariasional


Aksi mental Deskripsi
AM1 mengoordinasikan nilai suatu variabel dengan perubahan variabel lainnya
AM2 mengoordinasikan arah perubahan suatu variabel dengan perubahan pada
variabel lainnya
AM3 mengoordinasikan besaran perubahan suatu variabel dengan perubahan pada
variabel lainnya
AM4 Mengkoordinasikan kecepatan rata-rata dari fungsi dengan kenaikan seragam
dari perubahan variabel bebas
AM5 Mengkoordinasikan kecepatan sesaat dari fungsi dengan perubahan kontinu
dalam variabel bebas, yaitu pada semua anggota domain fungsi

Aksi mental pada tabel 1 diturunkan penalaran kovariasional menurut (Carlson et


menjadi dasar untuk melevelkan penalaran al., 2002) tersaji pada Tabel 2.
kovariasional seseorang. Pelevelan
Tabel 2. Aksi Mental Penalaran Kovariasional
Level (L) Aksi Mental yang Terlibat
L1 (Coordination) AM1
L2 (Direction) AM1 & AM2
L3 (Quantitatif Coordination) AM1, AM2, & AM3
L4 (Average Rate) AM1, AM2, AM3, & AM4
L5 (Instantaneous Rate) AM1, AM2, AM3, AM4, & AM5

Penalaran kovariasional banyak 2014), hingga analisis konteks big data


dikaji oleh beberapa peneliti. Penalaran pada statistika (Gibbs & Gil, 2017). Selain
kovariasional pada konsep fungsi itu, (Heather Lynn Johnson, McClintock,
(Oehrtman & Thompson, 2008), konsep & Hornbein, 2017) juga mengkaji terkait
limit (Carlson, Larsen, & Jacobs, 2001; transfer penalaran kovariasional dalam
Nagle, Tracy, Adams, & Scutella, 2017), menyelesaikan dua masalah dengan
pemodelan kejadian dinamik (Carlson et konteks yang berbeda. Semua kajian
al., 2002; Sandie, Purwanto, Subanji, & tersebut berkenaan dengan pemodelan
Hidayanto, 2019a; Subanji & Supratman, grafik pada masalah kovariasional.
2015; Umah, Asari, & Sulandra, 2016; Realitanya, mahasiswa masih mengalami
Yemen-Karpuzcu, Ulusoy, & Işıksal- kesulitan dalam melakukan penalarana
Bostan, 2017), variasi simultan yang kovariasional (Carlson et al., 2002; Sandie,
kontinu (Saldanha & Thompson, 1998), Purwanto, Subanji, & Hidayanto, 2019b).
perubahan bentuk geometris (Heather L. Selain itu, kemampuan penalaran
Johnson, 2012), Integral (Harini, Fuad, & kovariasional guru dalam kategori lemah
Ekawati, 2018), trigonometri (Moore, juga terungkap (Şen Zeytun, Çetinkaya, &
300

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Erbaş, 2010). Oleh karena itu, kajian berjumlah 87 orang yang berusia antara 18
tentang penalaran kovariasional pada tahun 0 bulan sampai 20 tahun 7 bulan.
mahasiswa sebagai calon guru perlu Subjek merupakan mahasiswa semester 3
didalami lebih lanjut. Secara khusus, dengan kemampuan matematis yang
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beragam baik tinggi, sedang, maupun
penalaran kovariasional mahasiswa dalam rendah.
memodelkan hubungan antara waktu dan Karena penelitian yang dilakukan
kecepatan. Dalam penelitian ini, tugas menggunakan pendekatan kualitatif,
kovariasional yang digunakan adalah Instrument utama dalam penelitian ini
masalah dengan konteks aktivitas adalah tim peneliti dan instrument tes
masyarakat lingkungan lahan basah Kota berupa masalah kovariasional sebagai
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan. pendukung. Instrument tes yang digunakan
berupa masalah kontekstual lingkungan

B. METODE PENELITIAN Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan

Penelitian yang dilakukan adalah Selatan. Adapun instrumen tes yang

menggali karakter penalaran kovariasional digunakan adalah sebagai berikut:

mahasiswa dalam memodelkan grafik Di Kota Banjarmasin, terdapat


wisata susur sungai dan kelotok
hubungan waktu dan kecepatan. Karakter sebagai sarana transportasi. Kelotok
penalaran kovariasional digali melalui aksi adalah perahu bermotor yang
terdapat di sungai-sungai
mental dan tanggapan subjek dalam Kalimantan Selatan dengan
memodelkan grafik dari masalah yang menggunakan mesin berbahan bakar
diesel/solar. Salah satu rute wisata
diberikan. Oleh karena itu, penelitian ini susur sungai tertera pada gambar 1.
menggunakan pendekatan kualitatif. Kelotok akan cepat ketika lintasan
lurus dan melambat ketika ada
Subjek penelitian ini adalah belokan.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Lambung
Mangkurat tahun akademik 2019/2020

301

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Gambar 1. Rute Wisata Susur Sungai dalam Instrumen Soal

Sketsakan grafik antara waktu dan yang diberikan oleh subjek. Data hasil
kecepatan seluruh perjalanan klotok
wawancara berupa tanggapan subjek terkait
tersebut dengan titik awal dan akhir di
Menara pandang! pemodelan grafik yang telah mereka
berikan.
Pengambilan data dilakukan dengan
Teknik analisis data dalam penelitian
pemberian tes kepada seluruh subjek dan
ini meliputi pengumpulan data, kondensasi
peneliti melakukan wawancara kepada
data, penyajian data, dan penarikan
subjek yang terpilih sebagai wakil dari
kesimpulan menurut Miles & Huberman
masing-masing kategori karakter penalaran
(Sugiyono, 2017). Hasil pekerjaan subjek
kovariasional. Oleh karena itu, data utama
dikumpulkan, selanjutnya dianalisis
dalam penelitian ini berupa hasil tes
berdasarakan aksi mental penalaran
masalah kovariasional yang diberikan
kovariasional yang dimodifikasi dari
kepada subjek dan hasil wawancara kepada
(Carlson et al., 2002) pada tabel 3.
subjek. Data hasil hasil tes masalah
kovariasonal berupa pemodelan grafik

302

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Tabel 3. Deskripsi Aksi Mental Subjek


Aksi mental Deskripsi
Aksi Mental 1 Memberikan label sumbu vertikal (sumbu x) dan horisontal (sumbu
(AM1) y) sebagai variabel yang saling dihubungkan yaitu kecepatan
terhadap waktu serta adanya kebermaknaan dari pembuatan sumbu
tersebut
Aksi Mental 2 Memodelkan grafik dengan memperhatikan kenaikan, kondisi
(AM2) mendatar, maupun turun berdasarkan perubahan variabel bebas
(waktu).
Aksi Mental 3 Memodelkan grafik dengan memperhatikan seberapa besar
(AM3) penurunan dan kenaikannya serta seberapa jauh grafik mendatar
yang ditunjukkan dengan variasi kenaikan/penurunan grafik
berdasarkan perubahan waktu.
Aksi Mental 4 Memodelkan grafik dengan memperhatikan kenaikan/penurunan
(AM4) serta kondisi mendatarnya sesuai dengan konteks yang diberikan
berdasarkan perubahan variabel bebas (waktu).
Aksi Mental 5 Memodelkan grafik dengan mengontruksi kurva mulus terhadap
(AM5) perubahan kenaikan/penurunan serta mendatarnya sebagai akibat
dari perubahan variabel bebas (waktu) dan sesuai dengan konteks.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Daftar sebaran jawaban subjek tersaji pada


Dari total 87 subjek, tidak semua Tabel 4.
subjek menjawab pertanyaan yang diajukan.
Tabel 4. Sebaran Keterjawaban Masalah
No Uraian Banyaknya Persentase
1 Menjawab 61 70,1 %
2 Tidak menjawab 26 29,9 %

Hasil pengerjaan subjek bervariasi. penalaran kovariasional subjek berdasarkan


Hasil pengerjaan subjek dikumpulkan dan kategori pengerjaan subjek dalam
dikategorikan berdasarkan pada tingkat memodelkan grafik. Dari 61 subjek yang
kesamaan pola pemodelan grafik yang menjawab, karakteristik penalaran
dituangkan oleh subjek. Karakteristik kovariasional subjek tersaji pada tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Karakteristik Penalarana Kovariasional Subjek
Kategori Karakteristik Penalaran Kovariasional Subjek Banyaknya Persentase
K1 Subjek memodelkan grafik namun tidak bermakna 5 8,2 %
K2 Subjek memodelkan grafik dengan menggeneralisasi 3 4,9 %
masalah
K3 subjek memodelkan grafik yang terus naik sehingga 12 19,7 %
tidak sesuai konteks
K4 Subjek memodelkan grafik yang perubahan 37 60,7 %
bentuknya tidak sesuai konteks
K5 subjek memodelkan grafik dengan rinci dan sesuai 4 6,5 %
303

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

konteks
Perwakilan subjek pada masing- Tidak Bermakna
masing kategori dipilih untuk keperluan Subjek dengan kategori 1 (K1)
analisis lebih lanjut. Pemilihan subjek sebanyak 8,2 %. Subjek dalam kategori ini
didasarkan pada kejelasan grafik yang menjawab soal yang diberikan, namun
digambarkannya dan kemampuan jawaban yang diberikan tidak memberikan
komunikasi subjek yang baik. makna atau tidak berarti. Salah satu bentuk
Subjek Memodelkan Grafik Namun jawaban subjek K1 tersaji pada Gambar 2.

Gambar 2. Jawaban Subjek Kategori 1 (K1)

Gambar 2 menyiratkan bahwa Panjang, yang perbandingannya kecil itu


lintasannya pendek”.
subjek dalam kategori 1 ini telah
menggambarkan sumbu waktu dan Subjek menggambarkan
kecepatan dengan jelas, namun diagram perbandingan waktu dan kecepatan pada
yang digambarkan tidak sesuai dengan beberapa kasus belokan pada rute
konteks dan pertanyaan. Ketika perjalanan. Meskipun demikian, jawaban
dikonfirmasi dalam wawancara, subjek kategori 1 ini tidak memberikan jawaban
menjelaskan: yang bermakna, sehingga tidak dapat
“Grafik seperti itu karena soal diminta dikategorikan dalam pelevelan penalaran
menggambarkan antara waktu dan
kovariasional. Hal ini dikarenakan subjek
kecepatan, saya menuliskan keterangan
panah-panah di sumbu x (mendatar) ini tidak melakukan kegiatan kognitif yang
berdasarkan gambar yang ada panah-
melibatkan pengordinasian dua besaran
panahnya (gambar rute perjalanan),
panahnya mulai dari titik awal di menara yang saling berhubungan. Oleh karena itu,
pandang, jadi ketika pada panah sekian,
subjek K1 tidak dapat diklasifikan dalam
perbandingan waktu dan kecepatannya
seperti di gambar, ada yang pelevelan penalaran kovariasional.
perbandingannya tinggi, ada yang kecil,
Subjek Memodelkan Grafik dengan
tinggi itu karena lintasannya lurus
304

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Menggeneralisasi Masalah subjek K2 terlihat sederhana. Gambaran


Subjek pada kategori 2 (K2) model grafik subjek K2 tersaji pada
sebanyak 4,9 %. Grafik yang dimodelkan Gambar 3.

Gambar 3. Jawaban Subjek Kategori 2 (K2)

Kategori jawaban pada gambar 3 menggenalisir kondisi yang


menunjukkan bahwa subjek telah menyebutkan bahwa grafik menunjukkan
memberikan keterangan sumbu yang penurunan kecepatan seiring
menunjukkan dua variabel yang saling bertambahnya waktu karena rute yang
dihubungkan dengan jelas. Namun, dilalui banyak belokan. Berdasarkan
grafik yang digambarkan sangat ulasan tersebut, subjek K2 ini telah
sederhana, yaitu berupa garis lurus. melakukan aktivitas AM1, yaitu
Ketika diklarifikasi melalui wawancara, memberikan label sumbu waktu dan
subjek berkomentar: kecepatan sebagai variabel yang saling
“rute perjalanan klotok panjang dan berhubungan. Oleh karena itu, subjek K2
banyak belokan, sehingga menurut saya
ini hanya mencapai level 1 (L1) karena
grafiknya seperti ini, garisnya lurus dan
menurun karena banyak belokan tadi, hanya melibatkan AM1.
jadi menurut saya semakin pelan
Subjek Memodelkan Grafik yang Terus
klotoknya. Ini sumbu di bawah adalah
waktu, yang tegak adalah kecepatan, Naik sehingga Tidak Sesuai Konteks
jadi kelihatan kecepatannya semakin
Subjek dengan kategori 3 (K3)
turun”
sebanyak 19,7 %. Grafik yang dimodelkan
Dari grafik yang digambarkan,
subjek K1 hanya terjadi kenaikan dan kondisi
sebenarnya subjek telah melakukan
mendatar, tidak ada kondisi menurun.
penalaran kovariasi namun penalahan
Gambaran model grafik oleh subjek K3 tersaji
yang dilakukannya salah. Subjek
pada Gambar 4.

305

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Gambar 4. Jawaban Subjek Kategori 3 (K3)

Gambar 4 adalah ilustrasi pemodelan subjek telah memberikan sumbu variabel yang
grafik oleh subjek dengan Kategori 3 (K3). saling dihubungkan dan bermakna, subjek K3
Ketika dimintai klarifikasi melalui memenuhi aktivitas MA1. Selain itu, subjek
wawancara, subjek K3 menyampaikan: memperhatikan arah grafik naik dan mendatar
“ini garis sumbu (mendatar) waktu dan ini berdasarkan kondisi dalam masalah, sehingga
kecepatan (tegak), grafik dimulai dari 0
subjek K3 telah memenuhi aktivitas MA2,
karena awalnya klotok berhenti, lalu
kecepatannya bertambah, ini naik karena sehingga masuk dalam level 2 (L2).
jalurnya lurusnya, lalu agak mendatar ini
Subjek Memodelkan Grafik yang
kecepatannya turun karena ada belokan, lalu
naik lagi karena ada jalur lurus lagi, dan Perubahan Bentuknya Tidak Sesuai
seterusnya hingga sampai”.
Konteks
Karakteristik jawaban yang diberikan Subjek dengan kategori 4 (K4)
yaitu adanya variabel waktu dan kecepatan mencapai 60,7 %, terbesar dari seluruh
sebagai kedua variabel yang dihubungkan. kategori. Subjek memodelkan grafik dengan
Selain itu, subjek memberikan pembeda variasi kenaikan dan penurunannya.
antara grafik naik dan mendatar yang Pemodelan grafik oleh subjek K4 tersaji pada
menunjukkan kenaikan kecepatan maupun Gambar 5.
kondisi menurunnya kecepatan. Karena

Gambar 5. Jawaban Subjek Kategori 4 (K4)


306

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Gambar 5 menunjukkan karakter kecepatan dan memperhatikan kondisi rute


jawaban Subjek dengan menyajikan grafik perjalanan klotok, sehingga subjek telah
yang menunjukkan bahwa awal melakukan AM2. Selain itu, subjek telah
keberangkatan dan berakhirnya perjalanan memperhitungkan ketinggian dan penurunan
klotok bukan 0. Wawancara peneliti kepada grafik yang membuat variasi grafik sehingga
subjek dengan jawaban pada Gambar 5 subjek telah melakukan AM3. Meskipun
menjelaskan: subjek memperhitungkan seberapa lama
“Pertama, garis ini adalah waktu, dan yang waktu yang diperlukan untuk mencapai
kedua ini, yang ke atas ini adalah kecepatan.
kecepatan tertentu, namun subjek
Lalu awalnya saya memulainya dari 0 karena
baru berangkat, terus naik, dan ini turun menggambarkan bahwa akhir perjalanan tidak
karena ada belokan, ya kira-kira waktunya
menunjukkan kecepatan 0. Dengan kata lain,
sejauh ini, lalu ini naik lagi karena ada
belokan lagi, sampai klotok sampai di finish subjek belum sepenuhnya memperhatikan
bolak balik gitu, ini ada yang Panjang karena
kecepatan yang disesuaikan dengan konteks,
klotok sampai sini, di sungai barito, jadi
grafiknya ini tinggi, dan yang pendek-pendek sehingga AM4 dan AM5 tidak terpenuhi.
ini karena jalurnya pendek dan belak belok,
Oleh karena itu, subjek dengan K4 masuk
jadi pendek”
dalam level 3 (L3).
Jawaban subjek K4 ini menunjukkan
Subjek Memodelkan Grafik dengan Rinci
bahwa subjek telah menuliskan keterangan
dan Sesuai Konteks
variabel yang saling dihubungkan, yaitu
Subjek dengan kategori 5 (K5) sebesar
waktu dan kecepatan, dan bermakna sehingga
6,5 %. Subjek memodelkan grafik dengan
subjek telah melakukan AM1. Selain itu,
detail mulai dari awal hingga akhir, juga
subjek telah menggambarkan adanya variasi
variasi kenaikan dan penurunannya.
kecekungan, yaitu naik, mendatar, dan turun.
Gambaran model subjek K5 tersaji pada
Hal ini menunjukkan subjek telah
Gambar 6.
menghubungan antara waktu dengan

Gambar 6. Karakter Jawaban Subjek Kategori 5 (K5)

307

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Gambar 6 menunjukkan karakter kecekungana dan memperhatikan kecepatan


subjek kategori 5 (K5). Tanggapan subjek maksimum hingga minimum ketika
Ketika diwawancarai adalah sebagai berikut: konteksnya berupa belokan, sehingga subjek
“grafiknya bergelombang, ada yang naik ada K5 ini telah memperhatikan arah, besaran, dan
yang turun, cekung juga. Klotok mulai
kecepatan dari grafik yang dimodelkan. Oleh
berangkat sehingga diawali titik (0,0) yang
artinya waktunya di sumbu mendatar ini 0 karena itu, subjek K5 telah melakukan AM2,
dan tegak adalah kecepatan juga 0, lalu naik
AM3, dan AM4. Selain itu, grafik yang
seiring tambahnya waktu. Nah ini ada
mendatar karena biasanya klotok digambarkan tampak berupa kurva yang
kecepatannya tetap, kemudian turun lagi
cenderung mulus. Hal ini menunjukkan
karena ada belokan, ini naik lagi karena
kecepatannya klotok naik lagi dan seterusnya. bahwa subjek K5 memperhatikan kecepatan
Itu ada batas laju (cepat) karena batas
sesaat dari perubahan grafik sesuai dengan
lajunya klotok kira-kira segitu, dan lambat itu
kira-kira pelannya klotok segitu dan konteks yang diberikan, yaitu sesuai dengan
semuanya hampir sama. Itu biasanya pas
kondisi berbagai belokan rute klotok. Dengan
saya naik klotok seperti itu. Ini ada mendatar
yang Panjang karena pas jalur sungai barito demikian, subjek K5 memenuhi aksi mental 1
jalurnya lurus Panjang, dan bergelombang
hingga 5. Dengan kata lain, subjek K5
lagi karena jalurnya belak belok.terus ini di
akhir kembali 0 lagi karena kalau sudah termasuk dalam level 5.
sampai, klotoknya berhenti.”
Pembahasan
Berdasarkan gambar 6 dan hasil Berdasarkan hasil penelitian, kategori
wawancara, subjek telah melengkapi grafik yang didapat sebanyak 5 karaktersitik
dengan sumbu yang mewakili waktu dan penalaran kovariasional mahasiswa. Secara
kecepatan dengan jelas dan bermakna, umum, pengkategorian penalaran
sehingga subjek telah melakukan AM1. kovariasional subjek dirangkum dalam Tabel
Subjek memodelkan grafik dengan variasi 6.
Tabel 6. Pencapaian Level Penalaran Kovariasional Mahasiswa
Kategori Karakteristik Penalaran Kovariasional MA yang Level yang
Mahasiswa dicapai dicapai
K1 Mahasiswa memodelkan grafik namun tidak Tidak ada L0
bermakna
K2 Mahasiswa memodelkan grafik dengan M1 L1
menggeneralisasi masalah
K3 Mahasiswa memodelkan grafik yang terus naik AM1, AM2 L2
sehingga tidak sesuai konteks
K4 Mahasiswa memodelkan grafik yang perubahan AM1, AM2, L3
bentuknya tidak sesuai konteks AM3
K5 Mahasiswa memodelkan grafik dengan rinci dan AM1, AM2, L5
sesuai konteks AM3, AM4, &
AM5

308

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

Berdasarkan kuantitas pada Tabel 5, penalaran kovariasional dalam


informasi yang didapatkan adalah Sebagian merepresentasikan masalah kovariasional
besar subjek tidak sempurna dalam yang berupa kejadian dinamik (Sandie et al.,
memberikan jawaban. Mahasiswa yang 2019a).
menjawab hingga level 5 hanya 6,5 %. Hal ini Mahasiswa dengan K2 memandang
menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami bahwa masalah kovariasional yang diberikan
kesulitan dalam menyelesaikan masalah dapat dipandang secara umum, yaitu
kovariasional. Hal ini sesuai juga dengan memandang bahwa banyaknya belokan
hasil penelitian oleh (Carlson et al., 2002; mengindikasikan kecepatan akan menurun
Sandie et al., 2019b) yang menyatakan bahwa seiring dengan bertambahnya waktu.
masalah kovariasional dalam kategori sulit Mahasiswa K2 tidak memandang kejadian
bagi mahasiswa. dinamik yang diberikan secara parsial dalam
Berdasarkan hasil penelitian juga masalah. Hal ini tidak sesuai dengan
terungkap bahwa terdapat 5 karakteristik pernyataan (Johnson, 2012) bahwa dengan
jawaban mahasiswa dalam memodelkan memvariasikan satu kuantitas secara
grafik antara kecepatan dan waktu. Karakter sistematis, seorang individu dapat memvariasi
yang pertama (K1) yaitu mahasiswa perubahan kuantitas lain yang berhubungan.
memodelkan grafik namun tidak sesuai. Dampaknya, mahasiswa tidak memperhatikan
Mahasiswa memberikan tafsiran bahwa arah dan besaran perubahan kecepatan
hubungan waktu dan kecepatan dibandingkan terhadap perubahan waktu. Dengan demikian,
berdasarkan beberapa kondisi yang ada pada mahasiswa dengan kategori 2 hanya mencapai
instrumen. Meskipun mahasiswa telah level 1 (L1).
memberikan keterangan sumbu, hasil yang Mahasiswa K3 dan K4 telah
digambarkan tidak bermakna. sehingga, menyampaikan hubungan yang bermakna
Jawaban dalam K1 ini tidak dapat antara waktu dan kecepatan. Mereka telah
dikategorikan bahwa mahasiswa melakukan menyusun suatu grafik dan memperhatikan
penalaran kovariasional. Dalam penelitian ini, arah yang menunjukkan perubahan nilai
K1 dikategorikan dalam level 0 (L0). Hal ini variabel output terhadap perubahan variabel
bentuk dari kegagalan mahasiswa dalam input. Namun, jawaban mereka belum
memahami masalah yang berdampak pada sempurna. Penalaran mahasiswa dengan K3
gagalnya merepresentasikan garfik sesuai dan K4 dapat dikategorikan dalam pseudo
dengan konteks. Hal ini sejalan dengan penalaran kovariasional (Subanji, 2011;
pernyataan bahwa kemampuan memahami Subanji & Supratman, 2015). Hal ini terjadi
masalah berdampak pada kompetensi karena mahasiswa seolah-olah tidak mampu
309

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

untuk memodelkan grafik padahal D. KESIMPULAN DAN SARAN


pengetahuan dan konstruksi yang diberikan Karakter penalaran kovariasonal
cukup untuk mencapai level 5. mahasiswa dalam memodelkan grafik
Mahasiswa K5 mampu memodelkan hubungan waktu dan kecepatan yaitu,
grafik hubungan antara waktu dengan mahasiswa memodelkan grafik namun tidak
kecapatan secara lengkap. Mahasiswa K5 bermakna, mahasiswa memodelkan grafik
mencapai tahap pada perhatian terhadap dengan menggeneralisasi masalah,
kecepatan sesaat dari objek yang bergerak mahasiswa memodelkan grafik yang terus
berdasarkan konteks yang diberikan. Hal ini naik sehingga tidak sesuai konteks,
ditunjukkan dengan detailnya grafik yang mahasiswa memodelkan grafik yang
digambarkan seiring dengan berjalannya perubahan bentuknya tidak sesuai konteks,
waktu tempuh. Oleh karena itu, mahasiswa dan mahasiswa memodelkan grafik dengan
K5 ini masuk dalam kategori level 5. rinci dan sesuai konteks. Berdasarkan hasil
Mahasiswa K5 telah melakukan penalaran penelitian, penulusuran proses berpikir
matematis baik mencakup memahami konsep mahasiswa yang gagal dalam melakukan
matematika maupun memecahkan masalah penalaran kovariasional (dalam penelitian
dalam kehidupan hari, dalam hal ini adalah ini adalah mahasiswa dengan level 0) perlu
masalah kontekstual yang diberikan sesuai perhatian lebih dengan mendalaminya lebih
dengan pernyataan (Adamura & Susanti, lanjut agar dapat terungkap penyebabnya
2018). Selain itu, mahasiswa K5 telah dan solusi untuk mengatasinya.
menggunakan penalaran kovariasionalnya
dengan lengkap karena telah memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
aktivitas "Identifikasi variabel" dan
Adamura, F., & Susanti, V. D. (2018).
"memperhatikan laju perubahan" menurut Penalaran Matematis Mahasiswa
(Kertil, Erbas, & Cetinkaya, 2019). dengan Kemampuan Berpikir Intuitif
Sedang dalam Memecahkan Masalah
Identifikasi variabel ditunjukkan dengan
Analisis Real. Jurnal Edukasi
kebermakanaan penggunaan variabel waktu Matematika Dan Sains, 6(2), 77–92.
dan kecepatan dalam memodelkan grafik, https://doi.org/10.25273/jems.v6i2.53
66
sedangkan perhatiannya terhadap laju
Badjeber, R. (2017). Asosiasi Kemampuan
perubahan tersirat pada detailnya model grafik Penalaran Matematis Dengan
yang digambarkan dan terlihat dari variasi Kemampuan Koneksi Matematis
kecekungan grafik sesuai dengan konteks Siswa Smp Dalam Pembelajaran
Inkuiri Model Alberta. Jurnal
masalah yang diberikan.
Penelitian Dan Pembelajaran
Matematika, 10(2), 50–56.
310

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

https://doi.org/10.30870/jppm.v10i2.2 Johnson, Heather Lynn, McClintock, E., &


030 Hornbein, P. (2017). Ferris wheels
Carlson, M., Jacobs, S., Coe, E., Larsen, S., and filling bottles: a case of a
& Hsu, E. (2002). Applying student’s transfer of covariational
covariational reasoning while reasoning across tasks with different
modeling dynamic events: A backgrounds and features. ZDM -
framework and a study. Journal for Mathematics Education, 49(6), 851–
Research in Mathematics Education, 864. https://doi.org/10.1007/s11858-
33(5), 352–378. 017-0866-4
https://doi.org/10.2307/4149958 Kertil, M., Erbas, A. K., & Cetinkaya, B.
Carlson, M., Larsen, S., & Jacobs, S. (2019). Developing prospective
(2001). An Investigation of teachers’ covariational reasoning
Covariational Reasoning and Its Role through a model development
in Learning the Concepts of Limit and sequence. Mathematical Thinking and
Accumulation. Proceedings of the Learning, 21(3), 207–233.
23rd Annual Meeting of the North https://doi.org/10.1080/10986065.201
American Chapter of the International 9.1576001
Group for the Psychology of M, P. M. P., & Mulyana, T. (2018). Strategi
Mathematics Educatio, (Table 1), Group Investigation Untuk
145–453. Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Gibbs, A. L., & Gil, E. (2017). Promoting Matematis Siswa Sma. Jurnal
Modeling and Covariational Penelitian Dan Pembelajaran
Reasoning Among Secondary School Matematika, 11(1).
Students in the Context of Big Data. https://doi.org/10.30870/jppm.v11i1.2
Statistics Education Research 987
Journal, 16(2), 163–190. Retrieved Moore, K. C. (2014). Quantitative
from https://iase- reasoning and the sine function: The
web.org/documents/SERJ/SERJ16(2) case of Zac. Journal for Research in
_Gil.pdf?1512143282 Mathematics Education, 45(1), 102–
Harini, N. V., Fuad, Y., & Ekawati, R. 138.
(2018). Students’ Covariational Nagle, C., Tracy, T., Adams, G., &
Reasoning in Solving Integrals’ Scutella, D. (2017). The notion of
Problems. Journal of Physics: motion: covariational reasoning and
Conference Series, 947(1), 1–7. the limit concept. International
https://doi.org/10.1088/1742- Journal of Mathematical Education in
6596/947/1/012017 Science and Technology, 48(4), 573–
Johnson, Heather L. (2012). Reasoning 586.
about variation in the intensity of https://doi.org/10.1080/0020739X.201
change in covarying quantities 6.1262469
involved in rate of change. Journal of Oehrtman, M., & Thompson, P. W. (2008).
Mathematical Behavior, 31(3), 313– Foundational reasoning abilities that
330. promote coherence in students’
https://doi.org/10.1016/j.jmathb.2012. function understanding. Making the
01.001 Connection: Research and Teaching
311

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail


Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020

in Undergraduate Mathematics Practice, 10(3), 1601–1612.


Education, 27–42. Subanji. (2011). Teori Berpikir Pseudo
https://doi.org/10.5948/UPO97808838 Penalaran Kovariasi. Malang: UM
59759.004 Press.
Pamungkas, A. S., & Yuhana, Y. (2016). Subanji, R., & Supratman, A. M. (2015).
Pengembangan Bahan Ajar Untuk The Pseudo-Covariational Reasoning
Meningkatkan. Jurnal Penelitian Dan Thought Processes in Constructing
Pembelajaran Matematika, 9(2), 177– Graph Function of Reversible Event
182. Dynamics Based on Assimilation and
Purbaningrum, K. A., Safitri, P. T., & Accommodation Frameworks.
Pamungkas, A. S. (2020). Desain Research in Mathematical Education,
Bahan Ajar Lembar Aktivitas 19(1), 61–79.
Terstruktur untuk Mengoptimalkan https://doi.org/10.7468/jksmed.2015.1
Kemampuan Penalaran dan Self- 9.1.61
Esteem Matematis Mahasiswa. 13, Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
73–86. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Saldanha, L. A., & Thompson, P. W. Thompson, P. W., & Carlson, M. (2017).
(1998). Re-thinking Covariation from Variation, covariation and functions:
a Quantitative Perspective: Foundational ways of mathematical
Simultaneous Continuous Variation. thinking. Compendium for Research
Proceedings of the Annual Meeting of in Mathematics Education, (January),
the Psychology of Mathematics 421–456.
Education - North America, 1(1), Umah, U., Asari, A. R., & Sulandra, I. M.
298–304. (2016). Struktur Argumentasi
Sandie, Purwanto, Subanji, & Hidayanto, E. Penalaran Kovariasional Siswa Kelas
(2019a). Process thinking of students VIIIB MTsN 1 Kediri. JMPM: Jurnal
in translating representation of Matematika Dan Pendidikan
covariational dynamic events Matematika, 1(1), 1–12.
problems. International Journal of https://doi.org/10.26594/jmpm.v1i1.4
Scientific and Technology Research, 98
8(10), 1405–1408. Yemen-Karpuzcu, S., Ulusoy, F., & Işıksal-
Sandie, S., Purwanto, P., Subanji, S., & Bostan, M. (2017). Prospective
Hidayanto, E. (2019b). Student Middle School Mathematics
difficulties in solving covariational Teachers’ Covariational Reasoning
problems. International Journal of for Interpreting Dynamic Events
Humanities and Innovation (IJHI), During Peer Interactions.
2(2), 25–30. International Journal of Science and
https://doi.org/10.33750/ijhi.v2i2.38 Mathematics Education, 15(1), 89–
Şen Zeytun, A., Çetinkaya, B., & Erbaş, A. 108. https://doi.org/10.1007/s10763-
K. (2010). Mathematics teachers’ 015-9668-8
covariational reasoning levels and
predictions about students’
covariational reasoning abilities.
Educational Sciences: Theory &
312

Taufiq Hidayanto, Iskandar Zulkarnain, Kamaliyah, Ismail

Anda mungkin juga menyukai