Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PEMODELAN MATEMATIKA

“Resume 3 artikel terkait Pemodelan Matematika tingkat SD”

Disusun Oleh:

ISTIKA RAMA PUTRI

1814040066

Dosen Pengampu:

Juli Afriadi, M.Pd

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA-B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL

PADANG

1442H / 2021 M
Jurnal 1

Judul : KEMAMPUAN PEMODELAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL


MATEMATIKA KONTEKSTUAL

Penulis : Hikmatul Husna, Syafika Ulfah

Masalah kontekstual adalah masalah yang sesuai dengan situasi yang dialami siswa,
sesuai dengan kehidupan nyata dan dekat dengan siswa (Afriansyah, 2015; Rizki, 2018).

Menurut Amala & Ekawati (2016),terdapat dua macam matematisasi, yaitu matematisasi
horizontal dan matematisasi vertical.

Menurut Tata (2013) pemodelan matematis (mathematical modeling) mempunyai arti


yang berbeda dengan model matematis, pemodelan merujuk pada suatu proses terbentuknya
model matematis (Suharyono & Rosnawati, 2020), sedangkan model matematis adalah produk
atau hasil dari pemodelan matematisyang merupakan representasi abstrak yang berbentuk
simbol, persamaan, grafik, tabel, diagram, maupun gambar matematikaatau yang lainnya yang
merupakan representasi matematis dari permasalahan di luar matematika(Muzaki & Masjudin,
2019).

Kemampuan siswa dalam membuat pemodelan matematis dalam menyelesaikan soal


matematika kontekstual diteliti serta diamati secara alamiah (apa adanya)

Langkah-langkah : structuring, mathematization, solving, interpreting, dan validating.

Solusi : Menurut Wickelgren (L. M. Fauzi, 2018)dalam semua masalah formal ada tiga jenis
informasi yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah informasi tentang masalah yang diberikan,
informasitentang operasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan satu atau lebih variabel
baru, dan informasi mengenai penyelesaian seperti apa yang akan dituju.

Dalam menyelesaikan suatu bentuk soal cerita, hal yang paling mendasar yang harus ilakukan
adalah membaca soal dengan teliti sehingga tidak menimbulkan kesalahan konsep yang akan
berakibat pada kesalahan dalam membangun model matematika
Jurnal 2

Judul : PENERAPAN PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA TIPE
TERBUKA

Penulis : Dede Nurhidayah, Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Momoh Halimah

Reys, Lindquist, Lambdin, & Smith (2009) yang menyatakan bahwa:pemecahan masalah
matematika adalah keterampilan yang orang perlukan sepanjang hidup mereka. Di sekolah, siswa
harus memecahkan masalah untuk memahami konsep-konsep matematika, menemukan
hubungan matematika baru, dan membuat rasa koneksi antara matematika dan mata pelajaran
lain. Baik anak-anak dan orang dewasa menghadapi masalah matematika dalam kehidupan
sehari-hari mereka sebagai konsumen, warga negara, dan pekerja.

pada kenyataannya, kemampuan menyelesaikan masalah (soal cerita) di sekolah dasar


masih rendah. Sebagian besar siswa hanya mampu mengerjakan soal dengan mengikuti langkah-
langkah yang diberikan guru pada contoh soal.

Langkah-langkah : fluency, flexibility, originality

Solusi : Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu cara untuk memudahkan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita yang sesuai dengan cara berpikirnya. Dengan adanya
pemodelan matematika diharapkan dapat membantu siswa sekolah dasar dalam memahami dan
menyelesaikan soal cerita matematika serta mampu menghubungkan situasi kehidupan nyata
dengan konsep-konsep matematika yang abstrak. Dalam matematika, untuk menyelesaikan suatu
soal cerita biasanya digunakan strategi pemecahan masalah. Ada dua jenis soal cerita yang
digunakan dalam pembelajaran matematika, yaitu soal rutin maupun nonrutin. Soal rutin
merupakan soal yang dapat dikerjakan siswa dengan beberapa aturan atau algoritma. Sedangkan
soal yang menantang siswa dalam pengerjaannya dan menuntut menggunakan berbagai strategi
pemecahan masalah adalah soal nonrutin. Salah satu bentuk dari soal nonrutin ini adalah soal
terbuka (open-ended problem).
Jurnal 3

Judul : IMPLEMENTASI PEMODELAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Penulis : Teguh Prasetyo, Akbar Mahpudin

Ismail dkk (Hamzah & Muhlisrarini, 2014) dalam bukunya menjelaskan pengertian
hakikat matematika yaitu ilmu yang menjelaskan angka-angka dan perhitungannya, menjelaskan
masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk
dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Matematika merupakan suatu
ilmu yang dibuat untuk lebih mengutamakan cara berpikir siswa dan mengembangkan daya pikir
siswa pada saat mengerjakannya.

Hasil penelitian English (2006) perspektif Model& Modeling, perkembangan anak-anak


sekarang diidentifikasi melalui penjelajahan;(a) bagaimana cara anak menafsirkan (dan
menafsirkan ulang) masalah tersebut; (b) pertumbuhan konseptual anak dalam mengekstraksi
dan bekerja dengan gagasan matematika; (c) proses matematisasi anak dalam menciptakan,
menggunakan, memodifikasi, dan mengubah kuantitas; (d) pendekatan anakuntuk mengukur data
kualitatif; dan (e) cara anak mendokumentasikan hasil yang diperoleh.

Solusi : pada saat pengajaran matematikaguru harus melakukan suatu inovasi maupun perubahan
dalam mengajar. Guru harus mampu mengubah penerapan modelyang berkesinambungandengan
kebutuhan siswa. Guru yang profesional dan kreatif hanya akan menerapkanmodel pembelajaran
yang cocok sesudahmemberikanjudulmateri dan tujuan pembelajaran. Pengetahuan siswa
didapatdari usaha siswa untuk mengkontruksikan sendiri pengetahuan yang mereka dapat dari
guru, teman sejawat maupun dari sumber lainnya, dan mengembangkan keterampilannya ketika
belajar.

Anda mungkin juga menyukai