Skripsi Grevira Pinontoan
Skripsi Grevira Pinontoan
Oleh :
GREVIRA PINONTOAN
18 406 004
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Skrispi ini telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk diajukan Kepada Panitia
Ujian Komprehensif / Gelar S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman,
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman
Mengetahui,
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat, yang sampai saat ini masih setia melindungi dan
memberkati, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PROSES PEMBENTUKAN KOMPOSITA NOMINA BAHASA
JERMAN DAN BAHASA INDONESIA (SUATU ANALISIS
KONTRASTIF) tepat pada waktunya. Adapun skripsi ini merupakan salah
satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana pada
program S-1 di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Manado. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
banyak menghadapi kendala tapi semua itu terlewati karena berkat
pertolongan Tuhan Yesus Kristus yang menghadirkan orang-orang yang
selalu memberikan motivasi, arahan dan masukan serta kerjasama yang baik
kepada penulis dalam penyelesaian skirpsi ini.
Untuk itu dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis
menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, karena berkat, campur tangan dan
pertolonganNya sehingga penulis diberikan kesempatan untuk
menempuh pendidikan di Universitas Negeri Manado.
2. Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Negeri Manado.
3. Dr. Ignatius J.C Tuerah, SS. M.Pd., selaku Dekan Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Manado.
4. Dr. Mister Gidion Maru, M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado.
5. Drs. Arie Tulus, M.Pd,. selaku Wakil Dekan II Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Manado.
6. Drs. Jans G. Mangare, M.Pd., Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Manado.
7. Dra .Prilimercy E. Kojongian, M.Pd., selaku Koordinator Program
Studi Pendidikan Bahasa Jerman sekaligus Penasehat Akademik
dan Pembimbing I.
8. Dra.Solfies M. E. Bingku, M.AppL., selaku Pembimbing II.
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado yang telah
membagikan ilmu kepada penulis selama penulis menempu studi.
10. Papi (Jefry Pinontoan) dan Mami (Altje Toar) mereka adalah
motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan studi ini, yang
berjuang demi perkuliahan penulis, selalu mendukung dan
memotivasi serta senantiasa mendoakan penulis dalam
iii
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kakak dan adik (Jein Felti Pinontoan), (Jutta Rinuga), (Donny
Jeralni Pinontoan), (Novanda Sundah), (Grevito Pinontoan),
(Garcia Zefanya Tindangen) yang memberikan semangat kepada
penulis.
12. Keponakan (Claire Queenesha Pinontoan), (Geona Aleeza
Pinontoan), (Claver Kenneth Hagen Pinontoan), (Joanna Charyn
Rinuga) yang selalu membahagiakan dan menghibur penulis.
13. Seluruh keluarga besar (Kel. Pinontoan - Tidayoh) dan (Kel. Toar
Iroth - Mongkau)yang telah membantu, memberikan semangat dan
mendoakan penulis.
14. Teman-teman Seperjuangan HAMBURG SQUAD (Abigael
Bungkaesang), (Stepani Mine), (Rahayu Angreiny Tober), yang
memotivasi, mendukung dan memberikan semangat.
15. Semua pihak yang selalu mendukung, mendoakan serta membantu
penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
16. Almamater tercinta Universitas Negeri Manado.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu
dengan senang hati penulis mengharapakan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tondano, 2023
Penulis
Grevira Pinontoan
iv
MOTTO
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah
untuk sehari.”
Matius 6:33-34 TB
“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada
upah bagi usahamu!”
Ta arikh 15:7 TB
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
ABSTRAK.............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
MOTTO.................................................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I ...................................................................................................................... 8
PENDAHULUAN .................................................................................................. 8
A. Latar Belakang .............................................................................................. 8
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 10
C. Rumusan Masalah....................................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
BAB II................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI ........................................................................................... 12
A. Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa ..................................................... 12
1. Pemerolehan Bahasa ............................................................................... 12
2. Pembelajaran Bahasa .............................................................................. 13
B. Analisis Kontrastif ...................................................................................... 14
1. Pengertian Analisis Kontrastif ................................................................ 14
2. Tujuan Analisis Kontrastif ..................................................................... 16
C. Morfologi .................................................................................................... 17
1. Pengertian Morfologi ............................................................................. 17
2. Leksem, Morfem, Bentuk dasar dan Kata .............................................. 18
3. Proses Morfologis ................................................................................... 19
D. Wortbildung (Komposita)........................................................................... 21
1. Pengertian Wortbildung (Komposita) .................................................... 21
2. Jenis - jenis Komposita Nomina dan contoh – contoh aplikasinya ........ 23
3. Komposita Nomina dalam bahasa Jerman ............................................. 28
4. Komposita Nomina dalam bahasa Indonesia ......................................... 32
BAB III ................................................................................................................. 36
vi
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 36
A. Metode Penelitian ....................................................................................... 36
B. Sumber Data ............................................................................................... 36
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 37
BAB IV ................................................................................................................. 38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................. 38
A. Proses Pembentukan Komposita Nomina dalam bahasa Jerman................ 38
B. Proses Pembentukan Komposita Nomina dalam bahasa Indonesia............ 44
BAB V ................................................................................................................... 49
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 49
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 49
B. Saran ........................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa dipisahkan dari bahasa. Hal ini
gagasan dalam pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Karena pada
Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang paling banyak
dipelajari karena bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa yang banyak
8
berperan sangat penting dalam kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
berdampak pada sulitnya menemukan atau memahami arti baru dari kata
tersebut.
9
mengetahui gabungan kata apa saja komposita itu dibentuk, sehingga pada
akhirnya mereka tidak mengetahui arti dari kata komposita tersebut. Jadi
B. Fokus Penelitian
Indonesia.
bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah
bahasa Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
10
Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
pihak yang terkait. Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian
ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
sebagai berikut:
a. Bagi Pembelajar
b. Bagi Pengajar
11
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pemerolehan Bahasa
bahasa ibu. Dengan demikian, dalam proses anak menguasai bahasa ibu
dikomunikasikan.
proses yang terjadi ketika seorang anak mempelajari bahasa kedua, setelah
12
bahasa kedua
yang luas. Hal ini telah mengacu pada pembelajaran bahasa kedua.
keterampilan sintaksis, fonetik, dan kosa kata yang luas dari bahasa target
2. Pembelajaran Bahasa
pedagogi memungkinkan kita untuk mencari semua informasi dari (a) dan
(b) menjadi satu pendekatan, metode dan teknik yang cocok dan
dalam pembelajaran bahasa kedua dan bahasa asing. Selain itu, dalam
13
pembelajaran bahasa juga dikenal empat aspek kenterampilan, yaitu:,
pada konteks tertentu. Penafsiran konteks amat penting dalam teori ini.
Pemerolehan bahasa terjadi sejak seseorang itu lahir, secara alamiah, tidak
B. Analisis Kontrastif
ialah suatu proses atau cara membahas yang dapat bertujuan untuk
14
dikritik, diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami (Mulya,
2020:290).
15
manfaatnya membedakan dua bahasa atau lebih tidak serumpun dan
dari perbedaan dan persamaan antara dua bahasa atau lebih yang
bahasa pertama dan kedua akan namun berbeda dalam tujuannya. Analisis
16
dan melalui studi kontrastif juga akan dapat terungkap bahwa perbedaan
bahasa lain melalui transfer, (3) mengidentifikasi varian kontras yang ada,
C. Morfologi
1. Pengertian Morfologi
Menurut (Gani dan Arsyad, 2018:6), morfologi berasal dari kata morf
yang artinya bentuk dan kata logi yang artinya ilmu. Jadi, secara harfiah
dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna).
, yaitu morfem, baik morfem dasar maupun morfem afiks, dengan berbagai
(Chaer, 2008:3).
17
2. Leksem, Morfem, Bentuk dasar dan Kata
Kajian primer morfologi ialah seluk-beluk kata. Dengan demikian
morfem, bentuk dasar kata dan kata. Leksem pada kajian morfologi
digunakan buat mewadahi konsep bentuk yang akan menjadi kata melalui
akar, (dasar) serta berupa afiks. Bedanya, akar bisa menjadi dasar pada
kompleks, yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar.
Misalnya pada kata berpakaian yang terbentuk dari bentuk dasar pakaian
untuk merujuk pada bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
dihilangkan.
18
Selain istilah leksem, morfem dan bentuk dasar ada juga istilah kata.
Kata merupakan satuan bentuk (dari kalimat) terkecil yang dapat berdiri
3. Proses Morfologis
pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari bentuk dasar melalui
konversi).
Afiksasi
dan dapat ditambahkan pada awal kata atau prefiks, akhir kata atau sufiks,
sebagian pada awal serta akhir kata atau bisa disebut konfiks atau
simulfiks dan didalam kata itu sendiri adalah sisipan atau infiks (Verhaar,
2008:6).
19
dasar . Contohnya prefiks dalam bahasa Jerman adalah ”be”, ”ent”,
kata dasar.
dasar. Contoh sufiks adalah ”heit”, ”ung”, ”bar”, dan ”sam”. Sebagai
beraneka warna.
Reduplikasi
mengulangi bentuk dasar atau sebagian dari bentuk dasar. Dalam bahasa
(Verhaar, 2008:152).
20
Komposisi
proses komposisi ini dalam bahasa Indonesia adalah satu mekanisme yang
menggabungkan dua morfem dasar menjadi satu kata, yang disebut istilah
gabungan kata dasar atau juga dari kata dasar + interfik yang biasanya
D. Wortbildung (Komposita)
21
pengertian morfem dasar dan dengan cara ini terciptalah leksem
elemen, tetapi itu tetap dilihat sebagai leksem sederhana. Pada komposita
menciptakan sebuah kata baru baik makna maupun jenis katanya yang
dengan sebuah akhiran atau awalan arti atau jenis kata yang juga
mengalami perubahan:
Wortbildung
Komposition Derivation
22
Komposita “Schöntun” terdiri dari schön (adjektiv) dan tun (verb)
kata dalam hal ini kata bentukan karena yang terpenting adalah
2017:19).
23
lesegewandt. Ada aturan-aturan yang perlu diperhatikan dalam
Komposita dalam hal ini adalah gabungan dua kata (morfem bebas)
atau lebih yang menjadi satu kata baru. Kata dasar posisinya selalu
paling kanan dari kata bentukan yang baru dan di depannya adalah
Bestimmungswort:
Bestimmmungsworten Grundwort
Jenis kata dari setiap komposita adalah mengikuti kata dasar. Jadi
artikel yang digunakan mengikuti artikel kata dasar. Kata dasar juga
Zeitungsleser ist ein Leser, der Zeitung liest (seorang pembaca koran
a. Nomina + Verba
Haushalten
Massregeln
Preisgeben
Teilnehmen
Danksagen
Ballspielen
24
Frühstücken
b. Nomina + Nomina
Arbeitszimmer
Familienname
Familienstand
Geburtsdatum
Geburtsort
Hausfrau
Hausmann
Krankenschwester
Kinderzimmer
(-s, -en,-e, dsb.). Sisipan jenis ini dalam bahasa Jerman dinamakan
Fügenzeichen, contohnya:
Kalbsbraten
Ehrenwort
Wagebau
Kindergeschrei
Krankenhaus
Hundekuchen
Schweinefutter
25
Sisipan - sisipan ini bukan Fleksionsendungen seperti morfem
plural: -e, - er, en, -s, dsb. Mereka tidak bermakna plural dan yang
paling banyak muncul atau yang menjadi sisipan terfavorit adalah –s.
Contoh- contoh:
Inhaltsbezug
Rindsleber
Vertragsbruch
Vaterlandsliebe
Landsmann
Gelegenheitsarbeiter
Halbswertszeit
c. Adjektiva + Nomina
Hochhaus
Groβraum
Drittwagen
Billigstpreis
Groβeltern
Groβmutter
Groβvater
Kleinkind
Kleinmädchen
26
d. Verba + Nomina
Lernerfolg
Lesebuch
Liegestuhl
Schlafzimmer
Sprechstunde
Wohnblock
Wohnfläche
Wohnzimmer
e. Präposition + Nomina
Hinterhaus
Hintertür
Nachmittag
Nachname
Überstunde
Vorabend
Zwischendeck
Zwischenstation
f. Nomina + Adjektiva
dalam bahasa Jerman. Makna komposita ini tergantung dari kata dan
27
widerspruchsfrei artinya frei von Widerspruch. Makna ini banyak
Nomen atau bisa disebut nomina. Dalam penelitian ini, Nomen atau
nomina, Verb atau verba, Adjektiv atau kata sifat, Adverb atau kata
a. Nomina + Nomina
api)
leksem yang digabungkan, yaitu -Ø-, -n-, -(e)s-, -er-, dan –e. Sisipan-
28
sisipan tersebut disebut Fuge. Pada dasarnya Fuge yang paling
-Ø-.
berasal dari beberapa leksem tertentu. Dari batasan tersebut, Fuge ini
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Fuge -s- atau -es- yang
Fuge -n- awalnya berasal dari akhiran tunggal dan jamak kata
benda lemah, yaitu kata benda yang hanya mendapat akhiran -en pada
perubahan deklinasi. Contoh kata benda dalam kategori ini adalah der
menjadi Elefanten.
Fuge -er- dalam hal ini tidak hanya menentukan bentuk tunggal
dan jamak saja. Sebagai Fuge, -er- muncul dalam suatu kompositum
29
kata benda feminin kuat, yaitu kata benda yang dalam deklinasi
Jerman tinggi baru antara lain Tagebuch (buku harian) dan Tagelohn
(upah harian).
b. Verba + Nomina
Contoh (1) dan (2) di atas memiliki Fuge -Ø-. Dalam penelitian
Nomina yang ditemukan memiliki nol Fuge atau -Ø-. Contoh (3)
bunyi katup bersuara, [b], [d], dan [g]. Contoh (3) adalah contoh kasus
30
pengecualian untuk bunyi akhiran [d]. Contoh lain untuk aturan ini
Fuge -e- juga disisipkan bila verba dasar berakhiran dengan bunyi
dental [t] dan bunyi dental [z], contohnya adalah sebagai berikut.
Fuge ini juga disisipkan bila Verba berakhiran dengan bunyi nasal
pengucapan.
c. Adjektiv + Nomina
d. Adverb + Nomina
31
e. Präposition + Nomen (preposisi + nomina)
kesatuan dan menimbulkan makna yang relatif baru. Hasil proses ini
disebut bentuk majemuk. Misalnya kamar anak, buku tulis, keras kepala,
bentuk dasar kamar dan anak, buku dan tulis, keras dan kepala serta sapu
dan tangan.
Ciri-ciri suatu bentuk majemuk dapat dilihat dari dua segi, yaitu dari
konstruksi posesif dalam frase). Selain itu, kepekatan itu terlihat pada
32
mereka diperlakukan sebagai satu bentuk dasar (yang unsurnya tidak
1. Bentuk majemuk yang unsur pertama dijelaskan (D) oleh unsur kedua
(M).
Bentuk majemuk jenis (a) dapat dibedakan lagi menjadi dua macam,
yaitu:
33
Meja tulis
Ruang tamu
Kamar mandi
Bentuk majemuk jenis (b) pada umumnya berasal dari unsur serapan,
bentuk ini tidak produktif lagi karena saat ini orientasinya tidak diarahkan
ke bahasa Sanskerta.
Bentuk majemuk jenis (c), biasanya disebut dwandwa. Jika dilihat dari
34
5. KK - KK : pukul mundur, pulang pergi, turun minum, temu karya..
Ternyata di luar sembilan jenis itu masih ada delapan kelompok kata
berikut.
nomor dua.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
2013:38), penelitian deskriptif menilai sifat dan kondisi yang tapak dengan
atau keadaan.
B. Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer
36
sumber data dengan cermat, kemudian kompositum-kompositum yang
teknik analisis data. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
Indonesia.
37
BAB IV
38
12. der Hausmann das Haus + der Mann pembantu rumah
(nomina + nomina) tangga
13. die Jahreszeit die Jahre + s + die Zeit musim
(nomina + nomina)
14. die der Kaffee + die mesin kopi
Kaffeemaschine Maschine
(nomina + nomina)
15. der Rechtsbrecher das Recht+ s + der pelanggar hukum
Brecher
(nomina + nomina)
16. die das Recht+s + die bagian hukum
Rechtsabteilung Abteilung
(nomina + nomina)
17. das Sofakissen das Sofa + das Kissen bantal sofa
(nomina + nomina)
18. die Telefonnumer das Telefon + die nomor telefon
Nummer
(nomina + nomina)
39
9. der Lesebrief les + e + der Brief surat untuk editor
(verba + nomina)
10. das Lesebuch les + e + das Buch membaca buku
(verba + nomina)
11. das Mahnmall mahn|en + das Mall tugu peringatan
(verba + nomina)
12. der Mahnzettel mahn|en + der Zettel surat peringatan
(verba + nomina)
13. der Malkurs mal|en + der Kurs kursus melukis
(verba + nomina)
14. das Schwimmbad schwimm|en + das Bad Kolam renang
(verba + nomina)
15. das Schreibpapier schreib|en + das Papier kertas tulis
(verba + nomina)
16. der Spielplan spiel|en + der Plan jadwal pertandingan
(verba + nomina)
17. die Spülmaschine spül|en + die Maschine mesin cuci piring
(verba + nomina)
18. das Wohnzimmer wohnen + das Zimmer ruang tamu
(verba + nomina)
40
8. das Kleinmädchen klein + das Mädchen gadis kecil
(adjektif + nomina)
9. das Kleingeld klein + das Geld uang kecil
(adjektif + nomina)
10. das Kleinholz klein + das Holz kayu kecil
(adjektif + nomina)
11. der Kleinkind klein + der Kind anak kecil
(adjektif + nomina)
12. der Kühlschrank kühl + der Schrank lemari es
(adjektif + nomina)
13. der Oberarm ober + der Arm lengan atas
(adjektif + nomina)
14. der Supermarkt super + der Markt supermarket
(adjektif + nomina)
41
3. der Hintergrund hinter + der Grund latar belakang
(preposisi + nomina)
4. die Hintertür hinter + die Tür pintu belakang
(preposisi + nomina)
5. der Mitarbeiter mit + der Arbeiter rekan kerja
(preposisi + nomina)
6. der Nachmittag nach + der Mittag sore hari
(preposisi + nomina)
7. der Nachname nach + der Name nama belakang
(preposisi + nomina)
8. die Überstunde über + die Stunde jam lembur
(preposisi + nomina)
9. der Unterrock unter + der Rock rok dalam
(preposisi + nomina)
10. der Vorabend vor + der Abend malam belum larut
(preposisi + nomina)
11. die Vorspeise vor + die Speise makanan pembuka
(preposisi + nomina)
12. die zwischen + die Station stasiun perantara
Zwischenstation (preposisi + nomina)
Sumber data: Dengler, Rusch, Schmitz und Sieber. Netzwerk A1 dan
A2.Kamus Jerman Indonesia, Heuken 2014.
Keterangan :
42
pertama kompositumnya hanya diambil Verbstammnya saja.
Contohnya dalam tabel 2: (8) kochen + der Kurs = der Kochkurs (koch =
tabel 2: (10) lesen + das Buch = das Lesebuch, (,,buku bacaan”), les-
adalah Stamm dan e adalah sisipan. Dapat dilihat dengan jelas diantara dua
digabungkan. Contohnya dalam tabel 3: (1) alt + die Stadt = die Altstadt
(,,kota tua”) dan dalam tabel 5: (11) vor + die Speise = die Vorspeise
(,,makanan pembuka”).
Artikel dan penentuan Artikel ini adalah menggunakan Artikel kata yang
kedua (Bestimmungswort).
Haustuer (Haus =M dan Tuer= D), die Altstadt (alt= M dan Stadt= D).
komposita bahasa Jerman tidak terpisah tetapi menjadi satu kata baru
(Haustuer, Altstadt).
43
B. Proses Pembentukan Komposita Nomina dalam bahasa Indonesia
44
Tabel 2 : Bentuk komposita nomina + verba bahasa Indonesia
Keterangan :
45
+ verba) dan (nomina + adjektiv) tidak mengalami penyederhanaan melainkan
dengan menuliskan morfem utuh. Contohnya dalam tabel 1: (14) tempat lahir =
Jika dilihat dari makna komposita dalam bahasa Indonesia, maka yang
tabel 1: (12) stadion sepakbola (stadion = D dan sepakbola = M), meja tulis (meja =
Jika kedua data di atas dibandingkan maka terungkap adanya persamaan dan
Secara rinci persamaan dan perbedaan dijelaskan pada uraian berikut ini.
Persamaan :
nomina.
Perbedaan :
penambahan sisipan atau bisa disebut juga Fuge, yaitu –e, -en-, -n dan –s.
46
2. Untuk pembentukan komposita dari verba dan nomina dalam bahasa Jerman,
(en) dari verba, dan yang digunakan adalah Stamm verba tersebut,
3. Komposita nomina bahasa Jerman memiliki Artikel dan jika kedua kata
adalah nomina maka komposita nomina mengunakan artikel dari kata kedua
47
Prediksi Kesalahan
mana yang tergabung dalam suatu komposita yang dapat mewakili Artikel
komposita tersebut.
dan nomina.
48
BAB V
A. KESIMPULAN
adjektiv).
biasanya, terdapat sisipan dari kedua kata yang digabungkan. Contohnya: die
saja. Contohnya: kochen + der Kurs = der Kochkurs (koch = Stamm) (,,kursus
49
Selanjutnya dalam penggabungan antara (adjektiv + nomina), (adverb +
digabungkan. Contohnya: (1) alt + die Stadt = die Altstadt (,,kota tua”), (2)
abend + das Essen = das Abendessen (,,makan malam”), (3) vor + die Speise
semua komposita nomina dalam bahasa Jerman harus memiliki Artikel dan
(D). Contohnya der Schreibtisch (schreiben= M dan Tisch= D), die Haustuer
(Haus =M dan Tuer= D), die Altstadt (alt= M dan Stadt= D). Sedangkan,
50
bahasa Jerman tidak terpisah tetapi menjadi satu kata baru (Haustuer,
(meja tulis).
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka beberapa saran dari penulis bagi para
51
DAFTAR PUSTAKA
PT Rineka Cipta.
Erlangga, Heru. 2011. Analisis Kontrastif Sumimasen Bahasa Jepang dengan Punten
Gani dan Arsyad. 2018. Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa ( Fonologi,
52
Jepang. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, V 6 N 3, 287-293.
Nugraheni, L., & Ahsin, M. N. (2021). Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia Dini di
Permanasari. D. 2019. Kemampuan Menulis Teks Drama Pada Siswa Kelas VIII
Lampung.
Yogyakarta.
Salamah, S. (2022). Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak Usia Dini. Jurnal
Tajudin, Nur. 2016. Analisis Kontrastif Dalam Studi Bahasa. Skripsi. Bandung:
53
Universitas Padjajaran Bandung.
University Press.
54
55