Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI

maupun thrombus. Trombus atau bekuan darahterbentuk pada permukaan kasar plak
SNH (Stroke Non Hemoragic) adalah yang terjadi ketika aterosklerosis yang terbentuk pada dinding arteri. Thrombus dapat membesar dan akhirnya
pembuluh darah di leher atau otak yang mengalami menyumbat lumen arteri tersebut. Sebagian thrombus dapat terlepas menjadi embolus.
penyumbatan. Penyumbatan dapat disebabkan oleh Embolus berjalan lewat aliran darah dan dapat menyumbat pembuluh arteri yang lebih
kecil.
pembentukan gumpalan di dalam pemb uluh darah otak
MENIFESTASI KLINIS
atau leher, yang disebut trombosis, pergerakan bekuan
darah dari bagian lain tubuh seperti jantung ke otak yang 1. Kelumpuhan dan kelemahan
disebut emboli, atau penyempitan arteri yang parah yang STROKE NON 2. Penurunan pengelihatan HEMORAGIC
berada atau mengarah ke otak, yang disebut stenosis.
(SNH) 3. Deficit kognitif dan Bahasa
4. Pelo / disastri 5. Kerusakan
nervous kranialis
6. Inkontinensia urin.
ETIOLOGI
1. Thrombosis serebri merupakan proses
terbentuknya thrombus yang membuat KOMPLIKASI
penggumpalan.
1. Epilepsy
2. Emboli serebri : tertutupnya pembuluh darah arteri
2. Sakit kepala
oleh bekuan darah.
3. Kraniotomi
3. Hipoperfussion sitemik: kurangnya aliran darah ke
4. Dekubitus
seluruh tubuh karena adanya gangguan denyut
5. Bekuan darah yang mudah terjadi di kaki yang lumpuh dan
jantung.
penumpukan cairan
6. Osteoporosis
7. Inkontenensia dan konstipasi.
PATOFISIOLOGI
Stroke non hemoragik terjadi karena aliran darah ke
otak tersumbat yang diakibatkan oleh adanya bekuan darah PEMERIKSAAN PENUNJANG

di dalam arteri besar pada sirkulasi sereberum. 1. CT-Scan : memperlihatkan secara spesifik letak edema,
Sumbatan atau obstruksi ini dapat disebabkan oleh emboli posisi hematoma, adanya jaringan otak infark atau iskemia
dan posisinya secara pasti.
2. EEG : Pemeriksaan ini 3. EKG : mencari tanda – tanda kelainan irama jantung atau
bertujuan untuk melihat penyakit jantung sebagai kemungkinan penyebab stroke.
masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang
infark sehingga PENATALAKSANAAN
menurunnya impuls listrik
1. Terapi trombolitik (alteplase dalam 3 jam pertama sesudah
dalam jaringan otak.
awitan gejala).
2. Terapi antikoagulan (heparin, warfarin).
Diagnosa :
Gangguan mobilitas fisik(D.0054)

Definisi : Tanda & Gejala Tujuan & Kriteria Hasil:


Keterbatasandalam gerakan fisik dari Mayor : Setelah dilakukan tindakan ke
perawatan
satu atau lebih ekstremitas secara 3x24 jam diharapkanmobilitas fisik
mandiri S : mengeluh sulit menggerakkan meningkat dengan kriteria hasil
ekstremitas (L.05042) :
- Pergerakan ekstremitas meningkat
O : kekuatan otot menurun, rentang - Kekuatan otot meningkat
Etiologi : gerak menurun - Rentang gerak (ROM) meningkat
1. Kerusakan integritas struktur tulang Minor : - Kelemahan fisik menurun
2. Perubahanmetabolisme S : nyeri saat bergerak, enggan
melakukan pergerakan, merasa
3. Ketidakbugaranfisik
cemas saat bergerak Intervensi :
4. Penurunankendali otot
O : sendi kaku, gerakan tidak Dukungan mobilisasi(I.05173)
5. Penurunanmassa otot terkoordinasi, gerakan terbatas, O : Identifikasi nyeriatau keluhan fisik
fisik lemah lainnya.
6. Penurunankekuatan otot T:
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
7. Gangguan musculoskeletal alat bantu (pagar tempat tidur)
- Libatkan keluarga untuk membantu
8. Gangguan neuromuskular
pasien meningkatkan pergerakan
E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
Diagnosa :
Gangguankomunikasi verbal D.0119
( )

Definisi : Tujuan & Kriteria Hasil:


Tanda & Gejala
Penurunan,perlambaan, atau ketiadaan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kemampuan untuk menerima, Mayor : 3x24 jam diharapkan komunikasi verbal
memproses, mengirim, an
d atau meningkat dengankriteria hasil
S : tidak tersedia
menggunakan sistem simbo l (L.13118) :
O : tidak mampu berbicara atau - Kemampuan berbicara meningkat
mendengar, menunjukkan respon - Kontak mata meningkat
tidak sesuai - Pelo menurun
Etiologi :
Minor :
1. Penurunan sirkulasi serebral
S : tidak tersedia Intervensi :
2. Gangguanneuromuscular
O : afasia, disfasia, apraksia, Promosi komunikasi,defisit bicara
3. Gangguanpendengaran disleksia, disartia, afonia, dislalia, (I.13492):
4. Gangguanmusculoskeletal pelo, gagap, tidak ada kontak mata O : Monitor kecepatan, kuantitas,
volume, dan diksi bicara.
5. Kelainan palatum T:
- Gunakan metode komunikasi
6. Hambatanfisik alternatif
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan
7. Hambatan individu
kebutuhan
8. Hambatanpsikologis E : Anjurkan berbicara perlahan
K : Rujuk ke ahli patologi bicara atau
9. Hambatanlingkungan terapis
Diagnosa :
Risiko jatuh (D.0143)

Definisi :
Tujuan & Kriteria Hasil: Intervensi :
Berisiko mengalami kerusakan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan jatuh (I.14540) :
dan gangguan kesehatan akibat terjatuh O : Identifikasi faktor risiko jatuh
3x24 jam diharapkan tingkat jatuh
menurun dengan kriteria hasil (L.14138) T:
: - Orientasikan ruangan kepada pasien
- Jatuh dari tempat tidur menurun dan keluarga
Etiologi : - Jatuh saat dipindahkan menurun - Pastikan roda tempat tidur selalu
1. Usia >65 tahun terkunci
- Pasang handrail tempat tidur
2. Riwayat jatuh - Posisikan tempat tidur mekanis pada
posisi terendah
3. Anggota gerak bawah protesis E : Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan berpi ndah
4. Penggunaanalat bantu jalan
5. Penurunantingkat kesadaran
6. Perubahanfungsi kognitif Referensi:
7. Kekuatan otot menurun 1. PPNI (2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
2. PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai