Anda di halaman 1dari 16

PROSES HUBUNGAN MAKANAN DENGAN KESEHATAN

1) Pengertian produktivitas kerja dengan gizi kerja :


- Produktivitas kerja adalah perbandingan antara makanan yang kita
konsumsi (input) dengan hasil pekerjaan (output) yang dilihat dari aspek
gizi atau ekonomi per satuan waktu.
- Gizi kerja adalah ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan pekerja untuk
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis pekerjaan sehingga
kesehatan, daya kerja dan produktivitas menjadi tinggi.

2) Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dan gizi kerja :

- Waktu kerja, misalnya seseorang pekerja yang memiliki waktu kerja yang
lama menyebabkan pekerja tersebut cepat lelah sehingga bekerjanya tidak
produktif maka dibutuhkan adanya asupan gizi tambahan baik berupa
makanan dan minuman, hal ini berlaku juga bagi pekerja yang memiliki
shift kerja malam.
- Jenis pekerjaan, sebuah jenis pekerjaan apabila beban kerja yang
dikerjakan seorang pekerja termasuk berat maka membutuhkan energi dan
gizi yang tinggi, apabila asupan gizinya termasuk kurang sehingga
produktivitas pekerja tersebut menjadi menurun.
- Lingkungan kerja, terdiri dari beberapa komponen yaitu pencahayaan,
suhu, pengaruh bahan kimia di tempat kerja dan lain-lain.
a) Suhu : tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang
tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Oleh karena
itu perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti
cairan yang keluar dari tubuh.
b) Pencahayaan : Pencahayaan berpengaruh terhadap ketahanan pekerja
ketika bekeja, apabila kurang pencahayaan di tempat kerja, pekerja
dapat mudah mengantuk, cepat lelah dan tidak bisa bekerja secara
produktif.
c) Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat
menyebabkan keracunan kronis, akibatnya yaitu menurunnya nafsu
makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat
pencernaan sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.

Beberapa komponen dari lingkugan kerja berpengaruh terhadap


gizi kerja dan produktivitas kerja, dalam kondisi tertentu pekerja
membutuhkan asupan gizi yang cukup, apabila asupan gizi tidak
mencukupi, tingkat produktivitas dari pekerja tersebut menjadi
menurun begitu sebaliknya.

3) Hubungan gizi kerja denga produktivitas kerja :

Derajat Pekerja Produk


Gizi kesehat menjadi
rajin, tivitas
an
kerja pekerja
disiplin,
dan
kerja
mening
baik meningk
at
bertanggu
ng jawab kat

Tingkat
Gizi Daya
tahan
absensi Produ
pekerja ktivita
kerja tubuh
naik,
dan daya s kerja
buru kerja prestasi
kerja menur
fisik
k menurun menuru
n
un

INPUT → PROSES → OUTPUT → OUTCOME


Proses hubungan makanan dengan kesehatan meliputi input,
proses, output dan outcame. Makanan yang dikonsumsi akan berpengaruh
terhadap kesehatan manusia. Jika makanan yang dikonsumsi baik dan
cukup maka kesehatan akan baik begitu juga sebaliknya. Hubungan antara
makanan dengan kesehatan sangat erat. Seorang yang bergizi baik
mempunyai daya tahan terhadap penyakit. Kalau ia kurang memperoleh
apa yang di butuhkan, ia akan menderita kurang gizi. Penyakit gizi yang
diderita oleh sejumlah besar anak balita adalah kekurangan energy protein
dan kurang vitamin A. Penyakit gizi yang utama di Indonesia Yaitu :
Kurang energy protein, Kurang protein, Kurang Vitamin A, Kurang
garam yodium di daerah-daerah tertentu, Kurang darah yang disebabkan
oleh gizi kurang atau salah.

a. INPUT

Dalam proses input, makanan dikonsumsi . Adapun zat gizi yang di


perlukan tubuh, antara lain karbohidrat,lemak,protein, Vitamin,mineral,
dan air.

1. karbohidrat

karbohidrat merupakan sumber tenaga utama bagi tubuh


manusia. Hampir 80% seluruh zat tenaga diperoleh dari karbohidrat.
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat, antara lain beras,
jagung,gandum,ketela pohon,dan ubi.

2. Lemak

Lemak di dalam tubuh merupakan sumber zat tenaga dan


berfungsi sebagai cadangan makanan. Lemak yang membahayakan
kesehatan disebut kolesterol. Berdasarkan sumbernya,lemak ada dua
macam yaitu

 lemak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan,misalnya


kelapa,margarine,kacang tanah,kemiri,dan buah Avokad.
 lemak hewani berasal dari hewan,misalnya daging,minyak
ikan,susu,keju,dan mentega.
3. Protein

Zat makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun ialah


protein.protein berperan sebagai bahan Pembangun sel-sel baru bagi
pembangunan jaringan-jaringan tubuh. Kekurangan protein dapat
mengalami gangguan metabolisme tubuh,seperti diare,luka pada otot,
kekurangan darah,dan menurunya daya tahan tubuh.

4. Mineral

Mineral adalah zat organik yang dalam jumlah sedikit


diperlukan oleh tubuh. Zat anorganik Adalah zat yang tidak berasal
dari makhluk hidup. Mineral di perlukan untuk proses metabolisme.
Mineral berfungsi sebagai zat bembangun dan pengatur tubuh.

5. Vitamin

Vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh.


Vitamin dapat mencegah timbulnya Penyakit. Kekurangan vitamin
menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Kekurangan
vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.

6. Air
Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan,melancarkan
pencernaan makanan,dan mengatur suhu Tubuh.air dapat diperoleh
dari air yang kita minum. Pada kondisi normal, kita membutuhkan
minimal 2,5 liter air setiap hari. Kekurangan air dapat mengakibatkan
proses pencernaan terganggu, Suhu tubuh meningkat,penyakit
ginjal,serta lemas sehingga dapat mengakibatkan kematian.

b. PROSES
Makanan yang telah masuk ke dalam tubuh kemudian akan diproses
dengan diserap, dicerna dan metabolisme
1. Pencernaan
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini
dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan
menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim
ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi
gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada
pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37 C.

Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan


melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena
adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan
akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim
sebagai berikut:

 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein)


dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta
merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat
sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan
waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua
belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut
yang berasal dari pankreas:
 Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum)
menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
 Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
 Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan
menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan
pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap
diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh
hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya,
empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari.
Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu
(bilirubin). Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada
feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam
usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan
berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein
dicerna menjadi asam amino. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di
usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak
diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap
dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami
pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya
selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar
menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan,
bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Sisa makanan dalam
usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus
besar.Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus
berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan
sadar.
2. Penyerapan (Absorpsi)
Absorpsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus
halus. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan-bahan yang
dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat diserap dan
diangkut keseluruh tubuh. Sebagian bahan yang tidak dapat
digunakan dikeluarkan dari tubuh. Sel-sel villilah yang memilih
dan mengatur penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Didalam mikrovili terdapat beratus macam enzim dan pompa-
pompa yang mencernakan zat-zat gizi yang sesuai. .
Sel –sel bagian tertentu dari saluran cerna mempunyai
fungsi tertentu dalam absorbsi. Zat-zat gizi yang lebih awal berada
dalam keadaan siap diserap akan diabsorpsi pada bagian awal dari
saluran cerna, sedangkan zat-zat gizi yang membutuhkan proses
pencernaan yang lebih lama akan diabsorpsi dibagian lebih bawah.
Zat-zat gizi yang larut air diabsorpsi langsung kedalam peredaran
darah melalui pembuluh darah rambut atau kapiler. Lemak dalam
bentuk lebih besar dan vitamin larut lemak tidak larut dalam air
3. Metabolisme
Metabolisme adalah proses pemecahan zat-zat gizi didalam
tubuh untuk menghasilkan energi atau pembentukan struktur tubuh.
Jalur metabolisme terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Reaksi
anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke
ikatan lebih besar dan kompleks misalnya glukosa diubah menjadi
glikogen, asam lemak dan gliserol ,emjadi trigliserida , serta asam
amino menjadi protein. Sedangkan katabolisme adalah reaksi
memecah ikatan kompleks menjadi ikatan sederhana. Contohnya
pemecahan glikogen menjadi glukosa , trigliserida menjadi gliserol
dan asam lemak serta protein menjadi asam amino.
c. OUTPUT
Output yang dihasilkan dari proses pencernaan, penyerapan dan
metabolisme digunakan untuk :
 Pertumbuhan sel
 Pemeliharaan sel
 Memperlancar fungsi anatomis dan faali tubuh
 Menghasilkan energi
d. OUTCOME
Outcame dari makanan yang kita makan adalah untuk :
 PERTUMBUHAN FISIK & MENTAL/ KECERDASAN,
Jika asupan gizi baik, maka pertumbuhan fisik dan mental
akan baik pula. Makanan yang bergizi pada tahun-tahun pertama
dari kehidupan anak sangat penting karena sangat dibutuhkan pada
perkembangannya. Makanan yang penuh vitamin diperlukan oleh
tubuh si anak agar dia mengalami perkembangan yang normal. Zat-
zat makanan yang tercukupi akan sangat mempengaruhi
perkembangan organ-organ tubuh terutama pada tahap-tahap
perkembangan (janin hingga dewasa). Organ itu termasuk
pekembangan otak, system syaraf, alat indera dan lain-lain. Otak,
system syaraf dan alat indera yang terganggu pada tahap-tahap
perkembangan karena kurangnya asupan makanan\nutrisi yang
dibutuhkan akan mempengaruhi secara langsung perkembangan
dan keadaan psikologis seseorang. Pada anak pengidap autis
misalnya, jika makanan tidak terkontrol dari masa kecilnya, akan
susah mengobati simpton-simpton/gejala-gejala autis hingga
dewasa. Atau kurangnya asupan makanan akan membuat
pertumbuhan otak kurang sempurna yang dapat mengakibatkan
retardasi mental, pertumbuhan fisik yang tidak normal. Fisik yang
tidak normal, dapat membuat seorang individu minder dengan
keadaannya pada masa dewasa karena merasa malu dalam
kehidupan sosial.
 PRODUKTIVITAS
Status gizi masyarakat merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Zat gizi adalah
zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi,
mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-
macam bahan makanannya) untuk memperoleh energi guna
melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja.
Pelbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri
maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang
dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan
produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja
seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia,
dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan
bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan
tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh (Rachmad Soegih
dkk, !987).

Kaitan zat gizi mikro dan makro dalam gizi kerja

Karbohidrat

Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya
sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih
banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada
negara sedang berkembang. Berbagai jenis karbohidrat yang tersedia dalam
berbagai bahan makanan, agar dapat dimanfaatkan dalam penyediaan energi,
pertama-tama harus diubah menjadi bentuk glukosa, yang selanjutnya melalui
sirkulasi darah akan diserap, kemudian melalui proses metabolisme dioksidasi
selengkapnya melalui Siklus Krebs. Barulah sumber energi yang penting bagi
pelaksanaan berbagai kegiatan tubuh. Otak sebagai pusat kegiatan selamanya
menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Jika asupan karbohidrat kurang,
maka produktivitas akan berkurang dikarenakan sumber energi yang dibutuhkan
menipis.

Asam lemak

Keberadaan lemak bawah kulit mampu melindungi terhadap perubahan


suhu luar yang mendadak sangat berfungsi bagi pekerja yang bekerja pindah-
pindah, yaitu dari dalam ruangan ke luar ruangan ataupun sebaliknya. Dan jika
panas didalam tubuh hilang secara mendadak, masih terdapat cadangan lemak
yang mampu menstabilkan suhu tubuh. Lemak bawah kulit membantu memberi
perlindungan terhadap tubuh agar tidak mendapatkan dampak buruk secara
langsung akibat perubahan suhu yang secara mendadak. Lemak juga berfungsi
sebagai sumber energi yang dinilai lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan
protein di dalam tubuh manusia, jika manusia melakukan suatu kegiatan maka
lemak akan diubah bentuknya yang menghasilkan energi.

Protein

Dalam gambaran komposisi tubuh orang dewasa, seperlima dari berat


tubuhnya terdiri dari protein. Oleh sebab itu protein merupakan salah satu gizi
makro yang harus terpenuhi dalam gizi kerja. Mengapa? Karena jika seorang
pekerja secara terus menerus menerima makanan yang tidak mengandung protein
yang seimbang sesuai kebutuhan tubuhnya maka hal ini akan menyebabkan gejala
kekurangan protein/KEP, yakni pertumbuhan kurang baik, daya tahan tubuh
menurun, rentan terhadap penyakit, daya kreativitas menurun. Hal tersebut akan
berdampak pada merosotnya daya kerja dan juga produktivitas kerja, tentunya hal
itu sangat merugikan perusahaan karena otomatis menghambat proses produksi.

Energi
Energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya pembakaran
karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi
energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup ke dalam tubuhnya.
Seperti yang disebutkan oleh Suhardjo (1988) bahwa seseorang tidak dapat
bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan
kecuali jika menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan ini
akan mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi.
Tanpa ada gizi, energi tidak dapat dihasilkan oleh tubuh dikarenakan sel-sel kita
tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan lemas dan merasa
malas bekerja. Dan dapat dibayangkan pula apabila pekerja mengalami kurang
gizi hal ini paling tidak akan mengurangi konsentrasi bekerja ataupun
ketelitiannya dalam melakukan kerja. Kondisi ini tentunya sangat membahayakan
keselamatannya apalagi kalau pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat-
alat dalam penggunaannya sangat membutuhkan konsentrasi dan perhatian yang
tinggi karena kalau tidak berhati-hati dapat menimbulkan kecelakaan. Oleh karena
itu Energi dalam hal ini karbohidrat, protein dan lemak merupakan gizi makro
yang harus terpenuhi dalam gizi kerja.

PENGERTIAN YODIUM
Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan
komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang
menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan
Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin.
(Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang
tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu
sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih
tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar
tiroid dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul
tirosin dan tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan
tiroksin dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam
amino beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam
amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi
(Kartasapoetra, 2005).
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

 Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang


dapat ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium
secara terus-menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).

 Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan


yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari
gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama
oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan
dewasa, sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian
janin meningkat (supariasa, 2001).

Hubungan Iodium dengan Produktivitas Kerja

 Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas


dan cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah
(isna, 2009), Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme
diimbas oleh yodium. (Arisman, 2004). Dalam kaitannya dengan
produktivitas kerja jika kekurangan iodium keadaan yang cepat lemas,
letih sehingga menurunkan frekuensi aktivitas sehingga menagkibatkan
produktifitas kerja menurun berakibat pula dengan hasil yang diperoleh
pun rendah.

Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat di perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar
dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
penyakit infeksi lain). (Puspitorini, 2008).
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan
kesehatan mata. (Gsianturi, 2004).

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan.


Secara luas vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan prekursor/provitamin A / karotenoid mempunyai aktivitas
biologik sebagai retinol. (Suhardjo, 2002)

Fungsi vitamin A antara lain :

1. Berhubungan dengan proses melihat yaitu sebagai retinene atau retinal, yang
merupakan bagian dari pigmen penglihatan, yang peka terhadap cahaya.

2. Menjaga kesehatan jaringan epitel agar dapat berfungsi dengan baik

3. Berperan dalam proses penyempurnaan gigi, khususnya dalam pembentukan


sel-sel epitel email.

4. Meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh

5. Ikut berperan serta dalam pertumbuhan badan

6. Ikut berperan dalam proses reproduksi.

Salah satu fungsi vitamin A adalah memelihara kesehatan jaringan


epitel, termasuk kulit dan selaput-selaput yang melapisi semua saluran
yang terbuka keluar badan dan kelenjar-kelenjar serta saluran-salurannya.
Jaringan-jaringan epitel tersebut dapat mengalami keratinisasi (timbul
lapisan tanduk) bila terjadi kekurangan vitamin A. (Clara M, 2007).

Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan


mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera
mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.
Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai.
Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang
konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan
penggunaannya dalam tubuh, ataupun karena gangguan pada konversi
karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi
pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, gangguan
absorpsi karena kekurangan asam empedu. (Suhardjo, 2002)

Penyebab lain KVA dikarenakan kurang makan sayuran dan buah-


buahan berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti :
daun singkong, bayam, tomat, kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun
pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya, mangga,
jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit. (Depkes RI, 2005)

Hubungan Produktivitas dengan Vitamin A

Dalam produktivitas kerja vitamin A sangat berpengaruh terutama


dalam membantu dalam pekerjaan yang banyak menggunakan visual.
Dalam visual sehat maka produktifitasnya baik pula. Vitamin A juga
berperan dalam kekebalan tubuh yang sangat penting pula dalam menjaga
aktivitas tubuh sehingga menjadi tetap bugar.

Pengertian Zat Besi merupakan mineral yang diperlukan oleh


semua sistem biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial
untuk sintesis hemoglobin, ketokolamin, produksi panas dan sebagai
komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenosin
tripospat yang terlibat dalam respirasi sel.

Zat besi disimpan dalam hepar, lien, dan sumsum tulang. Sekitar
70 zat besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 30 %
dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler), defisiensi zat besi
akan mengakibatkan anemia dan menurunkan jumlah maksimal O2 yang
dapat dibawa oleh darah. (Sue Jordan, 2004 : 271)

Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, telur, dan jenis
sayuran tertentu (seperti bayam) dan sereal (gandum) atau biji-bijian yang
utuh. Sebagian besar zat besi dalam makanan memiliki bentuk Feri (Fe3+).
Sekret lambung akan melarutkan dalam bentuk Ferro, sehingga bisa
diserap oleh tubuh. Selain itu zat besi juga dijumpai dalam bentuk tablet,
cair (lebih mudah diserap, tetapi dapat menodai gigi jika tidak segera
berkumur), dan parenteral (digunakan pada wanita dengan kelainan
gastrointestinal atau pada wanita yang tidak dapat menyerap atau menelan
tablet zat besi). (Sue Jordan, 2004 : 272-279)

Hubungan Produktivitas dengan Zat Besi

Kekurangan zat besi mengakibatkan lesu, lemah otot sehinga dapat


menggangu dalam produktivitas kerja karena kurang cepat dalam bergerak
dan mengakses sustu tempat sehingga juga menurunkan produktivitas dan
tidak maksimal.

http://id.scribd.com/doc/33529683/Gizi-Dan-Produktivitas-Kerja di akses 13 juni


2013 pada jam 21.16 WIB

Sumber :

Almatsier , sunita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta :


Gramedia Pustaka Utama.

Rachmad Soegih, Savitri Sayogo, Erina. 1987.


Perbandingan Effek Makan Siang dari Kantin dan makan Siang
“Kemasan Khusus pada Pekerja Pabrik. MajalahKesehatan
Masyarakat Indonesia Tahun XVI No.12. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai