- Waktu kerja, misalnya seseorang pekerja yang memiliki waktu kerja yang
lama menyebabkan pekerja tersebut cepat lelah sehingga bekerjanya tidak
produktif maka dibutuhkan adanya asupan gizi tambahan baik berupa
makanan dan minuman, hal ini berlaku juga bagi pekerja yang memiliki
shift kerja malam.
- Jenis pekerjaan, sebuah jenis pekerjaan apabila beban kerja yang
dikerjakan seorang pekerja termasuk berat maka membutuhkan energi dan
gizi yang tinggi, apabila asupan gizinya termasuk kurang sehingga
produktivitas pekerja tersebut menjadi menurun.
- Lingkungan kerja, terdiri dari beberapa komponen yaitu pencahayaan,
suhu, pengaruh bahan kimia di tempat kerja dan lain-lain.
a) Suhu : tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang
tinggi sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Oleh karena
itu perlu diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti
cairan yang keluar dari tubuh.
b) Pencahayaan : Pencahayaan berpengaruh terhadap ketahanan pekerja
ketika bekeja, apabila kurang pencahayaan di tempat kerja, pekerja
dapat mudah mengantuk, cepat lelah dan tidak bisa bekerja secara
produktif.
c) Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat
menyebabkan keracunan kronis, akibatnya yaitu menurunnya nafsu
makan, terganggunya metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat
pencernaan sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
Tingkat
Gizi Daya
tahan
absensi Produ
pekerja ktivita
kerja tubuh
naik,
dan daya s kerja
buru kerja prestasi
kerja menur
fisik
k menurun menuru
n
un
a. INPUT
1. karbohidrat
2. Lemak
4. Mineral
5. Vitamin
6. Air
Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan,melancarkan
pencernaan makanan,dan mengatur suhu Tubuh.air dapat diperoleh
dari air yang kita minum. Pada kondisi normal, kita membutuhkan
minimal 2,5 liter air setiap hari. Kekurangan air dapat mengakibatkan
proses pencernaan terganggu, Suhu tubuh meningkat,penyakit
ginjal,serta lemas sehingga dapat mengakibatkan kematian.
b. PROSES
Makanan yang telah masuk ke dalam tubuh kemudian akan diproses
dengan diserap, dicerna dan metabolisme
1. Pencernaan
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini
dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan
menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim
ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi
gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada
pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37 C.
Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya
sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori.
Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih
banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada
negara sedang berkembang. Berbagai jenis karbohidrat yang tersedia dalam
berbagai bahan makanan, agar dapat dimanfaatkan dalam penyediaan energi,
pertama-tama harus diubah menjadi bentuk glukosa, yang selanjutnya melalui
sirkulasi darah akan diserap, kemudian melalui proses metabolisme dioksidasi
selengkapnya melalui Siklus Krebs. Barulah sumber energi yang penting bagi
pelaksanaan berbagai kegiatan tubuh. Otak sebagai pusat kegiatan selamanya
menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Jika asupan karbohidrat kurang,
maka produktivitas akan berkurang dikarenakan sumber energi yang dibutuhkan
menipis.
Asam lemak
Protein
Energi
Energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya pembakaran
karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi
energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup ke dalam tubuhnya.
Seperti yang disebutkan oleh Suhardjo (1988) bahwa seseorang tidak dapat
bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan
kecuali jika menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan ini
akan mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi.
Tanpa ada gizi, energi tidak dapat dihasilkan oleh tubuh dikarenakan sel-sel kita
tidak memperoleh makanan. Dan tentu saja, seseorang akan lemas dan merasa
malas bekerja. Dan dapat dibayangkan pula apabila pekerja mengalami kurang
gizi hal ini paling tidak akan mengurangi konsentrasi bekerja ataupun
ketelitiannya dalam melakukan kerja. Kondisi ini tentunya sangat membahayakan
keselamatannya apalagi kalau pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat-
alat dalam penggunaannya sangat membutuhkan konsentrasi dan perhatian yang
tinggi karena kalau tidak berhati-hati dapat menimbulkan kecelakaan. Oleh karena
itu Energi dalam hal ini karbohidrat, protein dan lemak merupakan gizi makro
yang harus terpenuhi dalam gizi kerja.
PENGERTIAN YODIUM
Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan
komponen dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang
menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan
Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin.
(Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang
tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu
sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih
tinggi dari itu ialah pada ovari, otot, dan darah.
Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar
tiroid dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul
tirosin dan tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan
tiroksin dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam
amino beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam
amino dalam proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi
(Kartasapoetra, 2005).
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM
Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat di perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar
dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
penyakit infeksi lain). (Puspitorini, 2008).
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan
kesehatan mata. (Gsianturi, 2004).
1. Berhubungan dengan proses melihat yaitu sebagai retinene atau retinal, yang
merupakan bagian dari pigmen penglihatan, yang peka terhadap cahaya.
Zat besi disimpan dalam hepar, lien, dan sumsum tulang. Sekitar
70 zat besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 30 %
dalam mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler), defisiensi zat besi
akan mengakibatkan anemia dan menurunkan jumlah maksimal O2 yang
dapat dibawa oleh darah. (Sue Jordan, 2004 : 271)
Sumber zat besi yang baik meliputi daging merah, telur, dan jenis
sayuran tertentu (seperti bayam) dan sereal (gandum) atau biji-bijian yang
utuh. Sebagian besar zat besi dalam makanan memiliki bentuk Feri (Fe3+).
Sekret lambung akan melarutkan dalam bentuk Ferro, sehingga bisa
diserap oleh tubuh. Selain itu zat besi juga dijumpai dalam bentuk tablet,
cair (lebih mudah diserap, tetapi dapat menodai gigi jika tidak segera
berkumur), dan parenteral (digunakan pada wanita dengan kelainan
gastrointestinal atau pada wanita yang tidak dapat menyerap atau menelan
tablet zat besi). (Sue Jordan, 2004 : 272-279)
Sumber :