Teori ini berkembang sejak tahun 1970-an secara bertahap. Pemangku kepentingan pada dasarnya
memiliki teori bahwa perusahaan yang bergerak menjadi besar akan berdampak kepada masyarakat
luas, sehingga perusahaan perlu untuk melakukan akuntabilitas terhadap lebih banyak sektor
masyarakat bukan hanya untuk pemegang saham saja.
Pemangku kepentingan sendiri merupakan suatu hubungan pertukaran dengan perusahaan, artinya
tidak hanya pemangku kepentingan yang dipengaruhi oleh perusahaan, namun perusahaan juga
dapat dipengaruhi oleh pemangku kepentingan.
Terdapat dua kelompok pemangku kepentingan, yaitu pemangku kepentingan pasar dan pemangku
kepentingan non pasar.