Anda di halaman 1dari 8

Prinsip-prinsip mencari gatra kalimat dan macam keterangan kalimat

1. Pengertian Gatra

Kata - kata di dalam kalimat ada yang menyendiri dan ada yang berkelompok dengan kata lain. Masing -
masing kelompok kata tersebut disebut kesatuan sintaksis. Jadi hubungan antara kata satu dengan kata
yang lain tidaklah sama eratnya.

Kesatuan sintaksis itu ditentukan oleh permutasi atau pemindahan. Kata atau kelompok kata yang dapat
dipindahkan tempatnya tanpa mengubah arti merupakan suatu kesatuan sintaksis. Kata atau kelompok
kata tersebut disebut gatra.Jadi, gatra ialah kesatuan sintaksis di dalam kalimat yang dapat diubah-ubah
letaknya tanpa mengubah arti kalimat tersebut.Gatra - gatra tersebut disebut fungsi atau
jabatannya.Fungsi-fungsi tersebut adalah subyek (S), predikat (P), objek (O) dan keterangan (K).Gatra
subyek dan predikat dianggap sebagai gatra mutlak yang harus ada jika suatu ujaran mau disebut
kalimat. Tetapi apabila sudah diketahui oleh kedua belah pihak yang berbicara, salah satu atau keduanya
dapat juga tidak disebutkan.Analisis

2. Unsur Bawahan Langsung

Untuk menentukan gatra - gatra dalam sebuah kalimat dapat dilakukan dengan teknik analisis unsur
bawahan (UBL). Prosedurnya sangat sederhana, yaitu dengan menganalisis unsur - unsur
pembentuknya, yaitu unsur segmental (tidak bisa dianalisis lagi) dan unsur suprasegmental (masih bisa
dianalisis lagi) seperti contoh dibawah ini :

Kalimat yang akan dianalisis : Ia sudah mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh.

UBL 1, Ia sudah mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh

UBL 2, Ia/sudah mengerjakan soal itu dengan sungguh-sungguh

UBL 3,.Ia/sudah mengerjakan soal itu/dengan sungguh-sungguh

UBL 4 Ia/sudah/mengerjakan soal itu/dengan/sungguh-sungguh

UBL 5 Ia /sudah/mengerjakan/soal / itu / dengan/sungguh-sungguh

(sampai tingkat tertentu, analisis UBL dapat digunakan sebagai dasar

penentuangatra)

3. GatraSubyek

Ciri-ciri gatra subyek:

a. Subyek merupakan gatra inti yang tidak bisa dihilangkan atau dihapus.Jika dihapus maka struktur
kalimat akan kacau atau tak sempurna atau bahkan tidak mempunyai arti dan menjadi tidak baku.

b. Berdasarkan intonasinya, pada gatra subyek suara makin naik disertai nada tertahan (jeda).
c. Subjek bisa dipindahkan posisinya tanpa mengubah makna, misalnya mendahului predikat atau
bisa diinversikan (dibuat kalimat inversi).

d. Gatra subyek bisa dipertegas dengan kata “ini” atau “itu”.

e. Gatra subyek berjenis kata benda (berupa kata atau frasa). Sebenarnya, secarasintaksis (tata
kalimat) subjek pasti berupa kata benda.

f. Karena gatra subyek termasuk kelas benda, subyek cocok untuk pertanyaan“apa” atau “siapa”
didepan gatra predikat. Jika berupa klausa, bisa didahuluikata hubung “bahwa”.

4. Gatra Predikat

Ciri-ciri gatra predikat adalah :

a. Karena gatra predikat merupakan gatra inti, gatra predikat tidak bisa

dihilangkan atau dihapuskan. Jika dihapus maka struktur kalimat akan kacau.

b. Berdasarkan intonasinya, suara makin merendah pada akhir gatra predikat dan diikuti kesenyapan.

c. Gatra predikat bisa mendahului subyek (inversi) tanpa mengubah makna.

d. Dapat dipertegas dengan melekatkan partikel “lah” pada akhir gatra predikat lebih – lebih bila
predikat berjenis bukan kata/frasa kerja. Terutama bila beradadi depan subyek/inversi.

e. Cocok untuk menjawab pertanyaan dibalakang subyek seperti : “mengapa”,“bagaimana”,


“berapa”, “apa” atau “siapa”

5. Objek

Objek merupakan gatra tambahan. Ada empat macam objek yaitu objek penderita, objek pelaku, objek
berperangkai/objek berkata depan dan objek penyerta/objek berkepentingan.Sebenarnya masih ada
satu objek lagi yaitu objek semu atau sering disebut pula pelengkap. Ciri pokok objek semu adalah selalu
berada di belakang kalimat aktif intrasitif tetapi tidak bisa dipindah/dipermutasikan dan tak dapat pula
dipasifkan kalimatnya. Yang khas dari semua objek adalah bahwa objek hanya ada dalam kalimat verbal
(kalimat yangpredikatnya kata kerja) karena pengertian objek erat hubungannya dengan masalah aktif -
pasif , transitif-intransitif. Hanya kata kerjalah yang berhubungan dengan aktif-pasif, transitif-intrasitif.

Adapun macam-macam objek antara lain:

a. ObjekPenderita

Ciri-ciri objek penderita antara lain:

1) Hanya ada dalam kalimat verbal.

2) Selalu mengikuti kata kerja aktif transitif.


3) Akan menjadi subjek dalam kalimat pasifnya.

4) Selalu berada dibelakang predikat dalam keadaan aktifnya (tidak bisa dipindah posisinya), tetapi
tetap digolongkan sebagai gatra.

5) Karena hubungan dengan predikatnya sangat erat, kalimat belum lengkaptanpa objek ini. Namun
demikian kalimat ini bukan gatra inti.

6) Bila bukan klausa, tak pernah didahului /diawali kata tugas (kata depan, katahubung, dsb).

7) Selalu berjenis kata / frasa benda ( secara stuktural ).

8) Bila objek berupa klausa, biasanya didahului kata hubung “bahwa”.

b. Objek Pelaku

Ciri-ciri objek pelaku antara lain:

1) Hanya ada dalam kalimat verbal

2) Selalu mengikuti predikat kalimat pasif (jadi hanya ada dalam bentuk pasif ).

3) Bisa didahului kata depan “oleh”.

4) Bila bisa diaktifkan (predikatnya berawalan “di”), objek pelaku akanmenjadi subjek kalimat
aktifnya.

5) Bisa dipindahkan posisinya (tak harus di belakang predikatnya).

6) Tak pernah berupa klausa (jadi tak ada klausa anak/anak kalimat yang menduduki jabatan objek
pelaku.

c. Objek Penyerta/Objek Berkepentingan

Ciri-ciri objek penyerta:

1) Hanya ada dalam kalimat verbal.

2) Selalu ada bersama objek lain. Jadi tak pernah sebuah kalimat atau klausahanya memiliki objek
penyerta saja . Inilah sebabnya objek penyerta disebut

juga objek kedua ( O2 ).

3) Bisa dipindahkan tempatnya tanpa mengubah makna.

4) Tak pernah berupa klausa.

5) Selalu berupa person (Orang, binatang, instansi, dsb.).


d. Objek Berperangkai / Objek Berkata Depan

Ciri-ciri objek berperangkai:

1) Hanya ada dalam kalimat verbal.

2) Selalu mengikuti predikat kalimat yang berjenis aktif intrasitif.

3) Bisa dipindahkan posisinya tanpa mengubah makna kalimat.

4) Walaupun kalimatnya berupa kalimat aktif, tidak bisa dipasifkan.

5) Biasanya didahului kata depan “akan”, “tentang”, “atas”, “terhadap”,“mengenai”, bila berupa
klausa , dapat didahului kata hubung “ bahwa”.

e. Objek Semu

Ciri-ciri objek semu antara lain:

1) Selalu ada dalam kalimat verbal.

2) Selalu mengikuti predikat yang berjenis kata kerja aktif intransitif.

3) Mirip objek penderita tetapi kalimatnya tidak bisa dipasifkan.

4) Predikantya merupakan pasangan tetap (mirip idiom).

5) Tak bisa dipindahkan tempatnya.

6. GatraKeterangan

Baik objek maupun keterangan merupakan keterangan predikat.Bedanya, objek merupakan keterangan
yang sifatnya erat.Inilah sebabnya letak objek yang ideal adalah hubungannya dengan predikat.Inilah
sebabnya keterangan kalimat lebih bebas dipindah posisinya.Baik objek maupun keterangan kalimat
merupakan gatra tambahan (bukan gatra inti).Oleh karena itu, bisa dihapus tanpa mengurangi makna
inti, terutama keterangan. Sedikit berbeda dengan objek, objek memang akan mengakibatkan sedikit
janggal bunyi / nada kalimat bila objek dihapus. Hal ini dikarenakan sifat hubungan objek yang erat
dengan predikat, terutama objek penderita.

Adapun macam-macam keterangan klimat antara lain:

a. Keterangan Tempat (Lokatif)Misal : Ibu tinggal di rumah.

b. Keterangan Alat (Instrumental)Misal :Saya memukulnya dengan tongkat.

c. Keterangan Kesertaan (Komitatif) Misal : Saya belajar dengan kawan-kawan saya.

d. Keterangan Suasana/Keadaan (Situasi) Misal : Teman-teman saya belajar dengan penuh


kegembiraan.
e. Keterangan Cara/Mutu (Kualitas) Misal: Dia berjalan dengan cepat.

f. Keterangan Kuantitatif (Jumlah) Misal : Anak itu menempeleng saya dua kali.

g. Keterangan Modalitas.

Macam-macam keterangan modalitas sebagai berikut. :

1) Keterangan Keraguan,Misal:Barangkali ayah kembali besok.

2) Keterangan Kepastian Misal:Ia pasti datang hari ini.

3) Keterangan Kemungkinan (Potensial) Misal: Mungkin ia tidak datang.

4) Keterangan Harapan (Optatif)/Keinginan (desideratif)Misal: Mudah-mudahan ia datang hari ini.

5) Keterangan Ajakan (Adhoratif) Misal: Marilah kita nyanyikan lagu ini bersama-sama.

6) Keterangan Syarat (Kondisional) Misal: Engkau akan mendapat hadiah kalau naik kelas.

7) Keterangan Waktu (Temporal) Misal: Besok pagi kami berangkat ke luar negeri.

8) Keterangan Sebab (Kausal)Misal: Karena ia sedang ujian, ia tak menonton televisi.

9) Keterangan Akibat (Konsekutif) Misal: Ia dipukuli oleh kawan-kawannya hingga mukanya memar.

10) Keterangan Tujuan (Final) Misal: Ia pergi ke Semarang untuk menyelesaikan surat-surat.

11) Keterangan Perlawanan (Konsesif)Misal: Biarpun sudah mengantuk, ia tetap belajar.

12) Keterangan Pembatasan. Misal: Semuanya boleh kau ambil kecuali yang putih.

13) Keterangan Perbandingan Misal: Ia sangat rajin seperti kakaknya.

h. Keterangan Aspek

Macamnya adalah:

1) Aspek Persfektif “sudah” dan “telah”.Misal: Ayah sudah berangkat kemarin sore.

2) Aspek Duratif “sedang” dan “tengah”, “lagi”, “baru”.Misal : Siswa-siswa kelas dua sedang
mengerjakan ulangan.

3) Aspek Futuratif“akan”.Misal: Kami akan berangkat besok pagi

4) Aspek Inkoatif “mulai”, “lalu”, gabungan “pun+lah”, dan gabungan “maka+lah”.

Misal: Mereka mulai bekerja.


Masih ada sebuah keterangan lagi yaitu keterangan kata. Keterangan kata ini memiliki banyak
nama/istilah lain misalnya keterangan subjek (bila kata/unsur yang diterangkan menjabat subjek),
keterangan objek (bila yang diterangkan menjabat objek), atau aposisi (unsur yang bisa menggantikan
fungsi/jabatan kata/unsur yang diterangkan olehnya). Keterangan kata bukan merupakan gatra
tersendiri.Jadi tak bisa dipindah posisinya, melainkan selalu berada di belakang kata yang
diterangkan.Jika kata yang diterangkan berpindah tempat/posisi, keterangan kata ini ikut berpindah.
(tetap berada di belakang kata yang diterangkan). Keterangan kata ini bisa berupa klausa.

Misal:

1) Br. Frans, Kepala Sekolah SMA PL, pergi ke Yogya.

2) Kemarin, ketika kamu datang ke rumah, aku sedang pergi.

Kalimat Analitis dan Sintesisis Beserta Variasi Susunannya

1. Kalimat Analitis.

Kalimat Analitis Adalah kalimat yang di dalamnya terkandung kebenaran yang umum dan berlaku di
mana-mana.

Contoh Kalimat Analitis:

a. Kucing adalah binatang.

b. Semua orang kikir pasti pelit.

c. Hitam adalah warna gelap.

2. Kalimat Sintesis.

Kalimat Sintesis Adalah kalimat yang kebenarannya didasarkan pada hasil observasi dan pengamatan.

Contoh Kalimat Sintesis

a. Semua orang kikir harus dikasihani.

b. Semua orang jawa pintar.

c. Makhluk Tuhan pasti beriman.

d. Untuk menentukan kalimat analitis dan sintesis harus mendefinisikan dahulu kata kunci dari
sebuah kalimat.
3. Menggunakan Kalimat Yang Bervariasi Susunannya.

Sebagai mana kita ketahui bahwa setiap kalimat mempunyai bagian – bagian yang membentuknya.
Unsur – unsur pembentuk tersebut berupa gatra . Gatra pangkal/gatra diterangkan/gatra digolongkan,
ketiganya lazim disebut predikatPola kalimat mantap, urutan gatra-gatranya:

a) S–P

b) S–P–O

c) S – P – O1 – O2

Bila kita hendak menambahkan K, maka letaknya pada akhir kalimat, sehingga urutannya menjadi :

a) S–P–K

b) S–P–O–K

c) S–P–O–K–K

d) S – P – O1 – O2 – K

Contoh kalimat mantap: Ia mengajak ayah . S P OBila urutan gatra-gatranya diubah: Ayah mengajak ia S
P O (makna kalimat berubah)

Jadi dalam kalimat mantap kedudukan tiap gatra tidak dapat dipindahkan tempatnya, sebab jika
dipindahkan akan mengubah makna kalimat. Kalimat bervariasi adalah kebalikan dari kalimat mantap.
Sebuah kalimat yang urutan gatra-gatranya diubah terjadilah variasi susunan tanpa mengubah makna
kalimat tersebut, kalimat demikian disebut kalimat bervariasi

Perhatikan contoh dibawah ini:

Kalimat asal : nalayan menjaring ikan dilaut. (S – P – O – K) Kalimat bervariasi :

· Di laut nelayan menjaring ikan. (K – S – P – O)

· Nelayan di laut menjaring ikan. (S – K – P – O)

· Menjaring ikan nelayan di laut. (P – O – S – K)

Kalimat diatas bervariasi susunan gatranya, tetapi tidak berubah makna kalimatnya kendatipun
intonasinya berubah.Dari contoh di atas maka kini jelaslah bahwa kalimat bervariasi ialah kalimat
mantap (berpola dasar subjek-predikat) yang telah mangalamiperubahan pola.

Bagaimana cara menggunakan kalimat yang bervariasi susunannya?

Kita tampilkan sebuah kalimat asal, misalnnya:


Ia membeli buku ditoko kemarin.Pola kalimatnya S – P – O – K – K Kalimat asal tersebut kita ubah urutan
gatranya secara bebas asal tidak mengubah makna kalimat. Kita tidak boleh mendahulukan predikatnya
sehingga susunan kalimat bervariasi menjadi

Mambeli buku di toko ia kemarin. (P – O – K – S – K)

Bila kita hendak mendahulukan salah satu keterangan, maka kalimat tersebut susunannya bervariasi
menjadi:

Kemarin ia membeli buku di toko (K – S – P – O – K).

Demikianlah seterusnya kita dapat mendahulukan salah satu bagian kalimat yang lain sehingga
memungkinkan terjadinya variasi susunan kalimat yang lain pula.

Anda mungkin juga menyukai