Anda di halaman 1dari 47

Kata, Kalimat ,dan Paragraf

Pertemuan ke-3
Pengertian kata

– Kata dalam bahasa sanskerta “Katha” yang mempunyai arti


konversasi, bahasa, cerita, atau dongeng

– Kata bisa diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa yang bisa
diucapkan atau dituliskan merupakan suatu realisasi dari kesatuan
perasaan atau pikiran yang dipakai dalam berbahasa.
Fungsi Kata

– Kata memiliki fungsi menjadi penyusun kalimat. Tiap-tiap kata


mempunyai arti berbeda, arti kata dapat berubah sesuai dengan
pemakaiannya pada kalimat.
Jenis-jenis kata
Kata kerja Kata bilangan
(verba) (numeralia)

Kata tugas
(nomina)
Kata benda
(artikula)
(adjektiva) Kata sandang
kata sifat
Kata seru
(injeksi)
Kata keterangan
(adverbia
)

Partikel penegas
Kata ganti
(pronomina )
Kata kerja (verba)

– Kata kerja atau verba merupakan jenis kata yang memiliki fungsi menerangkan
sebuah tindakan,pengalaman,keberadaan atau bentuk aktivitas dinamis lainnya.
– Pada kalimat karta kerja memiliki posisi sebagai predikat.
– Ciri-ciri kata kerja :
1. Mempunyai arti perbuatan, kegiatn atau tindakan
2. Mempunyai arti proses
3. Biasanya diikuti kata benda,kata sifat atau keterangan
4. Biasanya dibentuk dengan imbuhan
5. Dapat diawali kata yang menyatakan waktu, seperti telah, akan,sedang, hampir
Kata Benda (Nomina)

– Merupakan kata yang mengarah pada segala hal yang dapat dibendakan.
– Biasa dipakai untuk menyebutkan makhluk hidup, benda mati ataupun tempat.
Contoh : manusia, ilmu, makanan dan lain-lain
– Ciri – ciri
1. Bisa diperluas dengan menambahkan “yang + kata sifat”
contoh : motor yang bagus
2. Dibatalkan dengan kata bukan, misalnya seperti bukan kaca
3. Pada kalimat dapat berkedudukan sebagai S (Subjek) dan O (objek).
Contohnya seperti , Andri membeli mobil baru, dalam kalimat itu kata
Andri dan Mobil adalah kata benda
Kata Sifat (adjektiva)
– Merupakan kata yang dipakai untuk menerangkan sifat atau kondisi suatu hal,
seperti makhluk hidup, benda mati, tempat, waktu atau yang lainnya.
– Dalam pemakaiannya di kalimat, kata sifat biasa digunakan untuk menerangkan
keadaan Subjek (S) atau Objek (O) kalimat tersebut.
– Ciri-ciri kata sifat adalah :
– Bisa dibatalkan atau yang bersifat dengan kata “tidak” atau “bukan”
– Contoh : tidak baik, tidak pandai
– Bisa diberikan keterangan penguat, kata penguat yang biasa dipakai antara lain seperti :
amat, sangat, paling, sekali, benar.
– Contoh : sangat luas, amat banyak
– Bisa diberikan penjelasan pembanding. Kata pembanding antara lain : lebih, kurang, paling
– Contoh : Mobil ini lebih mahal dari yang itu
Kata Keterangan (Adverbia)
– Merupakan kata yang menunjukkan keterangan (penjelasan) mengenai kata
lain (kata bilangan, kata kerja dan kata sifat) dalam suatu kalimat.
– Kata keterangan tidak dapat menggantikan kata benda atau kata ganti benda.
– Menurut Bahasa, Adverbia berasal dari bahasa latin, “ad” artinya untuk dan
“verbum” artinya Kata.
– Pada struktur kalimat, kata keterangan seringkali dilambangkan dengan K, yang
artinya keterangan.
– Ciri-ciri kata keterangan, antara lain :
– Memberikan penjelasan mengenai kata lain
– Tidak dapat dipakai untuk sebagai penjelas kata benda atau kata ganti benda
– Seringkali letaknya di awal atau akhir kalimat
– Dapat dipakai untuk seluruh jenis kalimat
Kata Ganti (Pronomina)

– Merupakan jenis kata yang dipakai untuk menggantikan posisi kata benda atau
orang dalam kalimat.
– Berfungsi untuk memperhalus kalimat yang dilafalkan atau ditulis.
– Contoh kata ganti : aku, kami, kita, mereka dll
– Ciri-ciri kata ganti :
– Biasanya dalam satu kalimat, kata ganti berada di posisi subjek (S) dan Objek (O).
Hanya pada kalimat tertentu pronomina dipakai sebagai predikat
– Jenis kata ganti yang dipakai berubah-ubah sesuai dengan kata yang hendak dipakai
dan penggunaannya dalam kalimat.
Kata Bilangan (Numeralia)

– Merupakan jenis kata yang mempunyai fungsi untuk menyatakan jumlah benda
atau urutannya dalam suatu deretan,
– Ada dua jenis kata bilangan
– Kata bilangan tentu (Takrif)

kata bilangan yang dipakai apabila sudah jelas berpa nominal yang dimaksudkan.
Seperti : satu, ketujuh, setengah dll
– Kata bilangan tak tentu

Contoh : beberapa, sleuruh, banyak dll


Kata Tugas
– Merupakan salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang hanya mempunyai arti
gramatikal atau dapat berubah sesuai konteksnya dan tidak mempunyak arti leksikal
atau arti tetap.
– Kata depan (preposisi)

Merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat yang diikuti oleh nominal
atau pronominal.
– Kata penghubung (konjungsi)

Kata penghubung/ kata hubung/ kata sambung merupakan kata yang fungsinya sebagai
penghubung antara satu kata dengan kata lainnya (pada suatu kalimat), atau satu kalimat
dengan kalimat lainnya (dalam suatu paragraf).
– Contoh : dan, serta, atau, padahal
Kata Sandang (artikula)

– Merupakan kata yang tidak mempunyai arti yang dipakai untuk menjelaskan
kata benda (nomina) atau kata tertentu.
– Kata sandang dapat dipakai untuk mendampingi kata benda dasar ataupun kata
benda turunan atau kata tertentu lainnya.
– Seringkali berada sebelum kata benda yang dijelaskan.
– Contoh : Yang,sang, kaum, para, si, dll
Kata Seru

– Merupakan jenis kata pada bahasa Indonesia yang dipakai untuk


mengungkapkan isi perasaan penulis.
– Dipakai sebagai penegas perasaan tersebut.
– Contoh : aduhai, ah, sial, dll
Partikel Penegas

– Merupakan jenis kata yang tidak mempunyai makna apabila berdiri sendiri dan
fungsinya untuk menampilkan unsur yang diiringi
– Tiga partikel penegas, antara lain : -kah, -lah, dan -pun
Kalimat Tunggal
• Syarat Minimal
• Unsur-unsur

1. Dokter gigi tua bangka


2. Presiden Republik Indonesia
3. Bogor kota hujan
4. Dia tertidur
5. Satria berkebun
Sebuah kalimat minimal terdiri atas
1 Subjek dan 1 Predikat.  unsur pokok

Unsur-unsur Pembentuk Kalimat

Unsur Pokok • Subjek dan Predikat

Unsur • Objek
• Keterangan
Tambahan • Pelengkap

 Syarat Minimal sebuah Kalimat


 Ciri-ciri Subjek

Menjawab apa atau siapa

diikuti kata itu

didahului kata bahwa

keterangan penjelas kata yang

Tidak didahului preposisi (seperti dari, dalam, di, ke, kepada,


pada)
Sebagian besar berupa nomina (kata benda) atau frasa
nomina
 Ciri-ciri Predikat

Menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana

Berupa kata yang didahului adalah atau ialah

Dapat diingkarkan dengan kata tidak

Dapat diikuti kata-kata aspek (telah, sudah, belum, akan,


sedang) dan kata-kata modalitas (ingin, hendak, mau)4
 Ciri-ciri Objek

selalu berada di belakang predikat

dapat menjadi subjek kalimat pasif

tidak dapat didahului preposisi (a.l. dari, dalam,


di, ke, pada, dengan, kepada)
 Ciri-ciri Keterangan

merupakan unsur tambahan

tidak terikat posisi tertentu (bisa di awal, di antara subjek dan


predikat, di antara predikat dan objek, jika objek berupa anak
kalimat

memberi informasi tentang waktu, sebab, atau tujuan pada kalimat

keterangan dapat berupa


memberi informasi pada
kata
kumpulan kata (frasa) kalimat

anak kalimat  memberi informasi pada induk kalimat.


 Ciri-ciri Pelengkap

di belakang predikat

tidak didahului preposisi (dari, dalam, di, ke, pada, kepada)

tidak dapat menjadi subjek pada kalimat pasif

jika terdapat objek dan pelengkap pada kalimat aktif, maka


yang dapat menjadi subjek hanya objek dan bukan pelengkap
 Pola Dasar Kalimat

 S—P
 S—P—O
 S—P—Pel
 S—P—Ket
 S—P—O—Pel
 S—P—O—Ket
 S—P—O—Pel—Ket
 Contoh Kalimat
 S—P
 Kami mahasiswa Indonesia
S P

 Jawaban anak pintar itu sangat tepat


S P

 S—P—O
 Tamu negara menemui presiden
S P O

 Kelompok kami akan meneliti dampak kebakaran itu


S P O

 S—P—Pel
 Tamu negara bertemu presiden
S P Pel

 Negara kita berlandaskan hukum


S P Pel
 S—P—Ket
 Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya
S P Ket

 Bagiyo tinggal di Jakarta


S P Ket

 S—P—O—Pel
 Mahasiswa mengirimi jasa agung ayam betina
S P O Pel

 Direktur itu memerintahkan bawahannya bekerja keras


S P O Pel
 S—P—O—Ket
 Mereka memperlakukan saya dengan sopan
S p O Ket

 Aulia memasukkan bukunya ke dalam tas


S p O Ket

 S—P—O—Pel–-Ket
 Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina dua bulan lalu
S p O Ket
Pel

 Setiap hari direktur itu memerintahkan bawahannya bekerja keras


Ket S p Pel
O
Format Perluasan Kalimat
• Perluasan Subjek
• Perluasan Predikat
• Perluasan Objek
• Perluasan Keterangan
• Perluasan
 Perluasan Unsur Kalimat Pelengkap
 Kalimat Majemuk

Strukturnya terdiri atas dua kalimat dasar atau lebih

Hubungan antar-kalimat dasar yang membentuknya


terbagi 3 macam:
Kalimat majemuk setara

• Kalimat Dasar 1 sama kedudukannya dengan Kalimat Dasar 2

Kalimat majemuk bertingka

• Kalimat Dasar 1 lebih rendah atau lebih tinggi dari Kalimat Dasar

Kalimat majemuk campuran

• Kalimat Dasar 1 atau Kalimat Dasar 2 berupa Kalimat Majemuk


Setara atau Kalimat Majemuk Bertingkat
Penghubung dalam kalimat majemuk
setara
Kata
Jenis hubungan fungsi penghubung
Penjumlahan Menyatakan penjumlahan atau dan, serta, baik, maupun
gabungan
kegiatan,peristiwa,dan proses

Menyatakan bahwa hal yang ,tetapi ,sedangkan ,melain


dinyatakan dalam klausa
Pertentangan kan ,bukannya
pertama bertentangan dengan
klausa kedua

Menyatakan pilihan di antara


Pemilihan dua kemungkinan Atau

Menyatakan kejadian yang


Perurutan lalu. lantas, kemudian
berurutan
Contoh-contoh kalimat majemuk setara

– Dona mengonsep surat itu dan Dini mengetiknya.


– Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
– Para peserta seminar sudah mulai datang, sedangkan panitia belum siap.
– Kamu ikut dengan saya atau tinggal di sini.
– Ia membaca sebuah buku,lalu ia tertidur.
Penghubung dalam kalimat majemuk bertingkat

Jenis Hubungan Kata Penghubung

 Waktu  Sejak,sedari,sewaktu,sementara,seraya,sete
lah,sambil.sehabis,sebelum,sesudah,ketika,
tatkala
 Jika/jikalau,seandainya,andaikata,
 Syarat
andaikan,asalkan,kalau,apabila, bilamana

 Agar, supaya, untuk, guna, demi


 Tujuan

 Sebab, karena
 Sebab/alasan
 seperti,bagaikan,laksana, sebagaimana,
 Perbandingan daripada,ibarat

 sehingga,sampai-sampai, maka

 Akibat/hasil

 dengan, tanpa
 Cara/alat

 Seolah-olah,seakan-akan
 Kemiripan

 Bahwa

 Penjelasan/kelengkapan
 Padahal,nyatannya

 Kenyataan  Walau/walaupun, meski/meskipun,


biar/biarpun, kendati/kendatipun,
sungguh/sungguhpun
 Konsesif
Contoh kalimat majemuk bertingkat

– Dia datang ketika kami sudah mulai belajar.


– Lalu lintas akan teratur apabila pemakai jalan berdisiplin.
– Gunawan menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, dan
disiplin.
– Gempa itu sedemikian hebatnya sehingga meruntuhkan jembatan
beton.
– Anda harus tekun belajar agar lulus ujian.
– Petani berusaha meningkatkan panen dengan menggunakan bibit
unggul
Contoh kalimat majemuk campuran

– Dona dan Sastro sedang mengonsep surat saat teman-temannya datang.


– Juwita menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, disiplin, dan orang
tuanya sangat bangga.
Contoh kalimat

– Kami tersenyum
– Petani menanami sawahnya palawija
– Sayur –mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya.
– Mereka memperlakukan saya dengan sopan.
– Tamu negara menemui tokoh LSM terkenal
– Negara kita berlandaskan hukum.
– Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina kemarin
– Paragraf
– Pengertian Paragraf
Paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan
mulai penulisannya dengan garis
Dalam Kamus Besar baru).
Bahasa Ind onesia
Paragraf adalah satuan bahasa yang
mengandung satu tema atau bagian
Harimukti kridalaksana, dalam wacana. Dapat terjadi dari satu
Kamus Linguistik kalimat atau sekelompok kalimat
yang berkaitan

Paragraf yang disebutnya alinea,


Gorys Keraf, dalam komposisi bukanlah suatu pembagian secara
konvensional dari suatu bab yang
terdiri atas kalimat-kalimat, tetapi
lebih dalam maknanya dari satu
kesatuan kalimat saja. Tidak lain dari
suatu kesatuan pikiran, suatu
kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat.
adalah seperangkat kalimat
Djago Tarigan, dalam menulis
tersusun logis-sistematis yang
paragraf
merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan
mendukung pikiran pokok yang
tersirat dalam keseluruhan
karangan.

Paragraf adalah bagian kerangka


Soedjito dan Mansur Hasan,
yang terdiri atas kalimat-kalimat
dalam ketrampilan Menulis ,
yang terhubung secara utuh dan
padu serta merupakan satu
kesatuan pikiran.
– Syarat-syarat paragraf yang baik

Kesatua • dikatakan memilki satu kesatuan yang baik jika


semua kalimat yang membangun paragraf

n
tersebut secara bersama-sama mendukung
satu pokok pikiran tertentu.

Kepaduan • Jika hubungan antar kalimat dalam satu paragraf


itu kompak, maka paragraf tersebut dinilai
(koherensi) memiliki syarat kepaduan yang baik

• Syarat yang berkaitan dengan keteraturan


Pengembangan perincian dan pengurutan pokok pikiran ke
dalam pikiran-pikiran penjelasnya.
– Fungsi Paragraf

Memudahkan pembaca memahami pikiran


penulis

Menampung dan mengelompokkan pokok-pokok


pikiran yang terdapat dalam suatu karangan

Memudahkan penulis mengembangkan pikiran


secara sistematis
– Jenis Paragraf

a Paragraf Deduktif
b Induktif
Menurut Posisi c Campuran
Kalimat Topiknya
d Penuh Kalimat Topik

Paragraf Menurut Sifat a. Paragraf Pembuka


dan Tujuannya b Penghubung (inti)
c Penutup

a. Paragraf Persuasi
Menurut Sifat
Isinya b Argumentasi
c Narasi
d Deskripsi
e Eksposisi
– Pola Pengembangan Paragraf

pengembangan paragraf yang dilakukan


Pengembangan dengan dengan mengemukakan definisi formal
definisi luas terlebih dahulu, kemudian diikuti
dengan rincian-rincian yang berupa
definisi dahulu, lalu rincian-rincian yang
berupa definisi luas dari definisi formal
Contoh tersebut.

(1) Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. (2) Mereka adalah orang-
orang yang berkewajiban mendidik anak-anak bangsa. (3)
Kebahagiaan guru adalah jika mellihat anak-anak didiknya berhasil
meraih cita-cita. (4) Mereka tidak pernah berharap apa-apa dari
keberhasilan yang diraih oleh anak-anak didik mereka. (5) Guru sangat
menentukan kecerdasan dan kemajuan bangsanya
– Pola Pengembangan Paragraf

Sebuah paragraf dikatakan memakai


Pengembangan dengan metode proses, jika isi paragraf
menguraikan suatu proses. Proses
metode proses merupakan suatu urutan perbuatan
untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu..
Contoh

Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat


adonan terigu dicampur dengan telur dan gula. Kemudian, adonan dicetak
dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu, “gelang-gelang” tadi digoeng
sampai berwarna kuning kecoklatan. Lalu gorengan itu diolesi mentega,
diberi butir-butir warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Kini kue donat siap
untuk disantap.
– Pola Pengembangan Paragraf

Pengembangan dengan Pengembangan paragraf dilakukan


dengan cara mengemukakan suatu
contoh pernyataan yang menjadi inti dari
persoalan contoh dari penyataan
tersebut

Contoh

(1) Di Indonesia, legenda perseorangan semacam ini banyak sekali. (2) satu
contohnya adalah legenda Panji yang berasal dari Jawa Timur (3) Panji
adalah seorang putra raja kerajaan Kuripan (Singasari) di Jawa Timur, yang
senantiasa kehilangan istrinya. (4) Contoh lain legenda perseorangan ini
adalah legenda Jayaprana yang berasal dari Bali. (5) Dia adalah seorang anak
angkat yang binasa karena kelicikan ayah angkatnya.
– Pola Pengembangan Paragraf

Paragraf ini dipakai untuk menerangkan suatu


Pengembangan dengan kejadian atau akibat yang ditimbulkan atau
sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam
metode sebab-akibat metode ini adalah kejelasan dan kelogisan.
Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya
terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia pada umumnya.

Contoh

(1) seminggu yang lalu pak Dullah kehilangan pekerjaannya. (2)


Akibatnya, Sunarti, anaknya yang paling besar bekerja untuk membantu
biaya hidup keluarganya. (3) Ibu Dullah melakukan hal yang sama,
dengan menjual kue-kue. (4) Suprapto dan Suprapti, anak-anaknya yang
masih sekolah, harus berhenti karena tidak ada biaya.
– Pola Pengembangan Paragraf

Dilakukan dengan
mengemukakan hal-hal yang
bersifat umum terlebih
Pengembangan dengan
dahulu baru kemungkinan
metode umum-khusus diikuti dengan rincian-
rincian yang bersifat khusus.
– Pola Pengembangan Paragraf

Bila kita akan mengelompokkan benda


atau non benda yang memiliki persamaan
Pengembangan dengan sifat, situasi, ukuran, dan lain-lain, cara
metode klasifikasi yang paling tepat adalah melakukan
klasifikasi. Meski sebenarnya bukan ukuran
khusus untuk persamaan factor tersebut,
tetapi juga untuk perbedaan.

Contoh

Sebanyak lima dari sepuluh kota termahal di dunia berbeda di Asia,


dengan Tokyo dan Osaka tercatat sebagai kota termahal di dunia.
Demikian menurut kajian Economist Intelligent Unit. Kedua kota besar di
Jepang itu ternyata 20% lebih mahal dibandingkan tempat ketiga yang
diduduki Hongkong bersama Singapura dan Taipei yang juga tercatat
sebagai kota termahal di dunia.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai