Anda di halaman 1dari 26

KATA

DISUSUN OLEH :
D I N D A A N G G Y M E LY S E O X I
D I VA P U T R I G U N AWA N
FA I Q O T U L M U S TA B S Y I R O H
Y O S E V I N E H E R AWA T I S .
PENGERTIAN KATA

Kata memiliki pengertian sebagai sederetan huruf yang berada di antara dua spasi dan memiliki
sebuah arti.Menurut bahasa sansekerta, pada awalnya unsur ini berasal dari kathā yang memiliki
arti “bahasa”, “konversasi”, “cerita” atau “dongeng”.Bahasa melayu tersebut dipersempit lagi
sehingga menjadi “Kata”. Definisi kata merupakan elemen terkecil dalam sebuah struktur bahasa
yang dapat dituliskan atau diucapkan dan sebuah bentuk kesatuan pemikiran atau perasaan yang
digunakan dalam berbahasa.
TUJUAN KATA

Kata memiliki tujuan sebagai satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna dan arti
sehingga dapat disusun menjadi suatu kalimat, klausa, dan frasa.Unsur bahasa ini menjadi unsur
penting dalam kebahasaan karena dapat menerangkan benda, waktu, sifat, dan lain-lain.
FUNGSI KATA

Kata memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi subjek, fungsi predikat, fungsi objek, fungsi
keterangan, dan fungsi pelengkap. Berikut penjelasan mengenai fungsi kata.
1. Fungsi sebagai Subjek
Subjek adalah bagian dari kalimat yang menandakan apa yang sedang dibicarakan.Namun hal ini tidak selalu
sama dengan aktor atau pelaku sebagai subjek, termasuk dalam kalimat pasif.Fungsinya sebagai subjek dapat
ditentukan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut. Jawaban dari siapa yang melakukan kegiatan atau aktivitas.

Contohnya pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor hingga sore hari.” Jika dibuat kalimat tanya: siapa yang
bekerja di kantor hingga sore hari? Maka, jawabannya adalah Ayah. Maka dapat dipastikan bahwa Ayah
berfungsi sebagai subjek yang sedang melakukan sebuah aktivitas.
2. Fungsi sebagai Predikat
Predikat merupakan bagian dari kalimat yang menandakan apa yang dibicarakan oleh subjek dan
biasanya harus mengandung unsur verba. Setelahnya, dapat diikuti oleh objek atau adverbia. Fungsi
kata sebagai predikat memberi keterangan tentang apa yang dilakukan oleh subjek.
Contoh pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor hingga sore hari.” Bekerja sebagai predikat
menjelaskan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh ayah di kantor hingga sore hari.

3. Fungsi sebagai Pelengkap


Fungsi yang satu ini sedikit sulit untuk menganalisis keberadaannya. Terkadang ia dapat
berfungsi sebagai keterangan dan/atau objek. Contoh pada kalimat, “Ayah bekerja di kantor hingga
sore hari.”
4. Fungsi sebagai Objek
Objek merupakan bagian dari kalimat yang memiliki peran sebagai penderita atau yang
mengalami suatu hal. Letak objek memiliki fungsi sebagai pemberi keterangan predikat.
Contoh pada kalimat, “Kakak membeli tas di toko dekat rumah.” Tas sebagai objek memberikan
keterangan terhadap barang yang Kakak beli di toko dekat rumah.

5. Fungsi sebagai Keterangan


Kata keterangan merupakan bagian dari kalimat yang berfungsi untuk memberikan keterangan
terhadap unsur lainnya. Meskipun hadirnya tidak terlalu penting, namun dapat memberikan
penjelasan lebih lanjut tentang suatu kalimat.
Contohnya pada kalimat, “Kakak membeli tas di toko dekat rumah.”
JENIS KATA

Tata kata adalah sebuah aturan atau susunan morfem dalam membuat sebuah kalimat sehingga
ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Berdasarkan jenisnya, kata dibagi menjadi tujuh, yaitu kata
benda, kata bilangan, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, dan kata tugas.
1. Kata Benda atau Nomina
Nomina merupakan nama-nama dari semua benda dan segala hal yang dibendakan. Ciri utama
dari nomina dilihat dari keterangan yang mengikutinya.
- Tidak dapat didahului oleh keterangan bernegasi tidak. Contohnyaanjing, kursi, dan matahari
termasuk kata benda karena tidak dapat didahului oleh keterangan negasi “tidak”.
- Tidak dapat didahului keterangan derajat agak lebih, sangat, dan paling. Contohnya agak kursi,
lebih bulan, dan paling matahari. Contoh tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
- Tidak dapat didahului keterangan wajib. Contoh wajib anjing, wajib kursi, dan sebagainya.
Contoh tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
- Dapat didahului oleh keterangan jumlah. Contoh seekor kucing, lima kursi, sepuluh meja,
sebatang pensil,dan sebagainya.
2. Kata Ganti atau Pronomina
Pronomina merupakan unsur yang berfungsi untuk menggantikan objek atau nomina atau yang
dibendakan.Contoh dari pronomina adalah ini, itu, mereka, ia, sesuatu, seluruh, masing-masing, dan lain-
lain.
Secara umum, pronomina dibagi menjadi empat.
• Kata ganti diri umumnya menggantikan nomina nama orang atau yang diorangkan. Pronomina ini dapat
dibedakan atas beberapa sudut pandang yaitu orang pertama tunggal (saya dan aku), orang pertama
jamak (kami dan kita), orang kedua tunggal (kamu danengkau), orang kedua jamak (kamu
sekalian dankalian), dan orang ketiga tunggal (dia, ­-nya, dan ia).
• Kata ganti petunjuk atau pronomina demokratif merupakan ini dan itu yang berfungsi untuk
menggantikan nomina dan dapat berfungsi sebagai penunjuk. Umumnya, pronomina demokratif
digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat dari pembicara atau yang jauh dari pembicara.
Contohnya “itu adalah motor saya”, “ini adalah meja belajar saya”
• Kata ganti tanya atau pronomina introgatifa umumnya digunakan untuk menanyakan suatu nomina.
Unsur dari pronomina introgatifa adalah 5W+1H.
• Kata ganti tidak tentu adalah kata yang digunakan sebagai pengganti nomina tidak tentu. Contoh yang
termasuk pronomina ini adalah salah seorang, seseorang, siapa saja, sewaktu-waktu, dan setiap orang.
3. Kata Bilangan atau Numeralia
Numeralia merupakan unsur yang memiliki tugas untuk menjelaskan jumlah objek atau
jumlahbenda atau urutan benda. Contohnya, satu, dua, pertama, berdua, seribu, beberapa, dan banyak.

4. Kata Kerja atau Verba


• Verba merupakan seluruh hal yang dapat menyatakan aktivitas atau perilaku. Contoh dari verba
adalah makan, membeli, mandi, minum, berlari, dan lain-lain. Verba tersebut dapat diperjelas lagi
dengan memperluasnya menjadi kelompok kata “dengan + adjektiva”. Contohnya, “membaca
dengan teliti”, “berlari dengan gesit”, dan “mandi dengan bersih”.
Ciri-ciri utama verba dapat dilihat dari keterangan yang mengikutinya.
• Didampingi dengan keterangan negasi tidak, tanpa, dan bukan. Contohnya tidak makan, bukan
membeli,dan tanpa mandi.
• Didampingi dengan keterangan derajat. Contohnya agak berlari, cukup makan, dan kurang
mandi.
• Didampingi dengan keterangan frekuensi. Contohnya sering minum, terkadang
berlari, dan jarang mandi.
• Tidak dapat didampingi dengan numeralia beserta urutan dan penggolongannya.
Contohnya sebuah berlari, lima butir membaca, sebuah makan. Namun, dapat diikuti oleh
semua keterangan jumlah, seperti cukup membaca, kurang berlari, dan sebagainya.
• Dapat diikuti oleh keterangan kata. Contohnya sedang berlari, sudah minum, akan
membaca, dan sebagainya.
• Dapat diikuti oleh adverbia yang menyatakan keselesaian. Contohnya selesai minum, telah
berlari, belum pulang, dan sebagainya.
• Dapat didampingi oleh keterangan yang menyatakan kewajiban. Contohnya wajib berlari,
wajib minum, harus makan, dan sebagainya.
• Dapat diikuti dengan semua keterangan yang menyatakan kepastian. Contohnya pasti makan,
5. Kata Sifat atau Adjektiva
Adjektiva adalah unsur yang menggambarkan sifat seseorang atau keadaan sebuah benda atau
sesuatu. Contohnya baru, kecil, besar, baik, tinggi, rendah, buruk, dan sebagainya. Adjektiva dapat
dilihat dari ciri utamanya sebagai berikut.
- Tidak dapat diikuti oleh keterangan frekuensi jarang, sering, dan terkadang. Contohnya sering
besar, jarang kecil, kadang-kadang tinggi, dan sebagainya.
- Tidak dapat diikuti oleh keterangan yang menyatakan jumlah. Contoh sedikit buruk, sebuah besar,
beberapa baru, dan sebagainya.
- Diikuti oleh keterangan yang menyatakan derajat. Contohnya agak besar, lebih baru, cukup baik,
dan sebagainya.
- Dapat diikuti oleh keterangan kepastian seperti pasti, tentu, barangkali, dan mungkin. Contohnya
tentu bagus, pasti tinggi, tentu baik, dan sebagainya.
- Tidak dapat ditambah keterangan kala, hendak, dan mau. Bentuk ini tidak dapat digunakan
menurut tata bahasa Indonesia. Contohnya hendak bagus, mau rendah, kala buruk, dan sebagainya.
6. Kata Keterangan atau Adverbia
Adverbia adalah suatu hal yang memberikan keterangan tambahan tentang verba, numeralia,
adjektiva, atau bahkan seluruh kalimat.Fungsi dari adverbia adalah menjelaskan lebih lanjut tentang
jenis-jenis morfem yang berdampingan dengannya. Kelas adverbia memiliki beberapa komponen
makna, sebagai berikut.
- Menunjukkan frekuensi, yaitujarang, sering, terkadang, biasanya, sesekali, selalu, dan acap kali.
Makna ini biasanya digunakan untuk verba.
- Menunjukkan jumlah atau kuantitas, yaitubanyak, cukup, sedikit, semua, seluruh, beberapa, dan
sebagian. Makna ini pada umumnya mendampingi nomina, tapi tidak jarang kita temukan juga
mendampingi verba.
- Menyatakan negasi, yaitu bukan, tidak, tiada, dan tanpa. Makna tidak dapat menegasikan kelas
adjektiva dan verba. Sementara itu, makna bukan dapat menegasikan kelas verba dan nomina.
7. Kata Tugas
Jenis ini meliputi berbagai macam unsur yang tidak termasuk jenis-jenis di atas. Berdasarkan
bentuknya sulit untuk dilakukan perubahan bentuk dan bahkan tidak dapat mengalami perubahan
bentuk. Macam-macamnya adalah kata sambung, sandang, depan, dan seru. Fungsi dari jenis ini
adalah untuk memperluas dan mentransformasi sebuah kalimat.
- Kata sambung atau konjungsi merupakan sebuah bagian yang menjadi penghubung unsur lain,
bagian kalimat, atau antar kalimat. Contohnya dan, tetapi, lalu, meskipun, ketika, sedangkan,
sungguhpun, maka, jika, dan sebagainya.
- Kata sandang atau artikula memiliki fungsi sebagai pembeda yang menentukan nomina dan kata
lain. Contohnya sang, si, dan hyang.
- Kata depan atau preposisi merupakan bagian yang berfungsi untuk merangkai atau menjadi
bagian dalam kalimat. Contohnya di, dari, daripada, ke, kepada.
- Kata seru atau injeksi merupakan sebuah unsur yang secara tidak langsung sudah mejadi sebuah
kalimat. Secara umum digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Contohnya wah, weh, aduh, oh,
dan
BENTUK KATA
• Kata asal adalah bentuk satuan gramatikal yang memiliki makna dan belum mengalami
perubahan bentuk apapun. Secara mudahnya, bentuk ini merupakan bentuk paling sederhana
yang memiliki makna.
• Kedua bentuk di atas membentuk lagi jenis-jenis yang menjadi turunannya.
• Bentuk turunan tersebut antara lain kata berimbuhan, ulang, dan gabung.
• Ketiga bentuk ini memiliki bentuk yang lebih kompleks dibanding asalnya maupun dasarnya.
1.Bentuk Kata Imbuhan
Bentuk ini merupakan modifikasi dari asal maupun dasar yang telah diberi imbuhan berupa awalan, sisipan,
akhiran, dan kombinasinya sehingga menambahkan makna yang ingin dijelaskan oleh penulis dengan kata
tersebut.Jenis ini memiliki empat macam bentuk lainnya sesuai dengan penempatan imbuhannya.
• Imbuhan Awal (Prefiks) me-, ke-, ter-, pe-, per-, di-, se-, danber-. Jika digabungkan dengan unsur
dasar menjadi berenang, ditendang, memakan, dan lain-lain.
• Imbuhan Akhiran (Sufiks)  -kan, -an, -i, -nya, -man, -isme,  -wati, -wan, -asi, -in, dan –wi. Jika
digabungkan dengan unsur dasar menjadi makanan, wisudawan, hinduisme, dan lain-lain.
• Imbuhan Awalan dan Akhiran (konfiks) me-kan, pe-an, ber-an, se-nya, dan meper-kan.
• Jika digabungkan dengan unsur dasar menjadi mencucikan, penghasilan, pertigaan, perserikatan, dan lain-
lain.
• Imbuhan Sisipan (Infiks). Imbuhan ini hanya terdapat pada morfem tertentu saja. Contoh dari
infiks adalah -er-, -el- , -em–, dan -in–. Jika digabungkan dengan unsur dasar menjadi tali temali, kerja
kinerja, tunjuk telunjuk, dan lain-lain.
2. Bentuk Kata Ulang
• Bentuk ini merupakan pengulangan sebuah unsur dasar dan di antara keduanya dihubungkan
menggunakan tanda hubung (-).
• Pengulangan ini terjadi dengan berbagai cara, contohnya pengulangan utuh, pengulangan
bunyi, pengulangan sebagian, pengulangan semu, dan pengulangan sebagian. Kata ulang dapat
dikelompokkan berdasarkan bentuk dan makna atau fungsi.
A. Kata Ulang Berdasarkan Bentuk
• Ulang Sebagian atau Dwipurwa, Contohnya leluasa, tetua, dedaunan, rerumputan, pepohonan,
tetangga, dan sebagainya.
• Ulang Utuh atau Penuh disebut Dwilingga, Contohnya anak-anak, bapak-bapak, sama-sama, macam-
macam, dan sebagainya.
• Ulang Berubah Bunyi, terjadi pada unsur pertama maupun unsur selanjutnya dalam kalimat.
• Contohnya sayur-mayur, gerak-gerik, gotong-royong, lauk-pauk, dan sebagainya.
• Ulang Berimbuhan, terjadi akibat adanya imbuhan yang disisipkan pada unsur pertama atau unsur
selanjutnya di kata.Contohnya tarik-menarik, sapa-menyapa, bermaaf-maafan,dan sebagainya.
• Ulang Semu, terjadi pada unsur dasar yang sebenarnya bukan hasil dari duplikasi. Jika kedua
pengulangan ini dipisahkan satu sama lain, maka tidak akan mengandung makna.Contohnya ubur-ubur,
empek-empek, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, ubun-ubun, dan sebagainya.
B. Berdasarkan Fungsi dan Maknanya
• Ulang Bermakna Mirip kemerah-merahan, keibu-ibuan, kebapak-bapakan, kekanak-kanakan,
kuda-kudaan, dan sebagainya.
• Ulang Bermakna Jamak  rumah-rumah, bapak-bapak, motor-motor, ibu-ibu,dan sebagainya.
• Ulang Bermakna Berbagai Macam sayur-mayur, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan,
pepohonan, dan sebagainya.
• Ulang Bermakna Saling   berlari-larian, bersalam-salaman, lihat-melihat, tembak-menembak,
tuduh-menuduh, dan sebagainya.
• Ulang bermakna Intensitas kuat-kuat, bolak-balik, berjam-jam, makan-makan, jalan-jalan, dan
sebagainya.
• Ulang Bermakna Bilangan satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya.
• Ulang Bermakna Keadaan mentah-mentah, hidup-hidup, merah-merah, dan sebagainya.
• Ulang Bermakna Tindakan Berulang Kali berkali-kali, sering-sering, terus-menerus, dan
sebagainya.
• Ulang Bermakna Kegiatan masak-memasak, tukar-menukar, jahit-menjahit, dan sebagainya.
3. Bentuk Kata Gabung atau Frasa
• Umumnya, gabungan ini biasa disebut dengan istilah kata majemuk. Istilah tersebut merupakan
gabungan dua atau lebih morfem dasar yang mengandung satu pengertian.
• Kata majemuk tidak menjelaskan satu persatu kata, tapi ia menjelaskan dengan keseluruhan
gabungannya.
KATA BAKU
Kata Baku adalah kata yang digunakan dan telah sesuai dengan kaidah atau pedoman
bahasa yang sudah ditentukan. Pengertian kata baku ini merupakan suatu kata yang
aturan dan ejaan kaidah bahasa indonesianya sudah benar serta bersumber dari bahsa
baku yakni Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI). Ciri kata baku :
- Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah.
- Kata baku tidak dipengaruhi oleh bahsa asing.
- Pada pemakaian imbuan kata baku ini bersifat eksplisit.
- Baku adalah bahasa percakapan.
- Kata baku digunakan sesuai dengan konteks kalimat.
- Kata baku tidak terkontaminasi atau tidak rancu.
- Kata baku tidak mengandung arti pleonasme.
- Kata baku tidak mengandung hiperkorek
KATA TIDAK BAKU
Kata Tidak Baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah atau pedoman bahasa
yang ditentukan. Umumnya, kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari atau
dalam bahasa tutur. Ciri kata tidak baku :
- Biasanya digunakan dalam bahasa sehari-hari.
- Sudah dipengaruhi oleh bahasa asing atau bahasa daerah.
- Sudah dipengaruhi oleh perkembangan zaman.
- Bentuknya mudah berubah-ubah.
- Memiliki arti yang sama meskipun terkesan berbeda dengan bahasa baku
• Contoh kata Baku dan tidak baku
Kata Baku Kata tidak Baku
Apotek Apotik
Yogyakarta Jogjakarta
Sekadar Sekedar
Asas Azas
Aksesori Asesoris
Aktif Aktip
 
ADA LIMA PERSYARATAN ATAU KRITERIA KATA UNTUK
MENJADI “WARGA” KBBI, YAITU :
• Unik.
• Eufonik (enak didengar)
• Seturut kaidah bahasa Indonesia.
• Tidak berkonotasi negatif.
• Kerap dipakai.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai