Anda di halaman 1dari 11

DESAIN SKENARIO

Judul : Agresi Militer I

Sinopsis :
Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih harus menghadapi
permasalahan di bidang kepemilikan wilayah dan politik. Salah satunya, yaitu Perjanjian
Linggarjati. Hasil dari perjanjian linggarjati yang tampaknya sedikit menguntungkan bagi
bangsa Indonesia membuat Belanda sangat geram dan serakah untuk kembali merebut sisa
wilayah yang dimiliki bangsa Indonesia. Belanda masih berpegang teguh pada isi pidato ratu
Wilhelmina yang berisi tentang persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia di
bawah naungan Kerajaan Belanda. Belanda pun menyampaikan pidato Ratu Wilhelmina
tersebut kepada rakyat Indonesia, tetapi mereka menolaknya. Hal inilah yang menyebabkan
meletusnya Agresi Militer Belanda I. Agresi Militer Belanda I menyebabkan banyak kerugian
material maupun nyawa. Karena peristiwa tersebut, PBB akhirnya membentuk KTN yang
dihadiri oleh Belgia, Australia, dan Amerika Serikat. Mereka sepakat untuk membuat suatu
perundingan di atas kapal Renville, agar permasalahan antara Indonesia dan Belanda cepat
selesai.

Penokohan :
PEMERAN NAMA TOKOH NEGARA ASAL
Ausath Ghifar Chalwani Jenderal Schermerhorn Belanda
Bilqis Jihan Nabila Richard C. Kirby Australia
Deswita Anggarani AK. Gani Indonesia
Dian Puspa Maharani Trygve Lie Amerika Serikat
Esperanza Putri Twelvejune Minten (Rakyat) Indonesia
Gilang Surya Saputra Max van Pool (Petinggi Belanda) Belanda
Hana First Bianti Lord Killean & Paul van Zeeland Inggris & Belanda
Inndy Maritza Rifanny Dr. J. Leimena & Narsih (Rakyat) Indonesia
Khairun Nisa Azkia S Ladies Club & Pasukan Belanda Belanda
Kurnia Linda Thomas PBB
Marizza Yudita Iyem (Rakyat) Indonesia
Muhamad Dhauvir Arkan Sutan Syahrir Indonesia
Nanda Elfariana Rizki Dr. PJ. Koets & Ladies Club Belanda
Novzi Puradi Ruziqollah Amir Syarifuddin Indonesia
Rachman Tyo Raditya Yunior Jenderal Sudirman Indonesia
Hubertus van Mook (Petinggi
Rizky Pandu Firmansyah Belanda
Belanda)
Yulia Purnaning Proborini Bartender & Pasukan Belanda Belanda
JOMBANG, 28 APRIL 2023

AGRESI MILITER I

Written By:
Esperanza Putri Twelvejune
Khairun Nisa Azkia S
Nanda Elfariana Rizki

Draft 1: 28 APRIL 2023


Draft 2: 03 MEI 2023
Final Draft: 18 JUNI 2023
1. PROKLAMASI
(Iyem, Minten, Narsih, AK. Gani, Jenderal Sudirman, Amir
Syarifuddin, Sutan Syahrir)

Rakyat sedang sibuk dengan urusan masing masing, kemudian


Amir Syarifuddin dan Jenderal Sudirman masuk.

Minten
“Siang Pak Jendral, badhe ten pundi?”

Jenderal Sudirman
“Jalan-jalan mawon bu, kalih pak
Amir”

Narsih
“Tumben pak.”

Amir Syarifuddin
“Hehehe… iya bu."

Suara Soekarno membaca Teks Proklamasi. Rakyat mulai


mendekati dan mendengarkan radio. Rakyat bersorak-sorai
mendengar kabar Indonesia merdeka.

Sasha
"Wah! kita sudah merdeka!!"

Rakyat Indonesia
"Merdeka merdeka merdeka!"

Sudah saatnya kita berdiri


Di atas kaki kita sendiri
Terus mendengungkan kebebasan
Ke semesta nusantara raya
Suara kita takkan dibungkam
Suara kita kan ubah sejarah
Walaupun sribu tantangan takkan
hentikan
Suara kita

Iyem
"Eh eh mbak, dengerin radionya deh!"
Telah terjadi serangkaian perundingan
di Jakarta dan Belanda, namun kedua
belah pihak tidak menemukan titik temu
tentang status Indonesia sebagai
negara merdeka. Maka dari, itu sesuai
dengan persetujuan yang telah
disepakati antara Indonesia dan
Belanda, akan diadakan perundingan
yang akan diselenggarakan di Desa
Linggarjati.

2. PERJANJIAN LINGGARJATI
(Sutan Syahrir, AK. Gani, Lord Killean, Max van Pool,
Hubertus van Mook)

Masuk langsung duduk berhadapan disertai musik, berunding


disertai music. Pembacaan hasil perundingan oleh perwakilan
Inggris.

Lord Killean
“Baiklah, telah disetujui hasil
Perundingan Linggarjati yang berisi:
1. Belanda mengakui wilayah Indonesia
yang mencakup Jawa, Sumatra, dan
Madura. Belanda harus meninggalkan
Indonesia sebelum tanggal 1 Januari
1949.
2. Indonesia dan Belanda setuju
membentuk negara serikat dengan nama
RIS. Republik Indonesia Serikat
terdiri dari RI, Kalimantan, dan Timur
Besar. Pembentukan RIS ini
dilangsungkan sebelum 1 Januari 1949.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni
Indonesia-Belanda yang dipimpin oleh
Ratu Belanda."

Perwakilan Indonesia yang merasa bersyukur karena telah


diberi wilayah untuk Indonesia

Perwakilan Indonesia
“Alhamdulillah."
Perwakilan Belanda merasa tidak terima dan tidak puas dengan
hasil perundingan tersebut

Van Mook
"Lebih baik kita segera melapor ke
Jendral."

3. KEMARAHAN SANG JENDERAL


(Schermerhorn, Ladies Club, Bartender, Max van Pool,
Hubertus van Mook)

Jenderal Belanda sedang menari bersama 2 wanita di Bar

Jenderal Belanda
“Pretty, ayo duduk di sana sama I.”

Wanita Bar
“Oke tuan tampan."

Jenderal Belanda duduk di dekat bartender dan memesan minum

Jenderal Belanda
“Amer nya mana zheyenk?”

Bartender
“Ini tuan."

Jenderal Belanda melanjutkan bercanda dengan 2 wanita bar.


Petinggi Belanda menemui Jenderal Belanda di bar.

Hubertus van Mook


“Mohon izin menyampaikan hasil
perundingan tadi, Jendral."

Schermerhorn
“Ya ya ya, cepatlah, I ingin
menghabiskan waktu dengan 2 gadis
ini."

Max van Pool


“Jadi begini, Jendral… (berbisik)“

Jenderal Belanda merasa marah dan membanting gelas


Schermerhorn
“Arrghh! Kok bisa sih! I ngga terima!
I maunya kita yg menang!
Masa bodoh dengan perjanjian itu!
Besok temui rakyat itu lagi dan
katakan bahwa kita akan mengambil
kembali hak kita! Mari ikut aku!“

4. MENGINGKARI PERJANJIAN LINGGARJATI


(Iyem, Minten, Jenderal Sudirman, Rakyat Indonesia, Hubertus
van Mook, Max van Pool, Pasukan Belanda)

Mereka menemui rakyat Indonesia kemudian menyampaikan apa


yang dikatakan oleh Jenderal Belanda kepada rakyat
Indonesia.

Hubertus van Mook


“Hei rakyat Indonesia! mundurlah 10
kilometer dari garis demarkasi!”

Iyem
“He he what your name? Kalian siapa
emangnya nyuruh² kita”

Max van Pool


“I'm van pool Kami kesinj ingin
mengambil kembali kekuasaan kami!”

Iyem
“Jangan sok sok an kalian mau ambil
Indonesia dari tangan kami, raine
sampean iku ae loh koyok…”

Iyem & Minten


“…bokong e jaran hahaahah”

Iyem
“Ojo ngarep oleh Indonesia”

Narsih
“(berbisik) padahal wajahmu dewe koyok
teletong yem”
Pasukan Belanda
“Jangan macam² kalian!”

Hubertus van Mook


“Saya bilang mundur !!!!”

Iyem
“Sudah cukup penderitaan yang kami
derita selama ini, kami tidak ingin
lagi berada dibawah tekanan kalian!"

Minten
“Mang eak!!!”

Iyem
“Hih!!!”

Sekali mengudara tetap mengudara


Seberapa sulit pun tantangan
Mari bergerak tanpa takut
Mari maju tanpa rasa ragu
Dengungkan yang kita mau
Hanya melalui..
Suara kita..

Hubertus van Mook


“Baiklah kalau maunya begitu!”

Max van Pool


“Serang mereka!!!”

5. AGRESI MILITER I
(Rakyat Indonesia & Tentara Belanda)

KOREO PERANG

6. BANTUAN PBB
(Minten, PBB, Rakyat Indonesia, Hubertus van Mook, Max van
Pool)

Indonesia Terpojok dan salah satu rakyat yang selamat


melarikan diri, sambil melarikan diri dari tentara Belanda,
ia melihat mayat mayat yang tergeletak dan kemudian
menelepon PBB untuk melaporkan apa yang terjadi.
Minten
“Siang PBB! saya perwakilan dari
Indonesia.“

Linda Thomas
“Dengan PBB, adakah yang bisa kami
bantu?”

Minten
“(sambil menangis) Belanda… tega
melanggar perjanjian Linggarjati
(suara terisak) kami merasa
dikhianati! Mereka penjajah… membabi
buta (suara terisak)… akan kah kalian
berdiri diam saja… jeritan dan
tangisan mengiris hati ini.. (suara
terisak) menginginkan kebebasan… dari
belenggu penyiksaan…

Linda Thomas
“Halo, Halo.. tolong bertahan, kami
akan menindak lanjuti masalah ini”

Minten terduduk lemas dan menangis, tentara Belanda


mengetahui keberadaan Minten yang selamat.

Hubertus van Mook


“Musuh terlihat!!!”

Max van Pool


“Tangkap dia!!!!”

Mereka mulai menyeret rakyat Indonesia, PBB berusaha


menelfon delegasi untuk merundingkan masalah ini.
Suara telepon terputus.

Linda Thomas
“Kita adakan perundingan sekarang!”

7. KOMISI TIGA NEGARA


(PBB, Belgia, Australia, Amerika Serikat)
PBB akhirnya mengadakan KTN yang dihadiri oleh Belgia,
Australia, dan Amerika Serikat

Linda Thomas
“Baiklah untuk menengahi konflik
antara Belanda dan Indonesia kita
bentuk Komisi Tiga Negara.“

Richard C. Kirby
“Saya Richard dari Australia diminta
oleh Indonesia untuk menjadi wakilnya.

Paul van Zeeland


“Saya Paul dari Belgia akan mewakili
Belanda.“

Trygve Lie
“Saya Trygve Lie dari Amerika Serikat
sebagai penengah.”

Linda Thomas
“Bagaimana jika kita mengadakan
perundingan untuk mengatasi masalah
ini? Perundingan tersebut bisa
dilaksanakan di kapal Renville milik
Amerika Serikat sebagai penengah.“

Paul van Zeeland


“Baiklah kalau begitu, kami setuju.“

Australia dan AS mengangguk setuju.

8. PERJANJIAN RENVILLE
(Dr. J. Leimena, Amir Syarifuddin, Trygve Lie, Dr. PJ.
Koets)

Dr. J. Leimena
“Di atas kapal Renville yang berlabuh
di pelabuhan Batavia kami bangsa
Indonesia mengajak Belanda untuk
melakukan gencatan senjata. Sudahi
pertumpahan darah ini, jangan sampai
ada nyawa yang gugur lagi. Gimana ngab
Belanda? Setuju ga?”

Dr. PJ. Koets


“Loh kok gitu? Negara I susah payah
belajar IPTEK biar bisa bikin senjata,
pesawat, bom, dan lainnya biar bisa
ngebantai kalian, kok kalian tiba-tiba
mengajak melakukan gencatan senjata?
Gimana ini maksudnya?”

Amir Syarifuddin
“WOI tangan kosong lo kalo berani!”

Trygve Lie
(Melerai keduanya) “Sesuai hasil
keputusan KTN kemarin, kita ciptakan
perdamaian di antara Indonesia dan
Belanda. Satu-satunya cara ya
melakukan gencatan senjata. Nyatanya
Indonesia sudah diakui kedaulatannya
secara De Facto. Gimana Belanda?
Setuju atau tidak melakukan gencatan
senjata?”

Dr. PJ. Koets


“Aishhh shibal. Ya sudahlah, saya
setuju. Tetapi, kami hanya akan
mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
Sumatera sebagai wilayah Republik
Indonesia. “

Delegasi Indonesia sedikit berunding, karena semakin wilayah


Indonesia semakin sempit

Amir Syarifuddin
“Baiklah, tetapi kalian juga harus
menyetujui adanya garis demarkasi yang
memisahkan wilayah Indonesia dan
Belanda. Jangan sampai kalian melewati
batas itu!”

Dr. PJ. Koets


“Oke, saya setuju.”
Trygve Lie
“Dengan ini proses pembentukan
Perjanjian Renville berjalan dengan
lancar.“

Berjabat tangan dengan Indonesia dan Belanda

Dr. J. Leimena
“Terima kasih.“ (Tersenyum haru sambil
menjabat tangan PBB)

9. ENDING
(Amir Syarifuddin, Rakyat Indonesia, Semua Peserta)

Amir Syarifuddin
(Berlari menghampiri kerumunan orang-
orang) “Wahai saudaraku sekalian! Kita
sudah terbebas dari Belanda, inilah
kemerdekaan yang sesungguhnya!”

Rakyat Indonesia terkejut sejenak.

Rakyat Indonesia
“MERDEKA MERDEKA MERDEKA!!!” (ekspresi
saling senang)

Indonesia tanah air beta


Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Slalu dipuja-puja bangsa
Disana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata

KOREO PENUTUP
Beauty and A Beat - JB

Anda mungkin juga menyukai