1. Identifikasi Ion Zn+ dan SO42- dalam Senyawa ZnSO4
Pada identifikasi kation Zn+ dan anion SO4- pada senyawa ZnSO4 dilakukan untuk membuktikan adanya ion Zn+ dan SO4- secara kualitatif. Pada uji pendahuluan diidentifikasi pemerian sampel, berdasarkan pengamatan didapatkan hasil ZnSO4 berbentuk kristal berwarna putih dan tidak berbau, sedangkan untuk uji kelarutan ZnSO4 dengan ditambahkan aquadest secukupnya didapatkan hasil mudah larut dalam air hal ini sesuai dengan literatur pada Farmakope Indonesia Edisi III. Pada uji penegasan untuk uji identifikasi kation Zn2+ dilakukan dengan penambahan larutan NaOH pada sedikit larutan sampel dalam tabung reaksi, berdasarkan pengamatan hasil yang didapatkan terbentuknya endapan berwarna putih. Menurut literatur endapan putih ini terbentuk kation Zn2+ akan terikat dengan anion OH- membentuk senyawa Zn(OH)2, yang berupa endapan berwarna putih, hal ini memberikan dugaan bahwa terkandung ion Zn2+ dalam sampel. Kemudian ditambahkan larutan NaOH berlebih yang bertujuan menguatkan identifikasi ion Zn2+ terdapat dalam sampel, endapan tersebut larut dalam NaOH berlebih, berdasarkan literatur hal ini menandakan terbentuknya kompleks [Zn(OH)4]2- yang stabil. Berdasarkan hasil yang didapatkan dan kesesuain dengan literatur pada sampel ZnSO4 positif mengandung kation Zn2+. Pada uji identifikasi anion SO42- pada senyawa ZnSO4 dan MgSO4 dilakukan dengan sedikit larutan sampel ditambahkan pada tabung reaksi dan ditambahkan larutan BaCl2, berdasarkan pengamatan yang dilakukan di dapatkan hasil terbentuknya endapan putih BaSO4. Menurut literatur endapan ini terbentuk hal ini memberikan dugaan bahwa terdapat ion SO42-. Kemudian ditambahkan larutan HCl encer, yang menghasilkan endapan tersebut tidak larut, hal ini menandakan sampel mengandung SO42-. Uji anion SO4- juga dilakukan dengan larutan sampel ditambahkan larutan Pb(CH3COO)2, berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil terbentuk endapan putih, terbentuknya endapan putih ini berdasarkan literatur diduga sampel mengandung ion SO42-. Berdasarkan pengamatan dan kesesuaian literatur pada sampel ZnSO4 dan MgSO4 positif mengandung anion SO4-. 2. Identifikasi Ion Mg2+ dan SO42- dalam Senyawa MgSO4 Pada identifikasi kation Mg2+ pada senyawa MgSO4 dilakukan untuk membuktikan adanya ion Mg2+ dan SO4- secara kualitatif. Pada uji pendahuluan diidentifikasi pemerian sampel, berdasarkan pengamatan didapatkan hasil pada sampel MgSO4 berbentuk hablur kristal putih dan tidak berbau, pada uji kelarutan MgSO4 ditambahkan aquades secukupnya, didapatkan hasil larut dalam air. Hal ini sesuai berdasarkan literatur pada Farmakope Indonesia Edisi III. Pada uji penegasan untuk uji identifikasi kation Mg2+ pada senyawa MgSO4 dilakukan dengan penambahan larutan NaOH pada sedikit larutan sampel dalam tabung reaksi, berdasarkan pengamatan hasil yang didapatkan terbentuknya endapan berwarna putih. Menurut literatur endapan putih ini terbentuk Pada saat penambahan NaOH, kation Mg2+ akan terikat dengan anion OH-, membentuk senyawa Mg(OH)2 yang berupa endapan berwarna putih, hal ini memberikan dugaan bahwa terkandung ion Mg2+ dalam sampel. Kemudian ditambahkan larutan NaOH berlebih endapan tersebut larut dalam NaOH berlebih, berdasarkan literatur hal ini bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa terdapat ion Mg2+ dalam sampel, dimana hal ini menandakan sampel mengandung ion Mg2+ Uji kation Mg2+ juga dilakukan dengan larutan sampel ditambahkan larutan Na2CO3 berdasarkan percobaan didapatkan hasil terbentuknya endapan putih Mg(CO3), berdasarkan literatur dikarenakan pada saat penambahan Na2CO3, kation Mg2+ akan terikat dengan anion CO32-, membentuk senyawa MgCO3 yang berupa endapan berwarna putih, hal ini menandakan bahwa sampel mengandung ion Mg2+. Berdasarkan hasil yang didapatkan dan kesesuain dengan literatur pada sampel MgSO4 positif mengandung kation Mg2+. 3. Identifikasi Ion Na+ dan S2O32- dalam Senyawa Na2S2O3 Pada Identifikasi senyawa Na2S2O3, dilakukan pengamatan secara organoleptik, didapatkan pemerian sampel berupa kristal tidak berwarna dan tidak berbau yang dimana pemerian pada sampel sudah sesuai dengan Farmakope edisi III. Selanjutnya senyawa Na2S2O3 dilarutkan menggunakam aquadest secukupnya di dalam beaker glass, lalu diaduk sampai homogen. Didapatkan bahwa Na 2S2O3 larut dalam aquadest. Hal ini disebabkan karena Na 2S2O3 memiliki sifat padatan kristal yang higroskopis (mudah menyerap air) (Lubis, et al., 2022). Selanjutnya, dilakukan identifikasi senyawa kation dan anionnya. Pada identifikasi kation senyawa Na2S2O3 yang dilakukan uji tes nyala hanya pada kation Na+ karena kation ini tidak akan bereaksi dengan reagen-reagen seperti pada golongan kation sebelumnya, maka dari itu untuk membedakan ion-ion yang terkandung dalam golongan disini diadakan uji flame tes atau uji nyala dan tiap ion akan memberikan warna nyala yang berbeda ketika di uji. Warna nyala yang dihasilkan berdasarkan praktikum adalah kuning terang. Menurut literatur, warna kuning terang pada uji tes nyala menandakan adanya kation Na +. Uji tes nyala dilakukan dengan cara celupkan kawat nikrom yang sudah bersih ke dalam larutan HCl pekat dan kemudian dicelupkan ke dalam sampel uji, kemudian bakar dan amati perubahan warna pada nyala lampu spiritus. Pada identifikasi anion, senyawa Na2S2O3 dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan AgNO3 pada tabung satu, dan HCl encer pada tabung dua. Pada penambahan AgNO3 terjadi perubahan warna menjadi hitam, sedangkan penambahan HCl encer terbentuk endapan berwarna kuning yang lemah, hal ini menandakan bahwa pada sampel mengandung ion S2O32- . Dimana reaksi yang terjadi, yaitu: I2+ + 2S2O32- 2I- + S4O6 2- 2- + S2O3 + 2H H2S2O3 + H2O + SO2 + ↓S 4. Identifikasi Ion Na+ dan SO32- dalam Senyawa Na2SO3 Pada Identifikasi senyawa Na2SO3, dilakukan pengamatan secara organoleptik, didapatkan pemerian sampel Na2SO3 berupa serbuk hablur berwarna putih dan tidak berbau yang dimana pemerian pada sampel sudah sesuai dengan Farmakope edisi III. Selanjutnya senyawa Na2SO3 dilarutkan menggunakam aquadest secukupnya di dalam beaker glass, lalu diaduk sampai homogen. Didapatkan bahwa Na 2SO3 larut dalam aquadest. Hal ini disebabkan karena Na2SO3memiliki sifat padatan kristal yang higroskopis (mudah menyerap air) (Lubis, et al., 2022). Selanjutnya, dilakukan identifikasi senyawa kation dan anionnya. Pada identifikasi kation senyawa Na2SO3 yang dilakukan uji tes nyala hanya pada kation Na+ karena kation ini tidak akan bereaksi dengan reagen-reagen seperti pada golongan kation sebelumnya, maka dari itu untuk membedakan ion-ion yang terkandung dalam golongan disini diadakan uji flame tes atau uji nyala dan tiap ion akan memberikan warna nyala yang berbeda ketika di uji. Warna nyala yang dihasilkan berdasarkan praktikum adalah kuning terang. Menurut literatur, warna kuning terang pada uji tes nyala menandakan adanya kation Na +. Uji tes nyala dilakukan dengan cara celupkan kawat nikrom yang sudah bersih ke dalam larutan HCl pekat dan kemudian dicelupkan ke dalam sampel uji, kemudian bakar dan amati perubahan warna pada nyala lampu spiritus. Pada identifikasi anion, senyawa Na2SO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan H2SO4 encer dan ditambahkan beberapa tetes larutan K2Cr2O7 yang menghasilkan larutan berwarna kuning. Hasil yang didapatkan sedikit menyimpang dari literatur yang menyatakan bahwa terbentuk larutan hijau. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu reagen yang digunakan terkontaminasi, K2Cr2O7 merupakan agen pengoksidasi kuat dan Na 2SO3 memiliki sifat mudah teroksidasi, serta warna kuning dari K 2Cr2O7 menyebabkan terjadinya proses difusi. Oleh karena itu, didapatkan hasil larutan berwarna kuning. Selanjutnya, senyawa Na2SO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan beberapa tetes larutan I2 membentuk larutan berwarna kuning muda, hal ini juga tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan dengan penambahan I2 maka warna I2 akan hilang. KESIMPULAN 1. Pada identifikasi senyawa ZnSO4, sampel positif mengandung kation Zn+ dan anion SO42- 2. Pada identifikasi senyawa MgSO4, sampel positif mengandung kation Mg+ dan anion SO42- 3. Pada identifikasi senyawa Na2S2O3, sampel positif mengandung kation Na + dan anion S2O32- 4. Pada identifikasi senyawa Na2SO3, sampel positif mengandung kation Na+ dan negatif mengandung anion S2O32-
Lubis, N., Sofiyani, S. & Junaedi, E. C., 2022. Penentuan Kualitas Madu Ditinjau dari Kadar Sukrosa dengan Metode Luff Schoorl. Jurnal Sains dan Kesehatan, 4(3), pp. 290-297.