Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEMUHAMMADIYAHAN DAN KE’AISYIYAHAN

“KENAKALAN REMAJA”

DISUSUN OLEH :

DEVI OKTAVIANI 1911304118

NAZWA ELSA PUTRI 1911304119

MYRANI NUR HIDAYAH 1911304120

DESLIANA MAMONTO 1911304121

PUTRI ADELIA 1911304122

CAMYLIA MAMONTO 1911304120

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi
para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Yogyakarta, 22 Januari 2022


BAB I

PENDADULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja
yang tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosiologi, Kenakalan Remaja atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial
pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran status, maupun
pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti halnya kabur dari rumah,
membolos sekolah, merokok, minum minuman keras, balap liar, dan lain sebagainya.

Terlebih pada era globalisasi seperti saat ini, wibawa nilai dan norma menjadi pudar,
keberadaan nilai dan norma sebagai pengatur tingkah laku mulai diabaikan. Tidak
mengherankan jika tingkat kenakalan remaja semakin lama semakin meningkat dan
meresahkan masyarakat. Dahulu tindakan kenakalan dilakukan sekadar iseng mengisi waktu
luang. Namun kini, kenakalan remaja dianggap sebagai suatu kebiasaan yang harus dilakukan
oleh remaja modern. Dahulu kenakalan remaja hanya menggunakan tangan kosong. Kini
tindakan kenakalan remaja dilengkapi dengan alat-alat yang membahayakan. Tidak jarang
tindakan kenakalan berubah menjadi kejahatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja?
3. Apa penyebab kenakalan remaja?
4. Bagaimana dampak dari kenakalan remaja?
5. Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?

C. TUJUAN
1. Agar mengetahui pengertian dari kenakalan remaja itu?
2. Agar mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja itu?
3. Agar mengetahui penyebab kenakalan remaja?
4. Agar mengetahui dampak dari kenakalan remaja?
5. Agar mengetahui solusi mengatasi kenakalan remaja?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-
remaja yang gagal dalam menjalani prosesproses perkembangan jiwanya, baik pada saat
remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung
begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara
psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan
dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati
bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi
yang membuatnya merasa rendah diri.

Kenakalan remaja dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam


perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan
tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung
makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut
berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja,
diantaranya karena pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku
yang menyimpang yang disengaja, memang sengaja dilakukan, bukan karena si pelaku tidak
mengetahui aturan, mungkin karena ingin diperhatikan, cari sensasi atau latar belakang
masalah lainnya.

B. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja


Menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi menjadi
empat, bentuk perilaku yang dikemukakan dibagi berdasarkan faktor penyebab dan ciri-ciri
tingkah laku yang ditimbulkan, yaitu:

1. Kenakalan terisolir (Delinkuensi terisolir)


Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari remaja nakal. Pada umumnya remaja nakal
tidak menderita kerusakan psikologis. Perbuatan nakal remaja nakal didorong oleh faktor-
faktor berikut:
 Keinginan meniru dan ingin konform dengan gangnya, jadi tidak ada motivasi,
kecemasan atau konflik batin yang tidak dapat diselesaikan.
 Remaja nakal kebanyakan berasal dari daerah kota yang transisional sifatnya
yang memiliki subkultur kriminal. Sejak kecil remaja melihat adanya gang-gang
kriminal, sampai kemudian dia ikut bergabung. Remaja merasa diterima,
mendapatkan kedudukan hebat, pengakuan dan prestise tertentu.
 Pada umumnya remaja berasal dari keluarga berantakan, tidak harmonis, dan
mengalami banyak frustasi. Sebagai jalan keluarnya, remaja memuaskan semua
kebutuhan dasarnya di tengah lingkungan kriminal. Geng remaja nakal
memberikan alternatif hidup yang menyenangkan.
 Remaja dibesarkan dalam keluarga tanpa atau sedikit sekali mendapatkan
supervisi dan latihan kedisiplinan yang teratur, sebagai akibatnya dia tidak
sanggup menginternalisasikan norma hidup normal. Ringkasnya, delinkuen
terisolasi itu mereaksi terhadap tekanan dari lingkungan sosial, remaja nakal
mencari panutan dan rasa aman dari kelompok gangnya, namun pada usia
dewasa, mayoritas remaja nakal ini meninggalkan perilaku kriminalnya, paling
sedikit 60% dari mereka menghentikan perilakunya pada usia 21-23 tahun. Hal
ini disebabkan oleh proses pendewasaan dirinya sehingga remaja menyadari
adanya tanggung jawab sebagai orang dewasa yang mulai memasuki peran sosial
yang baru.
2. Kenakalan neurotik (Delinkuensi neurotik)
Pada umumnya, remaja nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius,
antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan
lain sebagainya. Ciri - ciri perilakunya adalah:
 Perilaku nakalnya bersumber dari sebab-sebab psikologis yang sangat dalam, dan
bukan hanya berupa adaptasi pasif menerima norma dan nilai subkultur gang
yang kriminal itu saja.
 Perilaku kriminal remaja nakal merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum
terselesaikan, karena perilaku jahat merupakan alat pelepas ketakutan, kecemasan
dan kebingungan batinnya.
 Biasanya remaja ini melakukan kejahatan seorang diri, dan mempraktekkan jenis
kejahatan tertentu, misalnya suka memperkosa kemudian membunuh korbannya,
kriminal dan sekaligus neurotik.
 Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan menengah, namun pada
umumnya keluarga mereka mengalami banyak ketegangan emosional yang parah,
dan orangtuanya biasanya juga neurotik atau psikotik.
 Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung mengisolir diri dari lingkungan.
 Motif kejahatannya berbeda-beda.
 Perilakunya menunjukkan kualitas kompulsif (paksaan).
3. Kenakalan psikotik (Delinkuensi psikopatik)
Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum
dan segi keamanan, remaja delinkuen psikopatik merupakan oknum kriminal yang paling
berbahaya. Ciri tingkah laku remaja delinkuen psikopatik adalah :
 Hampir seluruh remaja delinkuen psikopatik ini berasal dan dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang ekstrim, brutal, diliputi banyak pertikaian keluarga,
berdisiplin keras namun tidak konsisten, dan orangtuanya selalu menyia-nyiakan
mereka, sehingga remaja delinkuen psikopatik tidak mempunyai kapasitas untuk
menumbuhkan afeksi dan tidak mampu menjalin hubungan emosional yang akrab
dan baik dengan orang lain.
 Remaja delinkuen psikopatik tidak mampu menyadari arti bersalah, berdosa, atau
melakukan pelanggaran.
 Bentuk kejahatannya majemuk, tergantung pada suasana hatinya yang kacau dan
tidak dapat diduga. Remaja delinkuen psikopatik pada umumnya sangat agresif
dan impulsif, biasanya remaja delinkuen psikopatik residivis yang berulang kali
keluar masuk penjara, dan sulit sekali diperbaiki.
 Remaja delinkuen psikopatik selalu gagal dalam menyadari dan
menginternalisasikan norma-norma sosial yang umum berlaku, juga tidak peduli
terhadap norma subkultur gangnya sendiri.
 Kebanyakan dari remaja delinkuen psikopatik juga menderita gangguan
neurologis, sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.
Psikopat merupakan bentuk kekalutan mental dengan karakteristik sebagai
berikut: tidak memiliki pengorganisasian dan integrasi diri, orangnya tidak
pernah bertanggung jawab secara moral, selalu mempunyai konflik dengan norma
sosial dan hukum.

C. Penyebab Kenakalan Remaja


Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketenteraman lingkungan sekitar
seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti
minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-
lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor
yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal
 Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
 Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku „nakal‟.
Begitu pun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal
 Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat
sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja
seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan
oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi
keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk
memunculkan delinkuensi remaja.
 Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah
satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Pemahaman tentang agama sebaiknya
dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara
memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya
setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka
lakukan sesuatu di setiap harinya. Kondisi masyarakat sekarang yang sudah
begitu mengagungkan ilmu pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan
tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di
belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan
moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan-perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau teladan
bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
 Pengaruh dari lingkungan sekitar
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya.
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja.
Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan
seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia
akan menjadi baik pula. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering
melakukan keonaran dan mengganggu ketenteraman masyarakat karena
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja
umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor
negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
 Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada
di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya
sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan
dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.

D. Dampak Kenakalan Remaja


Adapun dampak – dampak yang dapat ditimbulkan akibat dari kenakalan remaja,
yaitu sebagai berikut :

1. Dampak bagi diri remaja itu sendiri


Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri
dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan
suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik
yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.
Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya
kepada mental-mental yang lembek, berpikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus
menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan
estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama remaja tersebut tidak memiliki orang
yang membimbing dan mengarahkan.
2. Dampak bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung
keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak
dalam keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam keluarga dan putusnya komunikasi antara orang tua dan
anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja sering keluar
malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau mengonsumsi narkoba. Pada
akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh
remaja. Padahal semuanya itu dilakukan remaja hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam keluarganya.
3. Bagi lingkungan masyarakat
Apabila remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk
bagi dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe
orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu
ketenteraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral
rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
mengubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati
yang penuh keikhlasan.

E. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja


Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam
pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apa pun
mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu
sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:

1. Tindakan Preventif
 Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.
 Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja.
Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya
pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
 Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
 Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran
agama, budi pekerti dan etiket.
 Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
 Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
 Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
2. Tindakan represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi
tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut
“jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus
ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan
kriminalitas tanpa pandang bulu. Di samping itu perlu adanya semacam hukuman yang
dibuat oleh orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan
tata tertib harus dilakukan dengan konsisten.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh
kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara
waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan kuratif dan rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap
perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu
lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini. Solusi internal bagi
seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
 Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
 Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan poin
pertama.
 Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
 Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
 Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang
berlawanan dengan ketertiban umum. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia 13-18 tahun. Dimana mereka berada pada masa transisi dan pencarian
jati diri, yang karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah
kenakalan remaja. Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Kenakalan remaja dalam bentuk apa pun mempunyai akibat yang negatif baik bagi
masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Peran orang tua atau keluarga, guru di
sekolah, dan juga teman-teman, adalah orang-orang yang sangat berperan penting dalam
kehidupan remaja. Keikutsertaan mereka dalam mengontrol seorang remaja, bisa berdampak
cukup besar demi mencapai masa depan yang lebih cerah.
DAFTAR PUSTAKA

Abin, Syamsudin Makmun. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Basri, Hasan. 2004. Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Kartini Kartono. 2003. Patologi Sosial, Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Laning, Vina Dwi. 2008. Kenakalan remaja dan Penanggulangannya. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Nasional.

Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Jakarta: Rajawali.

Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai