Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yosia Suwadi Siringoringo

NPM : 2306185340
Tugas : #3, Analisa Jurnal ‘An Alternative Theory of Idea Generation’
Mata Kuliah : Sistem Rekayasa Nilai

• Jurnal
An Alternative Theory of Idea Generation
• Author
R. M. Woodhead dan M. A. Berawi

1. Perkenalan
Makalah ini ditulis karena kurangnya penelitian tentang ”Penghasilan Ide”. Padahal Ide
adalah inti dari manajemen inovasi. Makalah ini akan membantu menghubungkan
intesionalitas dan hubungan sebab akibat dan akan berbicara tentang metode penelitian dan
teknik menghasilkan ide. Intinya makalah ini akan memberikan teori alternatif tentang
menghasilkan ide-ide.
2. Metodologi Penelitian
Penulis menggambungkan produk penelitian doktoral dengan penelitian langsung.
Dilakukan juga konsultasi terhadap beberapa organisasi industri minyak. Penulis mengambil
pendekatan logika kalkulus dan survei dengan metode statistik untuk menghasilkan berbagai
macam ide. Penulis mengatakan bahwa pembangkitan ide itu sulit dan butuh waktu yang
lama. Hambatan yang lainnya adalah rasa kepercayaan tentang ide tersebut. Pada
perjalanannya penulis telah beberapa kali memberikan inovasi pada suatu lokakarya namun
kenyataanya gagal. Lokakarya itu dilakukan di perusahaan minyak dan kimia. Banyak terjadi
bahwa wawasan para praktisi menganggap bahwa penelitian-penelitian tidak relevan.
3. Kenapa Penelitian Tentang Pembangkitan Ide Sedikit?
Karena penelitia tentang pembangkitan ide masih sangat kurang, ini mempengaruhi para
manager di perusahaan sulit mengeluarkan ide. Hal ini karena mereka tidak tau cara
merangsangnya. Maka dari itu penulis meneliti berdasarkan pada gambar. Dari gambar itu
menjelaskan bahwa orang-orang lebih banyak mengeluarkan ide karena ingin bersaing bukan
untuk karena kognitif (menilai, mempertimbangkan, dan menghubungkan) dan kreativitas.
Ini tentu saja berkaitan dengan psikologi dan sedikit peneliti yang mengarah ke topik itu.
4. Kelemahan Paradigma Saat ini
Penulis mencoba mencari kelemahan pandangan-pandangan yang terjadi saat ini. Masih
banyak yang menyamakan antara ide dan inovasi. Padahal keduanya adalah hal yang
berbeda. Ide merupakan murni dari seseorang dan inovasi adalah perkembangan suatu ide.
Jadi disini penuli ingin menentukan suatu cara agar ide itu bisa bangkit secara sistematis.
Caranya adalah dengan memperkenalkan suatu tekni pembangkitan ide.
5. Teknik Pembangkitan Ide
Tahap-tahap awal pada tahun 1966 untuk membangkitkan ide adalah: tahap persiapan,
tahap inkubasi, tahap inspirasi, dan tahap verifikasi. Namun tetap saja hal itu masih menjadi
teori kognitif dan belum bisa dilakukan secara sistematis. Penulis bertujuan untuk
memisahkan antara membangkitkan ide dan melakukan inovasi. Teori kognitif juga merusak
hubungan antara penemuan, inovasi, dan manajemen serta mendukung sikap trial and error.
Kegiatan untuk menelurkan ide-ide hebat terhambat disini. Jadi Penulis bertekat untuk
meneliti agar bisa menemukan metode agar para manaer bisa menghasilkan ide-ide yang
hebat.
6. Merubah Sudut Pandang
Penulis membuktikan ada yang lebih dari sekedar teori kognitif. Hal itu terjadi karena
penelitian pada bidang teknologi terjadi pada aktor-aktor yang sama sekali tidak ada
hubungannya. Itu menunjukan bahwa tidak melulu hanya dari dalam diri saja. Melainkan ada
sistem manajemen eksternal yang bekerja sehingga penelitian itu berkesinambungan.
7. Tipe Ide dan Pembangkitan Ide
Penulis menekankan bahwa pentingnya seseorang untuk memeikirkan tentang fungsi dari
sesuatu. Fungsi berbeda dengan proses, karena proses adalah suatu tindak nyata. Fungsi
lebih ke konseptual, tujuan akhir ketika proses itu berjalan. Contoh seperti fungsi yang sama
dari mesin mobil yang berbeda. Proses nya berbeda namun fungsinya sama yaitu alat
transportasi. Lalu bisa dilanjutkan lagi inovasi menjadi menghilangkan sesuatu yang tidak
dibutuhkan seperti polusi yang dihasilkan. Terdapat juga proses yang tidak diperlukan itu
dapat dihilangkan untuk membuat nya lebih efektif dan efesien.
8. Penekanan Fungsi
Karena para peneliti terdahulu selalu gagal dalam mengaitkan fungsi dan pembangkitan
ide, maka dari itu Penulis membuat permodelanfungsi yang andal dalam kaitannya tujuan,
hasil, dan proses. Permodelan itu akan membantu pembangkitan ide secara eksplisit dan
tidak lagi hipotesis, namun dengan tidak mengesampingkan konsep kognitif.
9. Fungsi dan Inovasi
Menurut Penulis ketika suat sistem sudah terintegrasi antara fungsi, proses, tujuan, dan
hasil. Hal itu dapat memberikan kecukupan ketika sebuah produk seudah memenuhi ke-4
poin tersebut. Lalu setelah semuanya sudah tercukupi, maka boleh kita berpikir tentang ide-
ide lain seperti mobil mewah dengan harga mahal, mobil yang irit namun harganya maha,
mobil murah namun menimbulkan lebih banyak polusi dan lain-lain. Adapun cara untuk
mengukur kecukupannya adalah dengan rumus
10. Contoh Praktis
Meskipun penulis belum sepenuhnya membuktikan hasil penelitiannya tentang
pengembangan ide, namun dia percaya bahwa ini adalah langkah besar untuk
merangsangang penliti lain utnuk melakukan peneliti terhadap pengembangan ide. Dengan
tetap percaya ide sampai saat ini teori penulis ini lah yang paling andal untuk bisa digunakan
dan ini adalah teori ekspilisit, yaitu teori yang bisa digunakan oleh dan untuk apa saja. Namun
penulis mengatakan bahwa penelitian ini tetap terbuak dari kritik dan saran.
11. Kesimpulan
Penulis ingin mengstimulus untuk ada nya penelitian-penelitan baru dan ingin
melemahkan teori kognitif yang sudah terlalu merajalela. Penulis juga membuat perbedaan
suatu pengelolaan pembangkitan ide menjadi: Ide Sebagai Tujuan, Gagasan Sebagai Hasil, Ide
Sebagai Proses, dan Ide Sebagai Fungsi.

Anda mungkin juga menyukai