Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH ENGM802004 MANAJEMEN SISTEM REKAYASA

ADHICAHYO PRABOWO
1606950661

AN ALTERNATIVE THEORY OF IDEA GENERATION


By : R.M. Woodhead; M.A Berawi

Introduction

Inti dari manajemen inovasi adalah ide – ide baru untuk research & development. Namun ternyata
”Idea Generation” tersebut masih dalam tahap penelitian. Evaluasi terhadap Idea Generation tersebut
masih seperti proses yang seperti “kebetulan” atau dalam bahasa sekarang disebut ilmu “cocoklogi”.
Tulisan ini bertujuan untuk mengatasi hal tersebut dengan memecahkan permasalahan utama dan
memberikan teori alternatif sehingga para manajer bisa memiliki proses “Idea Generation” yang lebih
baik dan berkualitas. Teori yang ada saat ini, menyatakan bahwa “Idea Generation” dimulai dari otak /
kreatifitas seseorang. Tulisan ini ingin menggambarkan bahwa teori tersebut tidak sepenuhnya tepat.

Research Methodology

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode Action Research. Action Research menurut
wikipedia adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan sebuah permasalahan dengan
segera, atau proses reflektif (reflective process) dalam pemecahan masalah yang dilakukan secara
progresif oleh individu-individu yang bekerja dalam sebuah tim atau individu-individu yang merupakan
bagian dari community of practice untuk memperbaiki cara mereka mengatasi masalah dan
memecahkan masalah.

Why little research into idea generation

Dasar pemikiran penulis adalah untuk melakukan penelitian mendalam terhadap “Idea Generation”
yang dibutuhkan untuk Manajemen Inovasi yang lebih baik. Alasan mengapa penelitian yang fokus
terhadap “Idea Generation” sedikit adalah karena menurut penulis, terjadi anomali antara teori dan
prakteknya. Hal ini terjadi karena penelitian – penelitian yang sudah ada, justru membahas teknik –
teknik baru dalam “Idea Generation” dimana seharusnya yang dilakukan adalah memperbanyak
pertanyaan – pertanyaan dalam penelitian tersebut. Sehingga yang muncul adalah teknik – teknik
baru dalam “Idea Generation” tapi tidak ada penelitian yang mendalam dari tiap teknik – tekniknya.

Asumsi yang umum dari teknik “Idea Generation” yang ada saat ini adalah hampir semua teknik “Idea
Generation” meyakini bahwa ide / gagasan / kreativitas muncul dari kepala / pemikiran perseorangan.
“Keyakinan” inilah yang menurut penulis menyebabkan kurangnya penelitian yang mendalam
terhadap “Idea Generation”. Hal tersebut menimbulkan pendapat bahwa untuk penelitian “Idea
Generation” yang lebih mendalam harus masuk ke ranah psikologi dan neurosciences. Penulis ingin
men-challenge pendapat ini. Untuk itu, selanjutnya penulis akan menjelaskan kelemahan dari teknik
“Idea Generation” yang hanya berlandaskan pada kreativitas perseorangan.

The weakness of the current paradigm

Penulis berpendapat bahwa kurangnya penelitian yang mendalam pada “Idea Generation” adalah
karena salah satunya adalah pemisahan antara kreativitas dan inovasi. Selain itu k ekurangan dari
teknik – teknik yang ada saat ini adalah proses “Idea Generation” dilakukan melalui proses trial &
error. Penulis berpendapat bahwa Manajemen Inovasi membutuhkan sebuah teori tentang “Idea
Generation” yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan
ide / gagasam secara sistematis dan mengembangkannya atau menggunakannya untuk fenom ena –
fenomena nyata di lapangan, atau untuk solusi nyata dalam permasalahan di lapangan.

Idea Generation Techniques

Teknik – teknik “Idea Generation” yang ada saat ini masih “mangandalkan” kreativitas seseorang
sebagaimana dijelaskan oleh Perkins, 1981; Vernon, 1975; Getzels and Jackson, 1962, dll. Teknik ini
diistilahkan oleh penulis “core cognitive theory”. Banyak dari teknik “Idea Generation” mengarah pada
pemahaman bahwa ide / gagasan baru berasal dari aspek kognitif (Kreativitas, pemikiran) seseorang.
Penulis menganggap justru sebaliknya. Penulis melihat bahwa kombinasi antara ide – ide / gagasan
– gagasan menghasilkan teori (1) apa yang terjadi di dunia dan (2) ilmu pengetahuan (k nowledge)
adalah alat untukmengukur sebaik apa seseorang memahami dan mengembangkan sebuah
mekanisme untuk pemecahan suatu persoalan, misal “how to improve traffic flows”, “how to defeat a
new virus” dan lain lain. Cognitive theory memisahkan antara penemuan, inovasi, dan manajemen
sehingga memunculkan sistem trial-error. Sehingga jika teknik tersebut gagal menemukan sebuah
inovasi maka yang disalahkan adalah individunya. Penulis melihat bahwa sejatinya, “Idea Generation”
merupakan “pusat perhatian” dari Manajemen Inovasi, kita harus menggali lebih dalam, bukan
teknisnya namun bagaimana sebuah teknik “Idea Generation” dapat membantu manajer
meningkatkan cara / proses mendapatkan ide / gagasan yang luar biasa.

Changing perspective

Penulis menganggap bahwa pikiran (mind) adalah tempat dimana ide / gagasan berubah menjadi
kata – kata, namun asalnya adalah berada di hubungan antara mind dan dunia nyata, sedangkan
dalam cognitive theory, inovasi hanya berasal dari mind, cognitive theory perlu dikembangkan untuk
mendukung gagasan ini. Untuk itu, kita harus mengelompokkan jenis ide/ gagasan (type of idea) agar
kemampuan kita untuk mengartikulasikan perspektif baru meningkat. Contohnya, permasalahan
global warming, ide yang muncul adalah save environment, hal tersebut tidak salah, tapi kebanyakan
hanya berupa ide dan tidak tahu bagaimana mengimplementasikannya di lapangan.

Untuk itu penulis memisahkan pengertian ide / gagasan sebagai berikut :

I(dea) = P(urpose) v O(utcome) v Ps(rocess) v F(unction)

I sebagai P, O, Ps, F harus dijabarkan terpisah, tidak boleh satu I(dea) terdiri dari beberapa jenis
dalam waktu tertentu.

Pemisahan ini membantu untuk mengelola “idea Generation”. Pengelompokkan pengertian Ide
membantu kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan wawasan yang luas serta
memungkinkan solusi yang sudah ada untuk persoalan tertentu menjadi solusi untuk persoalan yang
baru. Pemahaman yang mendalam tersebut, akan membantu kita untuk untuk mengantisipasi
keluaran (outcomes) yang tidak ada / tidak diharapkan saat ini.

Idea types and idea generation

Inti dari pemahaman yang lebih luas (richer understanding) adalah untuk mendapatkan sebuah hasil
yang diinginkan (outcome) maka diperlukan sebuah fungsi esensial. Fungsi tidak sama dengan
proses, fungsi ada di ranah konseptual sedangkan proses adalah aktivitas di dunia nyata. Fungsi
dijalankan oleh sebuah proses. Sumber dari ide / gagasan baru dapat dihasilkan dari 2 cara, yaitu 1.
Pencarian fungsi tambahan yang membedakan antara produk dan jasa, 2. Peningkatan pros es yang
sudah ada untuk melaksanakan sebuah fungsi yang diinginkan atau menghilangkan produk
sampingan yang tidak diinginkan dari sebuah proses.
Emphasizing function

Kita memerlukan metode yang dapat diandalkan untuk memodelkan fungsi dalam hubungannya
dengan purpose, outcome, dan process. Tantangan untuk berbagai macam teknik “Idea Generation”
adalah untuk menyambungkan antara intensionalitas (yang dibuat eksplisit dalam sebuah model)
dengan realitas sebab akibat di dunia pekerjaan. Skema ditunjukkan sebagai berikut :

Gambar 1 Gambar 2

Function and innovation

Mengidentifikasi esensialitas dalam kaitannya dengan function, processes, purposes, dan outcomes
memungkinkan kita untuk mengartikulasi solusi dalam sebuah kerangka berpikir yang dapat
memeriksa kecukupan; solusi potensial harus merupakan sebuah ide / gagasan yang memuhi skema
pada gambar 1 di atas. Selanjutnya, kemampuan untuk mempertimbangk an cara alternatif atau
proses alternatif yang dapat menjalankan pekerjaan penting yang sama dengan tambahan manfaat
dapat menginisiasi penelitian dan eksplotasi yang mendalam dari ide orisinilnya. Hal ini dilihat pada
skema dalam gambar 2. Gambar 1 dapat diperluas menjadi gambar 2, hal ini didapatkan dengan
mempertimbangkan fungsi – fungsi dan proses – proses yang disusun sebagai sebuah jaringan yang
dirancang untuk menghasilkan outcomes dan purposes dimana pelanggan akan cenderung untuk
memilih tawaran alternatif tersebut di pasar.

Selanjutnya, penulis merumuskan sebuah teori yang lebih besar dari cognitive theory yaitu :

”A Good idea is the product of a complete functional understanding, optimal selection of processes,
and alignment between process and outcome”

Secara logis, dapat ditulis sebagai berikut :

Ig = Fc & Po & Apo

Dimana Ig = good idea, Fc = complete functional understanding, Po = optimal selection & design of
processes dan A po = alignment between purpose & outcome.
Conclusion

Tujuan dari penulis adalah untuk menstimulasi penilitian terhadap “Ídea Generation” dan penulis
menawarkan sebuah teori untuk “merusak” dominasi cognitive theory. Untuk pelaksanaannya, penulis
berharap untuk dapat membuka “pintu” untuk penelitian lebih lanjut.

Ide / gagasan sudah berperan sebagai input dari inovasi, namun penelitian untuk “Idea Generation”
harus menjadi perhatian utama dalam Manajemen Inovasi. Penulis telah men-challenge dominasi dari
teori psikologikal dan “mendebat” teori tersebut untuk memperluas cakupan “idea Generation” dengan
memasukkan teori teknologi dan sebuah pemahaman yang lebih tajam terhadap hubungan antara
kognisi dan bagaimana sistem eksternal bekerja.

Ide / gagasan dibagi menjadi empat jenis yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu :

 Ide sebagai purpose


 Ide sebagai outcomes
 Ide sebagai processes
 Ide sebagai functions

Penulis menawarkan skema sebagai salah satu cara untuk membentuk pendekatan sistematis ke
“Idea Generation”. Penulis menawarkan serangakaian penyelidikan (enquiry), berdasarkan teori
alternatif yang tidak terbatas pada teori psikologikal yang “mengekang” teknik “Idea Generation”.

Tulisan ini menawarkan sebuah teori alternatif sebagaimana ide – ide tersebut berawal dan berharap
dapat menstimulasi penelitian lebih lanjut tentang “Idea Generation” dan eksplorasi mengapa
beberapa teknik “Idea Generation”lebih baik dari teknik yang lain.

Anda mungkin juga menyukai