Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
1.1 JENIS-JENIS DOMISILI

Pada dasarnya, setiap orang memiliki tempat tinggal yang dapat dicari (Pasal 17 ayat
1 KUHPer). Tempat tinggal tersebut disebut domisili. Domisili adalah tempat dimana
seseorang dianggap selalu hadir mengenai hal melakukan hak-haknya dan memenuhi
kewajibannya, meskipun sesungguhnya ia bertempat tinggal di tempat lain. Dalam hal tidak
adanya tempat tinggal tertentu, maka tempat kediaman yang sewajarnya disebut sebagai
tempat tinggal/domisili (Pasal 17 ayat 2 KUHPer).

Mengenai domisili atau tempat tinggal atau tempat kediaman seseorang ini dapat
dibedakan dalam dua macam, yaitu:
a) Tempat tinggal yang sesungguhnya
Tempat tinggal yang sesungguhnya adalah tempat tinggal dimana seseorang itu
sesungguhnya berada. Tempat tinggal atau tempat kediaman yang sesungguhnya ini
dapat dibedakan lagi atas 2 macam, yaitu:
1. Tempat tinggal bebas: Tempat tinggal atau tempat kediaman yang bebas adalah
tempat tinggal yang tidak terikat atau tidak tergantung pada orang lain. Ia bebas
untuk menentukan tempat tinggalnya sendiri.
2. Tempat tinggal yang tidak bebas: Tempat tinggal atau tempat kediaman yang
tidak bebas adalah tempat tinggal yang terikat atau tergantung atau mengikuti
tempat tinggal orang lain. Menurut Pasal 21-22 KUPer, ada orang-orang yang
mempunyai domisili mengikuti orang lain, yaitu:
a. Seorang isteri mengikuti domisili suaminya
b. Anak-anak yang belum dewasa mengikuti domisili orang tua/wali mereka
c. Orang dewasa yang ditaruh dibawah pengampuan mengikuti domisili
pegampunya
d. Para pekerja/buruh mengikuti domisili majikannya jika mereka ikut tinggal
dalam rumah majikannya.
b) Tempat tinggal pilihan
Di samping tempat tinggal sesungguhnya,terdapat pula tempat tinggal/domisili yang
dipilih. Hal ini berhubungan dengan hal-hal dalam melakukan perbuatan hukum
tertentu saja,dan dipilihlah tempat tinggal tertentu. Dalam suatu sengketa perdata di
muka hakim,kedua belah pihak yang berpekara atau salah satu dari mereka,berhak
bebas dengan suatu akta memilih tempat tinggal lain dari tempat tinggal mereka
sebenarnya ( pasal 24 ayat 1 KUHPer).

Dilihat dari segi terjadinya peristiwa hukum, tempat tinggal itu dapat digolongkan empat jenis,
yaitu:
1. Tempat tinggal yuridis
2. Tempat tinggal nyata
3. Tempat tinggal pilihan
4. Tempat tinggal ikutan atau tergantung
Tempat tinggal yurudis terjadinya karena peristiwa hukum kelahiran, perpindahan atau
mutasi. Tempat tinggal yuridis ini dibuktikan oleh KTP atau bukti-bukti lain.
Tempat tinggal nyata terjadi karena peristiwa hukum keberadaan yang sesungguhnya.
Umumnya dibuktikan dengan kehadiran selalu di tempat.
Tempat tinggal pilihan terjadi karena peristiwa hukum membuat perjanjian, dan tempat tinggal
itu dipilih oleh pihak-pihak yang membuat perjanjian itu. Tempat tinggal ini dibuktikan oleh akta otentik
yang mereka buat dimuka notaris
Tempat tinggal ikutan (tergantung) terjadi karena peristiwa hukum keadaan status seseorang,
yang ditentukan oleh undang-undang. Pembuktiannya melalui akta perkawinan, KK, KTP orangtua,
putusan pengadilan tentang penunjukan wali pengampu.

Anda mungkin juga menyukai