Anda di halaman 1dari 7

NASKAH TALENT SHOW XII MIPA 2

List Bakat:
1. Fahim : calisthenic
2. Kaffi : teater, circle okhe
3. Ailsa : teater
4. Allia : tari tradisional
5. Rico : teater, circle okhe
6. Annisa : teater
7. Aysah : dance, teater
8. Nisa’ : teater antagonis
9. Dea : tari tradisional
10. Devinta : tari, teater
11. Dizi : teater
12. Rani : dance, tari, main musik, teater
13. Viska : teater
14. Fery : teater
15. Gita : tari tradisional
16. Hamdani : teater, gangster
17. Indah : dance
18. Aang : main gitar
19. Malida : gamelan, dance, teater
20. Fiki : teater, main bass
21. Ahnaf : teater jadi kambing
22. Okhe : teater protagonis, baca puisi
23. Mutiara : dance, tari tradisional, teater
24. Nadia : tari tradisional
25. Adin : senam
26. Naila :tari tradisional, teater
27. Mila : dance, teater
28. Nova : tari tradisional, teater
29. Nuril : tari tradisional, teater
30. Rania : tari tradisional, teater antagonis
31. Linda : tari tradisional
32. Safa : menyanyi, teater
33. Rizky : teater antagonis
34. Sultan : teater jadi hewan
35. Ita : teater
36. Vinky : dance, teater, menyanyi, puisi, tari tradisional

Talent Show : Vinkyyy

Judul : Sang Penakluk Mimpi

• Pembuka
Tari tradisional 1: Nuril, Naila, Nova, Rania, dan Dea
https://youtu.be/BqWw4HPHq1o?si=tnKlmHFqkC19zgpC
Adegan 1: Para Gadis Pembully

- Setelah tari lgsg dilanjut teater pengenalan tokoh/peran


Okhe berperan sbg penyair dan seorang korban bully di sekolah elit krn org biasa, tetapi ada tmn
yg selalu mendukung dia. Teman Okhe (Fahim, Kaffi, Rico)
teater dibuka dg Okhe berada di rumah, duduk menyusun puisi tentang mimpi/impiannya mjd
penyair terkenal sampai tak terasa waktu menunjukkan pukul 3 sore, ia sengaja memasang
alarm krn akan bertemu tmnnya di sebuah cafe.

- Okhe bergegas menuju cafe, setelah sampai ia mendatangi meja di mana sudah ada Kaffi dan
Rico di sana. Mereka asik berbincang sambil menunggu, Rizky dan Fahim datang. Tanpa
mereka sadari di seberang meja ada org² yg selalu membully Okhe yaitu Rizky, Fery, Rania,
Nisa’, Safana. Sekelompok itu memang dikenal suka menindas org² yg menurut mereka tidak
kaya. Kaffi dan Fahim datang bersamaan dg genk tsb yg mulai menggunjing Okhe di depan
pengunjung cafe yg lain. Namun, setelahnya genk tsb diusir oleh pelayan cafe krn menimbulkan
keributan. Teman-teman Okhe menenangkannya dan mengatakan agar tak perlu meresa
bersalah krn itu tentu ulah genk pembully, tetapi Okhe ttp merasa tak nyaman krn sudah
kesekian kali teman-temannya harus terlibat masalah krn dia.

- Cafe ini memang terletak cukup dekat dengan sekolah, sehingga banyak murid
mendatanginya. Melihat kejadian tadi, Aysah dan kawan-kawan ingin sekali merobek mulut genk
pembully itu, tetapi mereka tidak ingin ikut campur terlalu jauh. Setelah cukup lama
menghabiskan waktu dg temannya Okhe kembali pulang, ia duduk termenung di sofa rumahnya
mengingat kejadian di cafe tadi. Ia mencoba mengacuhkan hal itu dan bergegas mandi untuk
melanjutkan puisinya yang tertunda dan akan tidur setelahnya.

Adegan 2: Pagi Lebih Cerah Dengan Kehadirannya

- Okhe terbangun dari tidurnya dan bersiap-siap berangkat sekolah, saat melewati koridor
menuju kelas ia berpapasan dg seorang gadis cantik bernama Megan yang seketika
membuatnye berhenti melangkah dan mulai memandangi Megan dg terkagum. Megan adalah
gadis yang Okhe sukai dr pertama ia menginjakkan kaki di sekolah ini, baginya pagi hari lebih
cerah setelah melihat senyum Megan.

- Setelah bel istirahat berbunyi, Okhe dan kawan-kawan segera menuju kantin untuk mengis
perutnya yg sudah kerongcongan. Mereka menikmati makanan sambil berbincang, Kaffi
bertanya pada Okhe apakah dia akan ikut pertunjukan yang diadakan oleh sekolah dg
menyumbangkan bakatnya dalam berpuisi. Okhe terdiam mendengar pertanyaan tsb, ia merasa
akan sulit utk berpartisipasi krn mengingat banyak org meremehkan kemampuannya. Okhe
kemudian menjawab dg penolakan, omongan org² terus terngiang-ngiang di kepalanya membuat
ia malu dan enggan ikut berpartisipasi. Mendengar jawaban Okhe, mereka merasa bahwa Okhe
pasti terbebani dg cemoohan yg selalu ia dapat, tetapi Okhe lgsg mengelaknya dan beralasan
bahwa ia tak memiliki cukup waktu untuk menyiapkan diri untuk berpartisipasi dlm pertunjukan
yg akan digelar kurang dr 5 hari lagi meskipun sekolah ttp terbuka menerima murid yg ingin
berpartisipasi. Mereka membenarkan alasan Okhe krn pasti butuh waktu lama menyiapkan diri
untuk pertunjukan tsb, Fahim kemudian memulai topik baru ttg kegiatan lainnya.

- Saat asik berbincang, Okhe tidak sengaja melihat Megan berjalan menuju kantin bersama
teman-temannya. Ia kembali terpaku menatap Megan tanpa kedip seakan tak ada hari esok, tak
disangka kehadiran Megan bersamaan pula dg genk yg gemar mem-bully-nya. Melihat Okhe
memandang Megan dg tatapan memuja, mereka lgsg tersenyum licik dan menghampiri tempat
Okhe dan temannya duduk. Mereka tertawa dan mulai berbicara dg suara keras bahwa Okhe
menyukai Megan dan hal itu sangatlah buruk, bagaimana biasa seseorang seperti Okhe berani
menyukai Megan yang dari keluarga terpandang kaya raya. Mendengar ucapan tsb, seisi kantin
lgsg menatap Okhe sambil berbisik. Tak terima dg hal tsb, teman-teman Okhe kembali
membelanya dan bergegas pergi dari kantin, tentu itu membuat Okhe kembali merasa bersalah
krn setiap hal seperti ini terjadi ia tak bisa bahkan utk mengangkat kepalanya krn hinaan tsb
benar adanya.

- Okhe memisahkan diri dg tmnnya dan beralasan ingin pergi ke toilet, mereka mengiyakan krn
Okhe pasti butuh waktu sendiri. Okhe berjalan mengelilingi sekolah dan berhenti di area taman
dekat ruang persiapan pertunjukan, ia mendengar bagaimana murid lain berlatih menyanyi,
suara musik tarian, dan bahakan murid mendengar persembahan komedi untuk pertunjukan
nanti. Ia menghela napas berat, rasanya ingin sekali ikut berpartisipasi dan membaca puisi
terbaik ciptaannya dg lantang. Namun sekali lagi, itu hanya akaj menjadi mimpi belaka baginya.
Okhe kembali ke kelas setelah mendengar bel masuk berbunyi.

- Sepeninggalnya Okhe dan kawan-kawan, Aysah, Rani, Vinky, Malida, dan Mutiara
menghampiri genk pembully tersebut dan menegur mereka untuk berhenti menjadi arogan.
Mereka berdebat sengit krn sekumpulan pembully itu enggan menghentikan aksi tercelanya dan
pergi dari kantin dengan angkuh. Aysah dan kawan-kawan tidak habis pikir dg orang² tsb, harta
mrk tentu milik org tua knp sombong sekali hingga menindas org lain ckckck.

- Megan yang melihat semua kejadian tidak menyenangkan itu cukup khawatir dg keadaan Okhe
krn mulut genk pembully sangatlah jahat. Namun, teman-temannya menenangkan Megan krn itu
hal itu terjadi bukan keinginannya dan mungkin lain kali jika bertemu dgn Okhe bisa meminta
maaf telah membuat ia dihina dikeramaian hanya krn menyukainya. Megan menganggukkan
kepala setuju dan mulai berbincang kembali dg teman-temannya.

Adegan 3: Yang Aku Impikan

- Sudah 3 hari Okhe tidak melihat Megan di seluruh sudut sekolah dan hanya terlihat teman-
temannya saja, ia kembali mengingat kejadian di kantin dan bertanya-tanya apakah Megan
merasa risih atau bahkan benci kepadanya seperti genk pembully tsb. Okhe berpikir, tentu saja
Megan akan membencinya, membayangkan disukai oleh seorang lelaki yang biasa saja seperti
dia pasti sgt menyebalkan.
- Teman-teman Megan yaitu Annis, Nova, Naila, Mila, dan Itaa menyadari tatapan Okhe yang
seperti mencari Megan di antara mereka. Tidak seperti sekumpulan pembully itu, mereka justru
tidak masalah jika Okhe menyukai Megan krn tentu saja Okhe adalah org yg baik hati, tulus, dan
pintar terbukti dr diterimanya dia di sekolah ini dg prestasinya yg luar biasa. Okhe mungkin
merasa tidak terlalu dekat mereka dan enggan bertanya mengenai Megan jd ia segera pergi
menjauh.

- Mengingat hari pertunjukan semakin dekat banyak orang berlalu-lalang dg terburu-buru utk
memberikan penampilan yg terbaik, Okhe merasa semakin iri pada mereka yg sgt antusias
menyiapkan keperluan pertunjukan. Mungkin di lain waktu ia bisa mengadakan pertunjukannya
sendiri yang spektakuler, tidak apa ia akan membuat itu menjadi nyata dan memperlihatkannya
kepada dunia. Melihat raut Okhe yang suram, Rizky segera mencairkan suasana dan
menenangkan Okhe bahwa pasti akan ada waktu di mana ia bisa menunjukkan kemampuannya
dalam berpuisi. Teman lain menyetujuinya dan berkata akan menjadi penonton pertama yang
datang dalam pertunjukannya nanti. Okhe bersyukur sekali memiliki mereka sbg sahabatnya.

- Okhe dan kawan-kawan duduk di bangku taman krn guru yg mengajar mrk sibuk menyiapkan
pertunjukan krm kebetulan jam pelajaran seni, jadi mereka memilih duduk di luar kelas sambil
bersenda gurau. Dan lagi-lagi genk pembully itu datang mengganggu dan mengatakan padanya
untuk berhenti berkhayal menjadi seorang penyair dan menggelar sebuah pertunjukan
spektakuler, bagaimana mereka bisa tau? tentu saja menguping pembicaraan Okhe. Melihat
mereka mulai menggunjing dirinya, Okhe merasa tak tahan dan muak dg segala gangguan yg ia
terima. Dengan lantang Okhe membalas ucapan mereka untuk berhenti menganggu dirinya,
melihat aura Okhe yg tampak sgt marah mrk berusaha tenang dan pergi ttp sambil tertawa licik.

- Saat akan menuju kelas mereka melihat beberapa murid yg mereka tau panitia pertunjukan
sedang membagikan selebaran, lalu datanglah Aysah, Rani, dan Vinky. Mereka membagikan
selebaran yang ternyata berisikan hal-hal ttg pertunjukan esok lusa, Aysah meminta mereka utk
menyempatkan waktu menonton pertunjukan yang telah ia dan teman² siapkan. Vinky
mengiyakan hal tsb, bahwa pertunjukan ini tidak akan mengecewakan para penonton nanti, ini
akan menjadi pertunjukan yang sangat mengesankan. Rani yang memang salah satu anggota
esktra kesenian yg dikenal banyak org tentu mendukung argumen temannya dan menyuruh
mereka datang esok lusa. Okhe dan kawan-kawan tentu dengan senang hati akan menyaksikan
pertunjukan tersebut.

Adegan 4: Sebuah Pertunjukan

- Okhe dan kawan-kawan sudah sampai di sekolah dan bersiap menuju gedung pertunjukan,
setelah melewati loket mereka menempati tempat duduk menunggu pertunjukan dimulai. Saat
melihat ke sekeliling ia tidak sengaja menemukan Megan di antara kerumunan dg teman-
temannya juga menonton pertunjukan hari ini, akhirnya setelah berhari-hari ia dapat melihat
Megan lagi, Okhe kembali duduk dg tenang dan fokus menunggu pertunjukan dimulai.
Pertunjukan akhirnya pun dimulai diawali dg puisi dibacakan oleh Adin, dilanjutkan dengan
menyanyi oleh Indah dan Linda, dan ditutup dengan komedi (sma ky punya aysah dan akan
diimprovisasi spy semua anak dpt bagian).
https://youtu.be/ulHg_NM09bM?si=ixnrKOTOC8gMEPBB
(Hamdani, Aang, Sultan, Ahnaf, Allia, Nadia, Devinta, Viska)

- Selama pertunjukan, konsentrasi Okhe terpecah antara menonton kesenian yang ditampilkan
dan sesekali memerhatikan Megan dan kawan-kawan. Yang diperhatikan bukan tidak menyadari
tetapi ia juga cukup gugup duduk tidak terlalu jauh dengan Okhe, org yang dia sukai. Benar,
Megan yang kata genk pembully itu berasal dari keluarga terpandang kaya raya menyukai Okhe.
Megan tumbuh di keluarga harmonis dan tidak melulu soal uang, di sela-sela pertunjukan teman-
temannya terus menggodanya dg sedikit dorongan dorongan kecil sambil sesekali tertawa geli
melihat Megan yang malu-malu. Okhe? Tentu saja dia tidak tau akan fakta tersebut.

- Setelah pertunjukan selesai Megan berniat menemui Okhe dan meminta maaf perihal kejadian
bbrp hari yg lalu serta mengatakan perasaannya. Namun ia tidak dapat menemukan Okhe di
halaman gedung pertunjukan, merasa Okhe sudah pergi terlebih dahulu teman-temannya pun
menyarankan ia untuk pulang dan mengatakannya di sekolah.

- Benar saja, Okhe kembali pulang setelah pertunjukan berakhir, melihat pertunjukan puisi tadi ia
merasa kembali bersemangat dan siap menunjukkan kemampuannya. Malam itu sebelum tidur,
ia mengirimkan beberapa puisinya untuk dilombakan, dg gugup ia berdoa semoga akan ada
hasil memuaskan dan pergi tidur bersama dg harapan akan keberhasilannya kali ini.

Adegan 5: Megan

- Terhitung sudah 1 bulan sejak pertunjukan sekolah waktu itu, Okhe masih setia menunggu
kabar untuk puisi-puisinya tersebut dan tetap beraktivitas seperti biasa. Genk pembully pun
sudah jarang mengganggunya lagi, ya mungkin bbrp kali dan sisanya hanya tatapan sinis tak
berarti. Tenang rasanya mereka sudah menjauh, tetapi ia masih merasa gelisah mengenai
Megan. Pulang sekolah dimajukan lebih awal krn ujian akan segera tiba, Okhe memutuskan
duduk di taman dan enggan pulang segera. Saat sedang memahami materi pada buku, Okhe
merasa seseorang duduk di hadapannya, ia mengira bahwa itu adalah temannya dan tidak
menaruh perhatian lebih.

- Namun terdengar dehaman yang berbeda dengan suara temannya, ia lantas mengangkat
kepalanya dan menemukan Megan duduk berhadapan dengannya. Okhe terdiam membeku
sejenak, melihat reaksi tsb Megan tertawa kecil membuyarkan lamunan Okhe. Suasana menjadi
canggung, tetapi Megan segera mengatakan apa maksud dia menghampiri Okhe. Setelah
mengatakan segalanya, Okhe benar-benar tidak sanggup berbicara, rasanya ia seperti
bermimpi. Ia dengan cepat meraup kesadarannya lagi dan mengajak Megan untuk berhubungan
lebih dekat atau PDKT, dengan gugup ia mengatakan hal tsb dan Megan justru terdiam tidak
membalas ucapannya. Okhe merasa Megan pasti akan menolaknya, saat akan berbicara tiba-
tiba Megan menyelanya dan menerima ajakan Okhe tsb.
- Hal tersebut tentu tidak berlangsung lama, genk pembully datang dan kembali mengatakan hal
yang tidak baik bahwa Megan harus Okhe bukanlah org yg setara dg dia. Megan tentu
membalas ucapan itu dg tegas bahwa apa yg terbaik bagi dia hanya dialah yg tau, bahkan org
tuanya tidak masalah kenapa justru mereka yg ikut campur. Okhe ikut menimpali kalimat Megan
dg sama tegasnya, merasa tidak bisa melawan mereka segera pergi dari sana. Di bangku
seberang, Aysah dan kawan-kawan menertawakan mereka yang akhirnya kalah itu sembari
menyuruh mereka untuk segera berhenti menjadi seorang pembully tidak berguna. Genk itu
kemudian pergi dg rasa malu yang tak terbendung, melihat Aysah dan kawan-kawan Megan dan
Okhe tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.

Adegan 6: Yang Dinanti

- Akhirnya tiba untuk Okhe melihat hasil akhir lomba yg ia ikuti, dg gugup ia memeriksa hasilnya
dan berhasil. Okhe menjadi pemenang dalam setiap lomba yang ia ikuti dan karyanya akan
segera dibukukan, ia dengan cepat megabari teman-temannya. Berita ini sampai ke telinga para
guru dan kepala sekolah, Okhe diminta menemui kepala sekolah dan guru kesenian. Mereka
menawarkan hadiah apa yg Okhe inginkan sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya kali
ini. Okhe tanpa berpikir panjang mengatakan bahwa ia ingin sebuah pertunjukan. Ia ingin
mengatur pertunjukan dengan teman-teman kesenian yang lain untuk menggelar pertunjukan
kemenangannya, ini bukanlah hal sulit dan sekolah langsung menyetujuinya.

- Okhe keluar keluar ruangan dengan berseri-seri, saat istirahat tiba ia pergi mengunjungi Megan
untuk memberitahu hal ini. Belum sampai di kelas, mereka bertemu di tengah koridor dan
memutuskan pergi ke taman. Megan tentu tau kabar apa yg ingin Okhe sampaikan tetapi ia
membiarkan Okhe menyampaikan sendiri, sesaat setalah Okhe mengatakan bahwa ia akan
menggelar pertunjukan Megan sangat terkejut dan terharu. Ia tau kemenangan yg Okhe raih tapi
tidak dg hadiah dr sekolah, Megan mengucapkan selamat kepada Okhe dan menyemangatinya
dalam menyiapkan pertunjukan. Kali ini Okhe yang dibuat terkejut, pasalnya Megan mengatakan
akan ikut berpartisipasi pada pertunjukan kali ini sbg bentuk ucapam selamat untuk Okhe.

- Setelah persetujuan dari sekolah, Okhe langsung menyiapkan penampilan di pertunjukan nanti.
Anak-anak yg ikut berpartisipasi juga mulai latihannya. Dua bulan waktu persiapan pertunjukan,
sekarang pertunjukan siap dimulai.

• Pertunjukan
Tari tradisional 2: Vinky, Linda, Gita, Rani, dan Mutiara
https://youtu.be/F3XyHwFrKPo?si=oQzt8CwBlMu18_V7
Puisi 1: Okhe
Menyanyi: Safana
Puisi 2: Adin
Menyanyi: Vinky
•Penutup
Puisi: Okhe
Dance: Indah, Aysah, Rani, dan Vinky
Flashmob: https://youtu.be/FlTKgLk-uBA?si=5kVEVDWYLlQa8ibi

Anda mungkin juga menyukai