Semester :6
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
Saat ini, Masril sedang berusaha mendirikan LKMA atau Bank Tani di Kecamatan
Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Niat baiknya ini ia kemukakan dihadapan
pejabat bank, guru besar, ekonom, dan pelaku usaha yang menghadiri Seminar Nasional
Inklusi Keuangan Kawasan Timur Indonesia di Hotel Sahid Makassar, dimana Masril yang
hanya menggunakan sandal jepit menjadi pembicara dalam kuliah umum tersebut. Ia
memfokuskan Bank Tani Maros untuk petani cabai terlebih dahulu, sebelum merambah
petani-petani lainnya, dengan mekanisme sama seperti Bank Tani yang didirikannya di
Sumatera Barat dan tetap memerhatikan kearifan lokal. Kemajuan Bank Tani Maros terlihat
dari sudah adanya 100 petani yang akan menjadi pemegang saham pertama, dimana petani-
petani tersebut mayoritas adalah petani yang tidak menikmati Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Masril Koto merupakan anak pertama dari delapan bersaudara. Lelaki berkulit legam
ini berasal dari Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Di kampung
halamannya, ia adalah petani dan peternak. Namun, sejak tahun 2006 ia adalah seorang
banker. Masril berperawakan kecil, berkulit sawo matang, berkumis lebat, bertampang lucu,
dan murah senyum. Masril juga seorang yang sederhana. Hal ini tercermin dari
penampilannya dalam setiap acara. Misalnya, ia menggunakan sandal jepit saat menjadi
pembicara dalam Seminar Nasional Inklusi Keuangan Kawasan Timur Indonesia di Hotel
Sahid Makassar dan menggunakan kaos putih serta jaket dan celana kain hitam dalam acara
Kick Andy yang menjadikan ia sebagai tamu paling sederhana di antara tamu lainnya.
Masril adalah seorang yang tak tamat Sekolah Dasar (SD). Ia meninggalkan bangku
SD saat berada di kelas 4 karena kendala keuangan. Ia hanya pernah mengikuti sekolah
lapangan (SL) petani dari Dinas Pertanian Sumbar di Nagari Tabek Panjang, Kecamatan
Baso, Kabupaten Agam. Dari latar belakang pendidikannya tersebut, pria berusia 47 tahun itu
kini mampu mendirikan kurang lebih 580 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA)
yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Barat, di mana aset semuanya ditaksir
mencapai Rp100 miliar.
Berkat ide dan kerja kerasnya itu, Masril Koto sering diundang oleh Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Jawa Barat, Bengkulu, dan Bali untuk berbagi
cerita tentang pengelolaan LKMA. Bank Indonesia Sumbar juga mengundang Masril untuk
memberikan training kepada karyawan lembaga keuangan mikro (LKM) tentang pendekatan
baru dalam melayani nasabah. Dia merasa bangga idenya berjalan baik dan dapat membantu
para petani. Berkat prestasinya tersebut, Masril Koto mendapat penghargaan ‘Man of the
Years From West Sumatera’ pada tahun 2010. Kemudian, dia mendapat penghargaan
‘Danamon Awards’ dan tampil di acara ‘Kick Andy’.
Tapi dia tak mau berpuas diri. Masril yang kini sering tak sempat mengurus kebun,
sawah, dan ternaknya, masih memiliki banyak ide lain yang ingin direalisasikan. Di
antaranya, membuat asuransi dan dana pensiun untuk para petani. Dia juga ingin membuat
skim khusus pembiayaan untuk pertanian organik.
Sumber :
M Kautsar. 2022. “Tidak Tamat SD, Ini Profil Masril Koto Pendiri Bank Petani”.
https://news.sariagri.id/88561/tidak-tamat-sd-ini-profil-masril-koto-pendiri-bank-
petani
2022. “Masril Koto, Bankir Sukses yang Tak Lulus Sekolah Dasar”. Tokoh Inspiratif.
https://tokohinspiratif.id/masril-koto-bankir-sukses-yang-tak-lulus-sekolah-dasar/