Anda di halaman 1dari 4

SAMBUTAN

PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI


DALAM RAKERNAS KEMENTERIAN AGAMA RI
“TRANSFORMASI KEMENTERIAN AGAMA MENUJU
INDONESIA EMAS 2045”
(Disampaikan dalam acara Rakernas Kementerian Agama, di Semarang, 5 Februari 2024)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Menteri Agama RI,


Yang terhormat Wakil menteri Agama RI,
Yang terhormat para pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Agama
RI
Yang terhormat Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
beserta jajarannya.
Bapak, Ibu Saudara dan hadirin sekalian yang kami hormati.

Pertama-tama perkenankanlah saya mengajak Bapak, Ibu dan Saudara-


saudara sekalian mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas
karunia dan izin-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang penuh berkah ini
dalam keadaan sehat wal-afiat. Kami mengucapkan terima kasih dan atas
nama Piminan dan Komisi VIII DPR RI atas undangan untuk memberikan kata
sambutan dalam acara Rakernas Kementerian Agama RI, yang mengambil
tema ‘’Transformasi Kementerian Agama Menuju Indonesia Emas 2045’’.
ATema ini sangat strategis, salah satu ciri Indonesia Emas 2045 adalah
terwujudnya kehidupan masyarakat yang inklusif yang ditandai dengan makin
meningkatkanya partisipatif masyarakat yang berlandasakan keadilan dan
kesetaraan dalam kebhinnekaan dan kebangsaan. Pencapaian Visi Indonesia
dibangun dengan 4 pilar pembangunan, yaitu Pembangunan Manusia serta
Penguasaaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta Pemantapan Ketahanan
Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Masing-masing pilar berisi bidang-
bidang pembangunan, dari pendidikan hingga politik luar negeri, yang harus

1
dibangun dan dipercepat hingga tahun 2045 untuk mewujudkan Visi Indonesia
2045, yaitu, Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas, Komisi VIII DPR RI
mendorong Kementerian Agama RI pertama lebih bersungguh-sungguh
meningkatkan kualitas pelayanan prima, yaitu memberikan penguatan kinerja
KUA yang dalam tugasnya juga memberikan pelayanan kepada semua
pemeluk agama. Kedua, meningkatkan fungsi pendididikan mulai dari tingkat
Diniyah hingga Perguruan Tinggi melalui dukungan ketersediaan sarana dan
prasarana, kualitas tenaga pendidik serta dukungan anggaran pendidikan
keagamaan yang memadai. Ketiga Komisi VIII DPR RI juga mendukung
Kementerian Agama untuk terus melakukan penguatan penyelenggaraan
Pondok Pesantren sebagai amanah Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019
tentang Pesantren, yang diantaranya dalam Pasal 49 mengamanatkan
Pemerintah menyediakan dan mengelola dana abadi Pesantren yang
bersumber dan merupakan bagian dari dana abadi pendidikan. Hal ini sangat
penting, karena mandate undang-undang dan sekaligus wujud komitmen
negara terhadap pondok pesantren yang secara historis memperjuangkan
lahirnya Indonensia Merdeka.
Hadirin yang terhormat
Sejalan dengan tujuan terselenggarakannya Rakernas ini, maka Komisi
VIII DPR RI terus memberikan perhatian peran Kementerian Agama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, terampil, kompeten dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
Hal ini tentunya sesuai dengan Firman Allah:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk


dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya)
untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-
hambaNya” (QS Fushshilat - 46).
Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa peran pendidikan menjadi
fondasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Sedangkan dalam
sudut pandang spirit Agama bahwa pergaulan sosial itu sudah ada skenario

2
yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana peran
dilakukan dalam mencapai tujuan. Dalam dimensi spiritual tersebut hendak
menjadi nilai-nilai dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting. Dalam
bahasa Howard Gardner, ahli pendidikan yang melahirkan teori multiple
intelligencia, nilai transenden masuk dalam kategori kecerdasan eksistensialis
atau spiritual.
Konsep kecerdasan menurut Howard Gadner selain mencakup dimensi
kemampuan memecahkan suatu masalah juga kemampuan menciptakan
masalah baru untuk dipecahkan. Kecerdasan juga merupakan kemampuan
menciptakan sesuatu atau menawarkan sesuatu pelayanan yang berharga
dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Berdasarkan konsep tersebut tentunya peran pendidikan di lingkungan
Kementerian Agama bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah, lebih dari itu, membangun peradaban dengan menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik
menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu
merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).
Dengan kata lain, membangun peradaban yang baik harus melibatkan bukan
saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga
“merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang
baik (moral action). Membangun peradaban menekankan pada habit atau
kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Hadirin yang terhormat

Pencarian paradigma baru menuju Indonesia Emas ditinjau dimensi Ilmu


Pengetahuan harus terus dikembangkan secara kritis dan terus menerus,
berdasarkan paradigma yang berorientasi pada filsafat teocentris dan
antroposentris sekaligus. Ilmu Keagamaan yang dikembangkan adalah
pendidikan yang menghilangkan atau tidak ada dikotomi antara ilmu dan
agama, serta ilmu tidak bebas nilai tetapi bebas dinilai.
Menuju Indonesia Emas Tahun 2045 juga harus diperkuat dengan
kualitas beragama yang bisa diukur bila kesalehan ummat beragama yangtidak
sekadar bermakna individual, melainkan sosial. Kesalahen sosial akan
melahirkan sikap-sikap kemanusiaan dalam berbagai kebijakan politik maupun
ekonomi. Seharusnya yang dipentingkan bukan hanya jumlah rumah ibadatnya
saja, melainkan pada orientasi hidup yang bernilai pengejawantahan pada nilai
kebersamaan, solidaritas, dan kesetiakawanan. Nilai-nilai ini hanya bisa
ditumbuhkan bila agama menjadi inspirasi batin. Tetapi, tampaknya hal ini

3
belum terwujud secara optimal karena kerukunan agama hanya dalam wacana
belaka dan belum menjadi habitus bangsa. Kerukunan belum menjadi menjadi
cara pandang, cara berpikir, dan cara berperilaku manusia-manusia beragama
di Indonesia. Pluralitas yang seharusnya menjadi modal utama untuk
pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian, hal yang mendasar
ditumbuhkan adalah bagaimana masing- masing agama dan para pemeluknya
adalah agar agama berpihak kepada realitas kehidupan yang semakin harmoni.
Sehingga agama memiliki wajahnya yang lebih profetis, harus menjadi sumber
moralitas dalam kehidupan ini. Pertanyaannya bagaimana kehidupan
beragama dapat menjadi media komunikasi iman dalam mengubah kehidupan
ini yang semakin lebih baik.
Tentunya hal ini menjadi tantangan kedepan Kementerian Agama,
Kementerian Agama harus lebih responsif dan melakukan akselerasi berbagai
kebijakan pembangunan yang berpijak pada keilmuan dan kemajuan
kehidupan yang integratif antara nilai spritual, moral dan meterial bagi
kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam Forum Rakernas ini menjadi
momentum melakukan dan memotret berbagai dinamika kondisi lingkungan
masyarakat, baik kondisi masa kini maupun kondisi pada masa akan datang,
karena perubahan kondisi lingkungan merupakan tantangan dan peluang yang
harus diproses secara capat dan tepat. Sebelum menutup Kata Sambutan
saya ingin menyampaikan bahwa “ketika nilai-nilai agama tersingkirkan,
tunggulah kehancuran akan terjadi” (When religion is banished human
outhority totters to its fall). Oleh karena itu menuju Indonesia Emas tidak bisa
lepas dari pijakan nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia.
Akhir kata, sekian sambutan dari kami atas nama Komisi VIII DPR-RI
mengucapkan selamat selamat ber Rakernas, semoga Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan kemaudahan kita dalam
mengemban tugas kepada bangsa dan Negara.

Billa Hittaufiq Wal Hidayah,


Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI
WAKIL KETUA,

H. ABDUL WACHID

Anda mungkin juga menyukai