Anda di halaman 1dari 13

Eksistensi dan

urgensi pendidikan
islam
Nama kelompok :
1. Beni Angga Permana P(20212068620808)
2. Marsel Gusti Pratama (20212068620818)

Dosen Pengampu :
Jumangat,M.Pd.I.
Inti materi yang dibahas
Eksistensi dan Posisi PAI dalam
01. urgensi pendidikan 03. sistem pendidikan
islam Nasional

Substansi PAI dalam


02. Orientasi PAI dalam
pembentukan karakter
04. ilmu pengetahuan
teknologi dan seni
01 Eksistensi dan urgensi
pendidikan islam
Pendidikan Islam merupakan bimbingan yang dilakukan
terhadap terdidik untuk membentuk nilai moral dan akhlak
dalam masa pertumbuhanya agar ia memiliki kepribadian
muslim. Secara sederhana pendidikan islam merupakan suatu
sistem pendidikan yang berbasis nilai-nilai islam yaitu
memprioritaskan Alqur’an dan Hadist baik dalam aspek akidah
maupun sains dan teknologi. Adapun tujuan utama pendidikan
islam adalah untuk membentuk dan mencerdaskan manusia
dengan menanam nilai islam untuk mendekatkan diri kepada
Allah dalam mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Singkatnya eksistensi pendidikan Islam yang mengatur hal
yang paling sederhana hingga perkara-perkara yang sangat
terperinci. Sehingga memperluas khazanah ilmu pengetahuan
Islam. Indonesia sendiri dalam sistem pendidikan nasionalnya
menerangkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Urgensi Pendidikan Islam sebagai usaha mengembangkan
fitrah manusia dengan ajaran Islam, agar terwujud (tercapai)
kehidupan manusia yang makmur dan bahagia baik di dunia
maupun di akhirat. Satu hal yang harus selalu disadari oleh kita
adalah adanya kebutuhan manusia akan pendidikan.
Orientasi PAI dalam
02
pembentukan karakter
Pendidikan agama merupakan salah satu materi yang bertujuan
meningkatkan akhlak mulia serta nilai-nilai spiritual dalam diri anak. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan agama mempunyai peranan yang penting dalam
melaksanakan pendidikan karakter disekolah. Oleh karena itu Pendidikan agama
menjadi salah satu mata pelajaran wajib baik dari sekolah tingkat dasar,
menengah dan perguruan tinggi.
Akhlak selalu menjadi sasaran utama dari proses pendidikan dalam Islam,
karena akhlak dianggap sebagai dasar bagi keseimbangan kehidupan manusia
yang menjadi penentu keberhasilan bagi potensi paedagogis yang lain. Prinsip
akhlak terdiri dari empat hal yaitu:
1) Hikmah ialah situasi keadaan psikis dimana seseorang dapat membedakan
antara hal yang benar dan yang salah.
2) Syajaah (kebenaran) ialah keadaan psikis dimana seseorang melampiaskan
atau menahan potensialitas aspek emosional dibawah kendali akal
3) Iffah (kesucian) ialah mengendalikan potensialitas selera atau keinginan
dibawah kendali akal dan syariat
4) ‘adl (keadilan) ialah situasi psikis yang mengatur tingkat emosi dan
keinginan sesuai kebutuhan hikmah disaat melepas atau melampiaskannya.
Prinsip akhlak diatas menegaskan bahwa fitrah jiwa manusia terdiri dari potensi
nafsu yang baik dan potensi nafsu yang buruk, tetapi melalui pendidikan
diharapkan manusia dapat berlatih untuk mampu mengontrol kecenderungan
perbuatannya kearah nafsu yang baik. Oleh karena itu Islam mengutamakan
proses pendidikan sebagai agen pembentukan akhlak pada anak.
Adapun hal-hal yang perlu dibiasakan sebagai akhlak yang terpuji dalam Islam, antara lain:
1. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaat, baik bagi diri maupun orang lain.
2. Adil dalam memutuskan hokum tanpa membedakan kedudukan, status sosial ekonomi, maupun kekerabatan.
3. Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan
4. Pemurah dan suka menafkahkan rizki baik ketika lapang maupun sempit
5. Ikhlas dalam beramal semata-mata demi meraih rida Allah 6) Cepat bertobat kepada Allah ketika berdosa
6. Jujur dan amanah
7. Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup
8. Penuh kasih saying
9. Lapang hati dan tidak balas dendam
10. Menjaga diri dari perbuatan yang menghancurkan kehormatan dan kesucian diri
11. Malu melakukan perbuatan yang tidak baik
12. Rela berkurban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama Allah.
03
Posisi PAI dalam
sistem pendidikan
Nasional
Secara yuridis, posisi pendidikan agama (Islam) berada pada posisi yang sangat setrategis, baik pada UUSPN
No.2 tahun 1989 maupun dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003. Pada UUSPN 1989 dinyatakan, bahwa pedidikan
nasional bertujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu
nanusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tukan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kedudukan pendidikan islam dalam sistem pendididkan nasional adakalanya sebagai mata pelajaran dan
adakala sebagai lembaga.
a. Sebagai mata pelajaran
Istilah “pendidikan agama islam” di Indonesia dipergunakan untuk nama suatu mata pelajaran dilingkungan
sekolah-sekolah yang berada di bawah pembinaan departemen pendidikan nasional, pendidikan agama dalam
hal ini agama islam termasuk struktur kurikulum. Ia termasuk kelompok mata pelajaran wajib dalam setiap jalur
jenis dan jenjajang pendidikan.
b. Sebagai lembaga
Apabila pendidikan agama islam di lingkungan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan
departemen pendidika nasional terwujud sebagai mata pelajaran, maka dilingkungan departemen agama
terwujud sebagai satuan pendidikan yang berjenjang naik mulai dari taman kanak-kanak(Raudhat al-athfat),
sampai kepegurun tinggi(Al-jamiat). Pengertian pendidikan keagamaan islam disini mengacu kepada satuan
pendidikan keagamaan atau lembaga pendidikan keagamaan islam
Substansi PAI dalam
ilmu pengetahuan
teknologi dan seni 04
Ilmu Pengetahuan
Dalam pemikiran Islam, ada 2 sumber ilmu, yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan
dalam mengembangkan akalnya dengan catatan dalam pengembangan tetap terikat dengan wahyu dan tidak bertentangan dengan
syariat. Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah bersifat abadi dan tingkat kebenaran mutlak. Sedangkan ilmu yang bersumber dari
pemikiran manusia bersifat perolehan, tingkat kebenaran nisbi (relatif), oleh karenanya tidak ada istilah final dalam suatu produk ilmu
pengetahuan, sehingga setiap saat selalu terbuka kesempatan untuk melakukan kajian ulang atau perbaikan kembali. Pada dasarnya,
ilmu dalam ajaran Islam mempunyai klasifikasi dan karakteristik yang bercorak Ilahiyah. Oleh karena itu, ilmu dalam Islam tidak dapat
diceraipisahkan dengan iman, bahkan dapat dikatakan bahwa ilmu itu bersumber dari Allah yang Maha berilmu. Allah sebagai sumber
ilmu mendidik manusia melalui ayat-ayat Allah, baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam Al-Qur’an dan sunnatullah yang ada di
alam ini. Dengan demikian manusia berusaha untuk mempunyai ilmu untuk membina iman yang dapat membahagiakan kehidupannya
di dunia dan di akhirat.
Teknologi
Islam melihat sains dan teknologi sebagai suatu perkara yang amat penting, karena dengan sains dan teknologi manusia dapat
mengenal Tuhannya, menegakkan hakikat kebenaran, membawa manusia kepada sifat pikir dan zikir, membantu manusia dalam
melaksanakan syariat dan menjaga keseimbangan serta keharmonisan alam.
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila suatu penemuan tidak dibangun di atas landasan iman dan takwa.
Sama halnya dengan pengembangan teknologi yang lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan
bernilai kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya. Apabila teknologi tidak dikembangkan atas dasar iman, maka yang
akan muncul adalah kerusakan bagi kehidupan umat manusia.
Seni
Seni Islam memiliki lima hukum, yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Seni dikatakan wajib jika diperlukan untuk
kebaikan Islam. Seni itu sunnah jika diperlukan untuk meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan umat Islam. Seni menjadi
makruh apabila seni mengandung unsur yang sia-sia dan tidak diperlukan oleh manusia. Ia akan menjadi haram apabila berbentuk
hiburan semata. Hiburan di sini yang artinya melalaikan. Hiburan yang di dalamnya ada unsur benda haram seperti arak, judi,
narkoba, dan maksiat adalah hiburan yang diharamkan.
Hukum asal seni adalah mubah karena seni sendiri adalah keindahan. Allah Maha Indah cinta terhadap keindahan. Salah satu
fungsi hidup manusia adalah bagaimana ia dapat membumikan sifat-sifat-Nya dalam kehidupan. Salah satu sifat Allah adalah indah.
Oleh karena itu, bagaimana manusia dapat mengekspresikan keindahan dalam segala kegiatannya. Kegiatan termasuk
pengembangan kesenian dalam berbagai bentuknya. Hukum seni dapat berubah menjadi makruh bahkan haram sama sekali,
manakala seni lepas dari akarnya yaitu tauhidullah.
Seni yang lepas dari tauhidullah adalah seni yang landasannya nafsu dan thagut. Tentu saja umat Islam dilarang mengembangkan
kesenian yang landasannya adalah thagut dan pemenuhan hasrat nafsu dan syahwat.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai