Anda di halaman 1dari 8

PROFILE

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LOMBOK BARAT

Visi dan Misi


Visi Kementerian Agama

Visi Kementerian Agama ditetapkan merujuk pada Visi Presiden dan Wakil Presiden tahun 2020-
2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong Royong” dan mempertimbangkan hasil capaian kinerja 5 tahun terakhir,
potensi dan permasalahan yang dihadapi, serta aspirasi masyarakat. Visi Kementerian Agama
tahun 2020-2024 sebagai berikut:

“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang
saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”

Terdapat 6 (enam) kata kunci didalam Visi Kementerian Agama, yaitu : Profesional, Andal,
Saleh, Moderat, Cerdas dan Unggul. Makna dalam masing-masing kata kunci dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Profesional artinya adalah memiliki keahlian dan keterampilan yang memerlukan


kepandaian khusus.

2. Andal artinya bahwa dapat dipercaya dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

3. Saleh artinya taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah

4. Moderat artinya selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan
berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah.

5. Cerdas artinya sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan
sebagainya) dan tajam pikiran.

6. Unggul artinya lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dan sebagainya) daripada yang
lain-lain.

Berdasarkan keenam kata kunci tersebut, maka yang dimaksud dengan Kementerian Agama yang
profesional dan andal adalah Kementerian Agama didukung oleh ASN yang memiliki keahlian
dan keterampilan yang memerlukan kepandaian khusus serta dapat dapat dipercaya dalam
menghasilkan produk yang berkualitas di bidang agama dan pendidikan.

Yang dimaksud “dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul” adalah
produk yang berupa masyarakat yang taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah, selalu
menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem dan berkecenderungan ke arah dimensi
atau jalan tengah, sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan
sebagainya) dan tajam pikiran, serta lebih pandai dan cakap.

Yang dimaksud “untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan gotong royong” adalah bahwa masyarakat yang mempunyai ciri-ciri di atas akan
memberikan kontribusi terhadap terwujudnya visi Presiden dan Wakil Presiden dalam
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong
royong. Dalam jangka panjang, capaian Visi ini akan memberikan kontribusi kepada Visi
Pendidikan Indonesia 2025 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 “Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan
Kamil/Insan Paripurna)”.

Misi Kementerian Agama

Dalam rangka mencapai Visi Kementerian Agama ditetapkan Misi yang berorientasi pada Misi
Presiden dan Wakil Presiden yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya;

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya; dan

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

Berdasarkan kesembilan misi di atas, sesuai dengan Visi Kementerian Agama terdapat 4 (empat)
dari 9 (sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, yaitu misi nomor 1,3,5,dan 8, sehingga
Misi Kementerian Agama, sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama; (Dukungan terhadapMisi Presiden dan


Wakil Presiden nomor 1 dan 5);

2. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama; (Dukungan terhadap Misi
Presiden dan Wakil Presiden nomor 5)

3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata; (Dukungan terhadap Misi
Presiden dan Wakil Presiden nomor 1 dan 3)

4. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;(Dukungan terhadap Misi


Presiden dan Wakil Presiden nomor 1 dan 3)

5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan; (Dukungan terhadap Misi


Presiden dan Wakil Presiden nomor 1)

6. Memantapkan tatakelola kepemerintahan yang baik (Good Governance); (Dukungan


terhadap Misi Presiden dan Wakil Presiden nomor 8)

Sejarah Kementerian Agama

Sejarah Lahir berdirinya Kementerian Agama bermula dari usul utusan Komite Nasional
Indonesia (KNI) Daerah Keresidenan Banyumas pada Rapat/ Sidang Pleno Komite Nasional
Indonesia Pusat KNIP (sekarang DPR/ MPR RI) tanggal 24 28 November 1945 di Gedung
Fakultas Kedokteran Salemba Jakarta. Usul yang disampaikan oleh KH. Abu Dardiri, KH. Soleh
Suady dan M.Soekoso Wirjosapoetro bahwa hendaknya urusan agama diurusi oleh kementrian
khusus dan tersendiri. Atas apresiasi Muhammad Natsir, Dr. Moewardi, Dr. Marzoeki Mahdi,
Kartosoedarmo dan anggota KNIP yang lain mendukung dan memperkuat usul tersebut. Usul
tersebut disampaikan kepada Perdana Menteri Sutan Syahrir, kemudian diteruskan kepada
Presiden untuk mendapat persetujuan.

Moh. Hatta yang saat itu menjabat Wakil Presiden menjanjikan bahwa usul tersebut akan
mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah. Diperkirakan 1 bulan setelah usul itu,
yakni 3 Januari 1946 (29 Muharram 1364 H) keluarlah Penetapan Presiden RI No. 1/SD/1946 yang
berbunyi Presiden Republik Indonesia, mengingat usul Perdana Menteri dan Badan Pekerja
Komite Nasional Indonesia Pusat, memutuskan untuk mengadakan Kementerian Agama.

Berita berdirinya Kementrian Agama tersebar di kalangan masyarakat melalui siaran Radio
Republik Indonesia (RRI), Koran-koran perjuangan dan dari mulut ke mulut. Pada tanggal 2
September 1945 (pada masa kabinet RI/ Kabinet Presidentil Presiden Soekarno), sebenarnya telah
terbentuk 14 kementrian dan 4 Menteri Negara; tetapi pemerintah tidak sekaligus memberntuk
Kementrian Agama.

Hal itu antara lain karena;

1. Tengah menetapkan politik, ekonomi, pendidikan, sarana, sosial, pertahanan/ keamanan,


dll.

2. Segera setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin negara disibukkan oleh perebutan
kekuasaan (dari tangan jepang) yang memerlukan waktu dan perjuangan fisik;

3. Pembentukan kementrian sering tertunda pada setiap sidang pleno KNIP karena masalah
situasi dan mendesaknya keamanan rakyat.

Kementerian Agama benar-benar terbentuk pada masa kabinet Syahrir/ Kabinet Parlementer I
dengan HM. Rasyidi sebagai Menteri Agama, yang sebelumnya sebagai Menteri Negara;
sedangkan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama dijabat MR. A. Soebagyo. Pada tanggal 4
Januari 1946 (hari kedua pendirian Kementerian Agama) Pusat Pemerintahan Negara RI pindah
ke Yogyakarta sebagai kantor sementara sebelum akhirnnya pusat pemerintahan Negara RI
kembali ke Jakarta.

Adapun Tugas Pokok Kementrian Agama saat itu (Berdasarkan penetapan Presiden RI No. 5/SD,
tgl. 25 Maret 1946) adalah Menampung urusan Mahkamah Islam Tinggi (Hoor foor Islamitiesche
Zaken) yang sebelumnya menjadi wewenang Departemen Kehakiman (Devartment van Justitie).
Tugas pokok itu diperkuat dengan Maklumat Pemerintah (No.2, tanggal 23 April 1946), yakni
menampung tugas dan mengangkat Penghoeloe Landraad, Penghoeloe, Anggota Pengadilan
Agama dan Penghoeloe Masdjit serta para pegawainya, yang sebelumnya menjadi wewenang
Residen dan Bupati.

Berikut adalah nama-nama Kepala Kantor Kementerian Agama Lombok Barat yang pernah dan
sedang memimpin di Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat:

1. H. Agus Alwi (1971 1975)

2. Drs. H. Anang Zaenudin (1975 1989)

3. Drs. H. M. Tajudin (1989 1997)

4. H. Munadjah H.M. Thoha (1997 1998)


5. Drs. Nursim (1999 2000)

6. Drs. H. Sya’ban, SH., M.Ag (2000 2008)

7. Drs. H. Muslim, MA (2008 2017)

8. H. Jaelani, M.Pd (2017 2020)

9. Dr. H. Jalalussayithi, M.Pd (2020 2023)

10. Drs. H. Haryadi Iskandar (2023 s.d sekarang),

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Barat membawahi 10 (sepuluh) Kontor Urusan
Agama Kecamatan dan Tujuh Satker, yaitu:

10 Kantor Urusan Agama Kecamatan:

1. KUA Sekotong

2. KUA Lembar

3. KUA Gerung

4. KUA Kuripan

5. KUA Kediri

6. KUA Labuapi

7. KUA Narmada

8. KUA Lingsar

9. KUA Gunungsari

10. KUA Batulayar

7 Satuan Kerja:

1. Madrasah Aliyah Negeri Lombok Barat


2. Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lombok Barat
3. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Lombok Barat
4. Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Lombok Barat
5. Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Lombok Barat
6. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Lombok Barat
7. Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Lombok Barat
Lambang Kementerian Agama

MAKNA ISI LAMBANG :

1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
Pancasila, bermakna bahwa karyawan Kementerian Agama selalu menaati dan menjunjung
tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas Pemerintahan dalam Negara
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi bermakna
Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menunjukkan
kebulatan tekad para Karyawan Kementerian Agama untuk membela Kemerdekaan Negara
Kesatuan republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa Karyawan
Kementerian Agama mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil,
makmur dan merata.
4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara
kebahagiaan duniawi dan ukhrawi, materil dan spirituil dengan ridha Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa.
5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada
proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari Kitab Suci.

6. Kalimat “Ikhlas Beramal” bermakna bahwa Karyawan Kementerian Agama dalam mengabdi
kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.
7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar
umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
8. Kelengkapan makna lambang Kementerian Agama melukiskan motto : Dengan Iman yang
teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan
tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan
Kementerian Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah Ibadah.

( Lambang Kementerian Agama Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor : 717 Tahun 2006 )

Tugas dan Fungsi

Tugas :
Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi :
Dalam menjalankan tugasnya, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat Islam,


Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan
agama dan keagamaan;
b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama;
c. PengelolaanBbarang Milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agama;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agama;
e. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Agama di
Kabupaten/Kota;
f. Pelaksanaan kegiatan teknis dari Provinsi sampai ke Kabupaten/Kota;
g. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan di bidang agama dan keagamaan;
h. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal; dan
i. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Agama.
LIMA BUDAYA KERJA KEMENTERIAN AGAMA

INTEGRITAS

Keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar

INDIKASI POSITIF

1. Bertekad dan bekemauan untuk berbuat yang baik dan benar

2. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi

3. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Menolak korupsi, suap, atau gratifikasi

INDIKASI NEGATIF

1. Melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan

2. Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi

3. Menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan

PROFESIONALITAS

Bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik

INDIKASI POSITIF

1. Melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan

2. Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja

3. Melakukan pekerjaan secara terukur

4. Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu

5. Menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan

INDIKASI NEGATIF

1. Melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang

2. Melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan tugas dan fungsi


3. Malas dalam bekerja

4. Melakukan pekerjaan dengan hasil yang tidak sesuai dengan standar

INOVASI

Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik

INDIKASI POSITIF

1. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan

2. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif

3. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi

4. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien

INDIKASI NEGATIF

1. Merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai

2. Bersikap apatis dalam merespons kebutuhan stakeholder dan user

3. Malas belajar, bertanya, dan berdiskusi

4. Bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan

TANGGUNG JAWAB

Bekerja secara tuntas dan konsekuen

INDIKASI POSITIF

1. Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu

2. Berani mengakui kesalahan, bersedia menerima konsekuensi, dan melakukan langkah-


langkah perbaikan

3. Mengatasi masalah dengan segera

4. Komitmen dengan tugas yang diberikan

INDIKASI NEGATIF

1. Lalai dalam melaksanakan tugas

2. Menunda-nunda dan/atau menghindar dalam melaksanakan tugas

3. Selalu merasa benar dan suka menyalahkan orang lain

4. Menolak resiko atas hasil pekerjaan

5. Memilih-milih pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi

6. Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab

KETELADANAN

Menjadi contoh yang baik bagi orang lain


INDIKASI POSITIF

1. Berakhlak terpuji

2. Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh keramahan, dan adil

3. Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan dan teman sejawat

4. Melakukan pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri

INDIKASI NEGATIF

1. Berakhlak tercela

2. Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati

3. Memperlakukan orang berbeda-beda secara subjektif

4. Melanggar peraturan perundang-undangan

5. Melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai