KELOMPOK 3
Aprilya Yugasanty
Khairunisa Annur
Maudy Khoiriah I. S.
Muhammad Faesal P.
Muhammad Sigit A.
Semuliano
Suci Ima Putri
Tajudin Noor
Yoka Gianfranco
Wahyudi
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah umum Pendidikan Pancasila. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Penulis membuat makalah
ini dari kumpulan buku, dan internet sebagai pedoman membuat makalah.
Pendidikan pancasila masih sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa
kecintaan terhadap Bangsa Indonesia dan mengembangkan kesadaran berbangsa
dan bernegara.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Bapak H. Barto Mansyah
SPd.MH, teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan motivasi membantu dalam pengembangan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena
itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidaklah sulit untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka sungguh pantas apabila
Pancasila digunakan
sebagai landasan dasar bangsa Indonesia. Karena pancasila bersifat universal.
Dimana semua unsur yang terkandung didalamnya dapat diterima semua pihak
baik nasional maupun internasional. Itu disebabkan karena Pancasila merupakan
kepribadian bangsa Indonesia dan mengandung unsur-unsur luhur jiwa bangsa
Indonesia.
Sudah seharusnya pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi acuan
Undang-Undang Dasar 1945, menjadi acuan kebijakan, dan turunan dari
kebijakan ini adalah undang-undang dan peraturan dibawahnya, dari perumusan
kebijakan, implementasi sampai pada evaluasi kebijakan.
B. RUMUSAN MASALAH
Kebijakan pemerintah apa saja yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
pancasila?
C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
D. MANFAAT
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan:
Adapun kebijakan pemerintah yang sesuai dengan sila pertama antara lain:
1. Pendidikan agama
Pendidikan agama di Indonesia telah diadakan sejak tahun 1950, dengan
dibentuknya panitia bersama yang dipimpin Prof. Mahmud yunus dari
Departemen Agama, Mr. Hadi dari Departemen P dan K, hasil dari panitia itu
adalah SKB yang dikeluarkan pada bulan Januari. Isinya ialah:
a. Pendidikan agama yang diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat.
b. Di daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat, maka pendidikan agama
diberikan mulai kelas I SR dengan catatan bahwa pengetahuan umumnya tidak
boleh berkurang dibandingkan dengan sekolah lain yang pendidikan agamanya
diberikan mulai kelas IV.
c. Di sekolah Lanjutan Pertama dan Tingkat Atas (umum dan kejuruan) diberikan
pendidikan agama sebanyak 2 jam seminggu.
d. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam
satu kelas dan mendapat izin dari orang tua / walinya.
e. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama, dan materi pendidikan
agama ditanggung oleh Departemen Agama.
Kebijakan ini sesuai dengan sila pertama pancasila yang menjamin penduduk
untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya,
Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, Negara
memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
mediator ketika terjadi konflik agama. Faktor pendukung lainnya adalah dalam
sidang pleno MPRS, pada bulan Desember 1960 diputuskan sebagai berikut:
“Melaksanakan Manipol Usdek dibidang mental/agama/kebudayaan dengan
syarat spiritual dan material agar setiap warga Negara dapat mengembangkan
kepribadiannya dan kebangsaan Indonesia serta menolak pengaruh-pengaruh
buruk kebudayaan asing (Bab II Pasal 2 ayat 1)”.
Dalam ayat 3 dari pasal tersebut dinyatakan bahwa: “Pendidikan agama menjadi
mata pelajaran di sekolah-sekolah umum, mulai sekolah dasar sampai
Universitas,”
o Hari Raya Waisak : Waisak dirayakan pada bulan Mei saat terang bulan untuk
memperingati peristiwa lahirnya Siddharta (623 SM), Siddharta menjadi Budha
(588 SM), dan wafatnya Budha Gautama (543 SM)
o Hari Raya Nyepi : Merupakan perayaan tahun baru Hindu. Perayaan tahun baru
ini dimulai dengan kegiatan menyepi yang bertujuan untuk untuk menyucikan
Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
o Tahun Baru Hijriyah : Merupakan perayaan tahun baru islam yang diperingati
setiap tanggal 1 Muharam dalam sistem penanggalan Hijriyah.
o Maulid Nabi Muhammad : Merupakan peringatan peristiwa lahirnya Nabi
Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal sistem
penanggalang Hijriyah.
o Isra Mikraj : Merupakan peringatan peristiwa isra mikraj Nabi Muhammad yang
diperingati pada tanggal 27 Rajab (Hijriyah). Isra merupakan peristiwa
diberangkatkannya Nabi Muhammad oleh Allah dari Masjidil Haram (Mekkah)
menuju Masjidil Aqsa (Palestina) yang dilanjutkan dengan Mikraj yaitu Nabi
dinaikkan dari bumi ke Sidratul Munthoha untuk menerima perintah kewajiban
sholat. Peristiwa ini terjadi dalam waktu semalam.
o Hari Idul Fitri : Merupakan hari raya Islam yang diperingati pada tanggal 1
Syawal dalam penanggalan Hijriyah sebagai akhir dari pelaksanaan ibadah puasa.
o Hari Raya Idul Adha : Merupakan hari raya Islam yang diperingati pada tanggal
10 Dzulhijah. Idul Adha menjadi puncak pelaksanaan ibadah haji dan pelaksanaan
ibadah qurban.
o Tahun Baru Imlek : Merupakan perayaan tahun baru dalam sistem penanggalan
Tionghoa.
o Wafat Isa Almasih : Merupakan peringatan wafatnya Isa Almasih yang dikenal
juga sebagai Jumat Agung. Jumat Agung diperingati pada hari Jumat sebelum
Paskah.
o Kenaikan Isa Almasih : Merupakan hari raya Kristen untuk memperingati
peristiwa naiknya Yesus ke surga yang diperingati pada hari ke-40 setelah Paskah.
o Hari Natal : Merupakan hari raya Kristen yang diperingati pada tanggal 25
Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus.
Jaminan perlindungan tentang hak asasi manusia yang terdapat dalam Undang-
Undang Dasar Tahun 1945, diantaranya adalah sebagai berikut.
Undang-Undang
Landasan Operasional
a) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Pasal 2
a. Ayat (1) “Setiap warga Negara, secara perorangan atau kelompok, bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab
berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berkumpul, dan bernegara”
b. Ayat (2) “penyampaian pendapat di muka umum dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan undang-undang ini”
Pasal 8 menyatakan “Masyarakat berhak berperan serta secara bertanggung
jawab untuk berupaya agar penyampaian pendapat di muka umum berlangsung
secara umum, tertib, dan damai”
Tahap Pertama
1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) untuk pengawalan dan penyelesaian
hambatan perizinan dalam pelaksanaan berusaha (end to end).
Satgas terdiri dari Satgas Nasional dan Satgas pada kementerian/lembaga,
provinsi, dan kabupaten/kota. Tugasnya koordinasi untuk meningkatkan
pelayanan seluruh perizinan yang menjadi kewenangannya (end to end). Dalam
pelaksanaan tugasnya, Satgas Nasional membentuk klinik penyelesaian hambatan,
di antaranya yaitu Klinik Tata Ruang dan Kehutanan, Klinik Pertanahan, dan
Klinik Ketenagakerjaan.
Satgas meliputi Leading Sector (utama) dan Satgas Supporting (pendukung).
Satgas Leading Sector bertanggungjawab untuk melakukan pengawalan,
pemantauan, dan penyelesaian hambatan atas perizinan berusaha di sektornya
(end to end) dan melakukan peningkatan pelayanan seluruh perizinan berusaha di
sektornya (end to end). Satgas Leading Sector pada kementerian/lembaga antara
lain berada pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perhubungan.
Satgas Supporting memberikan dukungan untuk perizinan berusaha pada leading
sector. Satgas Supporting pada kementerian/lembaga berfungsi sebagai Satgas
Leading Sector dalam bidang tertentu. Satgas pada provinsi atau kabupaten/kota
dapat menjadi Satgas Leading Sector dalam hal perizinan berusaha sepenuhnya
menjadi kewenangan gubernur atau bupati/walikota.
Setiap Satgas wajib menyampaikan laporan secara berkala. Satgas Leading Sector
maupun Satgas Supporting menyampaikan laporannya kepada Satgas Nasional.
Satgas Nasional menyampaikan laporannya kepada Presiden.
2. Penerapan perizinan checklist pada KEK, FTZ, Kawasan Industri, dan Kawasan
Pariwisata.
Perizinan checklist berupa daftar seluruh perizinan yang harus diselesaikan oleh
pelaku usaha dalam waktu tertentu. Setelah pelaku usaha memperoleh pendaftaran
penanaman modal (Indicative Investment Certificate), pelaku usaha memilih
kawasan untuk tempat berusaha.
Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kemudian memberikan kepada pelaku
usaha, berupa akta pendirian dan pengesahan badan usaha, NPWP, Tanda Daftar
Perusahaan, Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), Angka Pengenal Impor (API), dan
Akses Kepabeanan.
Selanjutnya pelaku usaha menandatangani checklist sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan checklist tersebut merupakan perizinan sementara yang mencakup:
perizinan lingkungan (UKL-UPL), sertifikat tanah, rencana teknis bangunan/IMB,
dan Izin Usaha.
Hal ini diharapkan bisa mempercepat proses pemberian fasilitas perpajakan,
fasilitas kepabeanan dan cukai, serta kemudahan untuk ketenagakerjaan,
keimigrasian, dan pertanahan. Pelaku usaha dapat melakukan pembebasan tanah
dan melakukan konstruksi.
Tahap Kedua
1. Reformasi peraturan perizinan berusaha.
Menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan evaluasi
atas seluruh dasar hukum pelaksanaan proses perizinan berusaha yang berlaku
pada saat ini termasuk untuk UMKM.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, masing-masing melakukan penyederhanaan
pengaturan perizinan berusaha melalui penerbitan peraturan pengganti (baru)
termasuk Perda.
Di mana memuat secara jelas mengenai standar pelayanan perizinan PTSP yang
mencakup pelaku usaha yang eligible untuk mendapatkan perizinan, persyaratan,
prosedur dan jangka waktu penyelesaian. Kemudian biaya penerbitan perizinan
(PNBP atau Pajak Daerah/Retribusi Daerah), kewajiban PTSP untuk memberikan
perizinan apabila semua persyaratan telah lengkap dan benar.
Dalam hal persyaratan belum lengkap dan benar, PTSP wajib memberitahukan
secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi persyaratan pembentukan
layanan pengaduan, seluruh proses perizinan yang telah disempurnakan
dilaksanakan dalam bentuk penggunaan teknologi informasi (online) termasuk
pemanfaatan tanda tangan digital (digital signature).
5 macam kebijakan yang telah dibuat oleh Pemerintah yang sesuai dan yang
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, baik kebijakan yang terkait
dengan bidang politik, ekonomi, hukum, social maupun pendidikan.
Kebijakan Ekonomi
Kebijakan Pendidikan
Karena tidak lulus ujian nasional banyak pelajar yang depresi bahkan
bunuh diri.
Untuk peserta ujian nasional yang kondisinya sedang hamil (siswi) tidak
boleh ikut, tetapi yang menghamili boleh ikut.
Kebijakan Politik
Kebijakan social
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang
penerapan pancasila dalam kehidupan. Mohon permakluman dari semuanya jika
dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun
pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
Daftar Pustaka
e-widiyanto. (2016), “makalah pancasila : kebijakan pemerintah yang sesuai
dengan Pancasila” http://e-widiyanto.blogspot.com/2016/12/makalah-pancasila-
kebijakan-pemerintah.html/ (diakses 4 september 2018)
Detik finance. (2017), “Ini Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi Jilid ke-16”
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3622929/ini-paket-kebijakan-
ekonomi-jokowi-jilid-ke-16./ (diakses 2 september 2018)